Flashback
Dear Ellard
Kamu tidak akan pernah tahu jika kamu belum mencoba, cobalah memberitahu Leana, kamu bisa mencari beberapa bukti sebelum Aland memanfaatkan Leana.
Edward /Isellia
Ellard hanya mengeryitkan dahinya, ada yang memberinya surat, tapi bahkan ia bingung Isellia atau Edward yang menulisnya.
Pada saat istirahat Ellard membalas surat itu dan dia tahu kalau dia memiliki bukti, dia menyimpan surat yang ditulis oleh Aland untuk Helena, rencananya hari ini dia akan membongkar semuanya, tapi yang dia khawatirkan adalah Leana akan semakin menjauh.
For: Edward
Aku akan memberitahu dia melalui surat, terimakasih Ed, aku tahu siapa yang melakukan 'itu' semua padamu. Rudolf yang telah melakukannya, dan dia adalah Ayah Helena.
Surat singkat itu dibaca oleh Isellia, dan ternyata yang menulis surat tersebut adalah isellia atas saran dari Edward.
Ellard memberanikan diri menulis surat untuk Leana, tetapi ia menggunakan nama depannya atau nama kecilnya yaitu 'Thomas' dia berharap Leana percaya.
Flashback off
"Helena itu-" Edward sedikit takut untuk berbicara tentang siapa Helena bagi Ellard.
"Siapa Helena?" Tanya Leana.
"Dia-" Edward terdiam, dia masih tidak berani untuk melanjutkannya.
"Leana" Panggil Isellia, "Ayo kita pulang" Ajak Isellia pada Leana, dia sedikit memberikan instruksi agar Edward pergi.
"Nanti, aku ingin mendengar penjelasan Ed-" Ucapannya terpotong pada saat ia menengok dan ternyata Edward sudah pergi.
"Tidak ada siapapun di sini Lea" Balas Isel, dia tidak mau kakaknya tahu untuk sekarang ini karena ia takut Lea akan menceritakannya pada Aland, saat Leana terpengaruhi lagi.
"Aku kecewa pada Aland" Ucap Lea, "Dia tidak baik" Lanjutnya.
"Lupakan saja dia, masih banyak yang mau mencintaimu dengan tulus, jangan ingat orang yang hanya memberikan harapan palsu itu lagi" Balas Isellia, dia memang sedikit tidak suka pada Aland.
"Kamu benar, mereka hanya bisa membuatku kecewa, aku benci Aland dan Ellard" Isellia memahami apa yang dimaksud oleh kakaknya.
Mereka pergi pulang bersama, tidak terpikir lagi di benak Leana untuk melanjutkan mencari pembunuh Adele.
"Sebaiknya kau istirahat, jangan terlalu lelah. Lea aku harus pergi bersama temanku, aku ada tugas" Isellia, tidak mau kalau Leana mengetahui kemana dia pergi.
"Hati-hati Isel, aku tidak yakin pada teman sekelasmu, mereka bahkan selalu tidak peduli padamu" Jelas itu sebuah peringatan yang diberikan Leana, karena adiknya itu selalu berbeda dimata yang lain.
"Siap, captain" Balas Isel.
______________________________
"Ellard" Sapa Isellia , teman yang tadi disebut oleh Isellia adalah Ellard bukan teman sekelasnya.
"Lea kau sudah datang" Sambut Ellard.
"Siapa Rudolf? Apa tujuannya?" Pertanyaan itu langsung to the point membuat Ellard berfikir sebelum menjawabnya.
"Dia ayah Helena, dia tidak suka Helena dekat dengan Edward, dan soal Aland dia adalah kaki tangan Rudolf" Ada ribuan kata jika yang digunakan Ellard jika dia menjelaskan Rudolf dengan segala tujuan dan ambisinya.
"Aku tahu kalau Aland menjelek-jelekan namamu di depan Leana, dia tidak mau kalau kau dekat dengan Lea. Tetapi kenapa kau tahu semua tentang Helena?" Tanya Isellia.
"Kamu mau tahu? Kamu bisa mengetahuinya jika kamu mau membantu ku untuk menemukan Helena, dia adalah jawaban dari semua ini" Perkataan Ellard, pernah diucapkan oleh Isellia, hak yang sama seperti apa yang ada dipikirkannya selama ini.
"Ajak aku dimana wanita itu tinggal" Jawab Isellia.
Ellard tidak bermaksud untuk memanfaatkan Isellia, tapi dia tahu Isellia lebih baik daripada meminta Leana untuk membantunya. Ellard membawa gadis itu ke kediaman Rudolf.
"Rumah ini besar, tapi hawa rumah ini negatif" Kritik Isellia.
Mereka tidak masuk tapi hanya berada disekitaran rumah tersebut.
"Jangan masuk, pria di dalam rumah itu jahat" Ucap seseorang, Isel memang tidak di dalam mobil, dia turun dari mobil untuk mengamati rumah itu, dan di pun berbalik.
"Siapa kau?" Tanya Isel, anak laki-laki itu tersenyum.
"Namaku Jean, aku teman Helena" Balas anak laki-laki yang bernama Jean itu.
"Namaku Isellia, dia temanku namanya Ellard" Balas Isel.
"Apa yang terjadi pada Helena?" Tanya Ellard antusias tapi dia bertanya pada Isellia karena dia tidak bisa melihat Isel sedang berbicara dengan siapa, dia sangat mencemaskan Helena.
"Dia dikurung oleh pria tua, dia memberikan minum, lalu Helen tertidur, dia juga mengusir kami, sehingga kami tidak bisa masuk" Balas Jean dengan raut muka yang sedih.
"Apa katanya Isel?" Tanya Ellard.
"Helena dibiarkan tertidur lama oleh ayahnya, menurut penglihatanku, dia melakukan itu agar Helena tidak ikut campur" Penjelasan Leana membuat Ellard pergi.
"Terimakasih Jean" Lalu Leana mengajak Ellard untuk mendekat ke rumah tersebut.
Another Part
"Ada yang mengawasi kita, gadis itu mulai ikut campur, dia sama saja seperti kakaknya" Ucap Rudolf santai, dia duduk di kursi ya tapi dengan mudahnya dia bisa mengetahui.
"Siapa? Biarkan aku yang mengeceknya" Aland menuju jendela, dan dia bisa mengetahui dari jauh kalau Isellia ternyata yang datang bersama Ellard.
"Harus ku apakan mereka?" Tanya Aland.
"Jangan lakukan apapun, aku sudah bilang pada mereka agar tidak membiarkan Tom masuk dengan gadis itu" Yang ia maksud Tom adalah Ellard.
"Tapi, anda tahu kalau dia adalah orang yang keras kepala" Ucapan Aland, hanya mendapatkan sebuah tatapan tajam.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud" Di luar, dia bisa menghina atau melawan Ellard, tidak dihadapan Rudolf.
__________________________________
"Lea, kita tidak dibiarkan masuk" Cegah Ellard, dia tahu kalau mereka di awasi.
"Mana Aland, ingin aku menamparnya dia itu benar-benar keterlaluan" Ucap Isel geram.
"Sudahlah, lebih baik kita pergi, aku akan mengajakmu ke suatu tempat, di sana aku akan menjelaskan semuanya" Ajak Ellard, dia membawa Isellia ke danau tempat ibunya dimakamkan.
"Itu adalah tempat tinggalku dulu" Ellard menunjuk pada rumah bekas dia tinggal dulu bersama mendiang ibunya.
"Ellard, tunggu... Lihat itu ada yang melambaikan tangan padamu" Isel menahan tangan Ellard yang sedang menyetir, sehingga Ellard berhenti tiba-tiba. Ellard turun dari mobilnya, dia baru menyadari ternyata yang melambaikan tangan adalah gadis yang ia lihat kemarin,dia adalah Kiarra. Ellard mengajak Isellia untuk masuk ke dalam rumah Kiarra, karena gadis itu mengajak mereka untuk menghampirinya.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Kamu masih ingat padaku kan?" Tanya Kiarra girang, sepertinya senang mendapatkan teman baru.
"Tentu saja, oh ya kenalkan dia temanku, namanya Isellia" Ellard memperkenalkan Isellia pada Kiarra.
"Senang bertemu denganmu Kiarra" Balas Isel, dan Kiarra membalasnya dengan tersenyum.
"Aku harap kalian selalu hati-hati, kalian meninggalkan Leana sendiri, aku takut ada yang mau berbuat jahat padanya. El, Leana sedag diincar oleh seseorang, orang itu selalumengawasinya" Pernyataan itu membuat Ellard bingung, paadahal niatnya adalah mencari Helena. Belum lagi Isel, dia heran kenapa gadis itu tahu nama kakaknya.
"Kita harus pulan Ell, perasaanku tidak tenang" Bisik Isellia.
"Kiarra... Apa yang kamu lakukan" Seorang wanita memanggil Kiarra, dengan sedikit tidak suka atas apa yang Kiarra katakan.
"Maafkan Kiarra Nak, sepertinya dia menderita Skizofrenia, dia selalu mengatakan seesuatu yang aneh, ayo Kiarra masuk" Ajak wanita itu.
"Tidak Mom! Aku baik-baik saja, aku melihat sedangkan Mommy tidak" Kiarra membantah perkataan wanita itu, yang ternyata adalah ibunya.
"Kiarra jangan katakan hal-hal aneh! Kamu tidak mengenal mereka. Masuk!"Titah ibunya, dia menarik tangan Kiarra.
"Tidak! Aku mengenal Ellard jauh sebelum dia lahir... El, bantu aku" Teriakan itu membuat Isel menganga, dia kaget jika anak itu memiliki kelainan, tapi entah mengapa dia bisa merasakan gelisah yang sama pada saat, Kiarra mengatakan kalau Leana dalam bahaya.
"Aku melihat sorot kebenaran dari matanya, tetapi siapa dia?" Ellard terheran, dia kasihan pada Kiarra yang dipaksa masuk oleh ibunya.
Kamu tidak mengenal aku, tapi rasa sayangku tidak akan pernah hilang ditelan waktu. Usia tidak akan pernah jadi masalah, maafkan aku El...
__________________________________________________________
Leana POV
Aku merasa sangat bosan, Isellia pergi menemui temanya, aku sendiri. Ibu sedang pergi keluar rumah, ada rasa horor ketika aku sendiri di rumah, aku selalu berusaha untuk berfikir positif, aku menggunakan Headset lalu mendengarkan lagu dan berusaha untuk tidak peduli pada suasana ini, tetapi aku tidak berani kekamar, jadi aku memutukan untuk bersantai di ruang tamu menunggu ibu atau Isel pulang.
'Tok..Tok..' Bulu kudukku meremang, aku melepas Headset dan mendengar ketukan pintu, sejenak aku diam, lama-kelamaan ketukan itu semakin keras seperti sebuah gedoran. Berpositif thinkinglah Lea mungkin Mommy, atau Isellia sudah kembali. Batinku, aku berusaha tenang lalu membuka pintu, tidaak ada siapapun, aku berbalik lalu duduk.
'Tok..Tok..Tok' Suara yang sama, aku berkata di dalam hatiku Jangan menakuti aku! Kamu pikir aku takut! Aku tidak sendiri, Tuhan selalu haadir di sisiku. Inilah yang selalu aku katakan ketika aku takut, percayalah manusia lebih sempurna daripada mereka.
Suara itu masih terdengar sama...
"JANGAN GANGGU AKU, AKU TIDAK TAKUT PADAMU! JANGAN USIL! TUHAN SELALU MENGAWASIKU" Teriakku cukup lantang. Tiba-tiba pintu terbuka seperti ada yang mendobrak pintu itu.
"Mmm... Lepaskan" Ada seseorang yang membekapku, aku tidak ingat apapun dan hanyaa gelap, pusing yang aku rasakan sekarang.
Ternyata yang dikatakan Kiarra adalah sebuah kebenaran... Kira-kira Kiarra siapanya Ellard ya?
see ya in next part!