Mentari pagi memancarkan sinarnya sehingga menembus jendela kamar sang gadis yang tertidur lelap dengan guling yang dipeluknya.
Pagi ini seharusnya ia lebih awal masuk ke sekolah dari biasanya dikarenakan ia adalah panutan siswa siswi yang ada di sekolahnya.
"Mia ayok bangun nak ini udah jam berapa"Kata Astrid- ibu Mia menggoyang goyangkan tubuh anaknya yang masih bermimpi indah. Butuh kesabaran untuk membangunkan anak semata wayangnya ini. Ia harus lebih ekstra sabar bila Mia akan bermanja kepadanya lebih dari ayahnya.
Mia membuka matanya menatap mamanya yang tersenyum kearahnya begitu juga dengan dia yang membalas senyuman mamanya.
Ia bangun dari tidurnya dan menatap mamanya yang masih diam ditempat.
"Jam berapa sekarang bu"tanya Mia khas orang bangun tidur.
"Tuh liat aja"lirik Astrid ke jam dinding yang ada dibelakang Mia
Mia pun berbalik melihat jam ia langsung terlonjak kaget dan segera pergi ke kamar mandi.
Astrid yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa geleng geleng tersenyum simpul lalu pergi keluar kamar Mia.
Diruang makan Mia sudah melihat Astrid yang menggunakan daster hijau bunga bunga dan Arham- ayah Mia yang menggunakan baju kantornya sedang sarapan bersama.
"Pagi yah"sapa Mia melewati Arham begitu saja dan langsung memakan rotinya yang sudah disiapkan oleh ibunya dan diolesi selai coklat favoritnya.
"Kok gitu sih Mi"kata Astrid menatap Mia penuh arti.
Arham yang dari tadi diam merasa bangga dengan dirinya sendiri karena dibela oleh istrinya tercinta.
Mia melirik ayahnya sinis yang dijawab Arham dengan senyum membanggakan diri.
"Mia berangkat"pamit Mia menyalimi punggung tangan ibunya dan ayahnya.
"Awas aja ayah"bisik Mia kepada ayahnya setelah menyaliminya dan beranjak keluar rumah.
Sesampainya disekolah Mia memarkirkan motor kesayangannya.
"Nggak nyangka gue udah secepat ini jadi kakak kelas"gumam Mia.
Mia berjalan di loker loker dan berhenti tepat didepan lokernya. Ia membuka lokernya namun pandangannya teralih kearah lain saat melihat Arfka berjalan melewatinya.
Mia tersenyum manis. Mengingat kejadian itu benar benar membuatnya jatuh hati pada Arfka sampe sekarang. Namun, Arfka tidak peka pada perasaannya.
Mia menutup lokernya. Tujuannya untuk mengambil novel didalam lokernya pasti akan terubah saat melihat Arfka lewat.
Dengan wajah yang berseri seri dan berjalan jalan dengan kaki dan tangan yang disamakan membuatnya terlihat jelas bahwa ia sangat bahagia sembari bersenandung.
Ia melewatkan Arfka begitu saja yang menatapnya aneh dan langsung masuk kedalam kelasnya.
"Liana"teriaknya membuat murid yang didalamnya menutup telinga masing-masing.
Mia berlari menghampiri Liana dan langsung duduk disampingnya.
"Mulai sekarang gue duduk sama Liana"peringat Mia kepada Angel dan Kayla yang ada didepannya.
"Kenapa?"tanya mereka bersamaan.
"Kepo"ucapnya menatap Liana dengan wajah berbinar binar. Liana yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya menatap keluar kelas dan mengangguk.
"Homo lo ya"ucap Angel bergedik ngeri
Mia menjitak kepala Angel dan Kayla secara bersamaan "sembarangan" ucapnya ditatap Kayla dengan cemberut.
"Kok gue sih mi kan yang ngomong Angel"ketus Mia memajukan bibirnya beberapa centi.
Mia mencubit pipi Kayla gemes. Entah mengapa hari ini ia benar benar bahagia.
Mia mengembangkan senyum lebarnya saat melihat Arfka masuk ke kelas tanpa sepengetahuan sahabatnya.
📍📍📍
"Mia lo pesan apa"tanya Angel.
Yup saat ini mereka sedang berada di kantin 30 detik yang lalu.
"Samain aja deh kayak elo"jawab Mia fokus pada novelnya yang ia pinjam kepada Kayla.
Angel yang melihat itu mendengus kasar dan berlalu pergi diikuti Kayla yang akan membantunya membawa pasanan mereka nantinya.
"Mia"panggil Liana dijawab Mia dengan deheman.
"Nggak jadi"kata Liana melirik seseorang dari belakang Mia dan mengangguk.
"Oh oke"
Beginilah sikap Mia bila ia sudah membaca novel. Ia tidak akan berbasa basi bila diajak ngobrol dan fokus pada novel yang sedang ia baca.
Merasa janggal, Mia mendongak dan mencari seseorang lalu ia berbalik kebelakang dan melihat tidak ada siapa siapa.
Acuh. Kembali Mia membaca novelnya.
Selang beberapa menit datang Kayla dan Angel yang sudah membawa nampan berisi pesanan mereka masing-masing.
Mia pun menutup novelnya dan menyantap hidangan dihadapannya dengan nikmat.
Melihat satu persatu yang dipesan oleh sahabatnya ia bingung sendiri.
"Kenapa mi"tanya Liana melihat gelagat aneh Mia.
Sadar dari lamunannya Mia pun menjawab"O nggak jadi" dianggukin oleh Liana dan kedua sahabatnya lalu mereka melanjutkan makanannya tanpa .
Selama makan mereka hanya saling diam dan tak ingin berbicara kecuali menikmati makanan yang mereka pesan.
Selesai makan pun Mia langsung pamit duluan ke kelas ingin mengambil sesuatu.
Sesampainya didepan kelasnya Mia tak langsung masuk kedalam dan berpikir sebentar.
Mia melewati kelasnya yang sepi dan menuju lokernya.
"La la la"senandung Mia mulai mendekati lokernya.
Didepan lokernya Mia malah menunduk melihat Arfka lewat. Malu. Itulah yang dirasakan Mia.
"Bodo"Mia merutuki dirinya sendiri dengan memukul kepalanya dilokernya.
Murid yang berlalu lalang melewatinya hanya menatapnya aneh dan di hiraukan oleh Mia.
"Ngapain gue kayak gini coba?"gumam Mia bertanya pada dirinya sendiri.
"Ah bodo bodo"
Sebelum Mia memukulkan kepalanya dilokernya ada sebuah tangan yang menahannya.
Mia pun mendongak dan menatap Arfka yang tadi menahannya.
"Arfka"lirih Mia.
"Lo mesti dibawa kerumah sakit dah"ucap Arfka membuat Mia menahan emosi.
"Sial dia fikir gue kayak gini gegara siapa coba. Kan karena dia yang lewat lewat tanpa sepengetahuan gue"batin Mia
"Emangnya kalau orang lewat harus ngomong dulu gitu sama elo"tanya Arfka mengetahui yang diucapkan oleh Mia.
Mia menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan membelalakkan matanya.
"Setan. Ngeri lo goblok"kata Arfka berlalu pergi dari hadapan Mia.
Mia ingin sekali memukul Arfka sekarang juga namun yang bisa ia lakukan hanya melayangkan tonjokkannya keatas udara dan menyengir kuda.
"Setan. Ngeri lo goblok"ucap Mia menirukan gaya Arfka.
"Goblok setan lo tuh"gumam Mia kesel pada Arfka tadi meskipun dirinya sudah tidak ada disini.
Mia tidak mengetahui bahwa sedari tadi seseorang sedang melihatnya dan tersenyum simpul menahan tawa.
Ia pun berbalik dan membuka lokernya.
Mia mengambil novelnya dan tak sengaja menjatuhkan amplop yang berwarna merah bertema love. Iapun membukanya dan membacanya.
_____________________________
Dihari yang sama, tahun yang berbeda, bulan yang sama bagaimana pun juga hati ini tetap mencintaimu meskipun beberapa tahun lamanya dan beberapa detik lamanya.
Karenaku, hanyalah mencintaimu.
Yakinlah bahwa gue selalu ada disekelilingmu.
J LOVE YOU.
____________________________
Sebentar... Mia merasa ingat sesuatu setelah beberapa tahun lamanya. Ia mencari cari sesuatu yang ada di lokernya dan membuka satu persatu kertas yang bertumpuk rapi disana.
Ketemu!. Mia pun membuka amplop hitam yang bertema love itu dan membuka surat didalamnya.
____________________________
Cinta itu aneh. Tapi, ada.
Cinta itu sakit. Tapi, menyenangkan hatiku.
Cinta itu ada. Tentu saja! Karena,ada dirimu.
Cinta itu hilang?. Benarkah?? Bila tidak ada dirimu.
Cinta, Cinta dan Cinta berbeda dengan kata suka? Ya. Tentu saja! Karena dirimu, membuatku bahagia, sakit, cemburu,gila, aneh, dan lainnya yang sulit untuk ku jelaskan.
Aku mencintaimu hanya dalam 1 menit. Karena apa? Karena,1 menit sebelumnya ku hanya terpaku menatapmu dan sadar bahwa inilah cinta.
Cinta yang membuat jantungku berdebar dengan kencang. Cinta yang membuatku sangat bahagia bila ada dirimu. Cinta yang membuatku sakit bila tidak ada dirimu. Cinta yang membuatku cemburu bila melihatmu bersama dengan orang lain. Cinta yang membuatku tergila gila karena melihat betapa cantiknya parasmu.
Aku mencintaimu hanya dalam 1 menit. Jangan katakan mengapa tidak dalam 1 detik hingga 59 detik. Karena, selama itulah aku terpana melihatmu dan sadar bahwa inilah cinta.
Karenaku, hanyalah mencintaimu
Sadarlah,bahwa aku selalu ada disekelilingmu.
J LOVE YOU
_______________________________
"Siapa yang menulis surat ini"gumam Mia memasukkan kedua surat itu kedalam saku bajunya.
TBC