Author POV
At home
Hari ini libur, tetapi banyak siswa-siswi yang menyiapkan pertunjukan ataupun sebagainya untuk Prom, dan Prom tersebut di mulai sekitar jam 18:00, sampai 21:00. Leana dan Isellia hanya sibuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan di Prom nanti, mengingat kali ini di Prom tidak ada Adele, jadi tidak akan lengkap.
"Aku bosan aku yakin, mereka hanya akan mencueki kita disana" Ucap Isel buka mulut.
"Ah ya kau benar Isel, pakaian yang mana yang akan kamu pakai?" Tanya Lea, sepertinya Isel tidak terlalu tertarik ada Prom itu.
"Aku akan memakai Dress hitam" Jawab Isel.
"Kau mau ke Prom, atau mau bela sungkawa Isel, come on aku serius" Isel berjalan ke lemari Kemudian memilih dress hitam.

( Hanya ilustrasi Dress yang dipilih oleh Isellia untuk ke Prom)
"Bagus, tapi itu pakaian untuk berbela sungkawa, Isel itu kurang cocok jika kamu pakai untuk ke Prom" Protes Leana, lagipula selera fashion Isel tidak serendah itu.
"Ayolah ini elegan, aku akan tetap memakainya" Balas Isel, dia tetap pada pilihannya.
"Hm... Baiklah aku juga akan memakai Dress hitam selutut, aku tidak mau kamu di bully nanti." Biar bagaimanapun Lea sangat menyayangi adiknya.

( Gambar aku cari di google, itu adalah ilustrasi Dress yang dipilih oleh Leana)
"Tapi Lea, justru dress yang kau pilih seperti dress untuk berbela sungkawa." Protes Isel balik.
"Kamu juga memilih yang seperti ini, jadi biarkan kita sama" Balas Lea tersenyum.
"Baiklah" Balas Isel.
"Kapan Aland akan menjemput mu?" Tanya Isel.
"Um... Entah, aku akan bersiap-siap dulu, mungkin dia akan datang sekitar 30 menit lagi. Bagaimana dengan Ellard?"
"Aku tidak tahu, mungkin kita akan berangkat masing-masing" Balas Isel acuh.
"Kau harus berangkat bersama aku dan Aland, tidak akan aku biarkan kamu pergi sendiri" Kasihan Isel kalau harus pergi sendiri, jadi Lea pun mengajaknya.
"Bagaimana nanti saja, baiklah aku juga akan bersiap"
25 menit berlalu....
"Isellia, Leana ada teman kalian datang" Panggil Mommy. Mereka berdua pun langsung turun untuk menemui Aland dan Ellard.
"Waw, waw kalian kompak sekali memakai dress hitam. Kalian ingin ke Prom atau ke-" Ucap Ellard, Isel tahu apa maksud Ellard.
"Tidak, ayo cepat berangkat ini pilihan kami menggunakan dress hitam" Sergah Isel.
"Well, tentu saja Nona" Balas Ellard tersenyum.
"Mom, kami pamit" Ucap Isel dan Lea berpamitan.
"Ma'am kami pamit" Aland dan Ellard juga berpamitan.
"Ya, hati-hati girls, boys"
Dimobil antara Leana dan Aland.
"Kau tetap terlihat sangat cantik, mengenakan dress hitam itu Lea" Ucap Aland, sambil menyetir, dan Lea hanya melirik dan tersenyum.
"Aland berhenti, stop awas...." Ucap Lea cukup keras, sehingga Aland mengerem mendadak.
"Ada apa Lea? Kau tahu aku cukup kaget" Balas Aland.
"Ada seorang wanita menyebrang" Tunjuk Leana, dan hanya mendapat gelengan dari Aland.
"Tidak ada siapa-siapa Lea, coba kau lihat" Tunjuk Aland.
"Maafkan aku" Balas Leana.
"Ceritakan apa yang terjadi? Kamu membuka mata batinmu kan?" Tanya Aland memastikan.
"Darimana kamu tahu?" Tanya balik Leana.
'Aku tahu bahkan apa yang akan terjadi padamu' Batin Aland.
"Aku mengetahuinya karena waktu jam pelajaran disekolah, kau kepergok oleh Mr. Brown berbicara sendiri, aku tak sengaja melihatmu, tapi kemudian aku masuk kelas" Jelas Aland.
"Kumohon rahasiakan ini" Pinta Leana.
"Baiklah jika itu yang kau mau, kita lanjutkan, aku harap kamu tenang lagi pula mereka hanya arwah, tidak akan bisa mati untuk yang kedua kalinya" Jawab Aland, ya itu memang benar.
At the Prom 17:00.
Prom dilaksanakan di salah satu gedung, yang jelas bukan di disekolah, ya kalian bisa membayangkan sendiri, ini adalah acara yang di langsungkan di luar sekolah, tapi atas izin dan pengawasan sekolah.
Pembukaan Prom dimulai dengan pidato singkat perwakilan beberapa guru, terutama kepala sekolah, selanjutnya pesta dansa, dan setelah itu baru band ya, band itu sendiri dari para murid yang mengikuti ekskul tersebut, setelah itu baru acara selanjutnya.
Mr. Brown, Sang headmaster naik keatas mimbar, ya dia lah yang akan memberikan sambutan serta pembukaan.
"Good Afternoon all students that I proud of. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena membiarkan kita bisa melangsungkan acara ini, selain acara pelepasan siswa, juga acara ini sangat penting yaitu untuk memperingati hari ulang tahun sekolah kita tercinta. Terutama Especially I am very sorry for the death of our dear friend and our student Adele Celine Orwell, saya turut berdukacita atas kematian Adele, kita akan senantiasa mengingat prestasinya serta kebaikannya. Mari sejenak kita mengheningkan cipta untuk mengenang Adele semoga dia tenang di surga" Semua siswa menundukkan kepalanya, tak terkecuali Leana dan Isellia, Leana meneteskan air mata merasa tak berguna menjadi sahabat dari Adele.
" Selesai...Saya tidak akan berbicara panjang lebar, semoga kalian bisa menempuh kehidupan yang lebih baik setelah lulus dari sekolah, dan semoga sekolah kebanggaan kita bisa lebih maju, dan para siswa-siswi nya dapat menorehkan prestasi di berbagai bidang. Langsung saja saya resmikan bahwa Prom tahun ini dimulai" Doarr... Suara Confetti Popper (petasan kertas, yang biasa ada di pesta), dan pelepasan puluhan balon beserta spanduk kecil bertuliskan 'A bright future for us' artinya masa depan cerah untuk kita semua, dan menerbangkannya.
(Acara pembukaan dilakukan di mimbar kecil yang terletak di lantai dasar gedung)
Selanjutnya adalah pesta dansa dan semua langsung menuju ke lantai tiga. Semua murid berpasang-pasangan, bahkan dalam juga yang berdansa riang dengan sesama temannya, ya biasanya sih yang tidak memiliki partner lawan jenis (jomblo), mereka akan berdansa riang bersama sahabat atau teman dekat mereka.
"Lea kamu mau berdansa denganku" Tanya Aland.
"Of course" Jawab Leana tersenyum, mereka pun berdansa mengikuti alunan melody yang indah, ya matahari mulai tenggelam.
"Boleh aku berbicara sesuatu?" Tanya Aland, disela-sela dansa mereka.
"Apa?" Tanya Lea.
"Sorry for anything Lea" Balas Aland, Lea tersenyum.
"Tentu saja"
Pandangannya yang semula menatap Aland berubah dia memerhatikan gadis yang bermuka pucat berdiri di samping vas besar arah keluar, dan ternyata itu seperti Adele.
"Aku ingin menyatakan bahwa aku sebenarnya masih--" Belum selesai Aland mengungkapkan perasaannya, Leana segera pergi meninggalkan Aland.
Leana berjalan tapi kali ini, bayangan Adele seperti cepat sekali, akhirnya Leana memutuskan untuk naik lift.
'Tingg' (Lift telah sampai lantai dasar), dan tidak ada siapapun.
Ini pasti hanya halusinasi ku saja batin Leana. Dan dia melihat sosok perempuan sudah berada di seberang jalan raya, ya bukan lagi di pintu keluar, Leana bahkan mencarinya hingga ke jalanan.
"Adele...." Panggil Leana.
"Awas!!!!" Teriak seseorang 'Brukk' Leana tersungkur ke trotoar dengan tangan dan lutut yang memar.
"Aw...." Rintih Leana.
"Lea, kau baik-baik saja kan?" Tanya Ellard, ya ternyata pria yang menyelamatkan Leana adalah Ellard, dan di samping nya ada Isellia juga.
"Fine, tapi tadi aku melihat Adele" Jawab Leana dia merasa bahwa itu adalah sebuah petunjuk jadi dia mengikuti kemana Adele pergi.
"Lea, tadi aku sudah mediasi dengannya dia hanya meminta kita untuk mengunjungi rumahnya, ternyata penglihatan yang waktu itu ku lihat bermaksud pada orang tua Adele" Cetus Isellia.
"Baiklah, Ellard terimakasih sudah menolongku" Balas Leana.
"Iya sama-sama" Jawab Ellard.
"Leana...." Teriak Aland di seberang, kemudian dia menghampiri Lea.
"Are you okay" Tanyanya.
"I'm fine" Jawab Lea singkat.
"Mari aku bantu, setelah ini lebih baik jika kita pulang, Ellard pesta nya memang belum selesai maaf, tapi luka Leana harus segera diobati." Jelas Isel.
"Tentu saja, biar--" Belum selesai Ellard berbicara Aland langsung memotongnya, "Biar aku saja yang antar Isellia dan Leana" Sergahnya.
"Tidak perlu Aland, nanti teman-temanmu mencarimu, habis ini kau harus perform kan, kau pianis, jika kau tidak ikut, band nya tidak akan lengkap" Balas Leana.
"Hah, kau dengar itu. So, biarkan aku yang mengantarkan mereka" Tukas Ellard.
"Baiklah, hati-hati Lea, Isel" Jawabnya.
"Tenang saja mereka akan aman jika bersamaku, di banding harus diantar oleh two-faced seperti mu" Celetuk Ellard, sebuah sindiran untuk orang yang munafik, sindiran itu ditujukan untuk Aland.
(Two-faced adalah sebutan untuk orang bermuka dua, aku search di google biasanya sebutan ini peruntukkan untuk orang yang di depan kita baik padahal di belakang kita buruk).
"Apa maksudmu berbicara seperti itu hah!!" Balas Aland tak terima, dia menarik kedua kerah kemeja Ellard.
"Kalau itu tidak benar kenapa kau takut huh, kau takut rahasia mu terbongkar hah!" Balas Ellard sambil terkekeh.
"Lihat saja nanti" Aland langsung meninggalkan Ellard, dan sedari tadi Leana hanya melihat mereka berdua berdebat.
"El, apa maksudmu two-faced untuk Aland?" Tanya Lea.
Suatu hari nanti, kau pasti akan tahu kebenarannya, aku hanya akan menunggu kau mengetahui itu sendiri Lea Batin Ellard menjawab, karena baginnya ini belum waktunya untuk Leana mengetahui siapa Aland.
"Mereka berdua kan bersaingan untuk mendapatkan hatimu, Lea" Bisik Isellia, dan Ellard hanya tersenyum.
"Aku mau pulang, cepat antarkan aku... Isel kaki ku sakit." Leana merangkul Isel karena jalannya terpincang-pincang.
"Ayo... Kita pulang, dan besok kita kerumah Adele."
Mobil Ellard
"Apakah boleh aku ikut?" Tanya Ellard.
"Tidak" Sergah Leana.
"Iya tentu saja" Balas Isellia, dan membisikkan sesuatu pada Leana.
"Oke... Baiklah kau boleh ikut dengan kami asalakan tidak perlu membongkar nya pada siapapun, so jadi kita sama-sama saling membantu untuk mencari siapa pembunuhnya" Balas Isellia.
TBC