Chereads / Dibawah Pedang Pora / Chapter 2 - Bab 2 Jalan Pembuka

Chapter 2 - Bab 2 Jalan Pembuka

Pagi ini adalah hari yang membosan untukku. satu hari dengan jam pelajaran sedikit tetapi harus bergelut dengan mata pelajaran matematika dan fisika .dua mata pelajaran itu membuatku hampir gila karena kebosanan . Rumus serta grafik yang di jelaskan bagai nyanyian penghantar ke dalam dunia mimpi nan indah . sungguh tak kuasa ku menahan mata yang semakin lama makin menutup . ku lemparkan pandanganku ke arah luar ruang kelasku menatap hijaunya lapangan rumput dan pehonan di luar kelas . tak lama pikiranku mulai berpetualang liar . keluar dari apa yang seharusnya aku pikirkan saat ini . Kelas 3 SMA adalah kelas akhir yang merupakan ujung tombak dari penentuan . satu langkah menuju kedewasaan dari seorang siswa menuju seorang mahasiswa. tetapi berbeda denganku yang sampai saat ini belum memutuskan untuk melanjutkan sekolah dimana nanti setelah lulus . aku malah di pusingkan dengan percakapan mama denganku tempo hari itu. terasa sedikit menggajal di hatiku . membuat rasa gelisah dan bingung terus timbul .

"Ting.."

"Ting" .

Notifikasi ponselku berbunyi saat kelas hening tanpa suara membuat semua orang menoleh mencari asal suara itu . Seketika pikiranku kembali ketempat yang seharusnya dia singgahi . Mataku yang semula menatap keluar segera kutarik kedalam dan menatap papan tulis didepan ku . berusaha untuk tetap tenang dan tidak terlihat panik agar mereka tak mencurigaiku . dengan sikap yang pura-pura tidak mendengar apapun . tetap tenang serta berusaha mengontrol setiap gerak tubuh dan mimik ekspresiku yang sudah memulai terlihat sedikit gugup .

"Ting"

"Oh my goddness" . Aku berbisik pelan sembari menggerakkan bola mata kearah sekelilingku menatap setiap sudut ruang kelas berharap tak ada yang mendengar . Dengan rasa sedikit gugup serta panik ku mulai menggerakkan tanganku menggambil ponsel di saku rok seragamku

"Siapa sih pagi-pagi chat , ganggu banget orang masih pelajaran juga "Gumamku dalam hati . Rasa penasaranku mulai memuncak ketika melihat kolom notifikasi yang berasal dari akun media sosialku ( path ) yang sudah beberapa hari tak pernah kubuka . rasanya aneh karena tak pernah kubuka tapi ada yang mengirim pesan sebanyak ini . Ibu jariku mulai bergerak menekan tombol menu dan mencari aplikasi itu di dalam menu telfon genggamku itu . Memang sengaja aku tak mau langsung membuka chat tersebut karena aku adalah perempuan dengan hawa menikam saat bertemu orang yang baru aku kenal .aku tak ingin mengenal sembarang orang yang akhirnya menyakitkanku . Kubuka pilihan menu messege di toolbar aplikasi path tersebut lalu kulihat nama akun yang mengirimiku pesan itu . Kulihat nama si pengirim misterius tersebut

"Rey Hardian ?"gumamku pelan . ku gerakkan cepat ibu jariku menuju kolom pencarian sembari mengetik nama akun si pengirim pesan . Setelah loading lama yang membuatku semakin panik karena takut ketahuan bermain ponsel didalam kelas akhirnya kutemukan akun dari pemilik nama Rey Hardian tersebut . Peraturan disekolahku memang sedikit ketat karena aku belajar di salah satu SMA Negeri favorit di ibu kota Jawa Tengah . Sekolah tersebut melarang muridnya bermain ponsel saat jam pelajaran dikelas . hal terbut bertujuan agar muridnya lebih fokus serta menghargai guru yang sedang mengajar didalam kelas . sehingga kami para murid tak dapat dengan mudah membuka hp untuk sekedar melihat jam atau mengusir kebosanan saat pelajaran berlangsung.

"hah, taruna ...bakalan jadi perwira dong " .Ucapan terkejutku tersebut membuat teman sebangku ku menoleh langsung ke arah foto laki-laki gagah nan tampan yg sedang terpampang jelas di layar hpku saat ini .

"Siapa tuh , ganteng banget " . Ucapnya spontan .

Aku yang masih terkejut hanya diam dan tak membalas perkataan itu . tanpa pikir panjang ku tekan tombol kembali diponselku dan langsung menyetel ponsel pada posisi diam agar tak ada bunyi notifikasi lagi yang terdengar . Tapi banyak pertanyaan yang muncul dalam hatiku

"haruskah aku membalasnya ? Atau tidak? Tapi mengapa dia mengirimiku pesan ? Kenapa? "

Aku menampik semua pertanyaan yang muncul didalam hatiku , segera kufokuskan kembali seluruh pikiranku ke mata pelajaran yang sedang di jelaskan guru matematikaku di papan tulis putih itu . Entah apa yang dia gambar dan tulis ,rumus kah ? atau sebuah gambaran kerumitan akan suatu hal yang implenmentasinya dalam kehidupan kurang begitu berarti . tiba-tiba ada suara berbisik dari arah samping kiriku

"Itu tadi foto cowok barumu ya Gia ? Siapa namanya? Kenalin temen cowokmu dong "

"Gak tau , gak punya cowok ita"

"Ahh.. bohong biasanya juga banyak cogan mu , cowok ganteng.. ayo lah Gia"

"Apaan sih , dah fokus dulu tuh ke pelajaran ta" sahutku . Ternyata suara tadi adalah suara Ita . Ita merupakan teman sebangku ku dari kelas 1 SMA hingga kelas 3 SMA aku tak pernah merasa bosan dengannya kami sering membicarakan hal-hal yang berbau kecantikan , fashion ,tipe laki-laki bahkan yang lebih parahnya kami tak pernah tabu membicakan hal-hal yang dianggap menggelikan bagi sebagian orang misalnya ukuran payudara , bra yang cocok dan bagaimana supaya terlihat sexy dengan lipstik yang sesuai kulit wajah . Dan sudah menjadi hal yang wajar apabila ada seorang laki-laki yang mengajakku berkenalan tetapi dia tidak memenuhi kategori yang pertama. maka Ita lah yang akan ku kenalkan kepada laki-laki tersebut sebagai penggantiku . Ita tak pernah merasa keberatan dengan hal tersebut dia menerimanya dengan senang hati walaupun nantinya kalau Ita merasa tak cocok tetapi biasanya dia tetep menerimanya .

"Tet..tet..tet.. "

Bunyi bel pertanda waktu sekolah telah berakhir . bagai mendengar musik rock yang membuat adrenalinku terpacu cepat tanpa pikir panjang aku bangkit . membawa tas ranselku ,meninggalkan ruang kelas tersebut .

"Gia .. mau kemana kok buru-buru". Tanya gadis yang duduk sebangku denganku

"Mau pulang , kenapa ta ?"

" oh .. kok tumben gasik , besok ikut gak mau pada nongkrong nih di cafe biasa"

" gak tau ,ta nanti aku pikir-pikir dulu kayaknya minggu ini aku males deh mau keluar ta"

"Ya dah , deh serah elu aja"

" ya , aku pulang dulu ya ta "

"Oke , hati-hati"

Langkahku semakin cepat meninggalkan kelas kesayanganku 12 IPA 7 yang kebetulan letaknya jauh dari tempat parkir motor . Aku tak peduli orang memandangku tergesa-gesa atau apalah itu yang pasti aku tak terlalu suka berada di sekolah terlalu lama menurutku itu terlalu membosankan . Dikeluargaku aku selalu didik setiap jam bel pulang sekolah harus segera pulang tak ada kata untuk mampir bermain atau sekedar menunda waktu untuk tidak pulang . apalagi mampir ke mall dengan menggunakan seragam .

Aku tau setiap lorong sekolah yang kulewati banyak pasang mata yang menatapku dengan penuh curiga dan rasa tak suka. aku berusaha untuk tetap tak peduli apapun arti tatapan mereka padaku . Mataku senantiasa aku jaga untuk tetap melihat kearah depan tanpa membalas tatapan mereka .

"Ini gimana aku keluarin motornya , pada parkir sembarangan"

Motorku terjebak dalam himpitan motor-motor lain yang parkir sembarangan . Kesal menyelimutiku , aku menepi di pinggir tempat parkir sembari menggeluarkan ponselku dan mencoba menghibur diri.

"Apa aku bales aja ya , cowok ganteng tadi ?" Kataku dalam hati

Timbul pikiran aneh serta dorongan aneh dalam diriku untuk membalas pesan singkat dari seorang calon perwira tersebut . Kumulai membuka aplikasi pathku saat aku ingin membalas chatnya tiba-tiba bebrapa motor keluar dari tempat parkir sehingga motorku dapat keluar . akupun membatalkan untuk membalas pesan dari akun yang bernama Rey hardian tersebut dan langsung menuju ke rumah. Kupacu motor maticku . melaju dengan kencang meninggalkan sekolah. di sepanjang perjalanan ada sedikit hal yang mengganjal saat aku memikirkan nama Rey hardian ."Kayak gak asing namanya" .Kataku dalam hati Tepat pukul 12 siang aku tiba di rumah , ku parkirkan motorku di garasi rumah. bola mataku memeriksa sekeliling rumah ternyata tak ada satu orang pun di rumah . rasa senang mulai timbul dari dalam diriku

"Yes , gak ada orang berarti aku bebas ..haha "Teriakku sambil melompat kegirangan . segera kugerakkan kakiku menuju lantai 2 rumahku menuju ruang ternyaman, terbebas dari siapapun yaitu Kamar tidurku . ku hempaskan seluruh tubuhku ke atas kasur nan empuk tersebut . Ku buka aplikasi untuk menonton drama korea yang biasanya kulihat untuk menghilangkan penatku . beberapa saat kemudian mataku mulai sedikit berair pada menit ke 57.30 . entah berapa episode yang telah kutonton tetapi mataku sudah tak kuat lagi rasanya untuk tetap menonton episode selanjutnya . akhirnya pun ak terlelap tanpa sadark sedikitpun .

".....Line......" terdengar ada notifikasi line dari ponselku . segera kubuka mataku sembari tanganku menggapai ponsel di dipinggir tempat tidur. aku melihat siapa yang mengirimiku pesan . disitu tertulis nama Rey hardian .

"Kok aku punya kontaknya ini orang yang di path tadi , siapa sih ini tapi namanya kok gak asing ya ? ..Tapi sejak kapan aku nyimpan nomer taruna kepolisian di hpku ,coba deh , aku bales dulu aja, siapa tau jodoh , haha" . ucapku jahil

*Percakapan dalam Line *

Rey Hardian : Gia , Masih inget aku gak ?

Gia Vanessa : Maaf siapa ya ?

Rey Hardian : Aku Rey , temennya sony

Gia Vanessa : Sony ? Kak Sony?

ohh ternyata kak Rey , tadi yang di path juga akunnya kak Rey ya ? aku kira siapa tadi makanya gak aku balas , hehe maaf ya kak

Rey Hardian : Dasar anak kecil , mikirnya negatif

Gia Vanessa : Maaf kak , aku kira siapa ada taruna akpol tiba-tiba chat otamatis kaget aku kak , hehe

Rey Hardian : Iya aku udah masuk Akpol , nanti kalo aku libur ketemuan yuk !

Gia Vanessa : Iya kak

Sony merupakan kakak sepupuku . dia adalah anak laki-laki kedua dari pamanku. dahulu aku sering sekali pergi ke rumah pamanku dan bermain dengan dia. Sony memiliki sahabat yang merupakan tentangganya sendiri yaitu Rey . kami bertiga sering bermain bersama sejak aku masih ditaman kanak-kanak . semenjak Rey pindah ke Jakarta aku dan Rey tak pernah bertemu lagi hampir 5 tahun aku tak pernah berkomunikasi dengan Rey . Sosok tinggi nan rupawan itu pernah membuat hatiku sedikit bergetar saat menatap matanya seakan dunia berhenti sekejap dalam beberapa menit menatapnya . andai aku bukan kau anggap seperti adik kandungmu sendiri pasti tak akan kutahan rasaku ini untukmu . Senyum manis yang selalu menyambutku dan disusul dengan kata-kata " eh Gia adekku sayang". Serasa bagaikan alunan petikan melodi harpa sang bidadari menyambut kegembiraan yang ada . Ku coba untuk selalu menahan rasaku untuknya hingga suatu ketika dia benar-benar akan pindah ke Jakarta tanpa kabar. aku merasa harus secepatnya menghilangkan rasaku yang tak mungkin bisa tersampaikan ini. saat itu ak masih duduk di kelas 2 SMP dengan begitu naif dan polosnya aku memiliki rasa terhadap sahabat kakak sepupuku sendiri yang usia cukup jauh dari ku . 4 tahun merupakan jarak usiaku dengan Rey . aku tak pernah mengira Rey akan kembali ke Jawa Tengah dan menghubungiku lagi . kepulangannya kali ini kemungkinan karena dia mulai merindukan adik perempuan kesayangannya yang dahulu sering diajaknya bermain playstation . atau mungkin dia merindukan anak kecil yang sering dia cubit pipinya hingga menangis . tetapi semua berbeda sekarang. aku telah beranjak dewasa . usiaku kini 17 tahun . diusia tersebut bukan lagi usia bagi anak-anak lagi yang dapat di ajak bermain seperti dahulu .

"Apakah boleh jika rasa itu muncul lagi ? Apakah boleh aku tak menahannya ? Apakah boleh aku lebih dari seorang adik kesayangannya kak Rey? Hmmm ...kak Rey apakah arti diriku bagimu, hanya seorang adik kah atau bagaimana ?"

Banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku . tak kusangka kakak tampan dari kota kudus itu sekarang di Semarang , dahulu kupikir saat dia pindah ke Jakarta tak ada harapan bagiku untuk bertemu dengannya .ternyata takdir berkata lain . kini Rey kembali menemani adik perempuan kesayangannya itu . Rey Hardian , anak lelaki tunggal dari keluarga kaya raya di kota kudus . ayahnya merupakan seorang petinggi polisi yang hampir setiap harinya tak ada waktu mengurus anaknya di rumah . ibunya merupakan ibu rumah tangga yang juga bekerja membantu bisnis keluarga yaitu bisnis jenang kudus yang sangat terkenal . Bak seorang pangeran dia hidup dengan berkecukupan hanya saja dia selalu merasa kesepian sehingga membuatnya selalu bermain ke rumah pamanku yang merupakan tetangga sebelah rumahnya . dia bermain selepas pulang sekolah hingga menjelang magrib dan setiap hari libur dia dapat bermain hingga satu hari nonstop karena kesibukan orang tuanya yang tak pernah menemaninya di rumah . Pamanku telah menggapnya seperti anaknya sendiri dia bagaikan anak bungsu pamanku. dia terlihat lebih akrab dengan pamanku dan bibiku ketimbang orang tuanya sendiri . dia tumbuh menjadi laki-laki yang tampan, sopan satun , dan baik hati , hati perempuan mana yang tak bergetar saat bertemu denganya . sudah berapa perempuan yang mencoba dekat dengannya tapi tak satupun dapat berhasil menaklukan hatinya . Sungguh bagai pangeran tanpa mahkota dirinya .

Tak kusangka ternyata chat singkatku dengan Rey kali ini adalah jalan pembuka untuk mengenal pemuda-pemuda lain dari berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai macam latar belakang pendidikannya dan pangkat yang ada di pundaknya . walaupun pada awalnya ak tak menyadarinya . Tapi ada satu hal yang masih ku harapkan "apakah aku dapat menjadi lebih dari sekedar adik dimata kak Rey ?" .pertanyaan itu masih timbul dibenakku tetapi aku tak ingin menimbulkan rasa yang akhirnya membuat hubungan persaudaraanku dengan Rey jadi berantakan karena suatu hal bodoh yang seharusnya dapat dihapuskan yaitu perasaanku ini terhadapnya.

"Gak sabar mau ketemu kak Rey , uh kakakku yang tampan , gemas rasanya memikirkanmu sudah lama tak pernah ketemu ... gimana ya tampangnya sekarang jauh lebih tampankah atau semakin terlihat tua haha... "