Nero menepuk bahu kanannya, Lyra tambah kesal tapi di saat seperti itu muncul teriakan seorang anak kecil di sebelah toko baju.
Lyra menarik Nero untuk pergi dari antrean es krim ke tempat teriakan tadi. Betapa terkejutnya asal suara itu memang berasal dari anak kecil dan penyebab ia menangis ialah Katanci yang sedang menjahilinya.
Katanci memukul kepala anak kecil itu dengan palu mainan yang terbuat dari kayu yang sangat keras, Nero melepaskan tangan Lyra yang menariknya lalu mendekati Katanci,
"Katanci, pagi ini kau menelan makanan apa?" Nero tersenyum manis,
Katanci memalingkan pandangannya ke arah lain. Katanci memarahi anak kecil ini karena dia tidak sengaja melihat kejadian pembunuhan yang ada di tempat pertukaran uang.
"Itu informasi yang bagus, aku ingin tahu siapa pembunuhnya dan Katanci kau tidak harus memukul kepalanya!" Lyra mendekati Katanci lalu mengambil palu mainan itu dari Katanci.
Nero berjongkok di hadapan anak kecil untuk bertanya siapa namanya dan kejadian pembunuhan tersebut. Anak itu laki-laki tapi berambut panjang seperti tidak pernah di potong,
Nama anak itu Kruse dan ia tidak memiliki orang tua maupun saudara, tidak punya rumah, dan tidak punya teman. Kruse di hindari banyak orang karena dia dapat melihat hantu,
"Melihat hantu itu maksudnya apa?" Katanci memegang dagunya dengan salah satu jarinya.
Nero juga ikut ikutan bingung tidak dengan Lyra yang terlihat sudah tahu tentang Kruse dan rumor tentangnya, Lyra memukul kepala Katanci dan Nero dengan keras menggunakan palu mainan yang di pegang oleh Lyra.
Nero terjatuh lalu kepalanya terdapat benjolan yang cukup besar. Katanci tidak terkena pukulan palu tersebut karena dia memakai topi anti pukulan yang dia sembunyikan di bajunya lalu memakainya tepat sebelum gilirannya untuk di pukul.
"Ayo, ke tempat makan supaya kita berbicara lebih mudah!" Nero mengusulkan untuk pergi ke tempat makan lalu Nero juga punya alasan lain yaitu ia kelaparan.
Saat mereka hendak pergi ke tempat makan dari arah timur kerajaan terdengar suara teriakan yang sangat keras. Lyra memutuskan untuk pergi ke tempat makan bersama Kruse, sedangkan Katanci mengantre es krim.
Nero segera pergi ke tempat teriakan itu berasal dengan cara berlari. Setelah sampai, terlihat tempat itu sangat berantakan seperti baru saja di acak-acak oleh sesuatu dan Nero masih berlari.
Dengan wajah terkejut Nero berhenti berlari dan menemukan patung yang sangat besar dengan bentuk seperti macan yang sedang membuka mulutnya.
Di lain tempat, Lyra dan Kruse sedang berbincang-bincang mengenai kejadian pembunuhan yang terjadi di tempat pertukaran uang.
"Ak–...aku melihat seseorang yang memakai jubah sedang duduk, aku rasa dia menunggu gilirannya untuk menukarkan uang. Lalu seorang gadis yang menjadi korban pembunuhan mendatangi orang yang berjubah itu lalu gadis itu seperti ingin menarik perhatian orang berjubah itu."
"Oh iya, ayo masuk dulu kita malah berbicara di depan tempat makan ini. Nama tempat ini 'Resto duduk, makan, bayar' nama yang unik!" Lyra membaca papan yang ada di atas pintu masuk.
Mereka berdua pun duduk lalu memesan makanan. Setelah makanan sampai, mereka berdua makan sampai habis dan tidak lupa untuk membayar makanan yang mereka makan menggunakan uang Lyra.
"Untung aku punya uang sendiri tanpa memberi tahu Nero sama Tanci ehh Katanci maksudnya." Lyra bergumam sendiri.
Setelah itu Lyra kembali bertanya kepada Kruse mengenai pembunuhan tersebut. Kruse menggatakan dengan detail mengenai kejadian yang ia lihat,
Kruse menggatakan kalau orang berjubah itu tiba-tiba berdiri dan melihat ke atas, sedangkan gadis itu bertanya-tanya kepadanya tentang apa yang ia lihat di atas.
Lalu tempat pertukaran uang tiba-tiba menjadi gelap gulita sehingga dari luar tidak kelihatan apa yang sedang terjadi di dalam. Kruse hanya mengatakan itu kepada Lyra dan dengan ekspresi cukup marah Lyra memukul kepala Kruse.
Lyra menggatakan kalau kejadian pembunuhan itu adalah orang berjubah itu, tapi Kruse membantah ke Lyra dengan memukul meja dengan keras. Kruse menggatakan kalau itu tidak mungkin karena setelah beberapa menit kemudian orang berjubah itu menghilang!
"Setiap penjahat pasti setelah berbuat kejahatan akan langsung pergi sebelum ketahuan, kalau setelah membunuh dan masih berada di tempat itu namanya bukan penjahat tapi..." Lyra ragu-ragu menggatakan hal itu kepada Kruse.
Kruse menjadi diam setelah mendengar perkataan Lyra, namun Kruse memberi tahu ke Lyra bahwa sebelum tempat itu menjadi gelap gulita, Kruse melihat seseorang yang sedang membawa sebuah bunga mawar bewarna hitam keputihan.
Lyra memegang dagunya menggunakan tangan kanannya lalu dia sedang berpikir serius dan merasa kalau dia pernah bertemu dengannya di suatu tempat.
Kemudian Lyra meminta penjelasan atau ciri-ciri orang tersebut dengan jelas ke Kruse. Sayangnya, Kruse hanya melihat orang itu secara sekilas jadi dia tidak begitu mengingatnya.
Saat sedang berbicara, Katanci datang dan menghampiri mereka berdua sambil membawa sebuah boneka kelinci yang bewarna putih dan berukuran kecil.
"Katanci...semoga peti matimu segera di buat!" Lyra memalingkan pandangannya ke arah jendela di sampingnya.
Katanci cemberut lalu duduk di samping Kruse dengan wajah yang suram tapi di dalam hatinya dia seperti berada di taman bunga yang sangat banyak jenis bunganya.
Kruse hanya bisa diam sembari waspada supaya tidak terkejut atas tingkah laku mereka berdua yang akan di luar dugaan.
Lyra bertanya ke Kruse kalau dia itu 'Lyra' yang selalu di bicarakan semua orang. Dengan wajah penuh uap karena marah Kruse bilang kepadanya kalau dia tidak akan takut kepada Lyra karena dia pernah bertemu dengan seseorang yang sangat jahat.
Katanci memeluk bonekanya dengan erat sambil menatap Kruse dan pada saat masih ingin berbincang-bincang tiba-tiba tanah bergetar hebat sehingga membuat orang-orang yang ada di dalam tempat makan maupun di luar sangat panik.
Getaran itu tidak berhenti lalu Lyra menepuk kedua tangannya sekali dan seketika itu getaran hebat itu berhenti. Kruse yang melihat Lyra menghentikan getaran itu merasa sangat takjub kepada Lyra,
Kecuali Katanci yang melihat kakinya yang tidak sengaja Kruse injak, dengan wajah marah Katanci menatap Kruse dan ingin membunuhnya. Sedangkan Kruse melihat ke arah Lyra tanpa menyadari kalau salah satu kakinya menginjak kaki Katanci.
Lyra berdiri dan membisikkan sesuatu kepada Kruse dan setelah selesai dia pergi meninggalkan mereka berdua di tempat makan tersebut. Dengan wajah pucat Kruse melihat ke arah Katanci,
"Kruse kau hari ini jadi lalapan atau makanan! meskipun prinsipnya sama-sama akan di makan, aku harap kau tidak di makan oleh monster yang ada di sampingmu!" itulah isi bisikan dari Lyra kepada Kruse.
Setelah itu Kruse melihat Katanci yang sedang bersiap menerkamnya. Lyra pergi begitu saja tanpa peduli keadaan Kruse.
Lyra melihat Nero yang sedang bertarung melawan sesuatu yang begitu besar. Lyra melihat Nero seperti katak yang sedang melompat-lompati bangunan yang ada di sana.