Chereads / That's The Wrong Way / Chapter 4 - Bagian 4 || Kebohongan Ellio

Chapter 4 - Bagian 4 || Kebohongan Ellio

Aku benar-benar terkejut, bagaimana tidak, Alice memberitahu ku kalau mata batin ku sudah terbuka, bagiku shower mati, ada yang mengetuk pintu kamar mandi.. Tentu saja itu sangat horor.

"Apa yang terjadi huh? Aku pikir kamar mandi nya ada 'seseorang' dan aku tidak berfikir itu kamu, dan aku tersadar lalu disampingku tidak ada kamu" Dan ternyata yang mengetuk adalah Lea.

"Tidak apa-apa, um... Tadi kau tidur nyenyak sekali, aku sudah memintamu untuk mengatarku, tapi ku urungkan niat untuk membangunkan mu" Jelas ku.

"Okay, ya sudah aku mau lanjut tidur, kau berteriak sangat keras. Aku yakin mom dan Dad pasti dengar"

"Ada apa ini" Tanya Daddy.

"um... Maaf Dad tadi aku melihat kecoak dan berteriak" Aku beralasan aku yakin Lea tersinggung aku bilang kecoak.

"Oh... Baiklah girls aku pikir terjadi sesuatu, ini masih malam jadi tidurlah" Perintah Dad.

_______________________

"Lea tadi showernya mati tiba-tiba aku sangat takut" Gumamku.

"Ayolah, itu hanya segitu belum seberapa, berpositif thinking maybe rusak" Balas Lea.

Apa yang dikatakan nya benar, itu hanya shower... Bagaimana kalau aku melihat sosoknya atau anything seperti teror yang lebih extreme. Aku benar-benar merinding memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Akhirnya sekarang sudah pagi, dan aku sangatlah bersyukur tidak terjadi apa-apa semalam, ya walaupun kejadian dikamar mandi membuatku sangat ketakutan.

"Good Morning Mom" Ucap ku

"Morning dear, ayo kita sarapan"

...

Selesai sarapan, kami pergi berangkat sekolah dan kali ini kami pergi diantar oleh Ayah, lagipula aku tak mau harus naik bus, takut terjadi sesuatu yang lebih menyeramkan.

"Dad, kami masuk kesekolah, bye...." Ucapku dan Isellia.

Sekilas kemudian, aku melihat bayangan Adek melintas dari arah koridor.

Sontak aku memanggilnya "Adel...."

"Kak orang-orang memperhatikanmu, sadarlah Adel sudah meninggal" Kali ini nyata tidak mungkin aku salah lihat, jantungku mulai berdegup.

"Tapi itu sungguh Adel, tidak mungkin kalau aku salah lihat, kumohon coba lihatlah apa yang terjadi Isel, itu seperti pertanda kita harus mencari bukti - bukti kematiannya" Ucapku sedikit pelan, agar yang lain tidak dengar.

"Iya itu benar, tapi jangan gegabah bisa saja yang lain dengar itu bahaya" Apa yang dikatakan Isel memang benar.

"Hey... Morning" Tiba-tiba saja ada Ellard menyapa kami, aku benar-benar gugup sekarang, entah kapan dia datang, dan bagaimana jika dia mendengar pembicaraan kami.

"Sejak kapan kau datang" Tanya Isellia.

"Sejak kalian berbisik" Ya ampun aku baru ingat dia kan bisa membaca pikiran orang kata Isellia ya, walaupun aku sendiri masih tidak percaya.

"Kamu tahu?" Omg itu pertanyaan yang sangat konyol yang keluar dari mulutku.

"Ya aku tahu, kalian sedang membicaran Adel, right?"

"Sok tahu" Tukasku.

"Kau bertanya padaku, dan pertanyaanmu ditanyakan seolah-olah kau takut ada orang lain tahu" Balasnya.

"It's okay, aku tidak akan membocorkan apapun, Adel mati terbunuh bukan karena takdir, tapi ada seseorang yang sengaja melakukannya, tetapi entah siapa" Aku kaget, bagaimana secepat itu dia bisa menyimpulkan kejadian ini, kecuali jika dia mata-mata, atau dia bersandiwara, bagaimana ini ada hubungannya dengan dia... Oh stop berfikiran negatif Lea.

"Jangan bilang kau mengira aku pembunuhnya, aku hanya mau membantu, Adel tidak akan pernah tenang jika pembunuhnya masih bisa hidup tenang" Apa yang dikatakan Ellard memang benar, ini harus segera diselesaikan.

Mungkin Ellard mengerti bagaimana perasaanku sekarang, dia langsung pergi meninggalkan kami.

"Isel coba liat sesuatu gunakan penglihatanmu mungkin saja ada petunjuk" Isel menurut dia memejamkan matanya.

"Bagaima?" Tanyaku

"Entah... Aku hanya melihat rumah sakit itu sepertinya kita harus kesana" Ucap Isel ada benarnya pasti ada yang ditutupi dari seseorang disana.

Aku pergi menuju kelas, aku sekarang duduk di bagian pojok aku hanya termenung, pelajaran dimulai aku hanya diam pikiranku melayang kemana-mana, sampai aku tak sengaja melihat seorang pria, ya dia sepertinya tersenyum padaku, akupun membalasnya namun seketika wajah itu berubah menjadi datar, dan dingin... Aku teringat ini masih jam pelajaran kenapa ada yang keluar kelas ... Aku pun melihat lagi dan pria itu menghilang, kali ini aku yakin sepertinya dia bukan manusia.

"Permisi Mrs. Johannes aku izin ke toilet" Akhirnya dia mengizinkan, aku mengedarkan pamdanganku ada hawa yang tidak enak rasanya

"Kamu harus menolong ku Leana, kau harus datang...." Apa maksud kata-kata itu, terdengar lirih seperti ada yang membisikannya aku menggeleng cepat, dan terus berjalan ke toilet.

"LEA...I'M HERE PLEASE HELP ME" Darah... Tulisannya di tulis dengan darah di kaca wastafel. Ini semua gila mana mungkin ada yang mau menjahiliku, aku merinding dan tiba-tiba saja pintu kamar mandi itu terbuka sendiri, tanpa ada angin dan menggebrak terbuka.

"I KNOW YOU CAN... THIS IS ME ADELE, PLEASE HELP ME" Tulisan dengan darah, tulisan itu terdapat di dinding kamar mandi. Seketika tubuhku lunglai, aku terduduk di lantai aku melirik ke belakang dan tulisan di wastafel itu menghilang, aku melihat ke arah kamar mandi dan tulisan di dinding itu juga hilang, aku yakin pasti ini hanya halusinasi.

"Lea Hai" Aku sontak menengok ke belakang saat ada yang menyapaku di koridor, saat menuju kelas.

"Hi... K... Kau siapa?" Tanya ku kenapa dia tahu namaku, dan dia adalah pria yang tersenyum padaku tadi.

"Aku Ellio, sekarang kamu bisa melihatku, senang bisa mengenalmu" Ucapnya tersenyum.

"Kau Ellio ?"

"Ya" Balas ya singkat.

"Jadi, kau yang menjahiliku tadi huh, kau pikir aku takut dan bisa di bohongi, kau berpura-pura kan menjadi temanku yang sudah tiada, dan membisikan suara-suara misterius itu" Ucap ku sedikit keras, dan wush... Ellio menghilang, dan kali ini aku emosi sekali pria itu sangat menyebalkan.

"Hey Miss. Daisy are you okay?" Aku langsung menengok kebelakang dan ternganga, ternyata Ellio menghilang karena ada Mr. Brown, Headmaster di sekolah ini.

"Ma... Maaf Sir, aku baik-baik saja" Balasku, jelas aku sangat gugup.

"Kenapa kau keluar saat jam pelajaran berlangsung? Dan kenapa kau berbicara sendiri?" Tanya Mr. Brown to the point.

Aku meneguk saliva ku, OMG pasti kali ini dia akan mengira aku terkena gangguan jiwa, ini semua karena pria itu.

"Um... Aku hanya sedang berlatih menghafal teks pada drama Sir, maaf tadi aku gugup jadi aku izin untuk ke toilet" Alasan yang tidak masuk akal, bagaimana tidak di kelas sedang berlangsung pelajaran Fisika, dan aku berbohong.

"Oh okay, well kau harus kembali sekarang Miss jika tidak mau terkena masalah"

"Okay Sir, excuse me"

Benar-benar menyebalkan. Aku kembali ke kelas, dan suasana sepertinya hening sekali, aku langsung duduk dan ternyata Mrs. Johannes memberikan kertas test, ah damn benar-benar menyebalkan aku tidak mendengarkan penjelasannya sejak tadi.

-------------------------------------

Sekarang Istirahat aku berjalan ke kelas Isellia.

"Isel..." Sapaku, dan dia menghampiri.

"Isel, kamu harus tahu aku mengalami kejadian yang sangat menyebalkan, sepertinya ini hari sial untukku" Aku menceritakan apa yang terjadi, dan Isel hanya diam kami terus berjalan, aku terus berbicara tapi gelagat Isel aneh.

"Hey apa yang terjadi denganmu?" Isel hanya melirikku dan diam.

"I'm okay, Ellio datang" Akhirnya dia mengeluarkan suara.

"Ah ya, aku tidak tahu apa maksudnya datang, dia membawa banyak kebohongan dan meninggalkan banyak misteri" Ucap ku.

"Ini ada hubungannya dengan kematian Adel" Jawabannya dia masih merengut, seperti habis tertimpa musibah.

"So? Kenapa kamu terlihat kesal?" Tanya ku.

"Karena tahu dia koma sejak lama, dan dia sempat membungkam, dia baru bilang Adel adalah adiknya. Sekarang dia meminta bantuan itu membuat ku kesal" Aku diam, bagaimana mungkin Adel bahkan tak pernah membicarakan apapun, dan aku baru ingat Adel pernah bilang dia memiliki kakak tapi bukan Ellio sepertinya.

"Ku rasa dia bohong lagi nama aslinya sepertinya bukan Ellio" Jelasku, memang aku tidak tahu tentang Ellio tapi sepertinya Adel pernah menceritakan tentang kakak nya dan namanya bukan Ellio, tapi soal kakaknya koma dia tidak pernah bercerita apapun.

"Ya, itu membuatku semakin malas, namanya Edward. Dia belum menjelaskan alasannya berbohong, aku yakin nama itu memiliki misteri, dia hanya bilang 'Adikku menyukai nama itu, tidak masalah selama dia menyukainya, dan maaf juga telah membohongimu' entah mungkin itu nama kekasih Adel, sehingga kakaknya menggunakan nama itu karena tidak tahu" Jelas Isel panjang lebar, aku benar-benar tidak paham apa yang di bicarakan nya.

"Tapi Adel tidak punya kekasih, kurasa kakaknya sangat aneh" Gumamku.

"Well... Lupakan kau sudah melihatnya kan, sekarang percaya, dan dia sangat tampan kan, bahkan sekarang kita tahu bahwa dia itu kakaknya Adel, sahabat kita" Balas Isel sambil terkekeh, huh dasar konyol, aku sedang serius dia malah bercanda, ku akui memang tampan, tapi Aland jauh lebih tampan... Eh kurasa aku mulai gila aku sudah berusaha mati-matian tak mengingat ya, dasar aku.

"Ups... Hahaha, kau masih mengingat Aland mu itu huh" Aku hanya diam, dia membuatku malu ini sudah sampai kantin, bagaimana kalau yang lain dengar, dasar Isel.

Orang-orang disini hanya akan diam tidak memperdulikan kami, mereka hanya sibuk dengan urusan nya masing masing, kami juga tak peduli tidak ada satupun orang yang bisa menghargai Isellia dengan tulus ya setulus aku dan Adel.

"Boleh aku gabung?" Tanya Ellard, sepertinya pria itu suka sekali ikut campur.

"Aku mau ikut, If you don't mind. Aku tahu Ellio siapa" What aku kaget dia sepertinya tahu semuanya.

TBC

A/N: kesimpulannya Ellio itu nama aslinya Edward, dan dia adalah kakak dari Adele, Leana gak tau karena Edward lama koma dan Adel gak cerita apapun dan soal nama 'Ellio ' itu masih misteri, mungkin dia orang tersayang Adel.

A/N: Soal Ellard masih rahasia soal kebenaran sebenarnya dia siapa akan di ceritakan di next chapter