Seperti layaknya mahasiswi lainnya, hari ini aku mengikuti kelas di kampus . ada yang sedikit berbeda dari diriku. Entah itu hanya perasaanku atau memang mata kuliah hari ini sangat membosankan . tak ada satu mata kuliah yang diajarkan masuk kedalam pikiranku. Aku sibuk menggambar di buku catatanku hingga semua mata kuliah hari ini selesai .
" kamu mau langsung pulang gia ? " Tanya ita selepas jam mata kuliah selesai . Kepalanya menoleh ke arahku . Perempuan yang duduk di sebelahku itu mentapku yang tengah sibuk memasukan buku kedalam tas .
"Iyalah , mau ngapain lagi .. udah sore lagian juga nggak ada kelas lagi kan " . terkesan sedikit datar dan ketus . rasa lelah yang hinggap membuatku merasa tak ingin bicara terlalu banyak .
"ini malam minggu loh nggak mau nongkrong dulu gitu gia... ayolah"
"Ahhh.. ngapain capek aku ta , lagi nggak mood buat nongkrong "
"ayolah gia... besok kan libur jadi nggak ada alasan juga buat bangun pagi " . Perempuan itu mulai merenggek . Tangannya merangkul tanganku sambil memasang wajah memelas.
"Ta , aku capek mungkin lain kali ya .. aku belum masak juga tadi pagi , aku bangun kesingan hari ini nggak sempat masak langsung ke kampus gara-gara dosen satu tuh " . wajahku mulai terlihat kesal . suasana hatiku pun ikut suram melihat tingkah kekanakan dari Ita .
Sambil menepuk pundakku . " iya ... iya aku menyerah , aku pulang duluan ya cantik , kamu hati-hati pulangnya pelan-pelan aja kalau nyetir " . Ita mulai beranjak dari tempat duduknya . perempuan itu begitu saja pergi meninggalkanku . sepertinya dirinya tau aku akan marah jika dirinya masih merengek dihadapanku.
Tak lama setelah Ita meninggalkan kelas , aku mulai beranjak pergi . hari ini merupakan hari yang menyebalkan bagiku . diawali dengan bangun kesiangan , belum mengambil uang di ATM , dompet kosong, perut kelaparam, dan belum memasak di tambah lagi ada mata kuliah hingga sore hari . perut lapar membuat diriku sedikit emosional di kelas. hal tersebut juga yang membuat diriku ketus terhadap Ita . ku paju mobilku dengan kecepatan penuh menyusuri jalanan kota surabaya yang saat itu sedikit padat . Beberapa kali aku memijat pelipisku perlahan dengan salah satu tanganku . kepalaku terasa sedikit berat . kemungkinan karena belum ada makanan yang masuk ke tubuhku membuat ,aku merasa sedikit pusing
"Ahh sial laper banget , mampir atm dulu lah ambil uang "
Ku pelankan laju mobilku perlahan , sambil mata ini melihat sekitar mencari mesin atm . Hingga pada akhirnya menemukan pom bensin . Kira-kira letaknya 5 km lagi dari komplek rumah . Kutepikan mobilku dan berjalan keluar menuju mesin atm .
***
Sementara itu Rama tengah berhias di depan cermin . Ia merapikan setiap detil yang dirinya gunakan pagi ini. Laki-laki itu tak menyadari keberadaan ibunya yang sedari tadi tersenyum memperhatikan anaknya ."Nak kamu kemana rapi banget ?" . Tanya ibu rama yang terheran-heran melihat tingkah anaknya .
"Mau kerumah temen mah ". Rama tersenyum sembari menoleh kea rah ibunya .
"Temen atau temen nih ram"
"Apaan sih mah, rama mau brangkat dulu . Assalammualaikum "
"Walaikumsallam hati-hati ya ram " .
Rama memacu motornya meninggalkan rumah . Dengan seragamnya , dia mulai pesiar menuju kompleks sang pujaan hati. Sudah beberapa minggu Rama dan aku tak bertemu kesibukan kami berdua membuat pertemuan terasa sulit . Memang waktu yang dimiliki Rama tak banyak setiap ada waktu untuk bertemu . Aku selalu di sibukkan dengan jadwal kuliah. Komunikasi juga sedikit terhambat karena di asrama Rama tidak dapat bebas memegang ponsel. Rasa rindu di hati Rama tak tertahan lagi . Dari siang hari dirinya sudah mencoba memberitahu ku tetapi tidak ada respon membuat tekadnya bulat . Ia bertekad untuk datang ke rumahku sore itu juga . Rama khawatir ada sesuatu yang buruk menimpa diriku karena ponselku tak aktif dari siang hari .
Bukan tanpa alasan ponselku tidak aktif . Aku bangun pukul setengah 7 pagi dengan baterai ponsel yang tersisa 5 % . Melihat notifikasi grub kelas ternyata ada kuliah hari ini pukul 07.30 . tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke kamar mandi tanpa sempat untuk mengisi daya ponsel. Tepat pukul 7 aku langsung memacu mobil menuju kampus tanpa membawa cas ponsel dan berunjung membuat ponselku tidak aktif .
***
Mobil yang aku kendarai mulai masuk wilayah komplek . Dari kejauhan nampak seorang pria yang tengah bersandar di motor ninja berwarna merah . Tak terlalu jelas wajahnya dari kejauhan tapi pria itu jelas berada di depan rumahku. Tangannya memegang ponsel , pandangannya terpaku pada layar ponsel tersebut . Ku majukan mobilku hingga menuju jalan depan rumah . Seketika ku turunkan kaca mobilku .
"Loh ram ngapain disini ?"
"Nungguin kamu "
"Lama ya "
"Gak kok baru 3 jam"
"Hehe ... maaf ya , ya udah ayo masuk ak mau parkir mobil dulu " .
Aku memarkir mobilku di garasi rumah . Diikuti oleh rama yang memarkir motornya di halaman rumah . Tak ada raut murung di wajah laki-laki yang sudah menungguku 3 jam lamanya . Jauh dari penampilannya yang sedingin es , Ia lebih sabar dari yang aku bayangkan . Tidak semua orang bisa menunggu tanpa kepastian hingga berjam-jam lamanya ."Ayo masuk , aku bukain pintunya ". ajakku
"Iya ayo " .
Senyuman laki-laki itu nampak hangat . Teramat manis jika dilewatkan . Mataku tak berkedip menatapnya hingga ku tersadar ."Gia.. gia ??". ucapnya terheran pada sikapku
"Ohh iyaa , ayo masuk ... hehe "
***
Aku membanting tubuhku ke atas sofa yang berada di ruang tengah . Tanganku masih penuh dengan kantong-kantong belanjaan . Rasa lelah membuatku tak tahan untuk segera berbaring . Aku tak menyadari Rama duduk di seberang menatapku dengan senyumnya yang manis ."Capek banget ya ? " tanya laki-laki berseragam itu
"Bangettt... aku laper juga , tadi pulang kuliah nyempetin buat mampir ke supermarket beli belanjaan , pokoknya hari ini uhhh ... super banget rasanya "
"Hehe ... kamu lucu deh kalo lagi ngeluh gini "
Mendengar ucapan Rama akupun tersipu malu dan langsung bangkit , duduk di sofa dengan tangan yang masih penuh kantong belanjaan . Aku hanya terdiam tanpa dapat menjawab apa yang baru Rama katakan . Senyumnya begitu manis hingga aku tak sanggup menatapnya terlalu lama. Hasratku dan pikiranku mulai mengingat saat bibir yang tengah tersenyum itu mencium keningku .Sejenak kami berdua dalam situasi yang sangat canggung . aku mencoba mencairkan suasana itu . "Hehe...aku laper , aku mau ganti baju ya habis itu mau masak "
"Mau masak apa gia ?"
"Tumis brokoli pake jamur kuping sama potongan ayam"
"Enak kayaknya ".
***
Aku mulai memakai celemek . Tak lupa mengikat rambutku menjadi satu kebelakang . Dengan setelan celana pendek di atas lutut serta kaos biru muda dan celemek ,aku mulai memotong brokoli dan ayam .
"Eh .. Ram lupa ak belum nawarin minum , tanganku kotor lagi udahan . Kalo mau minum sini bikin sendiri ke dapur" . Teriakku dari dapur
"Okee"
Aku memotong beberapa brokoli . Pikiranku masih berlari kesana kemari hingga berhenti di memori saat Rama menciumku . Beberapa kali aku mencoba mengalihkan pikiran itu dengan memejamkan mata . Menepuk-nepuk kepala perlahanpun sudah ku lakukan agar tak mengingat kejadian tersebut.Saat aku mulai membuka mata , laki-laki itu tengah berdiri memegang gelas berisi air dingin di hadapanku . Tangan kanannya mulai berayun mengarah ke bibirnya. ujung gelas tersebut mulai menyentuh bibirnya . Air dari gelas tersebut mulai bergerak maju ke dalam tubuhnya melewati bibir tersebut . Mataku terpaku tanpa teralihkan dan memori itu justru semakin kuat .
"Awww.."
"Kenapa gia"
"Tanganku kena pisau nih... nggak sengaja ke iris "
"Kok bisa kamu mikirin apa sih "
"Gak tau ram sakit banget "
"Tunggu bentar aku ambil , p3k ya "
"Iya itu , p3knya di laci ruang tengah ram "
Rama bergegas mengambil p3k . Ia tampak khawatir dengan kondisiku . Terlihat sangat panik saat melihat darah keluar dari jari kiriku .
"Sini aku bersihin dulu gyaa , baru nanti di kasih obat merah "
"Iya ini ram" .
Setelah dia selesai memperban jariku , sejenak Ia menatapku dengan wajah khawatir tanpa berkata . Keduan tangannya mulai merangkulku hingga memelukku dengan erat .
"Masih laper ?"
"Hehe... laper dong seharian belum makan aku "
"Mau aku masakin ?"
"Hehe enggak usah kita delivery aja"
"Gapapa aku bisa masak kok , lagian sayang juga udah dipotongin bahan-bahan "
"Kalau kamu maksa ya boleh lah Ram"
***
Rama mulai memakai celemek . Ia mulai mengambil posisi menggantikan diriku . Jari-jarinya nampak mahir saat memotong dan memasak . Keringat yang menetes dari keningnya membuat dirinya terlihat semakin sexy di mataku .Pikiranku mulai melayang entah tak tau kemana . Melihat laki-laki yang sedang memegang wajan itu begitu panas. membuat aku menelan air liur berkali-kali . Sungguh pikiranku sudah kelewat batas .Ingin rasanya tanganku meneluk tubuhnya .menyandarkan kepalaku di dadanya yang bidang tersebut . Pikiranku sudah lepas dari kendali. Ku paksa kakiku melangkah ke ruang tengah . Duduk di sofa dan menonton televisi . mungkin itu merupakan pilihan terbaik dari pada melihat Rama memasak .
"Gia aku tambahin sosis sama saus tiram ya biar makin enak ". kata Rama dari dapur
"Iya , tambahin aja ram ... sausnya ada dideket tempat sendok ya "
"Siap sayang" . sahut laki-laki itu . Rama mulai berani menunjukan rasa sayangnya terhadapku . Sepertinya Ia memang bersungguh dengan ucapannya yang menyatakan kalo dirinya menyayangiku . Terlihat jelas dari sikapnya yang semakin baik pada diriku . Tetap saja Ia sangat panas membuat pikiranku liar tak terkendali .
***
"Gia udah jadi nih masakannya "
"Mana " . Teriakku bersemangat . Aku berlari kedapur tanpa mematikan televisi . Aku mengambil sendok dan langsung mencicipi masakan Rama . Aku tak menghiraukan Rama yang berdiri dibelakangku . Aku terlalu sibuk memakan masakannya . Hingga pada akhirnya aku mulai berbalik menghadap dirinya .
"Enak banget ram "
" Eh... tunggu deh kamu makan belepotan gini "
"Mana ??"
"Tunggu , biar aku ..." . Rama mulai mendekat. tangan kanannya mengambil sendok yang ada di tanganku . Matanya mulai menatapku tajam . Aku mulai melangkah mundur hingga terpojok antara laci dapur dan Rama . Bibirnya mulai mendekat ke arahku . Aku hanya bisa terdiam menatap itu . Hingga pada akhirnya dia bibirnya hampir menyentuh bibirku. Mataku terbuka lebar . Badanku membeku bagai es . Ia mulai memprovokasi diriku dengan tatapan matanya yang tajam . hingga pada akhirnya .
"TUK " Rama membenturkan keningnya ke keningku
"Awww sakit Ram .." teriakku sambil mengelus kening
Laki-laki itu terkekeh sembari mengelus kepalaku "Hehe.. kamu lucu gia , gemesin ". Setelah itu Ia justru mengambil semua makanan dan meninggalkan sedirian di dapur.
"Ram .. tunggu aku mau makan lagi " . aku berlari menyusul Rama.