Rira keluar dari penginapan sambil membawa uang yang dia punya, Rira tidak sabar melihat toko aksesoris seakan Rira di panggil ke sana oleh sesuatu.
Saat di perjalanan banyak orang yang sedang menuju ke suatu tempat, menurut Rira itu seperti sesuatu yang menarik baginya. Jadi sebelum dia pergi ke toko aksesoris Rira pergi ke tempat orang ramai tersebut.
Ternyata ada sebuah pertunjukan burung yang sangat menarik perhatian khalayak umum. Pertunjukan itu berisi burung-burung yang terbang dan membentuk barisan.
Rira yang melihat itu merasa takjub setelah melihat burung-burung yang bisa seperti itu, setelah selesai burung-burung itu menyanyi dengan suara yang berbeda-beda.
Lalu datang seorang akrobatik yang membantu pertunjukan burung-burung tersebut. Ternyata orang itulah yang telah mengajari burung-burung itu untuk menyanyi dan membuat barisan.
Rira merasa cukup lama menonton pertunjukan yang dilakukan oleh orang itu dengan burung-burungnya. Rira segera meninggalkan tempat pertunjukan itu lalu segera pergi ke tempat toko aksesoris.
Rira berjalan sambil melihat keadaan sekitar, kota Turbin adalah kota yang begitu damai dan kotanya selalu ramai.
Setelah sampai, Rira melihat-lihat aksesoris yang di jual di toko tersebut mulai dari gelang, lonceng, kincir angin, topeng, anting, jepit rambut, dan cincin.
"Silakan mau beli yang mana?" penjual itu menawarkan dagangnya kepada Rira.
Rira mencoba satu per satu semua aksesoris yang di jual di toko tersebut Rira terlihat sangat tidak cocok saat menggunakan aksesoris yang ada di toko tersebut.
Sebuah anting yang berbentuk bintang dengan warna merah menarik perhatian Rira, sehingga Rira mendatangi anting tersebut lalu bertanya ke penjual,
"Anting ini hanya ada satu, kemana pasangannya?" Rira menunjukkan anting itu ke penjual.
Penjual itu hanya menemukan anting itu di tengah jalan wilayah kerajaan ke lima dan penjual itu juga sudah mencari-cari pasangan dari anting tersebut, tetapi dia tidak menemukannya dimana pun!
Rira sedikit kecewa, tapi dia tidak masalah jika hanya ada satu anting ini saja asalkan harganya murah meriah karena hanya satu. Penjual itu memberi tahu Rira kalau harga dari anting itu setara dengan harga satu kerajaan,
"Harganya enam juta prize!" penjual itu melihat daftar harga anting itu.
"Mata uangnya ganti lagi?" Rira terkejut kalau mata uang untuk membeli anting itu sudah berbeda dengan koin kelopak bunga.
Mata uang yang ada di seluruh kerajaan berbeda-beda, jika tidak memakai uang prize maka anting itu tidak dapat di beli oleh Rira.
Rira meminta izin kepada sang penjual supaya menunggunya dan anting itu tidak boleh di jual kepada orang lain kecuali dirinya, penjual itu menyimpan anting itu dan akan menunggu Rira.
Rira pergi dari toko aksesoris lalu bertanya kepada orang lain mengenai 'pertukaran uang' salah satu orang memberi tahu lokasi tempat itu kepada Rira.
Orang itu menggunakan pakaian yang sangat rapi dan begitu mewah, masalahnya Rira tadi tidak melihat orang yang memberi tahu lokasi tersebut, Rira hanya melihat pundak orang itu jadi wajahnya tidak kelihatan karena orang itu lebih tinggi dari Rira.
Setelah masuk ke dalam suatu tempat yang di tunjukkan Rira bertanya kepada seorang wanita yang sedang duduk di kursi sambil membaca buku. Rira mendekati wanita tersebut dan bertanya mengenai mata uang prize,
Wanita itu menutup bukunya dan menjawab pertanyaan Rira, sebelum itu Rira harus duduk menunggu gilirannya. Rira menuruti kata wanita itu lalu Rira duduk di tempat yang sudah di sediakan.
Menunggu giliran Rira seseorang menghampiri Rira lalu duduk di samping Rira yang sendirian. Rira tidak menoleh ke orang itu karena takut wajahnya kelihatan olehnya, orang itu tiba-tiba memuji jubah yang di kenakan oleh Rira.
Rira hanya diam, orang itu tidak menyerah untuk menarik perhatian Rira, orang itu terus- menerus memuji Rira dan orang itu mencoba memegang tangan kiri Rira yang sedang berada di pangkuannya.
Orang itu tanpa pikir panjang memeluk Rira dengan erat di saat yang bersamaan Lyra yang sedang berlari karena di kejar Kara merasa sangat sakit bahkan dia sampai terjatuh.
"Lyra!! Kara semua ini bukan urusanmu jadi jangan makan kami jika kau tidak memakan kami makanlah Nero." Katanci menunjuk Nero,
Nero langsung di kejar kembali oleh Kara, sebagai gantinya Lyra dan Katanci tidak di makan oleh Kara. Katanci mendekati Lyra lalu memeriksa keadaannya, setelah selesai di periksa oleh Katanci keadaan Lyra sangat aneh.
"Lyra....apa kau dengar? apa yang terjadi padamu?" Katanci mengangkat Lyra,
Lyra hanya diam sambil memikirkan Rira dan Lyra menyuruh Katanci untuk mencari jalan yang paling cepat menuju ke kerajaan ketiga, Katanci menyarankan supaya mereka beristirahat di kerajaan ke empat lalu pergi ke kerajaan ketiga.
"Waktu kita cukup!" Lyra melihat ke belakang.
"Kita akan pergi ke kerajaan ke empat lalu ke kerajaan ketiga, lagi pula jaraknya kerajaan ke empat dengan kerajaan ketiga tidak jauh." Katanci memaksa Lyra untuk pergi ke kerajaan ke empat.
Lyra menghela napas, dengan perasaan senang karena tidak di makan oleh Kara maka mereka segera menuju ke kerajaan ke empat. Nero masih berlari sambil menyerang satu per satu Kara menggunakan panah apinya,
"Aku akan mati di sini." Nero berhenti berlari sambil melihat Kara yang akan segera menghampirinya.
Lyra seperti melupakan sesuatu begitu juga dengan Katanci seperti melupakan sesuatu yang sangat penting dan karena terlalu penting mereka membuatnya menjadi umpan yang murah meriah.
Lyra mencoba mengingat sesuatu yang dia lupakan, sepertinya Katanci mengingatnya yang mereka lupakan itu es krim dari kerajaan ke delapan.
"Pangeran? NEROOOO!!!!" Katanci berteriak histeris lalu berlari secepat mungkin mencari Nero.
Di tempat lain...
Giliran Rira untuk menukar uangnya, sayangnya dia tidak ada di tempat. Wanita yang memanggil Rira untuk giliran menukar uangnya memutuskan untuk mencari Rira karena dari tadi namanya di panggil tapi dia tidak datang-datang.
Wanita itu melihat tempat terakhir dia melihat Rira lalu tanpa di sadari wanita itu pergi ke pintu keluar dengan sepatu yang telah menginjak sesuatu.
Wanita itu melihat sekeliling, karena merasa Rira sudah pergi dia kembali ke dalam untuk memanggil giliran selanjutnya, sebelum dia masuk ke dalam seorang anak kecil berteriak kepada wanita itu.
Semua orang yang ada di dekat sana menghampiri anak tersebut lalu anak itu menunjuk ke arah sepatu wanita tadi. Dengan sangat terkejut semua orang segera memanggil petugas keamanan ke sana.
Wanita itu melihat sepatunya yang telah menginjak darah yang masih terlihat sangat segar, semua orang beserta wanita tersebut menelusuri tempat pertukaran uang tersebut.
Lalu menemukan mayat seorang gadis kecil dengan kondisi yang mengenaskan seperti baru saja di bunuh.