" Sebuah kesalahan itu datang dari sebuah penolakan terhadap sesuatu, dan terkadang selalu berujung pada penyesalan. "
Author POV
Hari ini Leana dan Isel telah memutuskan untuk pergi kerumah Adele, tujuan mereka pergi bukan tanpa alasan, melainkan mereka akan bertanya langsung kepada ibu dari Adele.
" Ayo, kita pergi " Ajak Isel pada Leana.
" Wait, kita harus menunggu Ellard datang, right?" Tanya nya memastikan.
"Oh iya, aku hampir saja lupa padanya" Balas Isel, benar saja pada saat itupun ada bunyi klakson mobil, dan merekapun segera turun kebawah, kebetulan pada hari ini juga rumah kosong dikarenakan ibu dan ayah mereka sedang pergi.
"Kau tau? kupikir kau tidak akan datang El. Lama sekali" Celetuk Isel.
"Okay, it's impossible jika aku tidak datang, I'm sorry, I know I'm late." Balas Ellard.
"Salah satu harus ada yang duduk di sampingku, aku tidak mau disangka supir kalian. Masalahnya adalah jarang ada supir setampan diriku. " Bual nya, terlalu percaya diri.
Isel melirik pada Lea, ya seolah-olah dia sedang memberikan instruksi agar Lea mau pindah kedepan, dan duduk di samping Ellard, "Hm... Iya, baiklah aku mengerti" Balasnya.
Leana hanya memandang kesamping jendela mobil, entah apa yang terjadi padanya, sepertinya dia benar-benar tidak suka pada Ellard. Sedari tadi dia tidak sadar ternyata Ellard sering mencuri pandang untuk melihat Leana.
Betapa cantiknya dirimu Lea, wajahmu mirip seperti dia, aku merindukan dia, tapi beruntung rasa rinduku sedikit terobati, jika aku melihatmu Batin Ellard, dia tersenyum sendiri mengingat perkataannya yang sungguh lebay.
"Heh, kau harus fokus saat menyetir. Jangan tersenyum-senyum sendiri." Balas Leana melihat tingkah aneh Ellard.
"Kecantikanmu membuatku tidak fokus Lea" Jawab Ellard, dan melirik sebentar pada Leana.
Apa maksudnya berkata seperti itu, rasanya setiap hari aku selalu sama. Batinnya, Ah apa yang terjadi kenapa aku blushing begini. Oh ayolah Lea ini hanya Ellard, seharusnya aku sudah terbiasa. Dia melupakan satu hal Ellard tahu gelagat anehnya.
"Hahaha.... " Dia tergelak tertawa melihat Leana, tadi dia yang salah tingkah sekarang Leana, Bahkan wajahmu sangat manis Lea saat kamu salah tingkah. Dasar wanita tidak pernah menolak untuk dipuji dan selalu saja menutupi wajah blushing mereka. Lanjutnya dalam hati.
"Hey, sadarlah di belakang masih ada aku" Tegur Isellia.
"Apa yang membuatmu tertawa, huh? Sepertinya kamu salah makan tadi pagi." Ejek Leana, tanpa menyadari kalau Ellard sedang menertawakan dirinya.
"Ups sorry, aku baik-baik saja." Jawabnya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah Adele, terlihat sepi, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk memencet bel rumah, dan mereka diizinkan untuk masuk ke dalam rumah.
"Apa maksud kedatangan kalian ke sini?" Benar-benar pertanyaan yang ketus, tidak biasanya ekspresi Mrs. Sarah seperti itu, dia adalah orang yang ramah.
"Perasaanku tidak enak" Bisik Isel pelan ditelinga Leana. Dan Leana hanya diam, dia meneguk saliva nya, setelah dia melihat ada sosok bayangan hitam yang mengawasi Mrs. Sarah.
"Aku bertanya serius, dan kalian hanya diam. Apa kalian mendengar!" Sebuah kalimat yang begitu saja terlontar dari mulut ibu dari Adele, yang membuat Leana lagi-lagi hanya fokus pada sosok bayangan hitam itu.
Dan akhirnya Ellard lah yang buka mulut, "Namaku Ellard, aku teman dari Adele, dan kami kesini ingin bertanya tentang kematian Adele. Kami berharap kasus ini dapat segera ditangani, dan mungkin kami bisa membantu."
"Adele... Itu sudah takdirnya, jangan pernah ikut campur apa pun lagi tentang anak-anakku paham!" Ucapan yang begitu menyakitkan, ya yang dimaksud olehnya pasti Edward dan mendiang Adele.
"Ta... Tapi kami hanya ingin bantu" Balas Leana gugup, karena air mata nya mulai turun.
"Kau... Ini semua karena mu, Adele mati karena kau datang hari itu Lea, aku menyesal telah membiarkanmu berteman dengan puteriku. Satu lagi jangan pernah dekati Edward, atau menjenguk nya diam-diam paham!!" Ia berkata sambil meninggikan suaranya. Dan Ayah Adele yaitu, Mr. James Orwell, keluar mendatangi mereka yang hanya mematung sedari tadi di luar pintu.
" Maafkan istriku, sebaiknya kalian pulang, kondisinya sedang tidak baik hari ini. Mungkin kalian bisa menemuinya nanti" Balas ayah Adele.
"TAPI ITU BENAR, KAU... KAU ADALAH PEMBAWA SIAL, KAU ANAK TERKUTUK, HELENA HILANG JUGA KARENAMU" Teriakan Mrs. Sarah yang keras sambil menunjuk Leana, membuat Leana semakin menangis, bukan hanya menyakitkan tapi itu membuatnya merasa begitu bersalah pada Adele, dan ya... Dia memikirkan perkataan terakhir yaitu tentang Helena.
"Apa hubungannya aku dan Helen... Bertemu pun kami tidak pernah" Ucap Leana lirih, bagaimana bisa ucapan yang begitu menyakitkan keluar dari mulut Mrs. Sarah, orang yang selama ini dia kenal sebagai seorang yang ramah dan penyayang.
"Sabarlah Leana, mungkin dia hanya belum bisa menerima kepergian Puteri nya, dan Putera nya" Balas Ellard menenangkan Leana.
Maafkan aku Lea, belum saatnya kamu tahu. Kamu tidak salah tapi Rudolf ada di balik semua ini. Ellard merasa bersalah karena dia mengetahui semuanya, tapi bahkan dia hanya bisa diam.
Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali, dan mencari kebenarannya mungkin ditempat lain. Mereka pun akhirnya meninggalkan rumah kediaman keluarga Adele.
"Apa yang ada dipikiran mu? Dan sebenarnya siapa kau?" Tanya Isel tiba-tiba yang membuat Ellard bingung harus menjawab apa.
Ini belum saatnya batin Ellard, "Apa maksudmu Isel? Aku, aku hanya teman kalian, aku juga manusia normal." Jawabnya mampu menutupi segala rasa gugup yang dialaminya.
"Ayolah Isel, tidak ada gunanya mengintrogasi Ellard. Sorry El, terimakasih sudah mau membantu kami" Balas Leana, merasa tidak enak pada Ellard karena sering dituduh.
Tidak ada tujuan lagi... Tapi tiba-tiba teringat Alice, ya mungkin Alice bisa membantu sekedar untuk mediasi dengan arwah Adele.
"Bagaimana jika kita mengunjungi Alice?" Yang ada dipikirkan Leana adalah Alice, dia adalah seorang paranormal mungkin Alice bisa membantu mereka.
"Jangan, seharusnya kamu menyadarinya Lea. Kamu tahu di belakang Mrs. Sarah ada bayangan yang selalu mengawasi ya." Balas Isel, dan ternyata bukan hanya Leana yang melihatnya tapi Isellia juga dapat melihatnya.
"Iya kira-kira siapa dia ya?" Leana ingin menanyakan itu tadi, tetapi dia masih ragu, dia hanya mengira itu hanyalah ada dalam pandangannya saja.
"Pasti ada seseorang yang sengaja mengirim itu, bisa jadi itu berupa suatu pesan ancaman pada kita. Bagaimana jika kita menemui Edward diam-diam?" Ucap Ellard akhirnya buka mulut, ide yang cukup bagus dan akhirnya Leana dan Isellia meyetujuinnya.
________________________________
Di rumah sakit
Mereka ragu untuk menemui Edward karena khawatir kalau Mrs. Sarah mengirim seseorang untuk mengawasi Edward. Terbukti dia bisa mengetahui kalau terkadang Leana atau Isellia sering berkomunikasi dengan Edward. Mereka menemui Edward dikoridor rumah sakit.
"Edward!" Panggil Leana, sontak saja orang yang duduk atau berjalan semuanya langsung memperhatikan Leana.
"Ingatlah ini tempat umum mereka tak bisa melihat Edward" Bisik Ellard memperingatkan Leana.
Edward pun mengerti dia menghampiri Leana, Isellia, dan Ellard, dan dia juga memberikan instruksi agar tidak berbicara di koridor. Mereka pun mengikuti Edward, dan taman rumah sakit itu seperti biasa jarang ada orang, lumayan sepi.
"Ed, aku dan Leana ke rumah kamu, tapi apa yang diucapkan ibumu itu berupa penolakan dan ejekan pada Leana" Terang isellia.
"Never mind, sebenarnya siapa Helena, kumohon beritahu aku siapa dia? dan apa hubungannya dengan aku?" Tanya Leana karena selalu ada nama Helena dipikirannya.
"Dia hanya gadis biasa Lea, tapi dia memiliki kemampuan seperti Isel, tidak ada hubungannya denganmu" Balasan yang membuat Leana hanya menggeleng tanda tidak setuju.
"Kau bohong! Jangan sembunyikan apapun lagi dari kami! Kenapa ibumu menyalahkan kalau Helena menghilang karena aku? " Leana tidak membentak hanya saja dia merasa kalau Edward berbohong lagi padanya, dan itu cukup menyakitkan.
"Aku bersumpah aku tidak tahu apapun Lea, dia menghilang bahkan sebelum aku mengenal kalian." Jawab Edward, tapi bahkan Isellia tahu kalau sorot manik matanya mengatakan kebenaran.
"Aku percaya, Lea kita akan cari tahu soal Helena nanti. Di penglihatanku kita harus mencari Helena, karena Helena memiliki jawaban dari semua yang kita cari" Isellia sendiri tidak tahu siapa Helena.
"A... Apa jangan-jangan Helena yang membunuh Adel." Tebak Leana asal dengan rasa gugup, dan membuat Ellard yang sejak tadi diam melirik dan menatap tajam Leana.
"Apa maksudnya? Itu tidak mungkin, mustahil." Balas Ellard mendengus kesal, menunjukkan rasa tak terimanya.
"Kenapa kau tak terima? Atau jangan-jangan kau mengenal Helena." Balasan Leana membuat kedua pria itu kesal, satu karena Ellard tak terima dituduh, dan Edward juga sama tak terima kalau kekasihnya dituduh membunuh adiknya.
"Cukup! Ini bukan saatnya berdebat Helena memang memiliki jawabannya, tapi kita harus mencari kebenarannya sebelum menuduhnya." Isel sedikit memperingatkan Leana, karena takut kakaknya itu akan tersinggung.
"Helena dan Helena, selalu Helena... Aku benci nama itu, aku selalu disalahkan atas apa yang sudah aku lakukan. Siapa sebenarnya Helena, apa dia pahlawan? Ataukah dia itu seorang angel" Ucap Leana frustrasi, dia tidak tahu bahkan soal kutukan apa yang dia terima.
"Kau tidak berhak menyalahkan Helena, bagaimana pun dia tidak tahu apa-apa! Apa yang kau lakukan itu kesalahanmu sendiri yang membuatmu terjerumus dalam misi ini, kau seharusnya sadar." Balasan Ellard yang seoalah-olah menampar Leana.
"Kamu benar El, bagus sekali bahkan kalian tidak tahu kebenaran apapun, dan kalian tidak tahu apa yang sudah kami lakukan untuk Adele." Balas Leana sambil bertepuk tangan, dan pergi meninggalkan Ellard, Isellia, dan Edward.
"Apa yang kau katakan El!" Isel juga ikut pergi mengejar Leana yang sudah pergi semakin menjauh, itu karena Leana berlari.
Sekarang tinggal Ellard yang berdiri di taman itu sendiri, karena Edward pergi sejak Lea pergi selain itu, Ellard juga tidak bisa melihat Edward, dia hanya bisa merasakan keberadaannya saja.
Maafkan aku Lea, aku hanya tak terima kalau kau menghina dia. Dia tidak bersalah. Batin Ellard dia merasa sangat bersalah, pertama karena Leana sendiri belum mengetahui siapa Helena, yan kedua Leana tidak tahu siapa Ellard yang sebenarnya.
TBC...