Part 9 |Aland dan Leana|
"Tidak selamanya apa yang terlihat indah, akan selalu indah seperti apa yang dilihat. Sama seperti bunga Hydrangea yang indah, tapi mematikan."
(Hydrangea itu bunga indah yang
mengandung racun sianida).
"Jangan salahkan aku, aku tahu ini kesalahanku, tapi niatku hanya ingin membantu... Hiks" Leana hanya ingin usahanya sedikit dihargai, tapi sepertinya tidak ada yang mau mengerti. Sekarang dia berjalan menyusuri ramainya kota.
"Hey girl, mau kemana huh? Mau kami antar, tidak bagus kan kalau kau pulang sendirian" Sapa pria dengan dandanan seperti preman, teman-teman dari pria itu juga ikut menghampiri Leana.
"Mari kesini manis, kau bisa bermain sebentar bersama kami dulu" Rayu teman pria itu pada Leana, dan Leana hanya mundur, dan terus mundur.
"Stop! Don't bother me! Biarkan Aku lewat" Perintah Leana menunjuk para Pria itu, dia berusaha berani walau nyalinya mulai menciut, karena banyak sekali hantu jelek disitu andai para pria itu melihatnya pasti mereka akan lari terbirit-birit.
"Ayolah ikut bersama kami" Salah satu temen pria itu memegang tangan Leana.
"Ah... Shit apa yang kau lakukan hah!!" Lea menendang pria tersebut, dan membuat pria itu merintih. Leana segera lari meninggalkan sekelompok pria itu.
"Kejar dia!! Cepat rampok hartanya sekaligus!" Perintah pria yang pertama mencegah Leana, pria itu adalah Leaders.
Yang dikejar hanya bisa berlari secepat mungkin, orang-orang bahkan hanya sibuk dengan kegiatan mereka dan urusan masing-masing, seolah-olah Leana adalah hantu yang tak terlihat ketika ia berlari.
Kemana pun aku harus pergi, aku harus lari secepat mungkin, aku harus cari tempat persembunyian. Setelah berfikir Leana memutuskan untuk sembunyi dibalik tempat sampah, ya karena tempat sampah tersebut ada di samping gedung, dan bodohnya dia lupa kalau sebelah gedung tersebut adalah jalan buntu.
"Kumohon bantu aku, selamatkan aku dari pria jahat itu" Pinta Leana pada seorang wanita paruh baya yang mengenakan dress lusuh dan mengenakan apron yang kumel sekilas terlihat mirip seperti wanita pembuat roti , dan wanita yang tadinya hanya tertunduk itu melirik Kemudian menghampiri Leana.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Leana pada wanita itu, dan dia menghimpitkan badannya pada tembok, dia baru sadar kalau kaki wanita itu tak menapak tanah. Dan wanita itu berhenti didepan Leana dan berbalik seolah-olah menutupi badan Leana.
Para pria yang tadi menghampiri Leana, kemudian salah satu dari mereka bertanya,"Madam, apa kau melihat seorang gadis berlari atau bersembunyi disini?." wanita yang menghalangi Leana hanya menggeleng.
Apakah mereka tidak bisa melihatku? Ini mustahil bahkan seluruh badanku tidak sepenuhnya tertutupi. Batin Leana jantungnya mulai berdegup.
"Bos, wanita itu sepertinya tidak waras kau lihat pakaiannya kumel dan ada darah, bagaimana jika dia psychopath" Bisik pria satu nya lagi, ya disana ada tiga pria yang mengejar Leana tadi.
What psycho! Mati aku! Leana kau hanya bisa bernafas sementara, setelah ini mungkin nasibku ada dipanci masak wanita itu atau.... Tubuh Leana semakin bergetar ketakutan dia menggerutuki dirinya, mungkin jika dia memilih naik taksi tadi, ini semua tidak akan terjadi. Dan syukurnya para pria itu pergi.
Wanita yang menghalangi Leana tadi mulai mundur dan berbalik kemudian dia berkata, "Kau sudah aman, tapi kau harus membalas karena aku sudah menolongmu", Pinta wanita itu, Leana tidak bisa menolak dan ia hanya mengangguk.
"Apa yang harus aku lakukan? Dan siapa kamu?" Tanya Leana pada wanita itu.
"Aku Margaret aku seorang wanita pembuat roti, ditoko roti seberang sana" Wanita itu menunjuk kemudian dia melanjutkan, "Pemilik toko itu membunuhku, tapi tidak ada satupun yang tahu, mereka berfikir aku mati karena kecelakaan, mereka mengira aku mati karena tubuhku melepuh tersiram air panas."
"Kenapa dia bisa membunuhmu? Memangnya apa kesalahanmu?" Tanya Leana.
"Tidak semua yang mati dibunuh memiliki kesalahan, bisa saja orang terbunuh karena ambisi seseorang. Aku memergoki Tuanku itu memasukkan darah kedalam wadah pembuat roti, kemudian dia mencapurnya dengan adonan. Dia membuat sebuah perjanjian sepertinya, dia adalah orang yang percaya pada tahayul dan ramalan." Penjelasan wanita itu hanya membuat Leana bimbang, jika dia menolak dia merasa tidak enak pada wanita yang telah menolongnya. Jika dia membantu dia bahkan tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa, kasus Adele saja sudah membuat kepalanya pusing.
" Baiklah, aku akan membantu sesuai kemampuanku" Tanpa berfikir lagi akhirnya Leana mau membantu wanita itu.
"Kau punya waktu satu hari, kau harus segera membongkar kejahatannya, jika tidak akan lebih banyak korban kejahatan pria itu, atau mungkin kau yang akan menjadi korban berikutnya" Leana meringis mendengar perkataan wanita itu, bukan karena takut tapi sulit menemukan caranya dalam waktu yang singkat.
_______________________________
"Lea..." Panggil seseorang, dan membuat Leana berbalik.
"Apa yang kau lakukan? Dan apa yang terjadi?" Sahut Aland yang tiba-tiba saja muncul, entah kapan pria itu datang.
"Aland kumohon tolong aku!" Pintanya tanpa berfikir, yang dia ingat adalah Aland mencintainya, dan pasti dia mau membantu Leana.
"Tentu saja, tapi apa yang bisa aku bantu?" Tanya Aland.
Dia menceritakan semua kejadian itu pada Aland, tapi dia tidak menceritakan semuanya dari awal, maksudnya dia tidak menceritakan dari pada saat dia kerumah Adele, lalu kerumah sakit, dan kabur.
"Apa yang membuatmu bisa begini?" Tanya Aland, Leana hanya menggigit bibir bawahnya, dia tidak boleh menceritakannya pada Aland karena itu adalah misi rahasia.
Never mind, Kau tidak cerita pun aku sudah mengetahui semuanya. Batin Aland dia hanya tersenyum miring.
"Sudahlah, aku pasti akan membantu walaupun kamu tidak mau bercerita." Jawaban Aland membuat Leana tenang.
"Kita akan menjebak pria itu, tapi-" Perkataan Aland terputus, karena yang dia ucapkan adalah keputusan yang berat.
"Tapi apa Aland? Aku akan mengambil resiko apapun itu" Balas Leana.
Dasar gadis bodoh, kau selalu dibodohi oleh ambisimu Leana, lalu Aland melanjutkan,"Kamu sendiri yang harus menjebaknya, aku akan mengawasinya kemudian, aku akan lapor pada polisi."
"T... Tapi bukankah itu berbahaya, bagaimana jika dia melukaiku terlebih dahulu, lalu dia membunuhku" Leana gugup, karena ide ini cukup gila, walaupun dia termakan omongannya sendiri, jika dia tidak takut akan resiko yang diambil.
"Leana, aku tidak mungkin membiarkan gadis yang kucinta terbunuh. Percayalah padaku." Balas Aland.
"Aku percaya padamu Aland."
Kau percaya padaku, karena kamu belum tahu apa yang akan kulakukan nanti. Aland tersenyum pada Leana, hanya gadis bodoh seperti kau dan Helena yang mudah percaya padaku. Lanjut Aland dalam hati.
______________________________
" Sekarang, kamu masuklah kedalam toko roti itu, dan katakan pada pemiliknya bahwa kau mengetahui semuanya, tunggu dia beraksi. Tapi sepertinya kita harus menunggu tokonya tutup jangan sekarang, karena jika toko itu tutup akan lebih mudah menjebaknya." Pinta Aland, lagi-lagi Leana hanya mengangguk, entah setan apa yang masuk kedalam tubuh Leana, dia selalu menuruti perintah Aland.
" Lakukan itu nanti sekitar pukul 09:00 p.m, tenang saja akan aku selalu mengawasimu."
"Tapi Aland, sepertinya aku harus pulang Kasihan Isel dia harus mengetahui semuanya" Jawaban Leana membuat Aland tidak setuju.
"Tidak, kau hanya perlu bilang bahwa kau baik-baik saja. Kemudian bilang kau sedang dating bersamaku." Aland menatap lekat-lekat mata Leana, kemudian Leana setuju.
Leana: Isel, aku baik-baik saja. Maaf tadi aku pergi mendadak, aku sedang bersama Aland sekarang.
Pesan singkat itu ia kirim untuk Isellia. Kemudian Isellia membalasnya.
Isellia: Baiklah, hati-hati Lea, hubungi aku jika terjadi sesuatu. Perasaanku tidak enak kumohon jangan lakukan apapun itu yang membahayakan dirimu.
Isellia sudah mendapatkan firasat buruk tentang kakaknya, Leana tidak membalas pesan itu lagi lalu memasukkan handphone nya.
"Kamu ingin mendengarkan ceritaku tentang Helena Lea?" Tanya Aland.
"Kau tahu siapa dia?" Tanya Leana balik.
"Tentu." Jawab Aland tersenyum. Kau harus mengetahui dongeng nya sebelum permainannya dimulai, maksudku sebelum semuanya berakhir Batin Aland.
"Helena adalah gadis cantik, dia seumuran dengan kita, banyak pria yang mengidolakan dan menginginkan Helena menjadi kekasih mereka, bahkan mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkan Helena. Tapi... Sebaliknya banyak wanita disekolahnya yang iri padanya, selain itu kelainan atau kelebihan Helena membuat dia dibenci oleh semua orang. Tidak ada satupun yang peduli pada Helena termasuk ayahnya sendiri, ayahnya membuat Helena tertidur seperti puteri tidur. Akan ada seseorang yang melakukan pengorbanan di antara para pria yang mencintai Helena, pria itu akan menumbalkan satu gadis cantik untuk mendapatkan Helena" Penjelasan itu seolah-olah mengarah pada apa yang dia maksud, dan apa yang dia lakukan selama ini.
"Siapa gadis Malang itu? Dan kenapa kamu tahu itu?" Pertanyaan Leana membuat Aland sedikit tertawa.
"Aku serius, tidak ada yang lucu Aland" Balas Leana.
Gadis Malang itu kau honey, dan kenapa aku tahu? Itu karena aku adalah salah satunya. Tidak disangka bahwa Aland hanya dibutakan oleh ambisinya, dalam artian dia tidak tulus mencintai Leana, bisa dibilang hanya obsesi dan ambisi yang dibutakan oleh cintanya pada Helena.
"Ayo cepat katakan!" Pinta Leana.
"Aku tidak tahu siapa wanita itu, tapi pria itu adalah Ellard, ya Ellard itulah mengapa aku tidak suka kau dekat dengannya. Pria itu hanya ingin memanfaatkanmu Chérie, aku takut wanita Malang itu adalah kamu." Jawaban Aland membuat Leana semakin tidak suka dan bahkan dia membenci Ellard.
Leana teringat perkataan Ellard pada saat kejadian Prom saat itu.
"Tenang saja mereka akan aman jika bersamaku, di banding harus diantar oleh two-faced seperti mu" Celetuk Ellard, sebuah sindiran untuk orang munafik yang ditujukkan untuk Aland.
"Itu benar-benar keterlaluan, Ellard menuduhmu two-faced dia mengkambing hitam kan orang, padahal dia sendiri yang seperti itu" Balas Leana geram.
Setelah Aland berhasil menjelek-jelekan nama Ellard, dia mengajak Leana untuk makan, lalu dia mengkambing hitamkan Ellard, dia juga mengatakan bahwa dia terpaksa berpura-pura tidak tahu atas apa yang dia ketahui dengan alasan diancam oleh Ellard.
_________________________________
Pukul 20:56
"Masuklah Lea, aku akan mengawasi ya dari luar, ingat jangan membuatnya curiga. Sini biar aku yang memegang handphonemu agar dia tak curiga." Bodohnya Leana dia memberikan nya walaupun Isellia sudah memperingatkannya.
Dia masuk ke-toko tersebut, dan ternyata benar saja ada seorang pria, pemilik toko tersebut terlihat cukup ramah.
" Permisi Nona, maaf toko nya akan segera tutup. Mungkin anda bisa mengunjungi tokoku besok pagi untuk melakukan pemesanan." Balas pria pemilih toko tersebut.
"Kau tahu apa maksud kedatanganku kesini? Aku tidak ingin memesan roti" Balas Leana, membuat pria itu bingung.
"Maaf Nona, tapi semuanya telah habis, sudah ku bilang kau bisa datang besok pagi" Jawab pemilik toko itu dengan berusaha ramah.
"Aku keluarga wanita yang kau bunuh, aku kesini ingin membongkar kejahatanmu!" Balas Leana dengan membentak, dan membuat pria itu mulai kesal.
"Apa yang anda katakan? Wanita mana huh? Maaf Nona, sebaiknya anda segera keluar atau aku akan memanggil polisi, sepertinya anda tidak waras" Usir pria itu pada Leana.
"Aku yang akan memanggil polisi! Aku akan melaporkanmu atas kematian Margaret, akan ku obrak-abrik toko ini untuk menemukan buktinya!" Leana menggebrak meja, sehingga tangannya merah, dia tidak merasakan sakit karena tersulut oleh emosinya.
"Bagus! Kau mulai ikut campur Nona, sebelum kau melaporkannya maka kau duluan yang akan menyusul saudara mu itu" Jawaban pria itu membuat nyali Leana semakin menciut.
"Jangan mendekat atau aku akan benar-benar melapor" Leana menunjuk pria itu, dan pria itu meraih satu tangannya. Pria itu menarik tas yang dibawa Leana, dan membuka lalu membuangnya.
"Dasar pembohong! Bahkan tasmu kosong bodoh! Tidak ada handphone didalamnya" Pria itu mengerahkan cengkramannya pada tangan Leana, cerobohnya Leana.
"Dengar aku akan memulai permainanku dulu, bermain dengan pisauku, tenanglah Nona aku akan mengajak u untuk ikut bermain, kemudian wajah cantikmu itu akan kulukis menggunakan darahmu dan memajangnya di toko. Hahaha" Ucap Pria itu dengan mencengkram dagu Leana, dia menggerutuki kebodohannya, kemudian pria itu mencekik leher Leana dengan kuat.
"Uhuk... Uhuk, kau gila dasar psycho" Ucap Leana, saking kerasnya menimbulkan bekas merah akibat cekikan pria gila tersebut. Leana berlari tapi bodohnya dia malah menuju belakang dapur.
Brukk dia merasakan pusing, mungkin inilah akhir hidupnya pikir Leana dan kemudian terkulai lemas dilantai.
TBC
A/N: Aland ternyata, dia itu jahat, dia punya misi lain dibalik semua itu. Leana tidak tahu siapa Aland. Ya, orang kepercayaan Rudolf itu adalah Aland, dia suka mengkambing hitam kan orang lain.