Chereads / Dibawah Pedang Pora / Chapter 12 - Bab 12 Keputusan Gia

Chapter 12 - Bab 12 Keputusan Gia

Panas matahari terasa terik, menyengat di atas kepala. Terlihat beberapa tenda berdiri tegak di lapangan. Banyak orang berdatangan mengunjungi tenda- tenda tersebut. Beberapa tenda menjajakan makanan dan minuman . Sedangkan beberapa tenda lainnya menjual beranekaragam kerajinan . Kali ini aku bertugas untuk menjaga tenda khusus jurusan dokter gigi . Disana kami melayani cek kesehatan gigi dan mulut secara gratis . Hal tersebut kami lakukan agar orang-orang dapat mengetahui kesehatan mulut serta giginya tanpa dipungut biaya . Disamping itu kami para mahasiswa jurusan dokter gigi dapat melakukan praktek nyata guna menambah wawasan demi mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG). Dalam melakukan pelayan cek kesehatan gigi dan mulut , kami para mahasiswa di dampingi dua orang ahli dalam bidang tersebut.

Banyak orang silih berganti mendatangi tenda jurusan dokter gigi ini. Hingga pada akhirnya rasa lelah menghampiriku . Ku gerakkan kepalaku kekiri dan kekanan sembari kupijat leherku perlahan . Beberapa orang yang datang ke tenda jurusan . Merupakan orang-orang yang sering mengalami gigi nyeri bahkan gigi berlubang . Dari sekian banyak hanya beberapa orang saja yang perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter gigi.

"Gia kamu istirahat dulu sana gantian sama yang lain" . terdengar suara laki-laki dari samping kiriku .

Sambil tersenyum aku membalas kata-katanya . "Oh ya kak Erwin ... makasih kak". Laki-laki itu merupakan Erwin . Kakak tingkat dari semester tujuh di jurusan dokter gigi ini. Erwin juga orang yang menolongku saat aku pingsan kala mengikuti ospek . Dan dia juga merupakan korban caci maki dari sahabatku Ita . Ita yang saat itu salah paham terhadap Erwin . Membombardirnya dengan cacian yang kejam kala itu . Tetapi kini antara aku , Ita dan Erwin sudah berbaikan . Pada akhirnya , kami menjadi teman yang akrab.

***

" Pasti summer punch .... Dasar Miss Summer punch kamu gia , emang gak ada mocktail lain ya haha..." . Ita tertawa melihat minuman yang aku pesan . Aku sangat gemar memesan minuman yang satu ini . Summer punch merupakan mocktail yang berisi soda dengan beberapa campuran buah yang menyegarkan . Kegemaranku akan minuman yang satu itu membuatku selalu memesanya saat mengunjungi kafe maupun restoran yang menyediakan menu summer punch disana. Sangat seringnya aku memesan minuman tersebut. Membuat Ita kini menjulukiku MissSummerPunch guna menggodaku.

"Haha.... Biarin suka-suka aku dong " . ucapku

"Eh.. ngomong-ngomong gimana bazaar pagi ini di kampus ?" . TanyaIta

"Luamayan bikin capek sih .. aku kan dapet jaga tenda jurusan "

"Masih mending tuh.. aku panitia coy, lari-lari , ngurus ini itu ahhh... capekk !! mending sekarang kita seneng-seneng aja mumpung malem minggu ... aku traktir deh hehe "

"Yah kenapa gak ngomong dari tadi tau gitu aku pesen yang banyak tadi hehe .."

" Memang aku sengaja haha .."

"Dasar manusia perhitungan kau ! haha .."

Setelah seharian berada di bazaar kini aku dan Ita bersantai sejenak di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari kampus kami. Kebetulan bazaar kali ini cukup menguras tenaga . Karena bazaar diadakan dari pukul sepuluh pagi hingga pukul lima sore. Walaupun cukup melelahkan tetapi aku merasa sangat senang. Disamping dapat menambah ilmu , aku juga dapat melupakan sejenak masalah yang sedang aku alami dengan Rama. Tak dapat kupungkiri masalah tersebut . Membuat hari-hariku tak berjalan lancar . Aku semakin sering melamun. Tak dapat berkonsentrasi dengan benar . Hingga pada malam ini di kafe , aku melihat seorang berseragam lengkap dengan aksesorisnya tengah duduk di meja yang letaknya bersebrangan dengan kami berdua .

Pria tersebut nampak asik berbicara dengan beberapa temannya . Kulitnya cenderung gelap . Senyumnyamanis seperti Rama . Melihat dirinya membuat pikiranku jauh kembali ke masalahku. Seketika potongan gambaran akan kejadian itu terlintas dalam kepalaku. Terbayang jelas bagaimana Rama sangat kesal kala itu . Rama memang berwatak keras tapi dia tak pernah sekalipun membentakku . Hanya karena keraguanku membuat dia mengucap kata yang tak seharusnya dan membentakku . Semua gambaran itu terus berputar didalam otakku. Semakin lama semakin membuatku merasa pusing . "Ta .. balik yuk aku agak enak badan nih " . ajakku pada Ita yang tengah asik memainkan ponsel .

"Ehh... kenapa kok tiba-tiba sakit ? "

"Gak tau kepalaku pusing banget ini "

"Ya udah ayo balik tapi aku bayar dulu ya di kasir " . Jawab Ita. Perempuan itu segera bergegas menuju meja kasir . Setelah Ita menyelesaikan pembayarannya kami berdua meninggalkan kafe tersebut dan pulang ke rumah.

***

Liburan setelah ujian akhir semester tiba . aku memutuskan untuk pulang ke kota kelahiranku yaitu Semarang . Kali ini aku memilih untuk menyendiri . Bahkan aku meminta Ita agar tidak mengantarkanku ke bandara hari itu. Pikiranku sedikit kalut kala itu . Aku berharap keputusanku menyendiri ini dapat membantuku berpikir dengan jernih .

Ada dua laki-laki yang telah menyatakan kesanggupannya membangun masa depan bersamaku . Satu orang berasal dari masa laluku, DitoNasution . Sedangkan yang lain dia yang mampu memutar balikkan seluruh duniaku , Rama Kencana . Aku tak tau apa yang membuatku tidak dapat secara terus terang menolak pilot itu . Dito kembali disaat memoriku bersamanya hampir hilang . Laki-laki itu kembali menyusun setiap kenangan yang hampir hilang itu, dengan menyatukan setiap kepingannya. Dia berusaha keras menggetarkan hatiku kembali. Berkali-kali dirinya meyakinkanku dengan berbagai cara . Hanya saja hatiku tak dapat kembali seperti dulu .

*Rumah Gia Vanessa , Semarang

Aku sangat merindukan rumahku di Semarang . Aku rindu setiap sudutnya dan berbagai ornament yang ada. Sudah tiga hari aku berada di Semarang tetapi pikiranku masih saja kalut . kali ini aku duduk di beranda didekat kolam renang . Mataku tak henti-hetinya menatap air di kolam. Hingga aku tak menyadari kedatangan mamaku "kenapa kak kok beberapa hari ini mama lihat kamu kayak banyak pikiran ? ada apa cerita sama mama kak !". mendengar kata-kata itu aku segera memalingkan pandanganku . Mama duduk disampingku dan kembali berkata " sini nak tiduran disini ,cerita sama mama". Tangan mama menepuk pahanya seperti mengisyaratkan untukku tidur disana . " Ma..." . suaraku lirih sembari menidurkan badanku seperti yang mama minta .

"Maa... "

"Iya sayang cerita aja mama dengerin kok "

" Mah jika ada dua orang yang benar-benar menginginkanku serta berjuang demi aku mana yang harus aku pilih ? satu orang dari masa lalu yang pernah hadir lalu pergi dan kembali lagi sekarang . satu lagi baru saja hadir tapi mampu membuatku luluh lanta" . Sembari aku berusaha menahan air mataku

Wanita yang melahirkanku tersebut tersenyum . "ternyata masalah cinta, ya sayang.. cinta itu bukan nafsu maupun ego . Cinta tak memandang bagaimana tampilan fisik dan materi. Cinta itu sebuah rasa . rasa yang mampu menggetarkan hatimu , menjalankan pikiranmu untuk terus memikirkan dirinya .Cinta yang tulus menjadikan dirimu lebih baik setiap harinya. Cinta tak akan pernah meninggalkanmu bagaimanapun kondisinya tetapi tetap bertahan denganmu menyelesaikan itu. Selama nafsu serta egomu masih bercampur dalam mencintai laki-laki berarti itu bukan cinta sayang itu hanya nafsu dan ego . Nafsu jika kamu mencintainya karena tampan , mapan , dan lain sebagainya . Ego jika kamu mencintainya karena dirinya pantas kamu bawa kemana-mana dan membuat temanmu iri. Tanyakan pada hati kecilmu siapa orang yang membuat hatimu bergetar tanpa melihat nafsu maupun ego "

Mendengar jawaban mamaku sejenak aku terdiam . Aku menatap matanya dalam. Mamaku kembali tersenyum . aku memejamkan mataku "mah aku mau tiduran kayak gini lebih lama ya "

"Iya sayang " . Wanita itu mengelus rambutku perlahan . Membuat diriku semakin berada dalam kondisi yang tenang . Sembari memejamkan mata aku berpikir untuk menentukan keputusan yang tepat. .

Hembusan angin perlahan menerpaku . Membuat kondisiku semakin tenang dalam berpikir hingga suara ponsel dari sakuku terdengar .

[Dito Nasution menelepon]

Seketika aku bangkit dan berkata pada mamaku " ma ..kayaknya aku tau siapa yang bakalan aku pilih ma". Aku berlari meninggalkan mama menuju kamarku di lantai dua . Ponselku masih terus berdering hingga aku mengangkat telfon tersebut .

"Halo..."

"Halo Gia kesayanganku "

"Dit cukup panggil Gia aja , kenapa nih sore gini telfon ?"

"Kamu lagi Semarangkan ?? "

"Tau dari mana aku di Semarang , hmm aku tau pasti Ita nih "

"Hehehe iya dong siapa lagi ... besok aku ada penerbangan ke Semarang aku mau ketemu sama kamu , kangen tau "

"Hmmm kebetulan ada yang mau aku omongin juga sama kamu "

"Wah apa tuh jadi gak sabar, jemput aku ya di bandara "

" Kayaknya aku gak bisa jemput deh aku bakal reservasi tempat dulu soalnya besok hari sabtu takut penuh tempatnya , kamu masih inget kafe waktu kita pertama kali ketemu ?"

"Iya masih jadi makin penasaraan aja , besok aku landing jam tiga sore jadi sampai sana jam empat ya sayang " . Dito semakin menggodaku

"Oke kita ketemuan disana ya jam empat "

"Iya sayangku , cintaku "

***

Waktu menunjukan pukul setengah tiga sore . Aku bergegas memacu mobilku meninggalkan rumah . Hari ini adalah hari dimana aku dan Dito berjanji untuk bertemu . Dito bilang dirinya akan sampai di kafe pukul empat sore nanti . Aku berusaha untuk datang lebih awal darinya agar dapat memesan tempat.

Jalanan di kotaSemarang sore ini sedikit ramai . Ada beberapa jalan yang ditutup akibat perbaikan jalan . Hal tersebut membuatku harus berputar mencari jalan alternatif . Jarak yang tadinya dari rumah ke kafe tersebut hanya delapan kilometer . Kini menjadi dua belas kilometer dan ditambah lagi dengan padatnya lalu lintas . Padatnya lalu lintas kali ini membuat suara klakson mobil terdengar disetiap jalan. Aku mulai merasa sedikit gelisah karena takut akan kehabisan tempat di kafe tersebut . Sesekali aku melihat jam di tanganku sambil mengempaskan nafas kuat "Aduh gimana nih aku bisa nyampai ke kafe ... mana sabtu gini pasti banyak yang malem mingguan huhh " .

Aku berinisiatif untuk menelfon kafe tersebut . Tangan kiriku meraih tas yang berada di kursi . Sambil menyetir tangan kiriku mencari ponsel yang berada di tas . Lalu lintas semakin padat . Aku masih berusaha mencari ponselku mebuatku tak berkonsentrasi dalam menyetir . Sehingga membuat mobilku saat itu berjalan lebih lambat . "Tinnn ... tinnn ... tinnn" . Terdengar suara klakson mobil belakang memekikkan telinga . Ponsel yang tadinya sudah di tangan kini justru jatuh ke bawah kursi saat akan ditarik dari tas. "yahh... " . kataku kecewa. Kondisi semakin tidak memungkinkan untuk memesan tempat dengan menelefon . Membuatku harus tetap menyetir . Aku menyetir secepat yang aku bisa . Mataku kembali melihat jam tangan di tangan kiriku. Tepat pukul empat sore telihat disana . Sudah satu jam lebih aku terjebak ditengah kemacetan lalu lintas . Papan nama kafe tersebut mulai terlihat . Aku mulai mempercepat laju mobilku.

Setelah semua drama kemacetan akhirnya aku sampai di tempat tujuan . Aku berjalan menuju pintu masuk kafe tersebut . Terlihat seorang pelayan membukakan pintu untukku . "Mohon maaf , apakah betul dengan nona GiaVanessa ini ?" .

"Iya benar ... eh mbak saya mau pesen tempat dong " . ucapku

"Satu kafe ini sudah dipesan mbak "

"ADUHHH... gak bisa apa mbak saya nyempil gitu "

"hehe ... mba Gia kan termasuk daftar orang yang sudah dipesankan tempat mbak sama yang memesan kafe ini , mari saya antar ke meja ... sudah ditunggu sama masnya"

"Ehhh... siapa mbak ?"

"Mari mbak , silahkan". Ajak pelayan kafe tersebut sembari menunjukan arah padaku. Ku ikuti pelayan tersebut perlahan dari belakang . Langkah kakinya seperti menuju lantai dua kafe tersebut . Kafe ini terdiri dari dua lantai . Lantai pertama seperti layaknya kafe kebanyakan dan lantai kedua merupakan rooftop sehingga para pengunjung dapat menikmati santapan dengan pemandangan kota semarang disana.

Hingga pada anak tangga terakhir ku langkahkan kaki , Aku melihat laki-laki itu duduk diujung . Dia terdiam sembari melihat jam ditangannya. Dari jauh aku sudah mengenali laki-laki itu. Dia yang duduk terdiam menantiku disana tak lain merupakan pilot dari Elang air , DitoNasution . Perlahan aku mendekat ke meja Dito .

Hari ini aku berencana untuk memberikan jawaban pada pilot tersebut. Lamaran yang Dito berikan kala itu belum sepenuhnya kuberi kejelasan . Pada sore ini ditempat yang sama saat kami bertemu , aku akan menjawab lamaran tersebut. Kafe ini telah menjadi saksi antara Dito dan aku sejak kami berdua bertemu. Banyak hal yang terjadi pada kami berdua di kafe ini. Aku ingin kali ini , di kafe ini juga menjadi saksi atas jawabanku tentang lamarannya.

Langkah kakiku semakin mendekat ke meja tersebut. Dito menyadari kedatanganku . Laki-laki itu segera berdiri dari kursi . Dia menyambutku dengan senyum ramah . Aku tak kuasa melihat matanya yang penuh kebahagiaan hari ini. Berulang-ulang kali aku mencoba mengatur nafas . Tanganku mulai terasa gemetar. Kupaksakan senyum terlukis diwajah gugupku itu sembari terus berjalan ke arahnya .

Dengan kesopanannya Dito mulai menarikkan kursi untukku. Mempersilahkan aku duduk disana. Dito kembali duduk di kursi yang berada di hadapanku. Matanya penuh binar kebahagiaan . Sekali lagi aku benar-benar tak kuasa menatap matanya. Laki-laki itu mulai memanggil pelayan . Dia memesankanku minuman kesukaan ku yaitu mocktail summer punch .

"Aku seneng kali ini kamu minta buat ketemu aku , semenjak kita putus kamu sama sekali enggak pernah minta buat ketemu sama aku lagi ... padahal aku selalu rindu caramu memintaku bertemu seperti saat ini ". Dito memulai membuka percakapan diantara kita berdua.

"Dit... sebenernya aku minta kamu kesini buat kasih jawaban kamu atas lamaranmu waktu itu"

"Oh ya... jadi gimana ??" . Dito kembali tersenyum

"DitoNasution ..." . Mengambil jeda untuk mengela nafas . "Jadi sebelumnya aku udah tau kalo kamu waktu sebelum kita sepakat untuk putus ada perempuan lain di Jakarta "

"Itu masa lalu , aku juga sebenernya cuma main-main aja sam cewek itu " . Dito mencoba membela dirinya

" Berarti dengan jawabanmu itu kamu membenarkannya??"

"Oke oke aku ngaku memang saat itu aku tergoda sama model cantik itu tapi setelah itu aku sadar kalo memang kamu yang paling terbaik buat aku " . Dito mengakui semua tuduhan yang aku berikan padanya.

"Aku bersyukur Ita cerita sama aku setelah kita putus saat itu tapi apapun yang telah berlalu aku udah maafin itu cuma aku enggak mau ambil resiko untuk yang kedua kalinya."

"Tapi... tapi Gia aku bener-bener udah berubah ". Dito mencoba meyakinkanku lagi

"Dit sekali lagi aku bukan wanita yang bisa kamu mainkan sesuka mu , ada kemungkinan kamu bisa mainin aku sama kayak cewek itu ...pernikahan merupakan ikatan serius jadi aku minta maaf ... Aku enggak bisa terima lamaranmu. "

"Tapi Gia... aku sayang sama kamu , aku cinta sama kamu , aku rela ngelakuin apapun biar kamu mau terima" . Dito mencoba meyakinkanku . Dia mulai menggapai tanganku yang berada diatas meja.

Aku menepikan tangan Dito . Secara tidak sengaja tanganku justru menyenggol minuman yang hendak disajikan pelayaan kala itu . "aduh..."

"kamu enggak apa-apa??" . Dito nampak panik . Dengan cepatnya laki-laki itu menghampiriku . Dia membatu mengelap tumpahan summer punch dibajuku.

"udah aku enggak apa-apa" .

Dito kembali duduk di kursinya . Dia menghela nafas dengan kuat . " Bukan jawaban ini yang sebenarnya aku tunggu dari kamu sayang ... bukan ini yang aku mau , apa karena kesalahanku kamu hukum aku dengan cara sadis seperti ini ?"

"Dit apapun keputusanku kali ini , aku minta sama kamu tolong hargaiin keputusanku "

"Gia... jujur aku enggak bisa lepasin kamu buat orang lain ". MataDito mulai berkaca-kaca.

"Dito ... Dito Nasution aku sekali lagi minta maaf sama kamu , terima kasih udah pernah hadir di kehidupanku untuk kedepannya aku yakin kita bisa temenan kok "

Dito memijat pelipisnya perlahan . Raut wajah bahagianya kini berganti kesedihan ."Gia tolong pikirin sekali lagi " . Pinta Dito

Disaat bersamaan ponselku berdering. "Dit sebentar ya... aku mau angkat telfon dulu bentar"

"Okee.." Jawabnya lesu .

[Rey Hardian menelepon]

Aku mulai beranjak dari kursiku . Berjalan menjauh dari meja kami berdua . Ku angkat telfon dari Rey tersebut . "Halo kak" . ucapku padanya

"Halo dek , kamu dimana .. aku lagi dirumahmu nih "

"Loh kok bisa kak ? . Jawabku heran

"Bisa lah ,cepetan pulang ada yang mau aku omongin sama kamu "

"Emm oke oke aku pulang sekarang ,tunggu ya kak " .

Setelah pembicaraan singkat tersebut . Aku segera bergegas untuk pulang . Dito masih duduk terdiam dan masih belum bisa menerima kenyataan . "Dit sekali lagi aku minta maaf ya ... aku ada keperluan aku balik dulu ya " .

"Ehh Gia tunggu ...". UcapDito . Laki-laki itu menarik diriku yang hendak pergi .

Aku berusaha melepas genggaman tangannya itu. "Dit .. jangan kayak gini , please " . Segera aku langkahkan kakiku meninggalkan dirinya. Aku berusaha berjalan sedikit cepat tanpa menghiraukan Dito .

Hingga diriku sampai ke parkiran mobil . Saat aku akan membuka pintu mobil , tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku sedikit kasar . Dia membalikkan badanku dan mendorongku kemobil. Dia menggengam erat kedua tanganku menatapku tajam dan mendalam . Matanya berkaca-kaca . "Dit lepasin aku !! ".Teriakku . Orang tersebut adalah Dito . Dia mengikutiku ke parkiran mobil. Kala itu tempat parkir sepi tak ada orang sama sekali. . Sehingga dia bisa tanpa ragu melakukan hal tersebut .

Dito menarik nafas panjang . Terlihat dari sorot matanya , Dito sangat terpukul , tampak pula sebuah rasa putus asa disana. "Giaa, selama ini aku kira , aku bisa kembali kapanpun aku mau ternyata aku salah Gia " . Suaranya memelas

"Dit ... malu jangan kayak gini , kamu kenapa sih ... lepas dit lepas !!"

"Giaa maaf , maafin aku "

"Dito kamu tau aku, aku udah maafin kamu ,terlepas kita dulu pernah ada hubungan tapi sekarang udah berbeda dit. Aku gak bisa bohongin diriku sendiri dan sebuah pernikahan bukan cuma perkara kecil , bagiku nikah sekali untuk selamanya .aku gak siap jika harus melihat suamiku bersama wanita lain dibelakangku nantinya "

"Oke oke aku pernah selingkuh tapi itu udah lama Giaa, aku gak bakal ulangin lagi , tolong pikirin lagi Giaa!!"

"Sekali lagi aku minta maaf Dit , aku enggak bisa "

"KENAPA??" . Dito sedikit berteriak dengan ekspresi menahan emosinya . Tangannya semakin erat mencengkram tanganku .

"AAUWWW ... Dit jangan kayak gini !"

"JELASIN SAMA AKU , GIAA!! KENAPA !"

Aku merasa takut dengan sikap Dito yang mengintimidasi seperti ini. Rasanya berat untuk berkata-kata ketika melihat matanya. Dengan satu tarikan nafas aku memberanikan diri memberi tahu alasanku menolak dirinya . " AKU UDAH GAK CINTA SAMA KAMU , BETAPA SETIANYA AKU DULU MELUKAI PERASAANKU TERLALU DALAM WALAUPUN SAAT ITU JARAK TAK BERSAHABAT DALAM HUBUNGAN KITA . BANYAK HADIAH YANG KAMU KIRIM , BUAT AKU SEMAKIN PILU SAAT AKU TAU KENYATAANNYA , KAMU SELINGKUH DIBELAKANGKU !!"

Mendengar jawabanku sepertinya Dito semakin naik darah. Tangan Dito semakin erat mencengkram . "Aku udah minta maaf , dan aku sadar cuma kamu yang baik , aku mau nikah sama kamu , aku mau bahagiain kamu "

"Dit aku mohon udah jangan kyak gini , aku harus pulang "

"Giaa... aku gak bisa , aku gak tahan lagi sekarang " . Dito mulai mendekatkan badannya. Cengkraman tangannya semakin erat . Sorot matanya semakin tajam . diriku semakin terdorong kearah mobil . wajahnya semakin mendekat ke arahku . Dito terlihat akan mendaratkan ciuman itu ke arah bibirku . Sebisa mungkin aku berusaha melepaskan diri darinya tetapi genggaman tangannya terlalu erat . bibir itu terlihat semakin mendekat . "DITOO!!" . aku berteriak sembari mendorong tubuhnya menjauh. Dito tersungkur ke tanah . Dengan sigap aku segera membuka pintu mobil . "Dit , maaf !" . Segera aku bergegas meninggalkan cafe tersebut .

Sepanjang perjalanan pulang aku banyak berpikir . Aku memikirkan tentang apa yang terjadi sebelumnya . Sungguh diluar dugaanku , aku tak pernah mengira Dito berani melakukan hal tersebut kepadaku . Aku kira dia akan menerima keputusanku dengan lapang dada .

Nampak warna kemerahan dipergelangan tanganku . Rasa nyeri juga terasa . Aku menyetir mobil dengan terus menahan rasa sakit itu. Dengan semua yang telah aku lewati aku rasa itu konsekuensi yang harus aku terima . Setidaknya pikiranku sedikit lebih tenang . Tetapi masih ada satu hal yang mengganjal. aku belum memberi tau Rama tentang keputusanku ini . Hingga saat ini aku belum bertemu dengannya karena kesibukan kami berdua. Sedih rasanya jika mengingat pertemuan terakhir kali dengan Rama diwarnai dengan pertengkaran .Seandainya aku tau akan sulit bertemu dengannya untuk beberapa saat mungkin akan ku berikan keputusan saat itu juga.

***

*Rumah Gia Vanessa , Semarang

Kuparkirkan mobil didepan rumah . Aku segera berlari keluar dari mobil. Rasa penasaranku timbul setelah mendengar seorang Rey Hardian berada di rumahku . Ku lepas sepatuku dan langsung masuk kedalam rumah . "ada apa kak rey , tumben ke rumah ?" . tanyaku penasaran .

"Etss.. duduk dulu sini " . Jawab laki-laki itu dengan santai .

Aku menghela nafas. "iya kak "

"Gini loh ,2 bulan lagi Praspa dan aku pengin kamu dateng ya "

"HAHHH ??" .

Laki-laki itu terkekeh . Tangannya mengacak lembut rambutku . "hehe .. kenapa kok kaget gitu ?" . Tanya heran

"Enggak apa-apa sih kak , heran aja kenapa aku harus dateng ?"

"Hehe.. ya kamu itu udah aku anggep kayak adikku sendiri jadi wajar aja kalo aku suruh dateng "

"Iya deh aku dateng nanti "

Rey memandangi pergelangan tanganku . Dia memperhatikan dengan seksama "Gia itu tangan kamu kenapa ? kok merah gitu ? "

"Ohh ini gapapa kok kak Rey kepentok meja hehe " . Sembari aku mencoba menutupi pergelangan tanganku

"Kamu yakin itu kepentok meja tapi kok ada bekas cakaran kayak gitu ?"

"Hehe beneran kak aku gapapa , oh iya ngomong kakak kesini mau cuma mau ngasih tau itu ya kak ? "

"Hehe iya , sama mau main juga kesini udah lama juga kan aku gak main ke rumahmu "

"Iya kak "

Perempuan itu layaknya cermin . Sekalinya pecah mampu disusun kembali tetapi tidak sempurna seperti semula , Seperi itu juga jika sekali saja kau hancurkan hatinya maka dia dapat memaafkanmu tetapi tidak dapat melupakannya

Gia Vanessa