Tidak selalu apa yang kamu harapkan, sesuai dengan apa yang diharapkan
***
"Hipnoterapis itu mengatakan kamu memiliki kehidupan lampau Kiarra"
"Aku telah memiliki anak Mom! Aku memiliki seorang Putera, dan seorang Puteri, dimasa lalu yang aku lihat" Ucapan itu membuat ibunya menggeleng tak percaya.
"Nak, lupakan apa yang sudah berlalu, biarlah berlalu kamu hanya perlu mempersiapkan diri untuk kehidupan baru, dimana jiwa tersebut telah terlahir kembali" Ibu dari Kiarra menasihati puteri nya.
"Tapi-, aku selalu mendapatkan mimpi buruk, aku melihat Putera dan Puteriku itu menderita, ada seseorang yang jahat pada mereka" Kiarra, sebenarnya kurang yakin bahwa yang dia lihat adalah anaknya sendiri.
"Dia mengalami reinkarnasi, dari seorang wanita yang kematiannya sudah direncanakan" Perkataan itu membuat, kedua orang di depannya hanya membungkam, ada perasaan takut, dan cemas dihati Kiarra.
_______________________________
Aku mengharapkan Leana yang membantu, tetapi Isellia justru lebih peduli. Gumam Ellard dalam hati, dia merasa bersalah pada Isellia, dia juga sangat sayang pada Leana.
"Ellard, cepat lajukan mobil nya, aku cemas... Lea kau di mana" Suruh Isel, matanya berkaca-kaca.
"Ah, Shit apa-apaan ini, kenapa mobilnya mogok, bensin nya masih setengahnya mustahil mogok" Ellard meggerutu, ia resah dan gelisah takut terjadi sesuatu pada Leana.
"Ellard bagaimana ini?! Kita harus cepat."
"Maafkan aku Isel, tapi sepertinya kita harus mencari kendaraan lain" Ide yang aneh, tapi akhirnya mereka memutuskan untuk pergi naik taksi.
"Sepertinya kita ke rumah Rudolf. Bagaimana jika dia yang menculiknya" Isellia mencurigai Rudolf.
"Ada benarnya juga. Baiklah kita kesana." Balas Ellard
____________________________
"Aku di mana?" Gadis itu menatap langit-langit, dia mencoba mengingat.
"Percuma saja. Jangan berfikir untuk keluar Leana" Sahut pria yang menggunakan Hoddie jacket dan masker hitam.
"Siapa kau" Leana baru tersadar kalau dirinya diikat di kursi, pria itu membuka maskernya, Leana melihatnya dan dia mengenal pria itu. "Aland apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku" Pria itu adalah pria yang sudah mengkhianati Leana dan membuatnya muak.
"Untuk apa aku menangkapmu, jika harus melepaskanmu Honey" Balas Aland, dia mendekat pada Leana.
"Jangan panggil aku Honey, kau jahat Aland" Balas Leana sarkastik.
"Aku menyembunyikanmu karena aku mencintai kau Lea, Ellard selalu mencoba merusak hubungan kita, dia juga terus memanfaatkanmu dia akan menjadikanmu tumbal... Ya tumbal kau tahu, untuk Helena" Aland yakin, kalau kali ini dia bisa memengaruhi Leana.
"BOHONG! kau pendusta, bukankah kau juga mencintai Helena, aku tahu tulisanmu Aland, kamu mengkhianati hanya untuk mendapatkan Helena... Kamu tega!" Tidak ada satupun wanita yang mau di khianati, termasuk Leana. Dia berteriak dengan bermaksud memprotes pria yang membuatnya sakit hati.
"Iya, aku memang mencintai Helena, tetapi aku tidak mau kalau Ellard sampai memanfaatkanmu Lea, aku juga mencintaimu" Balas Aland, dia berlutut di depan Leana.
"KAMU GILA! Aku tidak percaya apapun lagi, kamu tahu semua tentang Helena. Pasti niatmu buruk padaku" Perkataan, dan tatapan kebencian Leana membuat Aland bangkit lalu dia meninggalkan Leana di ruangan itu.
"Berpura-pura itu tidak menyenangkan Lea, kata-katamu itu memang benar."
____________________________
"Dimana kau menyembunyikan Lea!!" Bentak Ellard pada Rudolf.
"Kamu mencari kekasihmu? Dia tidak ada di sini" Bantah Rudolf, Isellia yang mendengarnya langsung melirik ke arah Ellard.
"Kekasih?" Tanya Isel.
"Aku mencintai Lea, dia bukan kekasihku " Sergah Ellard.
"Kalian bisa pergi. Jangan mencari gara-gara di sini, pergi atau aku memanggil bodyguardku untuk memaksa kalian pergi!" Rudolf memaksa mereka pergi, Ellard tidak berkutik, dia bahkan tidak berani mengambil langkah lebih, dia juga takut diketahui identitas nya.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi mencari Lea, El aku takut terjadi sesuatu, ini sudah hampir malam... Aku bohong pada Ibu, aku bilang dia sedang di rumah temannya" Keluh Isellia, hanya Ellard yang bisa membantunya.
"Kamu pulanglah. Aku berjanji akan membawa Leana bersamaku" Titah Ellard, mungkin akan lebih baik jika dia mencari Leana sendiri.
"Bagaimana jika Ibu bertanya? Aku harus jawab apa?" Isellia benar-benar frustrasi, mengingat begitu kejamnya dunia.
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi, jangan membohongi Ibumu, jangan kecewakan dia. Katakan Ellard berjanji akan membawa Leana pulang" Balas Ellard tersenyum, dia tidak mau membuat Isellia resah, biar bagaimana pun dia yakin bahwa ini tidak jauh dari ulah ayahnya.
"Terimakasih banyak El, kamu adalah teman yang baik. Hati-hati El" Isellia kemudian pergi menghadang taksi, dan melambikan tangan.
Aku tidak tahu bagaimana jadi berguna. Memperbaiki kesalahan lebih baik dari pada harus melihat kalian menderita. Batinnya, dia bahkan dia sanggup jika nyawa adalah taruhannya.
-
-
-
-
"Aland!! Dimana kau! Keluar!" Tidak butuh waktu lama Ellard mencari Leana, karena dia tahu kalau bukan Rudolf pasti Aland. Dan dengan mudahnya dia datang ke rumah Aland, dia yakin kalau Lea disembunyikan di rumah Aland.
"Kau memang pintar! Tapi sayangnya Leana tidak ada di sini" Sahut Aland.
"Bullshıt, kau pendusta! bagaimana aku bisa mempercayaimu!" Ellard maju mendekat, lalu 'Bugh' Satu tonjokan berhasil melayang di pipi Aland.
'Drtt' pesan masuk, Aland segera menghindar dari Ellard, dia lebih mementingkan pesan itu dibandingkan Ellard.
"Kau mau kemana! Urusan belum selesai!" Ellard mengejar Aland, dan menarik Hoddie milik Aland, dan Aland mendorong sehingga Ellard terjatuh ke belakang. Aland segera pergi melaju dengan mobilnya, tanpa memperdulikan Ellard yang berada di rumahnya.
Bagi Ellard ini adalah kesempatan, dia masuk kesetiap ruangan, dia berharap bisa menemukan Leana di sana, tetapi nihil, tidak ada siapapun. Ellard curiga bahwa rumah ini, bukan rumah asli kediaman Aland, karena dengan santai ya dia pergi meninggalkan Ellard, tanpa mengusirnya.
"Ah Shit Aland yang bodoh, Atau aku yang bodoh" Dia menggerutuki dirinya, bagaimana bisa percaya pada Aland.
Satu ruangan yang belum dia periksa, yaitu suatu ruangan di bawah tangga, walaupun mustahil ada orang di sana, cukup sempit jika dilihat dari luar.
"Pintunya dikunci, aku harus mendobraknya" Tegas Ellard, dia tidak melihat satupun benda yang bisa membantunya untuk membuka pintu tersebut.
'Bruk' Dia berhasil membuka pintu itu. "Aw..." Rintihnya dia mendobrak pintu itu, sehingga ia tersungkur ke lantai.
"Leana! Are you okay?" Dia berhasil menemukan Leana, dan melepaskan ikatannya.
"Aland, semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Maafkan aku Lea, Helena adalah adikku. Kamu boleh membenciku setelah ini, aku tidak bermaksud untuk memanfaatkan dirimu, seperti yang dikatakan oleh Aland" Ellard mencoba meyakinkan Leana, tatapan yang sama di mana Leana selalu membenci dirinya, tidak menyukainya.
"Aku lelah dibohongi, tapi aku harap itu benar, ada seseorang yang menemuiku, dia teman Helena" Leana menatap mata Ellard, dia berusaha untuk menemukan kebohongan, tapi kali ini hatinya merasa begitu sakit, sakit karena selalu berfikir negatif pada pria yang sudah menolongnya saat ini.
"Maafkan aku, aku menyusahkan kalian" Leana memeluk Ellard, dia merasa bersalah, di sini dia sadar bahwa yang mengkhianati pertemanan ini adalah dia sendiri, dengan begitu mudahnya dia melupakan semuanya demi Aland.
"It's okay, kita hanya perlu membuat semuanya menjadi lebih baik" Balas Ellard, dia tersenyum pada Leana.
"Kita harus pergi dari sini El, aku takut dia kembali" Leana menarik tangan Ellard, dan Ellard menahannya, sehingga Leana berbalik.
"Tidak perlu takut, Aland takut padaku. Bilang padaku jika dia menyakitimu, tidak akan kubiarkan itu terjadi. Aku tidak akan membiarkan dia mempengaruhimu atau Helena" Perkataan itu membuat Leana malu, malu karena selalu berfikir negatif pada Ellard, malu karena dia juga tahu kalau Ellard mencintainya.
Aku tidak tahu, tidak tahu apa aku masih waras atau tidak, hatiku mengatakan 'iya' bahwa kau tulus, tapi otakku selalu mengatakan bahwa itu adalah hal biasa. Kebiasaan Leana membatin dihadapan Ellard.
Ellard tersenyum "Hatimu benar, dia bisa menerima, tidak tahu dengan orangnya" Sindir Ellard, membuat Leana blushing entah bagaimana rasanya.
"Stop! Tidak ada waktu untuk itu, banyak yang mencemaskanku pasti, kita harus segera pulang" Leana menarik kembali tangan Ellard dengan sedikit memaksa.
"Kita? Kau pikir aku tidak mencemaskanmu huh?" Kali ini perkataan Ellard mampu membuat Leana salah tingkah, dia meninggalkan Ellard sendiri.
TBC