Chereads / Dibawah Pedang Pora / Chapter 4 - Bab 4 Diantara 2 Kenangan Indah

Chapter 4 - Bab 4 Diantara 2 Kenangan Indah

Jam tanganku menunjukan pukul 8 pagi , dan aku sudah berada di bandara internasional Ahmad Yani Semarang , dengan baju apa adanya yang bisa aku gunakan pagi ini , Dito bilang padaku pesawatnya landing pukul 07.30 tetapi belum ada kabar apapun darinya hingga saat ini , ada perasaan sedikit cemas dan khawatir di dalam hatiku , tapi aku berusaha untuk berpikir positif .

"Mungkin delay , sabar aja Gia"

Sudah 30 menit lamanya aku menunggunya, nomernya pun tak dapat aku hubungi . berkali-kali kucoba menefonnya tapi tetap tak dapat tersambung . Karena penantianku yang bisa dibilang cukup lama membuat perutku meronta seakan menuntut hak mereka . Ku gerakkan bola mataku mencari restauran di bandara . Berjalan mengelilingi bandara sendirian rasanya sedikit aneh . seperti terasingkan di tengah keramaian . Mereka semua bersama keluarga , kakak ,adik , pacar maupun suami . ada rasa sedikit iri karena aku sendirian . Tak terasa kakiku menuntunku ke arah restauran yang ada di bandara . Aku melihat banyak sekali menu yang lezat tersedia seakan aku ingin memakannya semua tanpa harus memikirkan untuk diet , sayangnya ukuran perutku tak dapat menampungnya dan bayang-bayang bagaimana aku harus membakar lemaknya tersebut yang membuatku masih berpikir untuk tetap mengontrol apa saja yang masuk didalam tubuhku .

Setidaknya roti dan telur ini cukup untuk mengganjal perutku yang sudah berdemo sejak beberapa menit yang lalu . meronta meminta haknya segera di penuhi . Aku makan dengan kondisi yang tak tenang karena memikirkan Dito yang tak kunjung memberi kabar . tak tau bagaimana keadaannya membuatku khawatir bagaimana tidak seorang pilot adalah profesi dengan tingkat resiko yang sangat tinggi . ratusan nyawa yang harus dia tanggung. satu kesalahan saja dapat berakibat fatal bagi satu pesawat tersebut . Hal tersebut yang menjadikanku tak tenang saat masih bersamanya . rasa khawatir terus menghantuiku setiap saat . aku tau dia adalah laki-laki tangguh . serta mampu bertahan dikondisi apapun hanya saja rasa khawatirku tak dapat di toleransi . ditambah lagi dengan intensitas bertemu yang sangat kurang serta komunikasi yang sangat jarang saat kami akan berpisah. disatu sisi aku harus memikirkan sekolahku dan disisi lainnya aku harus memikirkan dia . itu membuat pikiranku sedikit kacau . hingga pada akhirnya aku dan Dito memutuskan hal yang terbaik untuk kami berdua . memang saat itu aku meminta padanya memutuskan hubungan kami untuk fokus keimpian masing-masing . Dito berharap dapat kembali saat impiannya tercapai . itu yang dia janjikan padaku saat kami memutuskan berpisah . dia memang benar-benar menepatinya hanya saja aku ragu untuk mengulang bersama . Aku dan Dito bersama tetapi aku merasa tak pernah mendapatkan waktunya bahkan dirinya . terkadang hal tersebut membuatku khawatir dan kesepian menanti kepulangannya .

Sebagai seorang perempuan bukankah wajar apabila mengkhawatirkan laki-laki yang dia cintai . menanti kepulangannya tanpa kabar yang tak pasti bagaikan ujung pedang yang di hadapkan ke ulu hati . tinggal menunggu waktu saja pedang tersebut merobek setiap bagian di hadapannya . memastikan setiap potongannya itu hancur tak berbentuk. Aku datang menjemputnya kali ini bukan karena aku ingin bersamanya lagi . aku hanya ingin berteman dengannya serta menyerahkan semuanya pada takdir .

Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang dengan satu telapak tangannya disusul dengan suara seseorang yang kukenal "Hayo tebak siapa ?".

"Apaan sih dit, buka ak lagi makan nih," teriakku kesal . Tak lama setelah dimengangkat tangannya mataku langsung tertuju pada buket bunga yang dia berikan di hadapanku ."Buat kamu , dah lama aku gak kasih kejutan buat kamu " .kata laki-laki itu dengan lembut

" ohh.. iii..ya ma..kasih dit " , jawabku sedikit gugup dan ragu-ragu . Dia langsung duduk di hadapanku dan memandangiku . sekarang suasana semakin terasa canggung bagiku. aku tak dapat berkata apapun selain menatap makananku sembari makan perlahan . ada sedikit rasa aneh mungkin karena kita sudah lama tak pernah bertemu . benar katanya di telfon kemarin kalau dia semakin tampan mengenakan seragam pilotnya . aku tak dapat memungkiri bahwa dia semakin terlihat bersinar . Aku mencoba membuat suasana sedikit cair tetapi aku tetap masih belum berani menatap matanya .

"emmm...ini , aku mau selesai makannya... habis ini kita mau kemana , dit ?" .Tak ada jawaban terdengar dari Dito , aku menunggunya sambil menghabiskan sarapan yang ada dimeja. Hingga suapan terakhir pun masih belum ada jawaban dari dirinya , kucoba memberanikan diri mengangkat kepalaku dan menatap matanya .

"Kalau ngomong sama orang itu dilihat orangnya , sayang" . jawabnnya lembut sembari menatapku . laki-laki itu nampak menyangga kepalanya dengan satu tangan . satu tanganya yang lain berada di atas meja . Dito tersenyum kepadaku membuatku jauh lebih canggung sekarang .

Aku menghembuskan nafas kuat mendengar jawabannya tadi. Bukan jawaban itu yang aku ingin dengar darinya . tetapi jika dipikir-pikir ada benarnya juga apa yang dia katakan . sejak dia duduk dihadapanku aku tak sekalipun berani melihatnya . aku sibuk dengan makanan yang ada dimejaku . Aku mulai merasa gugup saat mata kami saling bertemu dalam beberapa detik . aku tak kuasa menahan pesonanya yang terlalu memikat . Ku lemparkan lagi arah pandanganku ke sudut yang ada dibelakangnya agar mata kami tak saling bertemu .

"Gia nanti ikut aku ke lapangan lepas landas sebentar ya "

"Ngapain ?"

"Nurut aja deh pokoknya "

Dito menarikku dan langsung mengajakku ke arah lapangan lepas landas pesawat .

"Aku belum bayar loh tadi dit "

"Tenang udah aku bayar tadi sebelum , aku ngasih kejuatan kamu"

Akupun hanya diam dan membisu mendangar jawabannya , bucket bunga yang tadi dia berikan masih ku genggam di tangan kananku , aku berjalan mengikuti arah langkah kakinya berjalan hingga sampailah kami di tempat burung-burung besi itu terparkir rapi .

"Kamu keluarin hp sekarang"

"Buat apa ?"

"Fotoin aku ya "

Raut wajahku berubah menjadi masam , karena mendengar kata-kata Dito yang terdengar seperti main-main .

( mengambil foto Dito dengan ponsel )

"Udah tuh aku foto , eh kok kumismu kelihatan tebel sih "

" Ganteng kan"

" apaan sih , mau dikirim gak ini ?"

"Gak , itu foto buat kamu biar kamu inget terus sama aku "

Aku hanya terdiam dan melihat Dito yang sedang tersenyum menatapku. Otakku masih terus mencerna apa makna tindakannya kali ini. Dito memang orang yang penuh dengan teka-teki. Banyak kejutan yang dia berikan saat kami masih bersama . apapun kejutannya pasti berbeda setiap harinya . dia sangat mengerti bagaimana membuatku senang . terkadang saat jarak memisahkan kami dia sering mengirimiku kado . entah itu berupa tas , baju atau yang paling aneh adalah tanaman hias . banyak tanaman hias yang Dito berikan padaku . saat kutanya mengapa dia memberikan tanaman hias itu . Dito menjawab "tanaman hias itu butuh dirawat , butuh disiram setiap harinya dan aku berharap saat kamu merawat tanaman itu kamu selalu teringat padaku".

***

Tanpa ada basa-basi Dito menggandeng tanganku mengajakku ke arah tempat rental mobil yang ada di bandara ahmad yani .mobil sedan berwarna hitam menjadi pilihannya . Dito merental mobil itu untuk membawa kami berkeliling kota Semarang selama 3 hari .

"Dit , mau kemana kita sekarang ?". tanyaku penasaran

"Ke hotel ya naruh barang-barangku dulu baru nanti kita jalan-jalan "

"Iya dit"

Berjalan-jalan mengelilingi kota Semarang dengan laki-laki yang sudah setahun tak kutemui membuat diriku semakin bingung harus berkata apa , sesekali aku menoleh ke arahnya yang sedang menyetir di sebelahku , dia tampak santai dan tak ada rasa canggung saat bertemu lagi denganku . Dia sesekali juga menatapku dengan memberikan senyum padaku . Hanya ada kami berdua didalam mobil dan aku masih berusaha keras untuk berpikir topik apa yang harus aku bicarakan dengannya . harus kumulai dari mana . bagaimana caranya menyampaikan pembicaraan. Semua ini membuat kepalaku serasa berputar . Kemudian aku hanya menatap kaca depan mobil . melihat pemandangan jalan raya yang ada di hadapanku . tak lama tangaku merasakan ada sentuhan hangat yang menggenggam tanganku . aku menoleh ke arah tanganku . terlihat tangan laki-laki berseragam itu menggenggam tanganku . diikuti dengan suara lembut darinya

"Gia , aku pengin kita seperti dulu, jangan lepaskan genggamanku ya "

Aku hanya terdiam tanpa memberi jawaban untuk perkataannya . Aku mencoba lepas dari genggaman tangannya . Sementara buket bunga masih kugengam di tanganku . Pikiranku jauh melayang , entah kemana yang pasti sekarang aku merasa otakku kosong bagai tak ada isinya . Aku mencoba fokus agar pikiranku tetap berada disini . Aku mencoba mencairkan suasana yang cenderung canggung .

"Dit , perutku dah teriak-teriak nih laper"

" kamu tuh kebiasaan tukang makan laper terus kerjaannya , haha"

"Biarin , kan kalo makan kenyang terus gak sakit"

"Iya , iya cantik sabar ya ke hotel dulu nanti makan di hotel aja "

"Bener loh , jangan tidur nanti "

"Kan kalau aku tidur kamu bisa pesen layanan kamar sendiri , sayang"

"Haha siap pak bro , terserah aku ya mau pesen apa aja "

" iya sayang , pesen aja "

***

Tepat pukul 10.30 WIB , kami tiba di hotel tempat Dito memesan kamar untuk bermalam selama 3 hari di Semarang . Aku masih memandangi bunga yang ada di tanganku sebari berpikir bagaimana nantinya aku dengan Dito . aku tak mungkin tega menolaknya jika dia memperlakukanku seperti ini terus-menerus .

"Gia ayo turun dah sampai nih , kok bengong aja ?"

"Eh iya dit maaf aku brusan kepikiran tadi kompor di rumah udah ak matiin apa belum , hehe ". aku berdalih agar Dito tak mencurigaiku

"Telfon aja orang rumah jangan malah bengong ,Gia "

"Kyaknya udah deh yuk masuk "Aku menarik tangan Dito untuk segera masuk ke dalam lobby hotel . Dito memandangi ku dengan tatapan bertanya-tanya . Masih ku pegang tangannya sampai masuk di dalam lift .

"Oh ya kamarmu di lantai berapa , dit ?"

"Lantai 5 , kamar 507"

"Oke aku tekan 5 ya "

"Iya , kamu kenapa sih Gia kayak gugup gitu ?"

"Enggak kok". Aku berusaha menampiknya. segera mungkin aku bersikap setenang yang kubisa walau terlihat sedikit aneh

................" Ting "................

Pintu lift terbuka , dan kami pun keluar , menyusuri lorong hotel mencari kamar 507 .

"Dit ,mana kuncinya sini aku bukain "

"Nih , buka aja "

Aku dan Dito masuk ke kamar hotel , kulangkahkan kakiku menuju pinggiran kasur kamar tersebut . ku raih remot televisi lalu menonton televisi didepan kasur itu. Sedangkan Dito sibuk berberes menata barang-barangnya.

"Gia , aku mau mandi dulu ya "

"Ya dah ,mandi sana bau tau udahan"

"Iya bawel , katanya tadi laper pesen makan sana telfon tuh layanan kamarnya "

" siap pak bro"

"Eh.. dit tunggu jangan masuk kamar mandi dulu , kamu pesenin sekalian apa enggak ?"

"Pesenin snack aja gitu , aku belum laper soalnya "

"Okee"

Aku segera meraih telefon yang berada di pinggir kasur tersebut . aku memesan beberapa menu yang ada di buku menu di samping telfon . sengaja aku memesan beberapa makanan bisa dibilang cukup banyak karena rasa lapar ini . Setelah aku menutup telfonnya ,. kakiku mulai tertarik berkeliling kamar suite hotel tersebut . cukup luas serta mewah bahkan terdapat ruang tamu disana yang paling aku suka dari kamar tersebut adalah balkon yang menghadap langsung ke bagian kolam renang hotel tersebut . Saat aku sibuk berdiri di balkon dengan menghadap ke balkon tiba-tiba ada dua lengan yang memelukku dari belakang . lengan dan tangan itu masih terasa basah .

"Gia aku kangen"

"Dito ...!! , kamu dah pake baju belum". Teriakku kaget .

"Belum aku cuma pake handuk, kenapa?"

"Cepet pake sana..!! , aku gak mau balik badan sampai kamu pake baju !!"

"Enggak ,mau hehe.. ". Dito malah menggodaku .

"Dit... buruan ahh "

Rasa kaget bercampur dengan takut ku rasakan saat Dito memelukku setelah mandi. Dito sangat senang menggodaku . aku masih mengira dia belum menggunakan baju . bingung harus berbuat apa . aku perlahan mulai melepaskan pelukkan nya . Memberanikan diri untuk membalikkan badanku . Kubuka mataku perlahan mencoba menatapnya

"Eaaa.. kena kan kamu Gia , aku kerjain haha ". laki-laki itu tertawa dengan puasnya . ternyata Dito menggodaku . saat bersamanya sampai saat ini masih saja aku terkena tipuannya . tak habis piker diriku dibuatnya.

"Astaga dit , aku udah takut tadi aku kira kamu gak pake baju beneran ternyata kamu pake baju lengan pendek , syukur deh"

"Hayoo .. kamu pikir aku mau ngapain gak pake baju , dasar mesum anak kecil hahah..."

" Enggak kok"

"Jujur aja mikir apa ?, apa kita lakuin aja apa yang kamu pikirin itu ?"

"Jangan dit "

" kan betul kamu mikir aneh-aneh "

Dito tertawa dengan puasnya mengerjaiku yang takut. Keringat serta wajahku terlihat pucat pasi . Ku palingkan wajahku menatap ke arah dalam kamar . aku berlari menuju tempat tidur dan kembali menonton televisi . Tak lama layanan kamar yang kupesan datang kami makan berdua di balkon tadi . kebetulan terdapat kursi untuk bersantai . Disela-sela suapan makan kami , kami bercerita pengalaman apa saja yang kami lewati selama satu tahun tak bertemu. bercanda bersenda gurau sampai suapan terakhir . Hingga aku menyadari satu hal

"Dit , km kelihatan capek banget ?"

"Iya nih , aku mau tidur sebentar kamu kalau mau nonton tv ,atau jalan-jalan keluar hotel itu pake aja mobilnya"

" enggak ah , aku mau di hotel aja "

"Aku tidur bentar ya nanti baru kita keluar"

" siap pak,bro"

Dito langsung berjalan menuju kasur . selang beberapa saat laki-laki itu tertidur dengan pulasnya . aku berjalan masuk kedalam kamar . kembali menonton televisi di kamar itu . ide jahil terlintas dipikiranku . Aku ingin memotret wajah jelek Dito saat tidur sebagai balas dendamku atas perlakuannya padaku sebelumnya. Aku mulai mencari ponselku untuk bersiap memotretnya . Aku yang saat itu berada di pinggir kasur kemudian menenggok ke arahnya . Ku lihat wajahnya tetapi bukan wajah jelek yang terlihat . niatku yang tadinya ingin balas dendam seakan sirna saat mataku melihat wajah tampan Dito . Rasanya tangan ini ingin mengelus pipinya .bahkan rambut hitamnya itu. Tetapi aku tak boleh terbawa emosi dan sebisa mungkin menahan hansratku ini . aku harus ingat bahwa aku dan Dito sepakat untuk memulai semuanya dari awal . aku tak mau dia salah paham saat aku menyentuh pipinya dan membuatnya terbangun . Ku alihkan pangdanganku ke layar televisi lagi agar tidak ada rasa ingin menyentuhnya .

Mata ini terasa sangat berat dan rasanya ingin menutup . ku rebahkan badanku disampingnya sambil tetap menjaga agar aku tak tertidur . Mataku semakin lama makin menutup tanpa kusadari. pada akhirnya aku tak sadar kalau aku tertidur di samping Dito . kami berdua tidur satu ranjang .

Jam dinding menunjukan pukul 4 sore . aku mulai terbangun dan menyadari Dito yang sudah tidak ada disampingku . aku mencarinya keseluruh sudut ruangan . akhirnya aku menemukan dia berada di ruang tamu kamar hotel tersebut . Kamar hotel suite ini memiliki fasilitas yang bisa di bilang sangat baik . disana aku melihat Dito tidak sendirian ada beberapa lelaki berseragam dan berpangkat dikursi lainnya. sepertinya mereka bukan pilot seperti Dito pikirku. tapi yang duduk disana bukan hanya satu corak seragam tapi dua corak seragam yaitu warna coklat khas taruna akpol dan warna biru sedikit tua khas taruna AAL . Ku langkahkan kakiku mendekat ke arah mereka . saat kakiku hampir mendekati keberadaan mereka . ku lihat dengan seksama wajah satu-satu dari tamu Dito tersebut. Dan betapa terkejutnya aku melihat Rey Hardian ada disana bahkan ada beberapa taruna lain yang duduk bersama Dito , mereka mengobrol akrab bagai sudah mengenal lama . Aku yang dengan muka berantakan setelah bangun tidur hanya dapat memasang ekspresi terkejut di hadapan mereka . Tak lama Dito menyapaku

"Eh Gia udah bangun ya"

"Hai ,adik kesayanganku" susul Rey yang juga menyapaku . Aku sangat heran apa yang terjadi sebenarnya . Aku mulai menghampiri mereka dan duduk diantara mereka aku masih terdiam dan tak percaya dengan apa yang kulihat. Butuh sedikit waktu untuk otakku mencerna keadaan ini. Otakku masih terus mencerna apa yang terjadi. saat ini pikiranku kosong, mataku bergerak mengitari setiap orang yang berada disitu dengan tatapan heran .

"Kamu kenapa Gia kok bengong" . tanya Dito Sambil mengacak rambutku dengan pelan .

"Kak Rey kok bisa disini kak?". Aku bertanya keheranan , tanpa membalas pertanyaan yang Dito lemparkan padaku sebelumnya.

"Aku lihat loh tadi kamu tidur hehehe... ". Laki-laki yang ku panggil kakak itu tekekeh melihat diriku .

"Apaan sih kak , jawab dulu pertanyaanku"

"Tidur kok posisinya bisa muter-muter gitu"

"Ya Allah , kak jawab dulu dong kok bisa kenal Dito ? "

Sembari aku berdebat dengan Rey . Dito hanya tertawa tanpa melerai kami berdua sedangkan ada satu laki-laki yang hanya duduk terdiam memperhatikan kami . wajahnya yang sedikit garang tanpa mengeluarkan sepatah kata dari bibirnya . Laki-laki itu berseragam biru sedikit tua khas taruna AAL di surabaya. Aku hanya melihatnya heran . banyak pertanyaam yang muncul dibenakku siapakah laki-laki ini ? wajahnya galak banget gitu ? diem terus juga dari tadi .

"Gini loh , adekku sayang Gia . Aku ,Dito sma Rama itu temen SMA waktu di Jakarta dulu kebetulan kami satu kelas ". Rey Hardian mencoba meluruskan apa yang menjadi kebingunganku .

"Iya , kebetulan waktu aku ada penerbangan ke semarang aku kabarin mereka ternyata mereka juga di semarang ". tambah Dito

"Ooo gitu terus kenapa kamu gak bangunin aku to waktu mereka dateng" . Sambil aku memukul pundak Dito yang kebetulan duduk disampingku

" haha salah sendiri itu kenapa jadi cewek tukang tidur .." Dito sekali lagi menggodaku .

Laki-laki itu tetap diam tanpa menanggapi kami bertiga , dia memilih untuk tidak memperhatikan kami ."Kenalin nih arek surabaya , Rama Kencana" Celetuk Rey membuka percakapan antara aku dan laki-laki itu . Tak lama dengar suara tegas nan berwibawa keluar dari mulutnya

"Rama" .

"Gia vanessa, panggil aja Gia"

Kusambut uluran tangannya tadi dengan satu genggaman hangat dari tangan kananku . tak pernah terlintas dibenakku seorang yang bernama Rama ini akan menjadi sosok yang membuatku hilang akal karena penasaran . Saat itu yang aku tau hanya dia merupakan seorang teman mantanku dan teman kakak laki-laki yang ku panggil kak Rey .

"Aku jelasin ya , Rama , aku, Rey dulu satu kelas waktu SMA di Jakarta. Rama ini anaknya jendral , bapaknya TNI angkatan laut dan dulu waktu dia SMA bapaknya kebetulan dinas di Jakarta , gitu loh sayangku" . Dito mencoba menjelaskan lebih detil kepadaku . tangan Dito mulai usil merangkul pundakku dari belakang.

" apaan sih dit gak usah rangkul aku deh". Tegurku pada laki-laki yang suka menggodaku itu

"Eh dit , awas luh macem-macem sama adik gue"

"Santai bro , adik lu mantan gue dan gue gak pernah apa-apain dia masih segelan haha"

"Awas aja lu"

Mereka berdebat dengan panjang lebar dan aku mulai malas mendengarkan celotehan dari mereka berdua , tak sengaja mataku menatap Rama yang duduk diam dan tak bersuara disana dia hanya menatap kami bertiga . Aku mencoba akrab dengan dia sedikit basa-basi aku rasa tak masalah

"Kak Rama sekarang tinggal dimana?". Tanyaku sopan pada laki-laki yang tak banyak bicara itu . ternyata ucapanku justru membuat Dito dan kak Rey menghentikan perdebatannya . mereka kini menatapku . Aku masih melihat Rama yang hanya menatap kearah lain . dia tidak menyambut tatapan mataku . Kami semua disana menunggu jawabam dari dia tapi tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutnya .

"Surabaya , Gia". Jawab laki-laki itu singkat . jawaban itu keluar dari bibirnya saat kami bertiga menatapnya dengan serius beberapa saat yang lalu . Tanpa menatapku dia menjawab pertanyaan yang ku lontarkan . seakan dia tak ingin melihatku . aku berfikir mungkin itu hanya sekedar pengalihan . mungkin dia masih merasa malu denganku yang baru pertama kali bertemu dengannya .

***

"Ram ,Rey , makan yuk dah malem nih gue laper". Ajak Dito pada dua temannya itu

"Lu kan emg tukang makan". Sahut Rey cepat

Aku yang tertawa mendengar pembicaraan mereka . ikut menimpalinya "Haha bener kak Rey ,Dito emang doyan makan"

Kami bergegas bersiap menuju restauran yang Dito mau. Kebetulan ada restauran yang menyajikan beberapa menu seafood kesukaan Dito di sekitar hotel tempat kami berkumpul tadi. kami melangkah bersamaan menuju tempat parkir mobil yang berada di baseman tanpa ada pembicaran diantara kami . hanya terdiam satu sama lain saat berjalan Dito yang awalnya selalu banyak bicara dengan Rey sekarang mulutnya terkunci rapat begitu pula dengan Rey. RAMA? jangan ditanya lagi laki-laki itu masih tetap konsisten sedingin es.

"Silahkan nona manis" . Dito membukakan pintu mobil untukku .

Tak ada pembicaraan apapun saat kami berada didalam mobil . membuat suasana hening semakin memupuk rasa canggungku menghadapi ketiga laki-laki ini . Otakku berusaha mencari topik yang sesuai dengan mereka bertiga . Tetapi tak kutemukan akhirnya ku ayunkan jemariku ke arah radio mobil . kumulai mengganti chanel yang kurasa lagu-lagu yang diputar enak untuk di dengar. tak lama sampai pada satu chanel yang sedang memutar lagu I'm yours milik jason Marz dan Dito mulai bernyanyi

Well you done done me and you bet I felt it

I tried to be chill but you're so hot that I melted

I felt right trough the cracks,now I'm trying to get back

Before the cool done run out I'll be giving it my bestest

And nothing's going to stop me but divine intervention

I reckon it's again my turn to win some or learn some

But I won't hesitate no more,no more

It cannot wait,I'm yours....

Kami bertiga hanya terdiam mendengarkan Dito bernyanyi . Dia berusaha mengingatkan kenangan kami saat bersama . jelas dia memang sengaja menyanyikannya didepanku dengan lantang . Dulu saat kami bersama , lagu ini merupakan lagu yang menyatukan kami berdua . Saat kerinduan mulai mengusik relung hati kami berdua disitulah peran penting dari lagu milik jason mraz ini . kami nyanyikan bersama lagu ini saat video call di tengah malam . Sungguh pikiranku saat ini benar-benar berlari kembali ke masa lalu. Masa dimana selalu ada satu malam dimana aku dan Dito selalu melepas kerinduan . hatiku berusaha keras untuk menolak pemikiranku itu . pikiranku semakin kacau saat Dito sesekali melihatku .aku berusaha mengendalikan diri dengan hanya terdiam mentap ke arah kaca depan mobil .

Sekitar 20 menit berlalu . terlihat gedung putih bernuansa klasik khas kolonial belanda . Bangunan itu tampak tua namun berkat renovasi yang cantik . gedung tersebut berhasil di pertahankan . berdiri kokoh menjadi sebuah restauran dengan gaya kononial nan mewah. Dito menyitir mobil menuju parkiran di samping gedung tersebut dengan perlahan .

"Sudah sampai" . Kata Dito pada kami

" aku baru tau dit ada restauran kayak gini di Semarang padahal aku di semarang terus". Kataku keheranan melihat restauran mewah itu.

"Kamu tuh taunya apa ,Gia .. Gia hehe ". Dito menertawaiku lagi .

Hanya senyum pertanda balasan yang kuberikan pada Dito. kami berempat masuk kedalam restauran sambil mengamati setiap item yang ada di sudut ruangan . rasa kolonial ditunjang dengan interior dalam restauran yang juga bergaya kononial itu begitu mewah. Bagai masuk ke ruang waktu semua pelayaran menggunakan pakaian khas pelayaran di restauran jaman kolonial belanda.

Kami duduk di meja yang sudah dipesan oleh Dito sebelumnya . Sebelum kami semua ke restaurant ini Dito memesan satu meja khusus untuk kami. Meja itu tepat di pusat dari restauran tersebut sehingga kami dapat menatap seluruh isi restauran .Dito juga memesankan beberapa makan untuk kami pada reservasi tersebut. Kali ini kami tak perlu lagi memesan makanan karena semua sudah diatur rapi oleh Dito .

Dito dan Rey mulai bernostalgia mengingat cerita-cerita mereka di SMA . bagaimana mereka bertemu di saat awal masuk SMA hingga menjadi teman yang akrab hingga saat ini .

Terlihat dari kejauhan pelayan yang membawa piring saji , banyak makanan yang dibawanya . Hatiku berkata apakah makanan itu akan Sampai dimeja kami atau berakhir di meja orang lain ? Yang pasti perutku lapar sekarang ?.

Pelayan itu semakin lama semakin mendekat dan tak kusangka di meletakan piring saji tersebut tepat berada dihadapan kami . seketika pembicaraan saat itu terhenti . semua berlalih fokus pada makanan yang sedang dihidangkan di depan kami . Rasa laparku sudah tak tertahankan . tanpa menunggu kode serta rasa malu yang sudah ku sampingkan .tanganku sudah siap sedia mengambil apa yang ada .

"Selamat makan semua"

"Gia , makannya jangan buru-buru" . Sahut Rey

Beberapa suapan masuk ke mulutku tanpa terhitung lagi . Rasa enak dari makanan itu membuatku lupa diri bahwa sedang makan bersama 3 laki-laki gagah berseragam disitu , hampir tak ku lihat mereka makan . dalam pikiranku hanya bagaimana cara melahap makanan di hadapanku tanpa tersisa . hingga hal aneh mulai kurasakan . tenggorokanku mulai terasa sedikit sakit . nafasku sedikit sesak dan kepalaku sedikit pusing .

"Dit , ini gak ada udangnya kan ? " . tanyaku pada Dito untuk memastikan tak ada kandungan udang dalam sausnya .

"Enggak ... aku jamin , udah makan lagi aja "

Alergi udang memang membuatku kewalahan. Makanan yang mengandung udang sedikit saja dapat membuatku tak sadar karena sesak nafas . walaupun ruam kemerahan tak terlalu nampak terlebih dahulu . Biasanya ruam merah akan terlihat saat setelah mengalami sesak nafas .

"Aku mau ke toilet dulu , Rey , Ram awas lu godain Gia haha... " goda Dito pada kedua temannya itu.

"Yang ada elu yang bakalan godain Gia klo Rama kagak mungkin , gua apalagi" . Rey menjawabnya dengan sedikit sinis .

"Haha santai bro , bercanda ".

Ritme makanku mulai melambat . aku merasa semakin sesak di dalam dada . aku tak merasa curiga pada makanan yang aku makan . Dito paham betul aku tak dapat memakan udang. Kali ini tak memesan menu udang sama sekali untuk kami . justru kecurigaanku muncul pada saus dimakanan itu. tak tau apakah didalam sausmya memang terdapat udang atau bahan lainnya yang memicu alergiku .

"Gia, kamu kenapa wajahmu merah gitu ?". Tanya Rama yang terlihat khawatir .

"Aku alergi udang kak , tapi kata Dito ini gak ada udangnya "

"Aku coba tanya pelayannya dulu ya ini ada campuran udangnya apa enggak"

"Iya kak"

Rey bergegas meninggalkan meja. Sekarang hanya tersisa aku dan laki-laki es itu . Rama masih sangat santai . mampu menguasai dirinya. disini dirinya terkesan tak perduli padaku . aku tak tau apa yang dia pikirkan tapi dia masih lahap menyantap apa yang ada di piringnya . sesak semakin kurasakan . segera kubangkit dari tempat dudukku bermaksud berjalan keluar mencari udara segar . Kepalaku terasa sedikit terasa pusing saat itu . aku mulai berjalan keluar tetapi badanku justru limbung seketika.

Dengan cepat laki-laki yang sebelumnya ku kira tak perduli justru menangkap badanku agar tak terjatuh ketanah . "Aku bawa kamu ke rumah sakit sekarang ya " .laki-laki itu segera membopong badanku. Aku yang hampir dalam keadaan tak sadar itu tak menjawab kata-katanya. dia mengambil kunci mobil yang Dito tinggal di meja . Dengan gagahnya dia membopongku menuju tempat parkir mobil . Semua mata di restauran tertuju pada kami berdua yang sedang berjalan menuju keluar . Aku tak tau apa yang terjadi yang aku tau hanya bagaimana cara mengantur nafas agar tidak terasa sangat sesak .

"Sekarang kamu duduk yang tenang atur nafas , aku nyetir ke rumah sakit gak lama "

Hanya anggukan kepala yang aku berikan kepadanya tanpa ada suara yang ku keluarkan .Setelah beberapa menit kami berkendara sampailah di sebuah rumah sakit yang cukup terkenal di Semarang. Sekali lagi laki-laki itu membopongku sampai masuk ke dalam rumah sakit . Tenggorokkanku makin terasa panas, kulitku terasa gatal dan memerah . Kecurigaanku mulai muncul di pikiranku ."Jangan-jangan sausnya tadi ada campuran udangnya ya "

Rama mengurus semua administrasi . sedangkan aku segera ditangani perawat untuk diberikan pertolongan . Kondisiku benar-benar lemas sehingga dokter menyarankan untuk menginap di rumah sakit satu malam. Ponselku berdering terus menerus tanpa henti . Terlihat nama Rey Hardian disana. Ponselku terletak disebelah tas . tangan kananku berusaha menggapai meja tempat ponsel tersebut untuk mengangkat telfon Rey .

"Halo" . Sapaku lewat telfon dengan Rey

"Dek kamu dimana sama Rama ?"

"Aku dirumah sakit kak"

"kamu kenapa dek ? "

"Aku alergi kak kata dokter tadi "

"Oh ya tadi ak tanya sama juru masaknya langsung memang dia pake kaldu kepala udang buat bikin sausnya "

"Pantesan "

"Terus sekarang gimana kondisimu ?"

"Udah mendingan kok kak tapi dokter saranin aku buat nginep dulu satu malam di rumah sakit kak"

"Oke , aku susul kalian kesana ya , nanti share lokasi ke kakak , kakak sama Dito naik taksi ke rumah sakit"

"Iya ,kak"

Setelah Rey dan Dito tiba di rumah sakit . kami berempat justru mengobrol dengan santai hingga larut malam . hingga aku melupakan bagaimana rasa sakit yang kualami tadi .Disini lah awal mula bagaimana laki-laki dingin itu dan aku saling mengenal . serta dari kejadian ini lah memupupuk rasa penasaranku . terhadap seorang taruna Akademi Angkatan Laut RAMA KENCANA.