Serangan Nero tepat mengenai Lyra, namun berbalik pedang Nero mengenai Neko yang sedang menutup matanya. Tapi Neko tidak terlihat kesakitan meskipun sudah terkena serangan Nero yang sangat kuat.
Dan juga, Neko tidak berteriak kesakitan meskipun dia kekurangan banyak darah. Lyra yang melihat Neko terlihat sangat senang dan bilang, "Baru kali ini aku bisa seperti ini!"
Setelah Nero menyerang Neko wajahnya sangat pucat dan terkejut "kenapa pedangnya mengenai Neko? padahal tadi arah-nya ke Lyra."
Neko yang terkena pedang langsung terpental cukup jauh dan Neko memuntahkan darahnya dan luka yang diterimanya sangat parah karena pedang Nero tertancap di jantung-nya.
"NEKOOOOOOO!!" Nero mendarat dari lompatan-nya dan langsung berlari ke arah Neko.
Sedangkan Lyra menahan tawa karena melihat wajah Nero yang panik. Lyra menurunkan kedua tangan-nya dan melihat ke belakang. Dan bertanya-tanya di dalam hatinya tentang desa kelahiran Rira ini, sangat aneh karena desa ini memiliki sesuatu yang seharusnya tidak boleh di miliki oleh kerajaan atau bahkan desa sekali pun.
Kembali ke Nero...
Setelah sampai di tempat Neko yang terpental karena serangan-nya, Nero segera mencabut pedangnya dari tubuh Neko. Tapi Neko tidak bergerak sama sekali yang membuat Nero berpikir dia akan mati.
Nero sedikit mengangkat kepala Neko dengan tangan kanan-nya dan tangan kirinya memegang wajah Neko. Dengan suara yang pelan dan kecil Nero menyampaikan sesuatu kepada Neko, meskipun Neko tidak bisa mendengar apa yang akan di katakan Nero,
"Hei...Ne-Neko...apa kau lupa? bahwa ki-kita tidak boleh...mati...sebelum makan es krim... aku bahkan tidak punya uang...untuk membelikan-mu es krim....sekarang aku sudah punya uang....Ayo...Kita...Beli...Es krim.."
Nero menitiskan air matanya di wajah Neko. Lalu dia langsung memeluk erat Neko dan berteriak histeris. Tangisan Nero sama sekali tidak menggerakkan hati Lyra yang masih fokus untuk melihat panti.
Dan juga Lyra yang melihat hal itu dia merasa tidak bersalah karena dari awal Lyra bisa memindahkan serangan ke target lain dan dia juga tidak bilang bahwa nanti serangan-nya mengenai siapa.
"Itu bukan salahku, aku juga tidak peduli...Hmmm api di panti asuhan ini tidak padam?" Lyra sibuk mengamati panti asuhan Rira yang terbakar.
Di saat yang bersamaan, Rira yang berada di dalam pikiran Lyra atau tempat Lyra sebelumnya, terlihat membuka matanya tapi salah satu matanya(bagian lensa mata) terlihat akan retak.
Lyra yang merasakan sesuatu yang tidak enak dari dalam tubuhnya yang membuatnya sedikit pusing tapi hal itu tidak menjadi masalah karena Lyra akan segera menyelesaikan misteri yang ada di panti Rira.
Nero yang masih bersedih tidak merasa takut atau tidak merasa kehilangan adik satu-satunya tapi tubuh Nero sama sekali tidak bergemetar karena sangat takut jika benar-benar kehilangan Neko.
Tubuh Nero seperti memberi tahu Nero sesuatu yang sangat penting dengan cara melihat kekuatan aura yang terpancar sangat kuat dan berbentuk seperti benang kecil yang mengarah ke arah Lyra.
Nero melepaskan pelukan-nya dari Neko dan meletakkan pelan-pelan tubuh Neko ke tanah.
Nero melihat Lyra dan tanpa melihat kekuatan Lyra yang amat besar itu atau di kenal sebagai Putri pengguling kerajaan tidak kenal namanya pantang mundur Nero bersiap untuk melawan Lyra.
Meskipun Lyra sangat, meskipun sudah tahu tidak akan menang, dan tidak bisa melukai Lyra sedikit pun tapi tidak akan tahu jika di coba. Nero yang bersiap menyerang seperti di arahkan oleh sesuatu untuk segera menyerang Lyra.
Sedangkan Lyra yang merasakan kekuatan pedang suci yang bernama Yorwers Ends yang di gunakan oleh pendekar yang sangat terkenal yaitu Keriko.
Keriko di kenal pendekar yang sangat hebat bahkan dia pernah bertemu tiga utusan sekaligus untuk berbicara mengenai perjanjian yang saling menguntungkan Utusan dan Keriko sendiri.
Salah satu Utusan yang paling kanan menawarkan keabadian, pengetahuan, sihir iblis, dan rahasia dunia.
Utusan yang berada di tengah menawarkan perlindungan, kekuatan tanpa batas, dan umur yang panjang.
Utusan yang terakhir atau paling kiri menawarkan sihir dunia, keberuntungan, dan sihir dewa.
Jika penawaran itu belum cukup maka ketiga Utusan akan menambahkan penawarannya. Hal itu sama sekali tidak membuat Keriko senang melainkan marah.
Dia marah karena di anggap boneka yang akan tunduk di hadapan mereka bertiga, saat mereka berempat sedang melakukan perjanjian, sebuah cahaya yang sangat terang datang.
Cahaya itu adalah pesan untuk Keriko supaya dia tidak melakukan perjanjian kepada salah satu Utusan. Keriko sudah tahu hal itu, kemudian cahaya itu menghilang.
Keriko tidak percaya kepada pesan itu dan ketiga Utusan. Mereka hanya ingin kekuatan Keriko untuk menghancurkan seluruh dunia, lalu jiwa Keriko akan di jadikan senjata terkemuka di dunia.
Meskipun mendapatkan keabadian, sihir dunia atau sihir iblis, atau pun perlindungan jika nyawa Keriko dan jiwanya di jadikan seperti itu sudah jelas kalau...
Keriko tidak bisa menerima semua itu meskipun semua perjanjian itu sangat menguntungkan baginya. Tapi Keriko sangat tahu apa yang sangat di untungkan bagi mereka bertiga selain menggunakan nyawa dan jiwanya dan Keriko memutuskan untuk menolak mentah-mentah perjanjian itu.
Banyak rumor yang bilang, bahwa Keriko merupakan seorang pria yang di utus langsung oleh dewa-dewa yang menciptakan semua isi bumi. Keceriaan di mana-mana saat bumi ini masih sangat indah lalu kesedihan yang di takuti pun datang, yaitu bumi mulai di hancurkan oleh seorang anak yang bernama Lyra.
Kembali ke Lyra...
Lyra masih sangat fokus ke panti dan akhirnya dia tahu kenapa panti ini mau menerima Rira, asal kedua orang tua Rira, dan dia menemukan bola kristal yang ber aksesoris cincin dan Lyra menyimpulkan ada dua jawaban yang ia temukan, tapi yang mana yang benar?
Lyra melihat kobaran api di panti sama sekali tidak padam.
"Api ini dari sihir, hmmm.. pakai sihir air saja supaya lebih ce—" kata-kata Lyra terpotong karena Nero menyerang Lyra menggunakan bola api dari belakang.
"Fira..." Nama bola api tadi adalah fira.
"Heeeee..lumayan kalau begitu aku waters..." Dari dalam tanah muncul getaran kecil di sertai tetesan air yang terbang di sekitar Lyra.
Lalu mereka berdua menembak-kan laser ke arah target mereka, punya Lyra berwana biru dan punya Nero berwana merah. Mereka berdua terus menerjang laser mereka sampai ada yang kalah.
"Kiseki fira arrow.." Nero terus menyerang dan meningkatkan kekuatan lasernya dan membuat sihir bantuan berupa anak panah yang terus datang ke arah laser Lyra.
"Waters sa demination..." Lyra melipat gandakan arah serangan-nya seperti pusaran ombak tanpa henti.
Dan akhirnya...