"Jangan berharap sesuatu, seperti cintamu akan dibalas olehnya, tidak ada yang mustahil. Tapi cinta itu anugerah, butuh penghargaan bukan sekedar harapan palsu."
~Thomas Ellard Dalbert
"Lea... Bangun sadarlah" Isellia mencoba menyadarkan Leana.
Akhirnya Leana tersadar, dan berusaha mengingat apa yang terjadi.
Flashback
"Uhuk... Uhuk, kau gila dasar psycho" Ucap Leana, saking kerasnya menimbulkan bekas merah akibat cekikan pria gila tersebut. Leana berlari tapi bodohnya dia malah menuju belakang dapur.
Brukk dia merasakan pusing, mungkin inilah akhir hidupnya pikir Leana dan kemudian terkulai lemas dilantai.
Flashback off
"Bagaimana aku bisa selamat?" Pertanyaan yang pertama kali ia tanyakan, saat melihat ternyata ia sudah ada di rumah sakit.
Isellia menceritakan semuanya....
Flashback
"Isellia... Kakakmu berada dalam keadaan yang gawat" Ucap seorang pria yang tiba-tiba saja mucul memberikan peringatan, dan dia adalah Edward.
"Bagaimana kamu mengetahuimya?" Tanya Isel.
"Ini bukan saatnya, aku sempat mengikuti nya tadi, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa" Jelas Edward, membuat Isel bingung harus bagaimana, dan Edward sedikit menjelaskan apa yang terjadi dan dimana keberadaan Leana.
"Aku harus menelepon Ellard" Setelah beberapa lama Ellard datang, dan mereka pergi menuju tempat tersebut.
"Disana ada Aland, apa maksudnya kenapa dia melakukan ini pada Leana" Bukan hanya tahu, tapi Isel sudah menduga bahwa akan terjadi sesuatu pada Lea.
"Pria itu memang kurang ajar, kalau sampai terjadi sesuatu aku akan menghajarnya" Balas Ellard, dia mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Pesan masuk dari Aland...
Aland Henderson: Isel, kumohon segeralah kesini, terjadi sesuatu pada Leana.
Isellia : Apa yang kau lakukan disana huh?!! Bantu kakakku jangan diam saja!!
Aland Henderson : Aku pasti melakukan apapun, aku sudah menelepon polisi tapi belum juga datang. Masalahnya adalah pintu itu terkunci sendiri, sepertinya dia memiliki teman gaib.
Isellia : Tunggu disana. Kami akan segera datang.
"Dasar ceroboh, seharusnya dia bilang pada kita" Gerutu Isel, dia kesal bagaimana bisa Aland diam saja, padahal Aland mencintai Leana.
Flashback off
"Saat kami datang, pria itu menyeretmu, lalu polisi membekuknya dari belakang. Syukur nya kamu selamat" Tambah Isel, mengelus rambut kakaknya.
"Terimakasih Lea, Edward" Balas Leana, ya Isellia berangkat bersama Ellard, dan juga Edward.
"Mobil di bawa oleh ibu dan ayah, jika saja Ellard tidak datang, aku bingung harus menggunakan apa untuk menyelamatkanmu" Leana mengerti maksud Isel, dia menginginkan Leana mengucapkan terimakasih juga untuk Ellard.
"Terimakasih" Ucap dia singkat, dia bahkan hanya menoleh singkat pada Ellard.
"sama-sama" Balas Ellard tersenyum.
"Kemana Aland?" Lanjut Leana.
"Dia adalah saksi pertama di kejadian saat itu, dia sedang di introgasi oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi pertama" Jelas Isel.
"Akan aku antar kalian ke rumah" Ellard mengajak Leana dan Isel untuk pulang tapi Leana menolak dengan menggeleng.
"Mommy" Panggil Leana, dan semuanya menoleh, Mikaela Daisy Addison ibu dari Leana dan Isellia, datang bersama Hadden Addison ayah mereka.
A/N: Mohon maaf sebelumnya, belum diceritakan nama ayah dan ibu dari Isellia dan Leana, mereka menggunakan nama belakang ibu mereka, tapi bukan berarti mereka bukan anak kandung ayahnya ya: )
"Apa kalian baik-baik saja? Maafkan mommy girls" Balas Mikaela memeluk Isel Kemudian mencium Leana yang masih terbaring.
"Aku baik-baik saja Mom" Balas Leana.
"Itu mustahil kau masuk rumah sakit berarti terjadi sesuatu padamu. Apa yang terjadi pada kalian?" Tanya ayah mereka.
"Sudahlah, Lea masih sakit, kita akan bahas nanti" Jawab ibu mereka.
"Permisi, Ma'am, Sir, Lea, dan Isel, aku pamit" Ellard berpamitan karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi, lebih tepatnya dia mau mengunjungi Aland.
"Oh Ellard, right?" Tanya Mrs. Mikaela.
"Iya" Balas Ellard tersenyum.
"Terimakasih banyak Ellard" Balas Isel tersenyum.
"Terimakasih Ellard, sudah membantu puteri kami" Balas kedua orang tua Isellia dan Leana.
"Sama-sama, Get well soon Lea!" Ucap Ellard, tapi Lea hanya tersenyum, dan ya Ellard tahu itu adalah senyum yang terpaksa.
Lalu Ellard pergi menemui Aland di kantor polisi. Setelah sampai, barulah Aland keluar setelah dimintai penjelasan oleh polisi.
"Hey dude, apa yang kau lakukan disini huh?" Tanya Aland sinis.
"Apa yang kau lakukan pada Lea huh? Aku tahu kalau kau yang merencanakan semua ini kan! Dan aku bahkan tahu jika kau mencuci otaknya, mempengaruhinya kan!" Bentak Ellard, dan menarik kedua kerah Aland.
"Hey! Tolong jaga sikap kalian, ini adalah kantor polisi. Jangan sekali-kali membuat kegaduhan disini!" Balas salah satu polisi memperingatkan mereka.
Mereka berdua pun keluar, Aland ikut dengan Ellard mencari tempat yang enak untuk berkelahi. Bukan Aland kalau tidak suka memancing emosi.
"Cepat jawab pertanyaanku yang tadi!" Gertak Ellard.
"Well, kau tidak ada bukti Ellard" Balas Aland mendorong Ellard kebelakang.
"Dengar! Tidak akan ku biarkan kau mempengaruhi Leana dan Helena!" Balas Ellard, dia kembali maju dan menunjuk wajah Aland.
"Berhentilah menjadi pahlawan kesiangan, atau nasibmu akan sama seperti Helena."
"Kau apakan dia hah! Kalau kau berani melukainya, aku bersumpah tidak akan membuatmu hidup tenang!" Ellard tidak terima, dia begitu menyayangi Helena, seperti dia mencintai Leana.
"Helena terlalu banyak ikut campur, ku pastikan dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Edward, kekasih tak bergunanya itu lagi" Dia menyeringai kejam, mata Aland dibutakan oleh cintanya.
"Tapi kau merenggut kebahagiannya, tidak akan kubiarkan Edward menjadi korban selanjutnya setelah Adele!" Jawab Ellard dengan emosi.
"Coba saja kalau bisa" Aland meremehkan seorang Ellard, dia selalu percaya bahwa Rudolf dapat membantunya.
"Kau dan Rudolf tidak akan pernah bisa melakukan apapun selama aku masih hidup! Aku pastikan kejahatan kalian pasti akan terbongkar" Tunjuk Ellard, pada Aland.
"Aku bingung kenapa, dia tidak membunuhmu langsung ketika kau lahir" Balas Aland, dan berhasil mendapatkan satu tonjokan yang melayang dipipi kanannya.
Ellard langsung pergi meninggalkan Aland yang tersungkur ke tanah. Dia pergi mengendarai mobilnya.
Kau sudah mengambil ibuku, tidak akan kubiarkan kau mengambil Helena, ataupun Ellio. Batin Ellard tidak terima, ia semakin meningkatkan kelajuannya, dan sekarang dia pergi menuju rumah seorang Rudolf Grisham. Orang-orang takut dan tunduk pada seorang Rudolf, bahkan termasuk Helena dan ibunya. Tapi tidak dengan Ellard, dia adalah orang satu-satunya yang bisa membentak, memaki, dan melawan Rudolf tanpa mendapatkan balasan apapun, jika orang lain yang melakukannya mungkin sudah berakhir di pemakaman.
"RUDOLF DIMANA KAU! KELUAR ATAU KU BAKAR RUMAH INI!" Teriak Ellard emosi, dia memberantakkan barang-barang yang ada.
"Wow-wow, ada tamu kehormatan yang datang tanpa diundang rupanya" Sambut Rudolf ayah dari Helena.
"Apa yang kau rencanakan pada Leana!" Balas Ellard, dia bahkan maju mendekat dan berani menunjuk Seorang Rudolf.
"Kau mencintainya sekarang boy?" Tanya Rudolf basa-basi.
"Baiklah, aku mengerti. Lupakan dia, karena dia akan menjadi persembahanku selanjutnya" Lanjut Rudolf.
'Buugh..' Ellard menonjok Rudolf, bukan karena dia tidak sopan, mengingat ibunya sudah menjadi korban, itu saja sudah membuatnya merasa cukup sakit hati.
Para Bodyguard Rudolf maju, dan memegangi kedua tangan Ellard, dan yang satunya lagi mencoba membalas menonjok Ellard tetapi, "Cukup! Jangan ada yang berani menyentuh dia, atau akan ku berikan daging kalian untuk buaya peliharaanku" Semuanya bahkan berhenti tidak ada yang berani maju.
"Kubiarkan kamu melakukan apapun yang kau mau. Ingatlah wanita didunia ini masih banyak bukan hanya Leana, gadis malang yang sengaja ku kutuk agar bisa menjadi pengganti Helena untuk tumbal, maka dari itu wajah mereka mirip" Jawaban Rudolf membuat Ellard semakin emosi.
"Tapi aku akan selalu setia pada Leana. Cintaku tulus padanya, aku tak peduli dia akan membalas atau tidak. Yang jelas aku sudah berjanji pada diriku untuk selalu melindunginya. Tidak seperti cintamu pada ibuku!" Jawaban yang seolah-olah menampar seorang Rudolf, tapi dia masih diam menunggu apa yang akan dilakukan oleh Ellard.
"Aku akan melakukan apapun itu. Bebaskan Helena, biarkan dia bahagia, bebaskan juga Ellio. Kau bisa mengambil aku untuk menjadi persembahan, lukai saja aku" Dengan pasrah dia menyerahkan dirinya sebagai gantinya, dia bahkan melupakan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah dia mati.
Rudolf hanya tersenyum miring, "Kau darah dagingku, tidak dengan Leana, Ellard. Kesalahan ibumu adalah telah membunuh ayahku, aku tidak akan membunuh putraku sendiri, jangan buat aku melakukan itu. Kau tahu aku begitu menyayangimu dan Helena, lihatlah mataku Nak" Kata-kata Rudolf seolah-olah menyihir Ellard, dia menatap mata ayahnya.
Setelah itu dia tersadar, "Kau pikir aku bodoh! Jangan pernah sebut aku dan Helena sebagai anakmu, kau bahkan tak berprikemanusiaan dengan membunuh ibu kami" Balas Ellard, kemudian dia berlari keluar meninggalkan rumah itu, dan pergi mengendarai mobilnya.
Dia duduk disebuah danau ditempat dimana ibunya dimakamkan disebrang danau itu, dia tidak bermaksud menyembunyikan semuanya dari Leana, tapi dia ingin Leana bisa membantu menemukan adiknya, tidak terbayang jika Leana tahu, pasti dia akan mengira bahwa Ellard hanya ingin memanfaatkannya.
"Aku ingin sisa orang-orang yang aku cintai hidup bahagia. Aku bersumpah Bu, mereka akan bahagia, taruhannya adalah nyawaku... Cinta ku tulus untuk mereka" Teriak Ellard, tidak ada satupun yang mendengar karena danau itu dekat dengan kediaman mereka dulu.
"AKU MENCINTAIMU LEANA, COBALAH MENGERTI... AKU TIDAK BUTUH KAU MEMBALASNYA AKU HANYA INGIN KAU MENGHARGAIKU...." Teriak Ellard, dia benar-benar kacau saat ini, dia bahkan bisa melihat sorot kebenciaan pada mata Leana.
"Aku kacau, aku sudah gila... Aku kehilanganmu Helena, maafkan aku... Aku tidak baik sebagai kakak, aku tidak baik sebagai saudara dan teman" Dia dilanda kegelisahan, dia takut terjadi sesuatu pada adiknya Helena, dan saudaranya Ellio.
"Bukan hanya wanita yang bisa menangis, pria yang tulus pun bisa menangis" Jawab seseorang, dan membuat Ellard tersadar ternyata ada orang lain disana.
"Leana" Jawab Ellard.
"Bukan... Aku Kiarra" Ucap gadis itu.
Ellard tersadar bahwa yang dia lihat itu bukan Leana, tapi hanya gadis lain.
"Namaku Kiarra, umurku 15 tahun, aku tinggal dirumah dekat sini" Ellard dapat menebak ya kalau gadis ini tinggal dirumah kediamannya dulu.
"Kau mau cerita? Aku akan dengan senang hati mendengarnya" Jawab gadis kecil itu.
"Tidak terimakasih" Tolak Ellard.
"Tidak masalah, percayalah Leana akan mengerti itu suatu hari nanti, dan orang yang kau cintai akan kembali padamu. Tapi-" Ucapan gadis itu terpotong, dan membuat Ellard mengeryit tanda tidak mengerti.
"Tapi apa?" Tanyanya.
"Ayahmu akan mendapatkan balasannya, semua akan kembali kecuali... Kecuali ibumu dan Ellio" Lanjut gadis itu.
"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Ellard, gadis ini padahal baru saja bertemu dengannya.
"Aku bukan peramal, tapi aku hanya menebak. Semoga Tuhan mengabulkan semua harapanmu" Balas gdis itu tersenyum.
"Nona Kiarra..." Paggil seseorang dari jauh dan menghampiri mereka.
"Pulanglah Nona, Nyonya panik mecarimu" Pinta wanita itu, ternyata wanita itu adalah pengasuh atau pelayan pribadi gadis itu.
"Tidak! Aku tidak suka dikurung biarkan aku bebas berteman" Tolak gadis itu.
"Tidak bisa Nona, itu bahaya" Balas wanita itu membantah.
"Itu tidak bahaya, yang bahaya adalah jika kalian tidak membiarkan aku bergaul dengan orang lain" Bantah gadis itu balik.
"Kenapa kau tidak membiarkan Kiarra keluar?" Tanya Ellard, dia mengingat hal itu juga pernah terjadi pada Helena, pada saat seusia gadis tersebut.
"Aku bisa lihat 'mereka', kata teman-teman itu kelainan... Aku bahkan tidak peduli mereka memikirku apa, aku hanya ingin punya teman normal seperti yang lain" Kiarra menundukkan wajahnya. Ellard baru tersadar penampilan gadis ini berbeda, rambutnya panjang terurai sebahu, dia menggunakan dress selutut, dan selalu memeluk boneka.
"Jangan sesali apa yang sudah terjadi. Jangan kekang gadis ini, suatu saat dia bisa berguna untuk orang lain" Jawab Ellard, dan gadis itu tersenyum Kemudian ikut dengan pengasuhnya pergi.
TBC...
A/N: Thomas Ellard Dalbert, seorang pria yang tidak mau disebut menggunakan nama belakang ayahnya sendiri. Ayah yang telah mengambil ibunya, dan memisahkan dia dengan adiknya...