Ellard: Leana ada bersamaku, aku melindunginya dari wanita itu. Kamu percaya padanya, tapi tidak dengan aku. Dia aman bersama Merida.
~
~
" Sudah cukup, kau tau kami hampir kehilanganmu. Dia tidak akan mati, jika belum takdirnya. Yang kau lakukan hanyalah mengubah takdir, kau bisa mencelakakan semuanya, karena itu yang Rudolf mau" Leana hanya diam membisu, dia tau apa yang dilakukannya salah, Ellard hanya membalasnya dengan tersenyum masam
" Tapi, bagaimana dengan adikmu?" Ellard, tertegun dengan pertanyaan itu.
" Dia akan kembali dengan selamat, aku hanya tidak mau kamu ceroboh," Ellard, mengusap kepala Leana, "Aku akan mengantarkanmu pulang, orangtuamu sangat mencemaskanmu Lea, adikmu yang harus disalahkan karena semua yang kau lakukan."
" El, maaf sudah menyusahkanmu, maaf sudah menuduhmu, dan selalu berfikiran negatif tentangmu. Terimakasih banyak untuk semuanya El" Balas Leana memeluk Ellard.
" Itu sudah menjadi tugasku sebagai teman, kecuali~"
"Kecuali apa?"
"Kau tak menganggap aku temanmu" Kekeh Ellard.
"Tidak El, kau teman terbaik lebih dari teman biasa, haha"
"Kenapa tidak lebih dari itu?" Balas Ellard, mengacak rambut Leana.
"Oke, aku akan menganggapmu stepbrother ku" Jawab Leana mengacungkan jempol. Ellard membalasnya dengan wajah masam. Dia tahu Leana tidak akan menganggapnya serius.
____________________***____________________
"Akan sangat bodoh Ellard, ketika dia jatuh cinta. Kenapa harus pada Leana? Kenapa tidak Isellia saja, agar aku lebih mudah menghabisi gadis itu" Pria itu bicara ketus pada Aland, sambil meminum wine nya.
"Kau benar Tuan, putera mu mencintai gadis yang salah" Balas Aland, tapi dia malah mendapatkan tatapan sinis dari pria yang bernama Rudolf itu.
"Sebentar lagi kau," tunjuknya " Iya kau, kau yang selanjutnya akan menjadi penghianat, pecundang cinta. Aku tahu itu Aland, kau hanya terlalu naif untuk mengakui kalau kau juga mulai menyukai Leana, bukan Helena."
"Tidak Sir, aku tidak akan berkhianat. Aku bisa memadamkannya Leana hanya api kecil bagiku, dia tak sebanding dengan Helena" Bantah Aland.
Dear, Sir Rudolf
Kau berusaha untuk menjadi orang jahat, kau tidak sadar setiap perbuatanmu akan mendapatkan balasan. Para iblis yang kamu puja akan meminta nyawamu sendiri, dia akan menghabisi putrimu, dan putramu. Mungkin tidak sekarang, tapi nanti, sekuat apapun kau menahan, dan membuat negosiasi dengan makhluk terkutuk itu. Tuhan tidak akan menyukai jalanmu, bukan hanya kau, tapi mungkin banyak selebritas, dan pengusaha yang berhasil dengan jalan yang salah. Tapi perlahan iblis memperalat mereka, menghancurkan hubungan keluarga mereka, bahkan badan mereka, dan itu juga nanti yang akan kau rasakan. Renungkan, bebaskan putrimu. Kalau kau sayang pada mereka maka hancurkan hubungan mu dengan para makhluk itu, dan kenapa tidak kau tumbalkan saja dirimu, demi anak-anakmu.
"Bastard. Siapa yang menulis surat ini! Dia hanya sok suci dengan memperingatkan ku, aku sudah menikmati semuanya bertahun-tahun, dan sekarang ada yang mencoba berani menasihatiku" Rudolf membuang kertas itu.
"Tuan, apa mungkin Ellard yang menulisnya?" Jawaban Aland itu membuat Rudolf mengepalkan tangannya, " Maaf tuan, aku tidak bermaksud untuk menuduh, aku hanya tidak tahu."
"Puteraku tidak mungkin melakukannya, pasti yang menulis surat ini sudah tahu semua rahasiaku. Aland tugasmu mencaritahu siapa yang menulis semua ini, awasi dan beritahu aku."
___________________________________
"Lea...." Isellia langsung memeluk Leana.
"Aku benar-benar menyesal, aku minta maaf Isel, ini semua salahku, aku terlalu ceroboh" Balas Leana.
"Tidak apa-apa, yang penting kau selamat. Terimakasih El"
"Yeah, you're welcome"
"Kau mau masuk? Ibu pasti ingin berterimakasih juga padamu" Tanya Isellia pada Ellard.
"Tidak, terimakasih, aku harus pulang. Ada urusan yang harus ku selesaikan"
"Wait! Dear Thanks again!" Tukas Leana.
"Ekhem... Apakah aku tidak salah dengar. Oh, sweet kau memanggilnya sayang" Ledek Isellia.
"Your welcome honey!" Balas Ellard.
"Dia saudara tiriku, ya kan El?!" Teriak Leana.
"Well, ya! Aku saudaramu juga Isel" Teriak Ellard.
"But, brother in-law, hahaha" (tapi saudara ipar) Ledek Isellia.
"Yup, mungkin benar. Hahaha" Saut Ellard. Leana pergi, dia merasa malu dengan ledekan mereka.
___________________________________
08:00 a.m
Sedari tadi Ellard tidak bisa fokus, dia hanya memandangi Mrs. Maryln guru fisikanya, tapi bahkan dia tak mengerti dengan apa yang dibicarakannya.
"Well, well... Sepertinya ini mudah, tapi kenapa sekarang aku seperti terlihat bodoh, soal itu sangat easy" gumamnya dalam hati.
Baaammmm.... Suara dentuman keras, menghentikan semua aktifitas di kelas, semua siswa-siswi berteriak keluar.
"Apa ada gempa bumi?" Gumam Ellard, semua temannya pergi keluar, meninggalkan Mrs. Maryln yang tidak sadar kelasnya kosong, kecuali Ellard.
"Kenapa kau tidak ikut keluar?" Tanya Mrs. Maryln. Ellard berdiri dengan santai, sedari tadi dia hanya sibuk menggambar tak jelas, dan menggigiti pulpennya.
Dia berbalik ke mejanya, dan duduk. Masih heran Mrs. Maryln pun ikut keluar kelas, mencaritahu asal keributan itu. Ellard keluar, yang ada di pikirannya adalah Leana, Isellia.
"Ah stupid. Siapa yang membuat keributan ini" Rancaunya.
"Ada apa Wilson?" Tanya Ellard.
"Gedung Teater, dan Laboratorium Science yang diatasnya yang sedang dibangun itu, runtuh. Ada yang bilang fondasi bangunan itu rapuh, mungkin dana nya dikorupsi. Dan katanya 8 siswi terluka, 5 siswa dirawat. Hanya luka ringan sepertinya"
"Oh Lord. Semoga saja bukan mereka"
"Alert! Harap tidak mendekati bangunan! Dan harap tidak panik, dan membuat kericuhan. Semua siswa-siswi diharap tenang, dan masuk ke kelas masing-masing!" Bunyi pengumuman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dua tahun lalu
"Ada keributan apa ini?" Tanya pria itu, dia terlihat bingung, yang dia lihat hanya debu yang membuat pandangan kabur.
Gedung sekolah runtuh kejadian yang sama dua tahun lalu. Setiap orang bisa berubah tapi tidak dengan ingatan itu yang dia ingat.
"Kau hanya melihatnya. Tidak tahu apa yang ada di isi kepalaku. Dirimu hanya sebutir debu bagiku. Dia akan merasakan bahagianya hidup, tanpa harus dikelilingi orang yang tanpa kau sadari membuat hidupmu susah, ini hanyalah permainan...."
Pria itu tidak tahu apa-apa, dia bahkan bukan siapa-siapa, apa yang dimaksud dengan permainan, lalu Pria tinggi itu mendekat, lalu menyentuh kening pria yang terluka itu, kemudian semuanya gelap, dia merasakan seperti kesemutan, lalu semuanya lenyap, dia melihat dirinya terbaring lemah. Tapi tak bisa menyentuh jasadnya yang kelihatan payah.
"Jadi mati itu rasanya seperti kesemutan ya?" Tanya Isellia, serius, dengan wajah prihatin.
"Aku tidak mati haha. Aku terkadang lupa kenapa aku bisa seperti ini. Ellio akan kembali, sesegera mungkin" Senyum nya, menghilangkan ketakutannya. Bahkan meskipun pucat, dia masih terlihat tampan, begitu pikir Isellia.
"Kapan kamu akan kembali El? Aku ingin melihat wajah aslimu?" Isellia tahu sepertinya bukan pertanyaan seperti itu yang ingin didengar Ellio.
"Tidak tahu, sebentar lagi Halloween Isel, kau tidak ikut pesta? Pesta menyenangkan dengan kostum" Pertanyaan Ellio keluar dari arah pembicaraan tersebut, tapi ia tidak memperdulikannya.
"Tidak. Mereka akan mengadakan pesta dansa dengan kostum, tapi gedungnya runtuh. Katanya akan di adakan di luar sekolah. Itu membosankan aku tidak bisa dansa, siapa memangnya yang mau dansa denganku" Jawab Isellia mengedikan bahu.
"Aku bisa dan lihai berdansa kau lihat ini," Ellio menunjukan gayanya mempraktekkan betapa hebatnya dia menari salsa dengan gaya kaki mengambang, "lihat ini aku juga bisa menari hip-hop."
"Kau tembus pandang El, mereka tak bisa melihatmu, aku akan disangka gila. Kau roh" Isellia kesal, dengan ulah Ellio. Wajah Ellio terlihat murung, dengan kata-kata Isellia.
"Karena aku roh, kamu jadi tidak mau mengajakku ke pesta dansa? Bagaimana kalau aku datang dengan wujud asliku" Ucap Ellio, sedikit terkekeh, ia tahu itu tidak mungkin.
"Can I keep you Isellia? Please let me do it, before I go" Senyuman Ellio, membuat Isellia berdiri dia ingin memeluk Ellio, sahabat mengenalkannya, tapi Ellio hanya roh.
"Kau seperti bayangan El, katakan kita akan bertemu. Aku tidak mau kau pergi. Kita akan datang ke pesta Halloween, aku tidak peduli mereka akan bilang aku gila" Jawab Isellia, Ellio merasa puas dengan jawaban Isellia, walaupun dia tahu itu hanya akan membuat Isellia kecewa nantinya.
TBC