Chereads / Shina the blackcat / Chapter 12 - Baron end and Balck Hawk

Chapter 12 - Baron end and Balck Hawk

Sebuah pesan masuk ke handphone Yuki, pesan itu memberikan sebuah alamat dan tulisan agar ini tidak di laporkan ke pihak berwajib. "Hahaha, apa dia pikir aku tidak akan melaporkan ini kepada pihak berwajib hanya karena dia punya Sandera, motifnya jelas sekali dia mencoba menjebak kita" Shina tertawa setelah melihat pesan yang di kirimkan. "Kau ini, tapi apa menurutmu sihir yang mereka gunakan berbeda dari sihir lainnya?" tanya Yuki. "Yah karena mereka menggunakan sihir Lanjutan, jangankan sihir Lanjutan, sihir dasar yang berlebihan saja dilarang, jadi sudah pasti mereka kelompok kriminal, mungkin semacam pembunuh bayaran" jawab Shina. "Karena itu kita tidak boleh melawan mereka secara sembarang, dan hal itu meningkatkan kemungkinan mereka bisa saja menyakiti Ellena" ucap Yuki. "Kau pikir kenapa aku tidak membuat rencana, kalau sudah selesai bicaranya ayo kita mulai rencananya" mereka melaksanakan rencana yang sudah di susun sebelumya.

Ting tong, suara bel rumah "Siapa itu padahal aku sudah suruh penjaga agar tidak ada yang masuk" orang itu membukakan pintu, betapa terkejutnya dia saat melihat keluar ada beberapa orang preman, dia ketakutan melihat penjaganya terbaring kesakitan. "Siapa kalian!, apa mau kalian" teriak orang itu, "Sayang ada apa?" seorang perempuan keluar, "Kalian berdua ikut kami!" mereka menangkap kedua orang itu. Slash satu dari mereka mendapatkan telepon, "Bagaimana dengan pekerjaan kalian?" tanya orang yang menelpon. "Sudah beres, semuanya kami laksanakan sesuai perintah" jawab orang itu, "Bawa mereka ke tempat yang akan ku kirimkan" panggilan berakhir dan sebuah pesan masuk.

Sekitar 10 Menit kemudian, orang orang itu membawa dua orang tadi ke sebuah pabrik tua. "Lapor ada orang yang datang" ucap seorang menggunakan Sniper menghubungi Baron lewat radio. "Tembakan dua orang Griteria itu" jawab Baron. "Tapi mereka bukan dari Griteria, mereka adalah sekelompok orang yang sepertinya mereka membawa dua sandera", mendengar itu Baron segera melihat keluar jendela, "Itu Sandera itu mereka adalah ayah dan ibuku" Baron bicara sambil ketakutan. Dia segera menghubungi Yuki, "Hey! apa apaan kalian, aku bilang kalian harus kesini, kenapa kalian malah mem...", "Sst! jangan berisik, bagaimana kalau kita melakukan pertukaran sandera" Shina menyela perkataan Baron, "Apa maksud kalian, ini sudah melanggar peraturan, seorang Griteria tidak boleh melakukan ini" ucap Baron, "Hahaha, lihat siapa yang bicara, bagaimana denganmu sendiri, menyewa kelompok penjahat, menculik dan mengancam, apa orang yang melakukan hal itu bisa bicara seperti itu dan satu hal, coba lihat kebelakang" ucap Shina sambil menahan tawa. Mereka melihat ke belakang dan mereka terkejut ada Yuki yang entah datang dari mana, karena merasa akan ada masalah orang yang ada di sebelah Baron segera menyuruh anak buahnya membunuh kedua orang yang jadi Sandera Shina dan Yuki lalu segera menarik Ellena dan meletakkan pistolnya di kepala Ellena. Dor suara tembakan dari penembak jitu di luar, tapi pelurunya terbelah saat beberapa meter dari dua orang itu.

Shina datang dan membelah peluru itu, "Mustahil, bagaimana anak itu bisa melakukannya" saat orang itu kebingungan dengan apa yang terjadi, sebuah tembakan mendatar di dekatnya. "Bagiamana kalau kalian berdua keluar dan kita lanjutkan yang siang tadi", mereka yang dari tadi bersembunyi, termasuk si penembak jitu itu keluar karena sudah ketahuan "Kalian mundurlah jika kalian di sini kalian akan terluka" Shina memerintahkan orang orang yang bersamanya mundur, orang orang itu menuruti perintah Shina. Sementara itu di tempat yang tidak jauh dari sana, tepatnya di kantor dari pabrik itu. "Apa yang kau lakukan" teriak Baron kepada orang yang menggunakan jubah hitam. "Seharunya aku bos menolak permintaan dari anak cengeng sepertimu, mereka adalah orang terkutuk yang membuang anaknya karena tidak berguna, dan kau malah tidak tega melukai mereka, seharunya mereka di bunuh saja" ucap orang berjubah itu. "Dari pada kalian ngobrol bagaimana kalau kau melepaskan Ellena, lagi pula sepertinya kau tidak bisa membunuhnya, dari tadi tanganmu gemetaran saat mengancam pistol itu" Yuki menyela pembicaraan Baron dan orang itu. Orang itu segeralah berlari ke luar dari jendela, "Ellena kau tidak apa apa?" Yuki bertanya, "Aku harus mengejar orang itu" ucap Ellena, "Kelau begitu aku ikut" Yuki menawarkan diri untuk ikut. "Tidak perlu ini adalah urusanku, akan ku jelaskan jika aku berhasil kembali nanti, sebaiknya kau bantu Shina!" Ellena langsung pergi mengejar orang itu.

Shina bertarung dengan 2 orang itu, salah satunya memunculkan serigala yang sama seperti saat di toko. Serigala itu menyerang Shina, tapi Shina berhasil menghindar dan menembak Serigala itu. "Thunder Slash" teriak orang yang memanggil serigala itu, muncul petir berbentuk cakar mengarah ke arah Shina. Karena gerakannya yang gesit Shina bisa menghindari serangan itu, "Lumayan juga kau bocah, tapi coba hindari yang satu ini. Serigala itu mengeluarkan 3 Thunder Slash sekaligus Shina berhasil menghindar dari serangan, tapi siapa sangka orang yang satunya datang dan memukul Shina dengan keras, karena tidak sempat menyadari hal itu Shina terkena pukulan itu. Karena pukulan itu Shina terpental cukup jauh, tapi dia berhasil bangun dengan menggulingkan badannya. Orang itu mendekat dan mencoba memukul Shina lagi sebelum dia pada posisi bersiap, Pukulan itu di layangkan tapi berhasil tertahan oleh Yuki meskipun Yuki terdorong dengan serangan itu. "Pukulannya kuat sekali" ucap Yuki sambil menahan serangan orang itu, orang itu mundur dan mendekat dengan si sumonner. "Yah orang itu yang siang tadi membantingku" Shina berdiri dan mengambil posisi bertarung. "Mereka combo yang hebat, sedangkan kita baru bertemu dan sekarang harus melawan mereka" ucap Yuki dengan nada kesal, "Ini karena kau yang bilang mau mengikuti permainannya karena bosan" Shina membalas perkataan Yuki.

Ellena mengejar orang yang menyandranya, orang itu berlari sangat cepat, "Tunggu, Kath berhenti!" orang itu menambah kecepatannya, "Padahal aku tidak ingin menggunakan ini, keluarlah!" muncullah elang besar Ellena menaiki elang itu dan dia mengejar orang itu. "Aquila tembakan kedepan orang itu!" elang itu menembakan bulunya. Hal itu membuat orang itu berhenti, dan berbalik badan melihat ke arah Ellena. "Kenapa kau mengejarku, anggap saja ini tidak pernah terjadi hidup bahagia saja kau dengan ibu dan ayah, lupakan saja aku!, seperti yang orang tua kita lakukan" teriak orang itu melemparkan topengnya. "Kath aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa tenang kalau kau tidak ada" ucap Ellena. "Pembohong, kalau memang begitu kenapa kau tidak membelaku, kenapa kau membiarkanku di usir" teriak ornag itu, "Dan jangan panggil aku Kath seolah kita dekat!" lanjutnya. "Tapi kita memang dekat kita adalah saudara" ucap Ellena, mendengar itu orang itu marah dan menyerang Ellena dengan cepat.

Sementara itu Yuki dan Shina masih bertarung dengan dua orang itu, "Menyerah saja kalian!, kalian sudah kelelahan" orang yang memanggil serigala itu menyuruh Shina dan Yuki menyerah. "Bukannya kalian juga sudah kelelahan, keringat kalian juga sudah bercucuran" ucap Yuki. "Kalau begitu kami akan serius" orang itu mengeluarkan asap seperti siang tadi. Yuki dan Shina tidak bisa melihat serangan yang datang, Shina bisa menghindari cakaran serigala itu tapi Yuki terkena pukulan orang yang mengeluarkan asap itu. Mereka dalam keadaan sulit. "Yuki kita harus melakukan sesuatu" ucap Shina, "Aku ada ide" Yuki tersenyum, "Kau cukup lincah untuk melewati serangan mereka kan?", "Tapi aku tidak tahu serangan mereka akan datang dari mana, asap ini agak berbeda dengan siang tadi, asap ini membuat pendengaran ku berkurang" balas Shina, "Yah aku tahu makanya suara tidak terlalu jelas, tapi aku yakin kau bisa mendengarku, serang saja secara garis lurus ke depan" Yuki menyuruh Shina menyerang kedepan. Entah apa yang ada di pikiran Yuki tapi Shina menyerang kedepan seperti yang Yuki Katakan, Shina berhasil menghindari serangan serigala itu, tapi serangan orang satunya tidak dapat di hindarinya karena tidak terlihat asal serangannya, untungnya Shina sempat menahannya. Tidak lama kemudian sebuah api melayang ke arah orang itu, Shina bangun dan berlari ke arah sumonner yang ada di belakang orang itu dan mendorongnya hingga keluar dari asap itu. "Sial bagaimana dia tahu aku ada di sini padahal aku hanya menyerang temannya, apa mereka punya semacam sinyal?" orang itu keheranan, "Kau lengah" Yuki memukul orang itu, orang itu terkena pukulan Yuki, tapi dia berhasil menangkisnya. Yuki melakukan serangan bertubi-tubi tapi berhasil di tahan, tiba tiba ada sebuah tendangan dari belakang orang itu. Shina berhasil membuat sumonner itu tidak dapat bergerak karena Shina Dena lengan dan kaki orang itu, lalu membantu Yuki dengan menendang asal asalan orang yang ada di dalam asap. Asap itu menghilang karena energi orang itu telah habis karena menahan serangan Yuki.

Kedua orang itu sudah kelelahan, orang yang kehabisan tenaga itu bangkit dan menyerang mereka berdua. "Aku belum selesai, jangan pikir aku hanya bisa bertarung karena asap itu", orang itu memukul Yuki, Yuki membalasnya mereka balas pukul memukul seperti pertarungan jalanan, dan akhirnya mereka berdua sama sama tumbang. Shina merasakan adanya energi yang berkumpul pada satu titik, "Thunder Boom" serigala itu menembakan energi yang penuh dengan listrik ke arah Shina, sebelum Shina terkena serangan itu Yuki bangkit dan melakukan Sihir penambah cepat, dia melompat dan menarik Shina bersamanya.

Serigala itu lenyap karena sang pemanggil sudah tidak berdaya. "Kalian hebat juga berhasil mengalahkan kami" ucap si pengguna sihir asap, "Kami tidak butuh ucapan selamat, kami butuh informasi, siapa pemimpin kalian, orang yang kabur itu tidak mungkin pemimpin kalian karena aku mendengarnya dari alat komunikasi dia bilang sesuatu tentang bos, dan juga aku ingin tahu apa nama kelompok kalian" Shina bertanya kepada orang itu sambil menodongkan pistol pada orang itu. "Kau pikir aku akan memberimu informasi, jangan bercanda!" ucap orang itu, "Kau tahu pistol ini bukan sekedar ancaman" dor Shina menembak kaki orang itu, "kalau kau masih tidak mau menjawab selanjutnya akan mengenai tempat fatal" setelah mengucapkan itu Shina menembak telinga orang itu. "Ah maaf aku tidak sabaran, seharunya aku menunggu kau bicara untung saja tadi tembakan ku tidak akurat, padahal sedekat ini aku memang payah" ucap Shina sambil tersenyum. "Baiklah, nama kelompok kami adalah Black Hawk, kami adalah pembunuh bayaran pemimpin utama kami adalah Ahhhh..." tiba tiba terjadi sengatan listrik di otak yang membunuh kedua orang itu, "Mereka memasangkan cip ini agar anak buahnya tidak membocorkan rahasia, dia membiarkan agar dia hanya mengatakan nama kelompok agar kami semakin penasaran" ucap Shina dalam hati. "Kalau kau bisa bergerak kau pasti melarangku, entah kenapa kau memang terlalu baik, kau bahkan menyelamatkanku aku harap kau tidak akan meninggalkanku jika tahu siapa aku yang sebenarnya" Shina memindahkan Yuki yang pingsan karena kehabisan tengah.