Chereads / psychopath diary / Chapter 14 - Dua Boneka Monster

Chapter 14 - Dua Boneka Monster

Setelah kami di satukan sebagai pasangan dan Andrio sudah menyutujui menjadi spertiku sikapku kini mulai berubah kepadanya. aku benar-benar mendapatkan pangeran beruang. Aku begitu senang, Andrio juga demikian. Ia baru sadar kalau ikatannya sudah terlepas dan buru-buru ingin lari tapi ia terjatuh dan tak sengaja menarik celana dalamku alhasil celana dalamku melorot, pemandangan indah kembali ia lihat di depan matanya. oh ya aku masih perawan karena aku tak pernah di sentuh lelaki kecuali papa dan Brama (itu juga hanya sebatas berciuman). ia buru-buru merapikan kembali celana dalamku ketempatnya. kemudian tiba-tiba dia memelukku dan kami berciuman saat mata kami bertemu pada akhirnya, ciuman kami begitu panas sehingga tanpa sadar Andrio meremas dadaku dan membuka pakaian dalam yang menutupinya. Andrio kemudian mencium dan menjilati putingku yang sudah terbebas dari sangkarnya. sensasi ini begitu nikmat aku tak pernah merasakan ini sampai aku tak merasakan sakit dari luka di tubuhku lagi. sambil terus memainkan dadaku tangan Andrio menyusup dalam celana dalam ia memainkan tangannya di dalam sana membuatku hanya bisa mendesah menerima perlakuannya. lalu ia mencium bibirku lagi setelah puas dengan dadaku.

Pintu tiba-tiba terbuka dan menghentikan permainan panas kami di pagi hari, mama melihat kami hanya tersenyum ia menaruh piring kami dan segera meninggalkan kami. mama terlihat senang melihat perbuatan kami, ia cuma berkata kami adalah pasangan serasi. kami tersipu malu karena perbuatan kami ketahuan mama, walau mama membiarkan karena mama sudah mempersatukan kami menjadi pasangan. Aku hanya tersenyum dipelukannya menutupi rasa senang dan maluku agar tak terlihat olehnya. kami segera mengambil makanan kami dan kami makan berdua dengan berjongkok sesekali Andrio menyuapiku begitu juga sebaliknya, kami menghabiskan makanan kami, sepertinya Andrio sudah tak terganggu dengan makanan itu dan mulai terbiasa. tak ada lagi cambukan atau siksaan kali ini karena kami menjadi boneka baik untuk mama. sepanjang hari kami habiskan waktu berdua di ruang bawah tanah. aku penasaran apa yang di lakukan mama pada Linda sekarang, apa dia menjadi santapan kita tadi atau ia masih dalam tahap polesan lagi? aku ingin segera mengetahuinya.

Beberapa hari kami di kurung dialtar ini, menerima cambukan, sayatan dari senjata tajam, di pukul dengan palu, luka bakar karena tetesan lilin, hingga pelecehan seksual, bahkan mata Andrio harus tersiksa menyaksikan mainan mama di perlakukan tak manusiawi seperti kami sampai akhirnya di habisi di depan mata kami. Aku menikmatinya dengan santai, tidak dengannya ia mual namun berusaha tak mengeluarkan isi perutnya di hadapanku. karena katanya itu memalukan membuatnya terlihat lemah di depanku. aku hanya membalasnya dengan tersenyum datar, dan setiap kami sedang berdua kamia akan melakukan adegan panas itu lagi, dan ekspresiku bisa berubah saat kami sedang berdua. mungkin benar aku sudah jatuh cinta, monster buas ini akhirnya dikalahkan oleh boneka beruang, yang kini bersedia menjadi monster untuk menemani dan melindungi boneka monsternya.

Akhirnya kami bebas, mungkin setelah seminggu, mama membawakanku pakaian, begitu juga dengan Andrio, mama memberikan baju bekas para mainannya. mama menyuruh Andrio untuk merahasiakan rumah ini jika memang ingin melindungiku. rumahku memang sangat terpencil tak ada tetangga di kanan kirinya, tembok pagarnya sangat tinggi, sehingga terlihat seperti rumah hantu.

Paku di kakiku kali ini di cabut mama, darah mulai bermuncratan dari luka yang sebelumnya mengering. Altarnya muali dialiri oleh darahku lagi. Andrio segera menutupi lukaku dengan sobekan bekas bajunya,kemudian membersihkan darahku yang mengalir diatas Altar. Aku tak bisa berjalan dan hanya terduduk lemas, setelah lukaku kembali menganga, kemudian mama meminta Andrio membawaku ke kamar dan mengobati lukaku dengn alkohol, Andrio segera menggendongku, dan menuju lantai dua setelah kuberitahu tentunya, ia menidurkanku di tempat tidur segera ia mencari alkohol untuk membersihkan lukaku, saat membuka sebuah pintu menuju galeriku ia begitu terkejut melihat hasil karya yang mungkin terlihat mengerikan untuknya, ia segera menutup pintunya. aku tersenyum melihat raut wajahnya yang menahan mual. Aku mengatakan bahwa alkohol itu ada di dalam ruangan mengerikan itu, ia sepertinya mencoba menata nyalinya untuk masuk kesana.

Lukaku akhirnya selesai dibersihkan oleh Andrio, setelah ia berhasil mengambilnya dari ruangan itu tanpa memuntahkan isi perutnya. Ia membalut lukaku dengan perban yang juga berhasil ia temukan disana. Aku sudah seperti Gadis sekarang, tinggal memakai baju ballerina saja, sepatunya aku sudah mengenakannya. ini sungguh terlihat cantik, luka-luka disekujur tubuhku seperti sebuah ukiran yang tak akan pernah hilang.

Tiba-tiba Andrio memelukku erat, ia mencium bibirku dengan lembut, namun kemudian berubah menjadi ciuman panas, tangan Andrio kembali meremas dadaku ia sepertinya begitu bernafsu entah apa yang membuatnya begitu, aku hanya bisa menikmati perlakuannya, toh dia sekarang adalah pasanganku kami sudah menyatukan darah kami, itu cukup menjadikan kami pasangan selamanya, dan akan menjadi indah setelah membalas mama. kami masih beradegan panas ia begitu berhati-hati agar tak menyentuh luka di kakiku. kini ia berada diatasku dan kami masih berciuman tangannya tetap berada di dadaku, kali ini aku juga mencoba membuka bajunya ia sepertinya tak ingin melepas ciumannya membuatku hampir kehabisan nafas.

Aku sudah dalam keadaan bugil sekrang Andrio berhasil melepas semua pakaianku, sedangkan ia hanya bertelanjang dada. mungkin ia belum ingin melakukan ritual suci itu hari ini, ia hanya merabaku, tak apa aku tetap menikmatinya. desahnku memenuhi ruangan kamarku, entah ada yang mendengar atau tidak, namun Andrio menyukainya. ia kemudian berbisik di sela-sela aktifitasnya pada tubuhku, ia mengatakan akan menginap dikamarku malam ini, ia ingin membalas ku saat di kamarnya. kemudian ia menyelesaikan aktifitasnya dan memakaikanku baju kembali.

Aku mengatakan pada Andrio ingin ke ruangan galeri ku, ia segera menggendongku, ia masih mencoba membiasakan diri dengan hasil karyaku diruangan itu. Aku mulai nemperkenalkan teman-temanku setelah ia berhasil membawaku masuk. pertama adalah Vivi, ku perkenalkan sofaku, kemudian Nadia boneka kecilku, Casandra tas dan topengku, Daniel boneka manekinku, Rudi boneka manekinku yang lain, dan masih banyak lagi, sekitar 35 teman yang sudah ku kenalkan disini dengan koleksi kepalanya. sekarang yang terakhir adalah master piece dari semu karyaku, dia adalah Gadis, penari ballerina untuk kotak musikku. kemudian aku meminta tolong pada Andrio untuk menyalakan kotak musik kami berdua mendengarkan musik papa bersama, seakan papa berada didekatku. lama-lama mataku terasa berat setiap kali mendengar lagu papa memang selalu membuatku tenang dan diam kemudian aku akan tertidur, dan itu yang terjadi sekarng, aku tertidur di pelukan Andrio seperti boneka manis yang imut. Andrio memelukku dalm diam, ia tak melepaskan pelukannya sama sekali membuatku merasa hangat, seperti aku merindukan pelukan ini.