Chereads / Shina the blackcat / Chapter 14 - Hari yang biasa

Chapter 14 - Hari yang biasa

Pagi hari di hari Senin, jam tangan Yuki menunjukkan pukul 07:30 . Yuki dan Shina datang bersama, Shina masih setengah tidur Yuki menggandeng tangannya. Mereka sampai di kelas mereka di tunggu oleh Karin , Yuki membuka pintu, Karin menunggu mereka di balik pintu. "Bagiamana hubungan kalian?,Sudah sejauh mana kalian?, aku melihat kalian bergandengan tangan?, apa kalian sudah pacaran" Karin menanyai mereka. "Apa maksudmu?, kau pikir aku tertarik dengan orang yang suka menyiksa seperti dia" Shina pergi ke mejanya untuk tidur. "Membangunkan orang tidur agar tidak terlambat sekolah apa termasuk penyiksaan?" Yuki bertanya keheranan, "Mungkin baginya itu sudah seperti kau memukulnya" Karin mencoba memberi contoh dari sudut pandang Shina, mereka lanjut mengobrol sampai jam pertama di mulai.

Pelajaran pertama di mulai guru itu menjelaskan, saat menjelaskan dia melihat Shina tertidur. "Kau yang tertidur berdiri di lorong!" guru itu menghukum Shina, dia berdiri di depan sampai pelajaran kedua.

"Kau jangan ulangi ini lagi!, aku tidak peduli kU ini salah satu murid favorit kepala sekolah tapi jangan ulangi ini lagi" guru itu keluar dan memberi Shina nasehat, setelah itu dia pergi. "Ingatlah jangan membiarkan Shina bertindak sendirian, kalau sampai itu terjadi mungkin akan ada hal buruk, kau sudah lihat dia saat pertama kali bertemu itu belum seberapa, intinya jangan lepaskan pengawasanmu jika aku tidak ada" Yuki mengingat ucapan Charles, "Mungkin Charles benar, dia memang seperti bertingkah seperti itu, tapi aku harus tetap waspada" gumam Yuki dalam hati.

Jam istirahat mereka pergi ke kantin untuk membeli makanan, "Bagimana cara kalian menghabiskan akhir pekan?" Karin bertanya untuk memulai percakapan. "Hanya menghabiskan waktu dengan bersantai dan bermain game" jawab Yuki, Shina menabrak seseorang, orang itu adalah Katherine.

"Kalian, kenapa aku harus bertemu kalian berdua di tempat ini" ucap Katherine, Shina melihat orang itu. "Oh ternyata kau" Shina mendekat ke Yuki, "Dia siapa?" Shina bertanya kepada Yuki. "Kau bercanda?, kau lupa dia siapa" Yuki bertanya heran, Shina mengangguk. "Apa dia pikun atau ada yang tidak beres dengan otaknya?" tanya Katherine. "Yah begitulah dia" ucap Yuki, "Dia adiknya Ellena namanya Katherine, kita bertemu dua hari yang lalu' lanjut Yuki menjelaskan. Mendengar penjelasan Yuki, Shina melihat orang itu dengan seksama. "Oh iya kau benar, dia menggunakan seragam sekolah ini, apa yang kulewatkan?" Shina kebingungan. "Inilah jadinya kalau kau selalu tidur, kau tidak mendengar Ellena menelpon dan bilang Katherine sudah sadar, dia juga menjelaskan Katherine di minta Charles bersekolah di sini agar lebih mudah mengawasinya" Yuki menjelaskan, setelah selesai menjelaskan mereka akhirnya sadar kalau Shina sudah tertidur. "Kalau begitu yasudah, aku harus segera ke tempat Ellena, sampai jumpa" ucap Katherine.

Bel berbunyi dan pelajaran di lanjutkan hingga pulang sekolah, sebelum pulang mereka pergi ke ruang Tim. Di ruang 134 ada Ellena dan Katherine sudah ada di sana, Yuki duduk dan bicara dengan mereka. Yuki bertanya keadaan Katherine, Yuki juga bertanya bagaimana ingatannya 4 tahun setelah dia pergi dengan orang yang mengubah ingatannya. "Aku tidak begitu ingat, dia tidak pernah menyebut namanya, aku tidak bisa mengingat wajahnya" ucap Katherine. "Jangan memaksakan diri, kalian yang bisa kembali akur saja itu sudah bagus, dan juga Ellena kalau ada masalah kau bisa memberitahuku, Charles bilang dia sudah memberitahu mungkin Baron akan melakukan sesuatu, jangan menyembunyikan sesuatu yang penting seperti itu, ngomong ngomong apa tadi Shina ada di sini?" Yuki balas bertanya. "Entahlah, aku bahkan belum melihatnya hari ini" jawab Ellena, "Oh Iya!, kalau tidak salah lihat, sebelum kesini aku melihatnya berlari menuju ke lantai 3" jawab Katherine. "Lantai 3 berarti dia ke tempatnya Charles, tapi kenapa buru buru, apa ada hal penting?" gumam Yuki.

Sementara itu di kantornya Charles, "Sepertinya kau sangat kelaparan, memangnya yang ku kirim tidak cukup?" Charles bertanya kepada Shina, dia membuka laci dan memberikan Shina sesuatu, Shina meminum barang aneh yang di berikan Charles. "Apa itu, dari sini tidak terlihat jelas, sebenarnya apa yang di sembunyikan Shina dan Charles, mungkin aku harus memberitahu Yuki dan yang lainnya" ucap Riki dalam hati, dia mengikuti Shina yang berlari ke lantai 3 dia mengintip ke ruangan Charles. "Apa yang kau lakukan di sini" ucap seseorang di belakangnya, sontak hal itu membuat Riki terkejut.

"Oh ternyata anda, saya tidak melakukan apapun, saya hanya lewat, Bu Merry saya permisi" Riki segera pergi dari tempat itu. Setelah Riki pergi Bu Merry masuk saat dia membuka pintu dia terkejut melihat Shina meminum kantong plastik yang berisi darah. "Kau sepertinya belum terbiasa, padahal kau sudah melihat dia melakukannya 3 kali" ucap Charles, "Aku bukan orang aneh yang dapat terbiasa dengan hal ini, dan juga sepertinya kau harus mencari tempat lain, tadi ada seorang murid yang mengintip, untungnya dia tidak sempat melihat dengan jelas pa yang kau lakukan, tapi ada kemungkinan dia sudah tahu, intinya lain kali kau harus hati hati, kau bisa melakukannya di atap atau di tempat sepi yang lain" Bu Merry memberikan saran.

"Yah akanku usahakan, Charles minta lagi!" Shina menadahkan tangannya, "Kau ini memangnya kau pikir mendapatkannya gampang, sudah sana pergi sebelum makin banyak yang curiga" Charles meyuruh Shina keluar, "Ya ya terserah saja" Shina keluar lalu pergi ke ruang Tim nomor 134.

Saat sampai di depan pintu dia mendengarkan Katherine yang bercerita, Katherine bilang dia tidak terlalu mengingat apa yang terjadi tapi dia merasa dia pernah membunuh seseorang. "Setiap Kali aku mencoba mengingat, hal itu terus terbayang di kepalaku, aku merasa mual setelah memikirkannya, karena itu juga aku jadi trauma dengan darah" Katherine bercerita dengan sedih karena penyesalan dan rasa bersalah. "Dasar manusia memang makhluk yang rumit" gumam Shina, dia pun masuk dan berbaring di lantai. "Jangan bicara padaku aku sedang tidak mood" Shina berguling guling di lantai. "Apa apaan dia, apa dia tidak merasa aneh dengan adanya Katherine di sini , ucap Ellena. "Sepertinya kau tidak perlu menjelaskan apapun padanya, aku yakin dia akan paham dengan sendirinya, ini sudah sore hari ini kita tidak perlu mengambil misi hari ini, aku pulang saja" Yuki keluar dari tempat itu. "Shina kau tidak ikut, Yuki sudah pulang" tanya Ellena pada Shina. "Pulang..., hah baiklah kalau begitu aku juga akan pulang saja, kalian sendiri bagaimana?" Shina berdiri. "Kami juga akan pulang, sampai jumpa besok" Ellena melambaikan tangannya ke Shina yang sedang menutup pintu. "Kau yakin dia akan baik baik saja pulang sendirian?" tanya Katherine, "Tenang saja aku rasa Yuki belum jauh, jika Yuki belum melihatnya aku rasa dia akan kembali dan menemukan Shina tertidur di pinggir jalan" kata Ellena sambil tertawa kecil.

Di kantornya Charles dan Bu Merry masih mengerjakan tugas mereka, Bu Merry menanyakan kenapa Charles membawa Shina. "Apa alasan anda membebaskan Shina, anda membawanya tanpa membuat kontrak, apa anda yakin ini akan baik baik saja?" tanya Bu Merry.

"Awalnya aku tidak yakin, apalagi setelah dia menyerang tiga preman yang menjadi target misi waktu itu, aku pikir aku membuat sebuah kesalahan, tapi setelah melihat dirinya yang lain, bagaimana dia bisa bersama Yuki dan yang lainnya aku jadi yakin akan hal ini, lagi pula ini sudah terlambat kalau dia memilih untuk menghancurkan kita, mau tidak mau kita harus menghentikannya dengan segala cara" jawab Charles. "Kalau kau ingin tahu lebih jauh alasanku untuk membebaskannya, kau bisa melihatnya di dokumen ini" Charles mengeluarkan buku yang ada di lacinya. "Ini adalah catatan dari raja magieval yang di buatnya mengenai Shina setelah dia membaca catatannya raja Alexis, dia tidak menuliskan anak itu dengan Shina, tapi dia menyebutnya monster, kau akan paham alasanku setelah membacanya" ucap Charles.