Mereka berkumpul di sebuah gedung tua bekas sekolah , mereka melakukan pertandingan. Mereka melakukan pertandingan bendera, bendera di letakan di tempat yang di pilih oleh tim penjaga. Yuki dan Ellena manjadi tim yang menjaga, sedangkan Shina dan Katherine menjadi penyerang, Charles sebagai wasit di pertandingan ini.
"Sebelum kita mulai akan ku beritahukan peraturannya, kalian akan di berikan pun sebagai nyawa kalian, jika pin itu terlepas maka kalian di anggap mati, kalian boleh melakukan serangan fisik, kalian telah di berikan pelurunya karet, dan yang paling penting adalah kalian tidak boleh menggunakan sihir" Charles menjelaskan peraturannya,
"Hah kenapa begitu, apa kau ingin membuat kekutan tim kami berkurang" Protes Shina.
"Kalau ku lihat, untuk penguasaan sihir kau lebih mahir, dan itu akan sangat tidak baik untuk tim Yuki, tapi agar adil Ellena hanya boleh menggunakan satu sihir pemanggil, dan itu untuk mencegah parahnya kerusakan yang bisa kalian timbulkan" Shina menerima peraturan itu dan pertandingan di mulai.
Tim penjaga boleh melakukan persiapan selama 15 menit sebelum di mulai, saat itu tim penyerang bisa membuat rencana. 15 menit selesai, tim penyerang boleh memulai serangan. Mereka menjalankan rencana yang sudah di persiapkan, Katherine bergerak masuk terlebih dahulu. Meskipun tanpa menggunakan sihir dia sudah cukup cepat, dia segera pergi ke lantai dua. Karena tidak menduga serangan itu Yuki dan Ellena menjadi kebingungan,
"Mereka menyerang secara langsung, apakah ini bagian rencana mereka?" ucap Ellena. "Tetap fokus mereka sengaja membuat kita kebingungan". Katherine dengan cepat berlari ke tangga menuju lantai 3, sesampainya di lantai 3 Yuki sudah menunggunya.
Shina berjalan dengan perlahan memasuki gedung lewat pintu belakang, dia berjalan menuju tempat kemungkinan bendera di letakan. Yuki dan Katherine sudah mulai bertarung di lorong kelas, mereka bergerak dengan cepat, saling menyerang satu sama lain. "Sepertinya kalian bersenang senang" Shina berada di belakang Yuki, "Lanjutkan saja pertarungan kalian aku akan mencari benderanya"
Shina pergi ke salah satu pintu kelas. saat membuka pintu itu dia di serang oleh harimau yang sama dengan beberapa hari yang lalu. Harimau itu mencakar Shina, pada saat yang tepat Shina menghindar, tapi dia masih terkena cakar pada salah satu tangannya.
"Tadi itu hampir saja, untung hanya luka kecil" ucap Shina dengan nada senang. Yuki menyerang Shina dengan cepat, dia memukul Shina dengan keras. Sebelum Shina bangkit Yuki menarik Ellena dan pergi ke atap.
Beberapa saat setelah berhasil sampai ke atap Katherine mengejar mereka. "Kalian tidak bisa lari lagi" Katherine mengambil pisau yang di bawanya.
"Tak ku sangka rencana mereka langsung melakukan serangan seperti itu, Shina memang tidak dapat terduga" gumam Yuki dalam hati.
Boom, ledakan yang berada tidak jauh dari mereka. Atap mulai retak dan berlubang, Yuki terjatuh di salah satu retakan itu. Katherine mengejarnya, dari lubang itu keluarlah Shina menyerang Ellena. serangan itu berhasil di tahan oleh elang yang di panggil Ellena, "Tempat ini luas jadi aku bisa mengistirahatkan Tiger, aku akan melawannu" ucap Ellena.
"Kenapa kau tidak mengeluarkan yang itu saja, apa itu dewa kematian, aku rasa itu namanya, apa kau meremehkanku?" tanya Shina.
"Bukannya aku meremehkanmu, tapi aku sudah janji tidak akan menggunakannya kecuali memang sangat di butuhkan" jawab Ellena.
"Kalau begitu aku rasa aku harus bilang padamu, sekarang kau sedang berhadapan dengan bahaya". Setelah mengatakan itu Shina menembak Ellena, tembakannya berhasil di pantulkan dengan serangan dari Aquila, elang itu menembakan bulunya. Ellena menyerang Shina, elang itu menembak Shina secara beruntun. tapi dengan gesit Shina berhasil menghindar dan melompat mundur.
Katherine mengejar Yuki, saat dia sampai di bawah dia tidak menemukan Yuki. Katherine berjalan perlahan menuju ke salah satu ruang kelas yang nampak mencurigakan. Dia masuk dan melihat sekitar, dia melihat bendera yang di maksud tapi tidak ada Yuki di sana. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres, dia menoleh ke belakang dan Yuki ada di sana. Katherine berusaha menjaga jarak, dia melompat ke belakang. Tapi Yuki menangkap tangannya dan menguncinya, Yuki mencekik leher Katherine. Yuki berusaha mencabut pin Katherine, Katherine menahan tangannya, dia juga berusaha mencabut pin milik Yuki.
Sementara itu di atap Shina dan Ellena sedang bertarung, elang milik Shina menembakan bulunya, Shina berlari menghindar sambil menembak.
"Sial Ini magazen terakhir" gumam Shina.
"Apa kau sudah hampir kehabisan peluru?" Ellena mengejek Shina.
"Hey Ellena aku ingin bertanya" mendengar itu Ellena merasa heran.
"Bagaimana rasanya menghilangkan nyawa seseorang?" sambung Shina.
"Apa maksudmu?" Ellena balas bertanya.
"Sebenarnya penyebab Katherine menjadi trauma adalah kau, orang tua kalian mati bukan karena kecelakaan, rumah kalian di serang oleh sebuah organisasi, meskipun memberikan perlawanan yang hebat tapi orang tuamu tetap kalah dan mereka mati, orang orang itu mengejar kau dan Katherine, saat terpojok kau berhasil melakukan sihir pemanggil spesial, dan kau menghabisi nyawa mereka, karena hal itu pemimpin organisasi itu menculik adikmu saat di rumah bibi kalian, karena mereka berharap dia juga memiliki kekuatan seperti itu, tak ku sangka kau juga pernah membunuh, bahkan lebih banyak dari Katherine yang masuk organisasi itu" ucap Shina.
"Itu tidak benar, aku hanya berusaha melindungi Katherine, aku han..."
"Tapi dia tetap di culik, apakah itu yang namanya melindungi" Shina menyela Ellena.
Apa yang Shina katakan adalah hal yang tidak ingin di ingatnya, Ellena mengingat apa yang ingin dia lupakan. Karena dia berusaha keras melupakannya, Ellena tanpa sadar mengaktifkan sihir pemanggil spesial. makhluk itu menyerang Shina beberapa kali, "Hey Ellena sadarlah" Shina berusaha menyadarkan Ellena. Tapi Ellena terdiam tak bergerak, dia membeku dan mengingat apa yang telah terjadi.
"Merepotkan, kenapa dia membuat masalah seperti ini sih, ehh... tapi mungkin kali ini aku penyebabnya, terserahlah tapi jika kau tidak segera sadar, kau akan merasa sakit" Shina menyerang Ellena, tapi di cegat oleh dewa kematian yang di panggil Shina.
Shina dan Yuki masih terlibat dalam pertarungan di bawah, Yuki dan Katherine saling berusaha mencabut pin yang di pakai.
"Menyerahlah Katherine, biarkan aku mengambilnya kau tidak akan bisa bertahan" Yuki berusaha mengambil pin itu.
"Tidak akan, kau yang akan kalah" Katherine membalas Yuki.
Yuki mengencangkan cekikannya, dia membuat Katherine kehabisan nafas dan terpaksa menyerah. Tidak lama setelah itu gedung itu bergetar seperti di hantam sesuatu yang besar.
"Tadi itu sangat kuat, jangan jangan Ellena menggunakan sihir spesialnya" ucap Yuki.
"Sepertinya dia memang menggunakannya, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Yuki kau duluan aku akan segera menyusul" Katherine masih kehabisan nafas. Yuki segera berlari ke tangga dan menuju ke lantai 3, saat dia sampai keadaan sudah parah. Ellena hanya terdiam, dan Dewa Kematian tak terkendali.
"Yuki menjauh dari sana!' teriak Shina, beberapa saat kemudian tangan makhluk itu menyerang Yuki, untungnya dia sempat menjauh. Tidak lama kemudian Katherine meski masih ngos-ngosan dia menyusul.
"Ellena apa yang kau lakukan?" teriak Katherine. Ellena menoleh, dia melihat Katherine dan mulai meneteskan air mata. "Aku mungkin tidak ingat tentang kematian Ayah dan Ibu, tapi kalau kau merasa tidak kuat menahannya sendirian kau bisa bercerita padaku" kata Katherine sambil mendekat ke Ellena. Katherine semakin mendekat ke Ellena, tiba tiba Ellena berteriak dan Dewa Kematian menyerang Katherine. Katherine terpental ke sebelah Yuki, dia pingsan karena serangan itu.
"Yuki bawa dia ke tempat aman, karena aku yang menyebabkan ini aku akan menghentikannya" Shina menyuruh Yuki membawa Katherine yang pingsan. Ellena Melihat itu dan dia kembali berteriak, Dewa Kematian menyerang Yuki yang membawa Katherine, tapi Shina berhasil menahannya dengan pedang yang di bawanya.
"Segera bawa dia!, aku akan menahannya" ucap Shina.
"Kau sendiri?" Yuki bertanya mengkhawatirkan Shina.
"Tenang saja!, sudah ku bilang aku akan menangani ini" mendengar itu Yuki segera pergi ke bawah dan menuju ke tempatnya Charles. Yuki sampai ke tempatnya Charles, sedangkan di atas sana shina bertarung untuk menyadarkan Ellena.