Chereads / psychopath diary / Chapter 13 - Altar darah penghukuman 2

Chapter 13 - Altar darah penghukuman 2

Semalam kami tak henti-hentinya disiksa mama. setelah malam mama pergi, ia terpaksa turun tangan mencari korban untuk makanan kami, agar kami tak kelaparan. Sebelum pergi ia membisikkan sesuatu pada Andrio, aku tak bisa mendengar apa yang diucapkan mama, kemudian ia tersenyum kearahku, wajahnya berubah kembali, membuatku tak bisa membaca hatinya.

Sebenarnya aku bisa berjalan-jalan dan pergi keluar untuk tidur dikamarku, tapi aku tak mau, aku harus menjadi boneka baik mama. aku harus menirutinya dan aku menemani mereka berdua tidur di ruang bawah tanah.

Paginya mama datang dengan menu lain lagi tetap menggunakan daging kali ini bukan si buntal melainkan daging baru, karena mama menyeret kerangka dan sisa kulit dari tubuh si buntal. Andrio kembali merasa mual, isi perutnya keluar semua, termasuk makanan kemarin yang ia makan tepat dihadapanku. ia kemudian menatpku dan menggunakan maaf. lalu menatap mama dengan perasaan benci. Padahal aku yang membunuh si buntal, tapi kenapa Andrio benci mama? entahlah aku tak peduli.

Mama menyuapiku lagi namun kali ini aku disuruh lebih mendekat ke Andrio nembuatnya merasa jijik melihatku memakan daging manusia, dan ia kembali muntah. setelah aku selsai makan sambil melihat Andrio muntah di depanku mama tak mengambil makanan Linda melainkan mengambil sebuah paku dan palu, benda itu di tncapkan tepat di kedu kakiku, aku mengerang kesakitan dan mengumpat tak karuan karena rasa sakit ini, lalu mama menamparku dengan keras. Andrio yng melihatku malah memperlihatkan wajah sedih,ib melihat keadaanku, aku hanya diam saja memalingkan pandangnku, karena mata seperti itu mengingatkan ku pada wajah papa di malam saat aku ke rumah Andrio.

Setelah selsai memaku kakiku dilantai altar, mama membuka ikatan tanganku dan mengambil makanan milik Andrio dan juga makanan Linda. Andrio lagi-lagi tak mau memakan makanannya, kali ini mama tak.lagi mencambuknya melainkan pisau kecil berhasil menancap dilengannya cukup dalam kemudian mama tak langsung mencabutnya melainkan meutar pisau itu membuat lukanya yang tadinya kecil semakin melebar. ia berteriak sekeras-kerasnya karena rasa sakitnya, kemudian mama menyuruhku memasukkan makanannya saat Andrio berteriak alhasil ia tersendak, wajahnya memerah karena tersendak. dan makanan yang ku suapkan ke mulutnya malah keluar lagi. mama mencabut pisau itu dan menancapkan lagi ke tangan yang satunya membuatnya mengerang kesakitan lagi, karena tambahan luka kali ini mama merobek lengan itu hingga lukanya benar-benar panjang. dan ia mencabut pisau kecil itu dengan paksa, dan Andrio terkulai lemas

Tetesan darah berceceran membanjiri Altar ini. Entah berapa banyak yang keluar dari tubuh kami. Darah Andrio, darahku bercampur jadi satu, mama mengambil darah kami dan mengusapkan ke wajah kami. mama membisikkan sesuatu lagi pada Andrio yang masih terkulai lemas, aku tak tahu apa itu. kemudian Dengan tangan yang masih dilumuri tangan kami mama menyuapi Linda lagi. Linda begitu jijik melihatnya tapi juga penasaran ia pun memakan makanan dari suapan mama sedikit demi sedikit untuk membiasakan lidahnya dengan rasa baru ini, makanan bercampur darah segar. setelah Linda selesai mama membersihkan mulutnya dengan kain, Andrio masih kusuapi sedikit demi sedikit ia memakannya dengan terpaksa dalam keadaan lemas, Saat melihat kain lap yang di pakai mama Andrio begitu terkejut, karena baju itu sama seperti baju milik saudara perempuannya. ia menangis, berteriak, mengumpat, dan mengutuki mama Aku hanya diam saja melihatnya tentunya, tapi entah kenapa aku merasa ingin ikut menangis. Sepertinya hati murniku menyuruhku begitu, tapi aku melawannya.

Habis sudah makanan dari piring Andrio, mama terlihat senang melihatnya. ia segera membawa piring-piring itu keluar. Sebelum keluar, ia merobek bajuku lagi dari belakang sehingga aku hanya memakai pakaian dalam kali ini dan mama menyuruhku mengelap mulut Andrio dengan robekan bajuku. kemudian setelah semua bersih ia merebut robekan baju itu dari tanganku. dan kembali mengikat ku, kali ini cukup kencang sehingga dadaku yang lumayan besar dan menarik ini membusung tepat didepan mata Andrio dan membuatnya sedikit terbelalak karena terkejut melihat pemandangan di depannya. Kemudian mama meninggalkan kami bertiga. Linda tersenyum melihat keadaan kami. kemudian ucapan nyletuknya membuat Andrio salah tingkah dan lngsung memalingkan wajahnya agar tak melihat posisiku.

Linda puas melihat itu. ia seperti melihat balasan untuk para lelaki, ia begitu menikmati siksaan yang kami alami selama seharian ini. Mama datang lagi, kemudian melepas ikatan Linda dan mengajaknya keluar. Mama hanya berkata ia akan mendapatkan polesan dari mama, ia memiliki hadiah di kamar tamu untuk Linda. Aku hanya diam dan cuek saja, kini hanya tinggal kami berdua di ruangan ini. keheningan menyelimuti ruangan ini. Aku hanya menatap mata Andrio yang seperti mata boneka beruang menurutku, Andrio terlihat salah tingkah dan membuang pandangan agar mata kami tak saling bertemu.

Semalaman kami membisu. kemudian Andrio mencoba berbicara untuk mencairkan suasana dingin ini. ia memulai perkataannya tentang bisikan mama, katanya mama membisikkan ketelinga Andriio untuk kuat menerima hukumannya ini, mama menginginkan kami bersatu sebagai dua monster untuk mengalahkannya suatu saat nanti. Aku bingung mama kenapa mama ingin menyatukanku dengan Andrio?. kemudian Andrio berkata lagi tetap dengan posisi tak melihatku agar mata kami tak bertemu, ia mengatakan bahwa mama sudah menyatukan kami dan kami sudah menjadi pasangan melalui darah kami, jadi Andrio harus melindungiku. aku hanya mendengarkannya dengan wajah datar seperti boneka baik yang diharapkan mama, tak melakukan apa-apa hanya diam menunggu instruksi. Malam ini ku habiskan berdua dengan Andrio di ruang bawah tanah di temani sisa tubuh si bintal yang membuat Andrio mulai bermimpi buruk.

Pagi harinya mama datang melihat kami, Andrio masih tertidur, ia taksadar sedang tidur diatas dadaku. Aku sudah bangun saat mendengar suara pintu terbuka. mama hanya tersenyum melihat pemandangan ini. ia menghampiriku dan berkata bahwa anaknya sudah dewasa, ia melepaskan ikatanku, dan memindahkannya ke kaki Andrio dan kemudian merantai kakinya dengan rantai yan ia bawa dari luar sekencang-kencangnya tanpa membangunkannya, kemudian mama juag melepas tiktan dibtangan Andrio. mama menyuruhku tetap dengan posisi ini saat melepas ikatanku, agar Andrio tak terbangun. kemudian ia meninggalkan kami lagi. mama hanya berkata dia merestui kami. dan pergi berlalu.

Andrio mulai bangun ia kaget karena tertidur di dadaku segera saja ia mengangkat kepalanya dan meminta maaf padaku, aku hanya mengangguk. Aku mengatakan bahwa mama merestui kita pada Andrio, dan kita sudah terikat menjadi pasangan di atas darah, jadi aku mengatakan padanya bahwa Aku akan menjadi boneka baik untuknya dan kita akan hidup menjadi monster berdua selamanya dan kita harus bekerja sama dalam segala hal termasuk membunuh agar suatu saat bisa membalaskan dendam kita ke mama. Aku juga mengatakan bahwa membunuh seseorang adalh latihan untuk kita. dan Andrio sepertinya mengerti dan menyetujui itu. Kami adalah pasangan boneka monster setelah ini, dan aku akan menjadi partner Andrio dalm membunuh orang-orang sungguh pasangan yang menggenaskan.