"Tret..tret..tret". Tepat pukul 5 pagi alarmku berbunyi ,
"Kak bangun ,Gia bangun" .
Ya seperti biasa suara teriakan mamaku terdengar tepat setelah alarmku berbunyi . Rasanya mata ini susah untuk diajak kompromi selalu menutup rapat padahal hari ini hari Jum'at hari terakhir masuk sekolah . Aku mulai beranjak pergi meninggalkan kenyamanan dari kasur empuk nan lembut itu . ku langkahkan kakiku menuju pintu kamarku sembari sesekali kucek mataku yang enggan membuka . Seperti biasa rutinitasku sebelum menuju kamar mandi aku mampir ke kamar adikku untuk membangunkannya . aku memiliki 2 adik perempuan yang usianya cukup jauh dariku adikku yang pertama Netty , dia 4 tahun lebih muda dariku dan dia adalah adikku yang selalu membuat kesal karena setiap pagi aku harus berteriak serta memukulinya dengan bantal agar dia segera bangun, sungguh kesabaranku diuji setiap paginya.
"net.. netty bangun dah jam berapa ini, buruan bangun"
"Apa sih kak , berisik aku ngantuk" .
Adikku perempuan satu ini memang pandai membuat darahku naik ke ubun-ubun setiap paginya .darah itu semakin naik , melaju serta mendongkrak memecahkan kepala. Habis sudah kesabaranku bicara baik dan lembut pada netty . Kubuka kain korden dan jendela kamarnya ,ku tarik selimutnya , kuambil bantal dari kepalanya kemudian berbisik.
"bangun gak , kalau gak bangun ak hitung sampai tiga .. 1..2..3.. , oyy bangun"
Ku hantamkan kuat-kuat bantal tadi pada hitungan ke 3 di badannya. Seketika dia menjerit dan memarahiku.
"iya.. aku bangun kak, sakit tau gak!" .
Aku segera berlari meninggalkannya sambil tertawa jahat , dengan rasa puas yang tidak bisa diungkapkan .
Pintu Kamar mandi terpampang jelas di depan muka tetapi tangan enggan berayun untuk membuka. ku tarik nafas sedalam mungkin sebari berkata "gapapa, besok libur bisa nonton drama korea seharian " . Ku paksakan tangan ini membuka pintu kamar mandi , dan mengulang ucapanku tadi untuk menyemangatiku . Sembari ku membersihkan badanku aku kembali berpikir dengan ucapan mamaku tempo hari . masih terngiang di kepalaku
"kak , mama pengin banget anak mama ada yang nikah pake pedang pora , salah satu aja dari ketiga anak mama" .
Dan dengan gampangnya saat itu ak menjawab
"iya besok mah , aku cari calon suami perwira biar bisa pedang pora" .
Tak tau apa yang aku pikirkan saat itu , kenapa aku bisa menjawab seperti itu . aku hanya menyenangkan mama pada saat itu. tapi justru mengganggu pikiran ku setiap harinya . Sepanjang perjalan cintaku aku tak pernah memiliki pacar seorang perwira ataupun taruna . terakhir kali berpacaran dengan seorang calon pilot yang sedang bersekolah di salah satu sekolah pilot di Jakarta 1 tahun yang lalu . selisih umurku dengannya 4 tahun dia lebih tua dariku . Jujur aku memang lebih suka lelaki yang lebih tua dariku . Dari pengalaman cintaku setiap aku memiliki pacar yang umurnya sama atau lebih muda dariku pasti akan berakhir kacau . parahnya lagi mereka tidak dapat mengimbangiku pola berpikirku yang jauh melampaui usiaku . terkadang membuatku hampir gila dibuatnya. banyak detail serta sudut dari karakteristik peristiwa ,orang atau apapun yang membuatku tergelitik untuk mengeritik, menilai serta beragumen . hal tersebut yang membuat mereka menyerah padaku. Aku termasuk seorang yang penurut . jarang meminta sesuatu bahkan menuntut sesuatu dari pasanganku . Keluargaku bisa dibilang cukup berada , aku merasa itu cukup bagiku dan apa yang harus ku tuntut serta ku minta lagi dari pasanganku sedangkan aku telah memiliki apa yang aku mau . berasal dari keluarga yang cukup terpandang membuat banyak orang yang ingin dekat denganku .Sampai saat ini aku masih belum percaya bahwa mereka mendekatiku tulus atau terdapat maksud tersembunyi dibaliknya .
Pukul 05.30 , selesai sudah aku mandi , ku langkahkan kakiku ke kamarku untuk berganti pakaian dengan pikiran yang masih terselimuti kekacauan yang tercipta karena percakapanku dengan mama tempo hari
"terus gimana aku mau cari calon buat mama , seorang perwira" .
Kalimat tersebut meluncur begitu saja dari bibirku . Pikiranku masih seperti pita kaset kusut yang perlu untuk dirapikan . Aku bukan tipe gadis yang akan cari perhatian atau meminta kenalan dari media sosial untuk mengenal laki-laki apalagi untuk sekedar basa-basi dengan seorang laki-laki di media sosial. walaupun sebenarnya aku dapat meminta papaku untuk mengenalkanku kepada salah satu taruna atau mungkin perwira TNI AL , ya papaku adalah seorang tentara dia kepala rumah tangga yang sangat displin dan menerapkan aturan semi militer terhadap anak-anaknya walaupun ketiga anaknya perempuan , kami bertiga di didik dengan keras serta aturan yang ada di rumahpun sangat banyak dan sejujurnya menyiksa tapi kami sudah terbiasa dengan hal tersebut .
"Pokoknya aku mau usaha sendiri , biar aku bisa merasakan yang pas buat aku" .
Setiap aku hampir putus asa dan muncul rasa menyerah terhadap percakapan tersebut aku mengatakan kalimat itu .
***
Ayam goreng dan sambel bawang sudah siap menyambutku di meja makan dan seperti biasa semua sudah ada disana. Keluargaku memang keluarga yang berada tetapi memang kami tak pernah memiliki pembantu di rumah karena papaku tak ingin anak perempuannya manja dan menjadi pemalas . Papa ku memang keras dan tegas berbeda dengan mamaku yang lembut dan tegas. Dia seorang wanita cantik yang selalu terlihat tak pernah lelah . Dia merawat kami bertiga , mengerjakan pekerjaan rumah , bekerja sambilan seperti jual beli tanah kapling maupun bisnis laundry di rumah. Keluarga ku terkesan sangat rapi , taat dan displin karena kedua orang tuaku memiliki latar belakang militer . Ya mamaku merupakan alumni taruni sekolah pelayaran di Semarang hal tersebut yang membuat kebijakan serta aturan dari kepala keluarga tadi terasa semakin kuat dan kental terasa didalam rumah . Seketika terdengar suara anak kecil yang memecah pikiranku
"mah ini susunya buat siapa ?" .
"Buat kamu dek" .
Suara anak kecil itu adalah suara adikku yang kedua, namanya Helma sikecil kesayangan keluarga karena dia anak paling kecil dia sedikit manja dengan kedua orang tua ku walaupun terkadang aku merasa sedikit muak melihat tingkahnya tapi setiap kali rasa itu muncul ak selalu menampiknya sembari berkata dalam hati
"dia masih kecil Gia , selisih umurnya juga jauh maklum aja 10 tahun lebih muda dari kamu"
Adikku yang kedua ini memang umurnya sangat jauh dariku ya 10 tahun lebih muda.
"Kak , nanti adik helma anterin sekalian ya" .
"Iya pah "
Papaku sudah siap untuk berangkat ke kantor dengan seragamnya biru tua serta berbagai macam aksesoris pelengkapnya .dia segera menyelesaikan makannya dan berpamitan pada kami semua untuk berangkat ke kantor . jarak rumah kami ke kantor LANAL memang bisa dibilang cukup jauh jarak yang harus di tempuh sekitar 1 jam perjalanan tanpa macet .
Setiap prajurit merupakan kebanggaan bagi bangsa. Baik itu TNI maupun POLRI mereka merupakan abdi setia bagi negaranya . maka dari itu Negara memberikan hak-hak istimewa bagi setiap prajurit . tidak terkecuali dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi yaitu Jendral dengan bintang empat di bahunya . salah satu hak-hak istimewa tersebut adalah berupa rumah dinas . setiap prajurit berhak atas satu rumah dinas selama masa abdinya dan harus memberikannya kembali pada Negara saat dirinya purna tugas . selain rumah dinas ada beberapa jaminan seperti kesehatan bagi keluarga prajurit dan banyak tunjangan-tunjangan lainnya bagi keluarganya . tetapi dibalik itu semua ada fakta pahit yang harus ditanggung kami sebagai keluarga para abdi Negara . kenyataan pahit bahwa banyak waktu yang tak dapat kami habiskan bersama mereka yang setia mengabdi . kami sebagai istri maupun anak harus rela melahirkan , tumbuh berkembang tanpa dapat diiringi seorang ayah disetiap waktunya . serta kenyataan pahit lainnya adalah kami harus rela melepaskan kepergian mereka kapanpun dimanapun . karena sejak awal nyawa merupakan taruhan dari setiap tugas yang mereka jalani.
Papa memang sengaja tak ingin tinggal di rumah dinasnya , dia memilih membeli rumah di pinggir kota yang memiliki suasana sedikit pedesaan agar jauh dari keramaian kota agar dia bisa tenang , beristirahat . Dia memang jarang di rumah karena tugas negara selalu memanggilnya , sekalipun dia di rumah pasti dia hanya tertidur seharian akibat kelelahan .
Aku telah siap berada diatas motor matic kesayanganku . orang tuaku melarang anak-anaknya membawa mobil kesekolah mereka tak ingin memanjakan anaknya mereka ingin kami bertiga tumbuh menjadi anak yang tetap rendah hati serta tidak berlebihan
"dek agak cepet , kakak nanti telat" .
Adikku mulai menguji kesabaranku lagi kali ini Helma yang mengujinya , dia memakai sepatu hampir 10 menit lebih . Sedangkan waktu yang harus ke tempuh untuk perjalanan 30-45 menit untuk menuju kesekolah , kami terbiasa didik displin waktu dan memperkirakan waktu dalam hal apapun termasuk lama waktu ke sekolah , papa kami selalu bilang jam 6.10 semua sudah harus berangkat dari rumah yang kesekolah masuk jam 7. Tapi jam di tanganku sudah menunjukan pukul 06.13 , lagi-lagi aku harus berteriak
"ini dah jam berapa dek ayo berangkat cepet!" .
Adikku keluar rumah sembari menjawab terikanku tadi
"iya ini loh lagi jalan , sabar kak .. sabar" .
Namaku Gia Vanessa ,sekarang aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA , tapi sudah dipusingkan dengan cara mencari calon suami perwira untuk mamaku . walaupun memang keluargaku adalah keluarga militer tapi kenapa aku pusing memikirkan hal tersebut . Banyak dari keluarga besarku adalah seorang petinggi tentara dari mulai TNI AD , POLISI bahkan papaku TNI AL . Bukan hal yang susah bagiku untuk mencari seorang perwira untuk menjadi suami agar pernikahanku dapat pedang pora . keyakinanku agar tak ingin mengandalkan keluargaku untuk urusan hati ternyata mempersulit diriku sendiri tapi tetapi akan ku coba untuk berpegang pada keyakinanku .
Dari dulu mamaku selalu berkata bahwa aku adalah anak yang sedikit cuek terhadap orang baru terkesan angkuh , sadis dihadapan orang yang tidak mengenalku , tapi berbeda jika mereka telah mengenalku . aku merupakan gadis muda berumur 17 tahun dengan semangat, keceriaan , serta kenakalan kecil yang menyelimuti diriku. aku sangat ramah terhadap orang-orang yang kukenal tetapi semua akan berbanding terbalik dengan saat aku bertemu orang baru bahkan orang yang kukenal . hawa menikam selalu terpancar dari diriku . tidak ada alasan khusus hanya saja hal itu kulakukan agar orang yang ingin dekat dengan ku benar-benar orang yang tulus, baik itu berteman atau ingin berpacaran dengan ku . aku memiliki kriteria khusus bagi orang yang akan aku jadikan pacar. bisa dibilang cukup rumit karena aku menekankan pada sikap dan cara perpakaian di nomor 1 , dan tampang selanjutnya di nomor 2 . Sejauh ini hanya mantan pacarku yang merupakan calon pilot itu yang mampu melampaui ke dua kategoriku tersebut secara detail , pada kategori pertama aku menerapkan beberapa sikap yang memang sangat penting .
displin, jujur, terbuka dalam segala hal, tidak saling mengekang, jika ada masalah berdua harus didiskusikan berdua jangan ada pihak lain yang terlibat, komunikasi merupakan hal terpenting apapun ungkapkan walaupun menyakitkan, komitmen, tanggung jawab, sayang keluarga,pintar dalam aspek kehidupan, serta penampilan harus rapi .
Aku sangat menyukai laki-laki yang memiliki gaya berpakaian rapi . bukan berarti setelan jas yang membuat mereka terlihat rapi tetapi RAPI waulupun dia hanya menggunakan kaos dan celana jeans serta sandal gunung selagi dia terlihat rapi menurutku itu sudah baik . rapi bukan dalam hal pakaian saja tapi rapi dalam potongan rambut , tidak berkumis , maupun berjenggot . Sedangkan untuk kategori ke 2 ini adalah tampang walaupun ini sebenarnya bukan menjadi patokan utama bagiku tapi tetap ku perhitungkan . Tinggi , putih , mancung dan memiliki senyumnya manis. Menurutku kategori ke 2 mengenai tampang adalah pelengkap bukan pokok utama karena kategori pertama adalah standar utama dari calon pria yang akan ku jadikan pacar biasanya .
***
"Gia Vanessa..!" .Terdengar suara wanita paruh baya memanggilku
"iya bu .... maaf bu". Jawabku dengan kaget
"kamu harus fokus kepelajaran ini materi penting untuk ujian ..!"
"Iya,bu" .Kekacauan pikiranku pagi ini terbawa hingga ruang kelas dan membuatku melamun sepanjang pelajaran matematika berlangsung .
"Ting.."notifikasi ponselku berbunyi . aku lupa untuk mennyetel ke posisi diam di hp. "Ting.." sekali lagi dan posisi kelas sedang hening membuat suara notifikasi tersebut terdengar sangat keras.
"hp siapa itu .."guruku kembali berteriak dan menoleh kearah anak didiknya . segera kuambil ponsel yang ada di dalam saku rok seragam sekolahku . Ada sedikit rasa penasaranku untuk membuka chat masuk dari akun media sosialku (path), lama tak pernah kubuka akunku itu tapi mengapa ada yang mengirimiku sebuah pesan . Rasa ingin tauku semakin meningkat . kubuka aplikasi media sosial itu . ternyata ada seorang laki-laki yang mengirimiku pesan hanya ku buka tanpa ku balas . ku buka foto profilnya betapa kagetnya diriku . "hah perwira " kata-kata itu muncul dikepalaku seketika ketika aku melihat laki-laki gagah, berseragam . Membuat mataku terbuka lebar , dan juga sedikit mulutku terbuka .
haruskah aku membalasnya ? Atau tidak? Tapi mengapa dia mengirimiku pesan ? Kenapa?