Saat kekuatan Lyra di gandakan, Nero melihat sebagian serangan menuju ke arah Neko. Dan membuat Nero harus membatalkan lasernya dan memilih menahan serangan Lyra untuk melindungi Neko dengan tubuhnya.
Serangan yang di gandakan dan serangan laser Lyra langsung mengenai Nero.
Nero yang terdorong oleh sihir itu pun ia sedikit menjauh dari Neko, meskipun hanya sebentar dia tersenyum karena Neko masih selamat.
"Senang melihat adikmu selamat..." Lyra terlihat kesal.
Lalu saat Nero fokus untuk sihir berikutnya, tanpa sadar Nero berdiri di depan Lyra. Nero melihat ke belakang ternyata Neko masih baik-baik saja.
Tapi tetap saja, meskipun sudah tersenyum kepada Neko tidak akan membawa kembali jiwa Neko yang akan berubah menjadi hawrei atau selrei.
Lyra terlihat sangat kesal karena Nero terus menerus melindungi Neko yang sudah tidak bernyawa. Lyra juga berpikir, "Kenapa Nero berada di desa Rira?"
Lyra ingin segera mengakhiri hal ini karena dia berada di tempat yang tidak seharusnya dia datangi, sebab hal ini sangat merepotkan.
"Nero, kau sangat tidak tahu keadaan dirimu sendiri.." Lyra menasihati Nero.
"Selama Neko tidak terluka aku tidak peduli pada diriku sendiri." Nero mengatakan dengan sangat percaya diri.
Lyra bersikeras supaya Nero tidak melindungi Neko meskipun dia tidak tahu kenyataan-nya. Nero juga bersikeras untuk terus melindungi Neko.
"Poison!" Lyra memberikan sihir racun kepada Nero melalui hembusan napasnya, dan Poison itu Nero tidak sengaja menghirupnya.
Nero merasa pusing dan terjatuh. Nero menghadap ke belakang dan mulai merangkak untuk mendekati Neko karena takut Lyra akan melukainya.
Nero sangat keras kepala untuk melindungi Neko jadi Lyra harus membuatnya tidak bisa bergerak dan merasakan penderitaan karena racun yang ia berikan.
Lyra mengeluarkan pisau dari telapak tangan kirinya dan berjalan mendahului Nero yang merangkak. Lyra ingin cepat-cepat untuk membunuh Neko meskipun hanya tubunya saja tidak dengan jiwanya.
Jiwa akan terluka jika sudah menjadi hawrei atau selrei karena pada awalnya tubuh tidak di perlukan untuk menjadi wadah jiwa.
Tapi, ada berbagai macam jiwa yang dapat terluka atau hilang seketika hanya karena tertiup angin karena hal itu tubuh di perlukan atau di butuhkan oleh jiwa-jiwa yang lemah.
Di dunia ini hanya ada tiga jiwa tanpa tubuh. Mereka selalu di cari-cari untuk melihat kejadian yang sangat aneh itu. Tapi tidak seorang pun yang menemukan ketiga jiwa itu karena semua orang percaya bahwa ketiga jiwa itu sudah berubah.
Kembali ke Nero...
Nero langsung memegang kaki kanan Lyra dengan tangan kanan Nero untuk mencegah Lyra yang berjalan menuju ke arah Neko.
"Tidak akan, kubiarkan kau mendekati Neko.." Nero berusaha menahan kaki Lyra sekuat tenaga,
Tapi dengan kejam Lyra memotong jari-jari Nero yang memegang kakinya.
Nero berteriak karena sakit dan juga kehilangan kelima jarinya, darahnya langsung menodai tanah yang ada di depan Nero.
Tapi Lyra tertawa riang bahkan sampai berguling-guling karena melihat Nero yang kehilangan jarinya.
Nero pun mulai menyerah karena Nero tidak bisa menyelamatkan Neko. Saat Nero menutup matanya, Lyra tersenyum dan berbisik di telinga kanan Nero.
"Hei, mari kita beli es krim.."
Setelah mengatakan hal itu, Nero langsung membuka kedua matanya. Nero melihat Lyra masih di depan-nya dengan wajah yang berbinar-binar setelah melihat sesuatu yang sangat menarik.
"Aku....sudah mati...." Nero melihat Lyra dengan pikiran kosong.
Lyra hanya tersenyum sambil menutup kedua matanya karena malu. Nero perlahan-lahan melihat tangan yang di potong jari-jarinya.
Suara detak jantung Nero begitu cepat untuk melihat jari-jarinya. Dengan penuh keringat dingin, Nero memberanikan diri untuk melihat jari-jarinya.
Setelah beberapa saat, Nero melihat jari-jarinya masih ada, lalu perlahan-lahan melihat ke belakang. Dan melihat Neko yang masih duduk sambil menutup kedua matanya. Tapi Neko juga terlihat berkeringat dingin karena ada tetesan air berjatuhan dari kepala Neko.
"Ne....ko...." Dengan suara yang pelan Nero memanggil Neko.
Neko yang mendengar Nero memanggilnya dengan pelan langsung membuka kedua matanya dan melihat Nero yang menitiskan air matanya.
Lyra membuka matanya dan mencoba masuk kembali ke dalam pikiran Nero, saat hampir sampai ke pintu ingatan Nero. Tentu saja, Pria itu muncul kembali untuk menghalang Lyra masuk ke pikiran Nero lagi.
Saat Lyra akan di usir dia berbicara kepada Pria itu bahwa Katanci baik-baik saja dan masih bersama Loss. Lyra juga bilang supaya Katanci kembali ke tempat ia tinggal, meskipun Katanci sudah di usir dari tenpat dia tinggal.
Pria itu percaya kepada Lyra, saat dia berbicara tentang Katanci dan Pria itu bilang kalau waktu tidak akan berhenti, hari pasti akan berganti, hal buruk pasti terjadi.
Pria itu tersenyum bahagia jika ia dapat bertemu Katanci suatu hari nanti. Dan Pria itu juga berharap dia bisa memberikan bunga LeLuLo atau biasa di sebut bunga three L.
Bunga yang melambangkan kehidupan yang sudah pasti akan terjadi dan tidak bisa di ubah kenyataan itu. Bunga L juga pernah mekar di taman kesukaan Katanci, tapi saat dia memetik bunga L besoknya dia di usir oleh keluarganya sendiri.
Katanci pemain alat musik nomor satu di seluruh kerajaan bahkan lebih baik dari pada malaikat musik yang mengiringi musik untuk para dewa-dewa yang ada di dunia.
Musik yang dimainkan oleh Katanci sangat bagus dan indah saat mendengarnya serasa melayang ke udara. Musik yang selalu di bawakan oleh Katanci adalah musik ceria, dengan memainkan alat musik dari kerajaan ketigabelas dia selalu ceria sembari memainkan alat musiknya.
Katanci sangat anggun saat bermain alat musik yang bernama biola. Katanci memainkannya sembari menari, sayangnya Katanci tidak pernah menunjukkan permainan musiknya kepada kedua kakak perempuannya.
Katanci selalu berlatih sendirian supaya bisa memainkan semua alat musik, setelah berlatih sendirian di ruang bawah tanah yang tidak pernah di datangi orang, Katanci siap untuk menunjukkan kerja kerasnya kepada kedua kakak perempuannya.
Saat kedua kakaknya di suruh untuk melihat kerja keras Katanci untuk bermain alat musik sempat menolak tapi karena mereka di paksa Katanci jadi mereka tidak punya pilihan lain.
Setelah mendengar musik dari alat musik biola dari Katanci kedua kakaknya langsung marah dan tidak terima. Karena Katanci tidak bekerja keras buktinya berada di kedua tangannya yang tidak terluka.
Tanggapan itu membuat Katanci sedih lalu dia pergi meninggalkan kedua kakaknya. Setelah itu, Katanci memainkan alat musiknya di sebuah kota kecil dan semua penduduk yang ada di sana dengan senang hati menerima Katanci di kota kecil itu.
Katanci pergi dari tempat tinggalnya lalu berpindah ke kota kecil ini dengan perasaan senang karena ada orang yang mau mendengarkan musiknya.
Setelah sedikit bercerita tentang Katanci tidak membuat keputusan Pria itu berubah. Lyra kembali di usir lagi padahal setelah berharap hal itu akan berhasil untuk mengubah keputusannya.
"Kembali lagi..."