Chereads / Kenapa Aku Sendirian / Chapter 12 - Pohon besar...

Chapter 12 - Pohon besar...

Setelah melihat Nero, Katanci meminta supaya dia dan Nero bertarung sekarang juga, karena itu adalah tujuan Katanci sudah jauh-jauh datang dari kerajaan keempat.

"Tidak.." dengan cepat Nero bilang seperti itu dan berjalan ke depan dan mendahului mereka berdua.

Nero melihat ke sekeliling, banyak sekali retakan tanah seperti ada pertarungan yang baru saja terjadi. Nero tidak melihat ada luka pada Katanci dan Rira lalu berpikir itu hanya fenomena alam.

Katanci terlihat kesal, karena Nero menolak ajakan bertarung melawan-nya, meskipun begitu katanci tetap berpura-pura kalau dia tidak mengenal Rira dengan cara...

Namun, sebelum itu dia beralasan bahwa dia atau lebih tepatnya kabar menganai Lyra sangat terkenal sampai-sampai di seluruh penjuru kerajaan tidak ada yang tidak mengenali Lyra.

Katanci berpikir kalau dia lupa karena dia bersama Rira lalu Nero sama sekali tidak takut saat di dekat Rira. Dengan berani Katanci bertanya kepada Nero,

"Nero, Rira ini menurutmu mirip siapa?" Katanci bertanya dengan mengulurkan tangan kirinya ke arah Rira.

"Dia pasti mirip ibunya.."jawab singkat Nero yang membuat Rira tersentak kaget sedangkan Katanci mengalihkan pandangan matanya ke arah lain dengan wajah "Aku juga tahu."

Setelah mereka berjalan cukup lama sambil berbincang-bincang soal Katanci yang berkeliaran di semua kerajaan, membuat Rira senang karena dia punya teman cerita, kalau Nero mendengarkan suara laba-laba yang sepertinya akan terancam punah.

"Nero...aku minta maaf karena aku banyak bicara sampai-sampai kau menghilang dari pandanganku.." mata Rira berkaca-kaca sambil melihat ke arah Nero.

Nero membuka mulutnya lalu keluar jiwanya yang sedang berputus asa karena tidak sengaja meninggalkan Rira sendirian di tengah jalan.

Katanci menyentuh jiwa Nero yang masih melayang-layang dan berusaha menendangnya. Rira meneteskan air matanya dan menangis dengan deras.

Jiwa Nero masih melayang-layang dan berhasil Katanci tendang ke bawah tepat ke arah mulut Nero yang masih terbuka dan tidak sengaja saat di tendang ada hewan yang baru saja terbang tepat ke arah mulut Nero.

"Ne-Nero enak tidak?" Katanci merasa bersalah karena Nero baru saja makan serangga.

Jiwa Nero kembali dengan rasa cokelat dan bau yang menyengat. Nero menatap Rira lalu mencoba meminta maaf karena meninggalkannya.

"Rira...aku minta maaf...dan maaf sekali jika aku meninggalkanmu sendirian di sana." Nero mengusap air mata Rira menggunakan rambut Katanci.

Lalu Rira tidak sengaja mengeluarkan ingus yang cukup banyak. Setelah mengusap hidungnya Rira mencoba berhenti menangis.

"WAAAAAAH...kenapa pakai rambutku...pakai bajumu saja kenapa?" Katanci panik.

"Rambutmu lembut, kalau pakai bajuku nanti basah dan juga kau membuatku makan serangga." protes Nero.

Katanci juga protes karena wajah Nero yang tampan "Pasti itu sihir topeng!" Katanci menuduh Nero sambil mencubit kedua pipi Nero.

Nero melepaskan cubitan Katanci lalu menggatakan bahwa wajahnya itu murni seratus persen. "Kalau tampan jangan salahkan aku!"

Mereka berdua pun berhenti berkelahi lalu melihat Rira yang masih menitiskan dua atau tiga air mata lalu...

Rira akhirnya berhenti menangis dan tersenyum kembali. Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan ke suatu tempat. Dua jam kemudian...

Mereka bertiga melihat ada pohon besarnya seperti gunung berapi, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon itu. Saat Nero menyiapkan api unggun dia terlibat cemas karena pasti nanti banyak monster datang kemari.

"Tidak usah cemas kan ada aku." Katanci tersenyum dengan kedua tangan di pipinya.

Katanci merapalkan mantra sihir, "Lindungi kami dari hewan buas supaya teman kami Nero yang telah membuat anak perempuan menangis bisa beristirahat dengan tenang."

"Woi...kau ingin aku mati–"

"Loss Waters Rains...." Katanci membuat pelindung dengan kekuatan hujan.

Nero yang mulutnya kemasukan air di tambah lagi dia kehujanan karena sihir Katanci, pergi mendekati Katanci tapi Nero tidak bisa bergerak karena dia di berikan pelindung hujan yang mengelilinginya.

"Yang sungguh-sungguh..." Nero menggenggam erat tetesan air hujan-nya.

Katanci menghilangkan pelindung dari Nero dan menggunakan pelindung yang benar karena tadi sihir racun air yang bisa membuat pelindung pada satu target tapi targetnya tidak bisa bergerak dan karena terkena air hujan pelindung itu maka target lama-lama akan menjadi meleleh.

Mereka berdua langsung terkejut karena Rira menghilang dari pandangan mereka berdua. Nero berpikir kalau ini ulah Lyra yang bermain-main dengan Rira karena Nero bisa merasakan keberadaan Rira namun kini dia tidak bisa merasakan kehadiran Rira di mana pun.

"Katanci, guna–" saat Nero melihat katanci ternyata dia sudah tidur duluan dan tidak merasa khawatir sama sekali.

Katanci cukup khawatir, bukan berarti dia tidak bisa menolong Rira, Katanci harus bertanya sesuatu mengenai cincin yang di pakai Rira. Karena sebelumnya dia sudah menyembunyikan cincin itu saat masih menjadi batu kristal.

Tapi sekarang cincin itu sudah terlepas dari batu kristal, Katanci mungkin akan meminta bantuan para burung kecil yang selalu terbang di malam hari. Bantuan yang di butuhkan Katanci adalah lokasi aksesoris yang lain.

Burung-burung yang mendengar Katanci membutuhkan bantuan segera menyebar ke seluruh penjuru kerajaan untuk mencari aksesoris yang Katanci minta.

Waktu yang di butuhkan untuk mengumpulkan semua aksesoris hanya tinggal satu atau dua bulan. Karena sebentar lagi para Utusan dan Pangeran kerajaan bersiap-siap untuk melawan Gresa sang badai angin.

Untuk bisa melawan-nya di perlukan kekuatan yang sangat banyak kecuali para Utusan karena mereka memiliki tujuan untuk mengumpulkan aksesoris yang ada di seluruh penjuru kerajaan.

Gresa memiliki tiga aksesoris yaitu jepit rambut, satu anting, dan gelang kaki kiri. Masing-masing aksesoris memiliki kemampuan tersendiri berdasarkan tempat di temukan-nya.

Gresa adalah putri mahkota yang melarikan diri dari kerajaan-nya. Saat Gresa kembali kampung halaman-nya menjadi lautan api dan lautan darah.

Gresa sangat terpukul dan meminta maaf kepada semuanya termasuk orang tua dan saudaranya, jika saja dia tidak melarikan diri pasti hal ini tidak akan terjadi.

"Masa lalu itu tidak bisa di ubah atau di ganti, Gresa." Katanci mencoba tidur kembali.

Di saat yang sama, ternyata Rira kembali ke desanya tanpa sadarkan diri karena terkena pengaruh sihir pengendalian pikiran dari dalang pembantaian desanya.

"Kita tidak boleh membiarkan anak yang mirip dengan pemusnah kerajaan itu hidup!" kata orang memakai topeng rubah di depan Rira.

Salah satu dari mereka terlihat bergetar hebat tanpa di ketahui penyebabnya. Teman-nya bertanya kepadanya apa yang terjadi?

"A-a-anak i-itu bu-bu-buk–" orang itu langsung tewas di tempat tanpa ada tanda-tanda adanya musuh lain yang menyerang mereka.

Rira langsung di kelilingi oleh mereka dengan topeng yang berbeda-beda dan mengeluarkan sihir mereka dan langsung menyerang Rira supaya teman mereka tidak mati lagi sebelum Rira menggunakan sihirnya.

"Jika ingin bertarung melawan Rira aku tidak akan tinggal diam!!" Lyra mencoba mengambil alih Rira lagi.