Chereads / That's The Wrong Way / Chapter 15 - Bagian 15|| Apa ini akhir?

Chapter 15 - Bagian 15|| Apa ini akhir?

"Ellard!"

Ellard seketika menoleh, dia terkejut melihat apa yang terjadi. Isellia menutup mulutnya tak menyangka apa yang dilihat sekarang.

"Leana" Isellia ingat bahwa kakaknya itu sangat ceroboh.

Edward datang, Ellard maju mendekat ke Edward, "Apa yang terjadi pada Lea?" Edward membalas nya dengan mengerutkan keningnya

"Kenapa? Leana? Apa yang terjadi?" Lanjut Edward.

Benar-benar membingungkan bagi Edward, bisa keluar dari rumah sakit itu saja sudah menjadi suatu keajaiban untuknya, belum lagi dia harus lolos dari pengawasan ibunya.

"Kalian tidak suka aku sadar?" Tanya Edward, to the point, dan dibalas dengan senyum kecut Ellard, dan gelengan Isellia.

"Oh Benedict aku pikir kalian akan senang aku sadar, lupakan aku ingin melihat Leana kemana dia?" Tanya Edward menaik turunkan alisnya, Ellard melirik pada Isel.

Ellard segera menangkap Edward, seolah-olah dia adalah tahanan, dia menangkap ke dua tangan Edward. "What's going on!" Edward memberontak tak terima.

"Kita harus mengecek apakah dia real atau tidak" balas Isellia.

"Aku bukan barang, aku real" Berontak Edward, "Aku tahu apa yang terjadi pada Helena" Ellard langsung melepaskan cengkramannya.

"Hah okay, pertama di mana Leana?"

"Aku tidak tahu di mana dia! Tapi aku tahu di mana Helena" Ungkap Edward.

Rumah dengan pagar tinggi, di sana mungkin dia dikurung. Orang biasa akan melihat itu hanya rumah biasa, tapi seseorang yang pernah mencium kematian tahu itu adalah-, aku tak bisa melanjutkannya secara detail. Coba saja ajak Ellard, Leana, dan Isellia, bisa jadi salah satu diantara mereka bisa melihat rumah itu.

"Kita harus ke sana" Ujar Ellard, "tapi tak ada satu pun diantara kita pernah mengalami kematian kecuali-, kecuali kau" Tunjuk Ellard, pada Edward.

"Aku? Aku koma karena pria itu, aku tidak mati!" Tolak Edward.

"Stop! Kita harus ke sana. Percuma saja berdebat." Isellia pergi masuk ke dalam mobil, meninggalkan dua pria itu.

Rumah, hanya sekedar rumah biasa yang mereka lihat. Rumah dengan pagar tinggi, tapi rumah itu tidak terlihat mencurigakan.

"Aku akan turun. Kalian tunggu di mobil, El kamu awasi aku saja dari mobil, Ed kau juga. Biar aku yang masuk, memencet bel, aku akan telfon kalian jika terjadi sesuatu okay" Isellia keluar dari mobil, dia memencet bel rumah itu.

"Ada apa Nona kemari?" Tanya satpam yang keluar dari gerbang itu.

"Aku ingin bertemu dengan pemilik rumah ini, aku teman Helena" Seperti ada sesuatu yang membisikan, dan mengintruksikan Isellia.

"Kau boleh masuk, silahkan masuk."

"Terimakasih, apakah aku bisa bertemu dengan Helena sekarang?" Tanya Isellia pada penjaga tersebut, dan tidak ada siapa pun di sekitarnya. Pagar tinggi yang tadi ia lihat hilang, sekarang hanya tinggal halaman dengan ilalang, dan semak belukar.

"Excusme. Apakah ada seseorang di sini? Hello!" Isellia berteriak, dan melihat ke atas.

Bruk.... "Aw, what's going on! Oh lord" Ternyata ia tersandung, dan melihat posisinya sekarang yang menduduki kaki seseorang yang terlentang begitu saja.

"Hello" Sapanya, dan memegang tangan gadis yang terlentang, dengan wajah pucat itu," Ka-, kau ma-, mayat" Isellia bangkit, dia mundur perlahan menutup hidungnya, karena mayat itu mulai membusuk.

Bruk.... lagi-lagi ia tersandung

Isellia panik, dia menelan ludahnya, keringat membasahi pelipisnya. Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka sendirinya. Isellia perlahan melangkah meninggalkan mayat tersebut dan masuk.

"Argghh.... HENTIKAN." Isellia melihat sekelilingnya, tidak ada satu pun orang, tapi ada suara teriakan pria seperti merasa kesakitan.

"HELENA.... Where are you? Teriak Isellia.

"Guk...guk..guk" Bunyi gonggongan anjing, dan lama-lama berubah menjadi semakin keras.

"Uh, anjing yang manis, kemari" Panggil Isellia, dia melihat seekor puppy.

"Jangan... Jangan sentuh itu." Isellia menengok, "Ellard."

"Pergi dari sini, jika kamu mau selamat" Ujar laki-laki itu.

"Apa maksudmu El. Bukankah aku sudah bilang, kamu tunggu di dalam mobil itu, tap-, tapi kenapa kamu ada di sini" Isellia merasa ada yang ganjil, dia bingung kenapa Ellard bisa berada di tempat yang sama seperti dirinya.

"Apa yang kau lakukan di sini huh?" Tanya pria itu dengan tatapan tajam.

"El, itu tidak lucu. Aku mencari adikmu Helena" Isellia mundur perlahan, tetapi Ellard semakin maju.

"AKU BUKAN ELLARD" Teriak pria itu sarkastik, dia marah.

"KELUAR!! Tidak ada yang bernama Helena di sini" Usir pria itu.

"A-aku tidak tahu bagaimana harus keluar, Ellard stop it"

"Aku bukan Ellard. Aku Ellio, wajahku...Oh tidak....." Pria itu seketika mengusap wajahnya kasar.

"KAU SIAPA!!" Bentak pria itu.

"Aku Isellia, aku datang untuk menyelamatkan Helena. Aku teman dari Ellard" Balas Isellia, dia mendekat pada pria itu dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Pria itu menyambut tangan Isellia dengan gemetar, "Aku Ellio, aku takut jika kamu adalah orang utusan Rudolf."

"Aku bersumpah, aku hanya ingin menemukan Helena. Nyawa kakakku yang bernama Leana, dia dalam bahaya"

"Aku percaya. Aku akan mengantarkanmu untuk bertemu Helena." Ellio menunjukkan ruangan yang terdapat peti mayat di dalamnya.

"Edward bilang tempat ini dijaga dengan ketat, tapi yang ku lihat hanya mayat, dan kamu." Ellio berbalik, sorot matanya memandang Isellia seperti sedang marah.

"Apa aku salah bicara" Isellia mundur selangkah, dia merasa ketakutan, takut kalau itu adalah sebuah jebakan.

"Itu alasan kenapa aku melarangmu untuk menyentuh anjing itu. Kau tahu kenapa kau bisa ke tempat ini, sedangkan yang lain hanya melihat bahwa ini adalah rumah biasa?"

"Ke-kenapa?" Tanya Isellia pada Ellio.

"Karena kau pernah mati. Kau pernah melihat kematian, dan mayat itu... Kasihan sekali, mereka menyedihkan karena memaksakan masuk ke rumah ini." Ellio menyentuh peti itu, lalu membukanya.

"Helena!" Isellia terkejut, dia mendekat, wajah cantik Helena terlihat begitu pucat seperti mayat, dan kalung yang dipakai Helena, sama seperti yang dipakai Leana.

"Kalung itu" Tunjuk Isellia.

"Leana, dia berada ditangan orang yang salah. Dia memberikan energinya untuk pria itu, tapi Alice, wanita busuk itu menyekap Leana"

"Alice? Itu tidak mungkin, dia yang selama ini selalu memberikanku saran serta nasihat" Isellia mengangkat wajahnya, melihat ke Arah Ellio.

"Aku akan menjadi pengganti Ellard, menemani Leana sebagai Helena. Kami akan dijadikan sebagai tumbal."

"Bagaimana cara aku mengeluarkan kalian dari sini?" Tanya Isellia.

"Kamu bisa pergi, tinggalkan kami, aku akan menuliskan sesuatu pada Ellard," Ellio mengeluarkan sesuatu "Ini, simpan ini. Ini adalah lonceng kecil. Bunyikan ini setiap malam. Kamu punya peliharaan?" Tanya Ellio.

"Oliver, dia kucingku"

"Aku akan datang dalam wujud Oliver, dimalam hari. Aku akan tunjukkan bagaimana cara menyelamatkan Leana. Jangan khawatir pada Helena, dia akan baik-baik saja" Balas Ellio, dia mengambil kembali lonceng itu, dan mempraktekannya.

"Bagaimana cara menyelamatkanmu juga?"

"Lupakan, aku akan selamat jika Tuhan mengizinkan aku untuk selamat" Balas Ellio tersenyum, dan cukup mengurangi ketakutan Isellia.

"Terimakasih"

"Untuk apa?" Tanya Ellio.

"Pertama, kamu berniat membantuku, ke dua kamu tersenyum, itu cukup mengurangi rasa takutku sejak pertama melihatmu"

Ellio terkekeh pelan mendengar ucapan Isellia,"Apakah aku sangat menakutkan, um... Ya mungkin, jika siksaan Rudolf datang, dan aku mencoba kabur" Ucapnya.

"Okay" Isellia, mengambil lonceng kecil itu. Dia membunyikannya dan semuanya berubah seperti sediakala.

Dia berlari, membuka gerbang itu sendiri, dan masuk mobil terengah-engah, melihat ke dua pria itu hanya diam dengan tatapan bingung padanya.

"Kenapa?" Tanya Edward.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ellard.

"Biarkan aku bernafas" Isellia memejamkan matanya, dan bersender.

"Ellio memberikan aku ini."

TBC

.

(●´∀`●)