Mereka ber-17 mulai berbondong-bondong menuju kantin sekolah. Sesekali ada saja yang membuat temannya ternistakan dan berakhir mereka tertawa bersama. Bahkan tendangan Jihan pun tak pernah absen bila sudah bercanda seperti ini.
Mereka mencari tempat duduk yang berisikan 10 orang. Dan disana mereka terbagi menjadi 2 tempat duduk walau saling bersampingan. Ada 9 pasukan di Kubu Hendri dan 8 pasukan di Kubu Jihan.
"Senangnya hari ini~"Fiana tersenyum lebar, tak henti-hentinya ia tertawa bahagia melihat kekompakan teman barunya selama 1 Minggu ini, benar-benar hari yang menyenangkan!
"CIEEEE! FIANA BAHAGIA GAESSS!"Olok Hendri dengan sesekali melempari Treno kulit kacang gorengnya.
"Iya nih Hen, entah sudah berapa lama gue gak sebahagia ini!"Balas Fiana terdengar riang, ia kembali meraih ice lemon tea miliknya yang baru saja datang.
"GOBLO! DIDEPAN LO UDAH ADA TISU HEN BUAT BUANG KULIT KACANG! NGAPA MALAH DILEMPAR KE GUE!?"
"Wajah lo kan enak kalau dilempari kayak gini."
"NGAJAK RIBUT LO HAH!?!?"
"WOH AYO!"
"SANTUY GAESS SANTUY!"Ilyan dengan cepat mendorong tubuh Treno yang baru saja condong kearah Hendri, sedangkan pemuda yang berada dihadapan Treno sudah dihujat habis-habisan oleh Juna.
"Yah... kok berhenti sih? ayo dong gelud! entar gue jadi wasitnya!"Dukung Reyhan yang sedetik kemudian mendapat jitakan mulus dari Alvin.
"Tukang kompor diem-diem bae aja lo!"
"Tumben Alvin bener? makan apaan nih manusia?"Tanya Rivan yang kembali mengaduk sedotan miliknya.
"Gue bobrok salah, bego salah, bener salah, mau lo apaan sih Van!?"Ketusnya penuh protes membuat Rivan mengendikkan bahu dengan seringaian kecilnya.
"Kalau gue bilang lo pantesnya jadi banci diperempatan gimana?"
Arfan tertawa keras sembari memukul meja secara bertubi-tubi, bahkan ia tak menghiraukan lengannya yang sudah menjadi korban pukulan Juna disampingnya.
"Eh sial si Ripan bisa aja asuk!"Gelak Ilyan yang cukup tersanjung dengan ucapan penuh nista Rivan.
"Rivan kan sehati sama Reyhan, kalau Reyhan gak bisa jadi kompor temannya, maka Rivan bakalan maju dan mancing emosi temannya."Celetuk Ziano sedikit keras karena mejanya yang memang terpisah dari teman-teman bobroknya.
"Sumpah ya! jauhin Reyhan dari Rivan woi! gue gak tahan sama ni Duo Bekembar!"Aku Alvin dengan mata kiri yang berkedut menahan kekesalan.
"Jangan dong! mereka kan udah lengket kek lem!"Kali ini Arfan ikut menimpali dan tak sengaja malah memukul penuh khidmat bahu Deno.
"ARFAN SIALAN!"
BUGH!
BLETAK!
"WAHAHAHAHAHAHAHAHA!!"
Ziano tertawa penuh kebahagiaan melihat teman yang sering ia ojek gratis itu sudah tergeletak dilantai kantin dengan mengenaskan.
Salah kan Arfan karena tak ingat bahwa Deno terduduk disisi kirinya sedangkan Juna yang terduduk disisi kanannya.
"MAAP MAK!"Teriak Arfan sembari menundukkan dirinya diatas lantai, pemuda itu bahkan sama sekali tak berniat untuk beranjak dan kembali terduduk di kursinya.
"Balik sini!"Perintah Deno yang seakan terdengar bagai Malaikat mengalun indah ditelinga Arfan, padahal biasanya, Deno kalau lagi dalam mode emak-emak sulit sekali di bujuk, mungkin sekarang ia menjadi lebih lunak akibat keberhasilan Duo Bekembar.
Kalau tidak! jangan harap Deno akan membiarkan Arfan terduduk kembali dikursi nya dengan tenang!
"Terima kasih Deno~"Arfan tersenyum lebar, ia meraih ujung kaos yang Juna kenakan sebagai bantuannya untuk berdiri, sedangkan sang empu hampir saja terjengkang kebelakang sebelum akhirnya dibantu oleh Hendri agar tak benar-benar ikutan terjatuh dilantai.
"GOBLOK LO!"Maki Juna saat Arfan baru saja duduk tenang di kursinya, "Udah diem stttt! Gue baru aja duduk, biarkan hati ini tenang untuk beberapa saat."Cegah Arfan yang baru saja membungkam mulut Juna dengan telapak tangannya.
"Dih! gausah sok bucin lo kayak Alvin!"Cibir Geon sembari menelengkan kepalanya akibat Ken yang juga ikut menonton pertengkaran di meja sebelah.
"Alvin sama Arfan gak sekalian bikin grup? Kan kita udah ada Duo Bekembar, nama juga sama-sama 'R' kan?"Timpal Fiana yang sedari tadi hanya menonton.
"Enggak boleh Fin, nanti William cemburu kalau Alvin malah jadi satu grup bareng Arfan."Tolak Jihan dengan tawa tertahan membuat William segera melemparinya kulit kacang goreng.
"Mau fitnah gue ya lo? najis banget gue harus cemburu sama binatang modelan kayak Alvin."Sangkalnya walau pada akhirnya malah perang lempar-lemparan kulit kacang goreng bersama Jihan.
"Sabar gue mah dibilang binatang..."Alvin mengusap dadanya penuh sabar saat mendengar penuturan frontal dari William, sahabat dekatnya sejak SD.
"Yah kasian Maz Bhuchin gue nih, galau lagi galau lagi."Hibur Rivan sembari menepuk kasar pundak Alvin.
"Sebaiknya Alvin dijauhin dari Rivan aja anjay, lihat deh sial mulu tuh anak."Usul Leon yang menatap penuh prihatin kearah Alvin.
"Gak guna lo belain Alvin gitu mah, lihat dan nikmati saja pertengkaran mereka."Balas Ken dengan senyum mengembang khasnya.
"Ken terlalu lejen."Puji Indra yang sedari tadi hanya menonton pertunjukan gratis dihadapannya.
"Yaiyalah, tuh mulut kalau ngomong selalu nge-jleb, pakai senyum lagi, pantes persis banget sama Sai nya Naruto!"Dengus Deno yang dengan sengaja malah melemparkan bungkus roti coklatnya kedepan Reyhan.
"SALAH GUE APA SIH MAK!?"
"GUE SENGAJA HAN! JANGAN BANYAK BACOD LO!"
"GUE KENAPA WOI PANGGIL-PANGGIL!?"Jihan menyahut saat Deno memanggil Reyhan dengan nama 'Han'.
"Sial! kenapa ni duo orang harus punya nama 'Han' yang sama sih?"Kesal Deno yang kembali dalam mode kalem, bahkan ia tak menghiraukan umpatan Jihan dan Reyhan kearahnya.
"Namanya samaan aja teross, sekalian bikin boiben kayak di Koreah sanah!"Celetuk Treno yang malah mendapat tabokan manis dari tangan Ilyan.
"Maaf No, tadi gue sengaja, enggak tau kenapa gemes banget gue pengen nampol elo."Balasnya dengan perasaan tak bersalah sama sekali.
"RIBUT SINI KUY!"
Treno langsung maju dan bergelut dengan Ilyan sedangkan Duo Bekembar sudah bersorak ramai melihat pertengkaran ini. Fiana memijat pelipisnya pelan merasa pusing sendiri melihat sifat kekanak-kanakan temannya ini.
"Pengumuman untuk seluruh siswa maupun siswi untuk berkumpul di aula sekolah karena seluruh pengumuman untuk pemenang perlombaan classmate kali ini sudah terkumpul."
"Ayo!"Ajak Indra yang berjalan duluan menuju aula disusul temannya dari belakang.
Singkat cerita, sesampainya mereka di aula, semua murid terduduk di kursi yang telah disediakan berdasarkan kelas tempat ujian. Tentu saja kelas paling heboh adalah Kelasnya Lab Bahasa.
"Tes-tes, baiklah anak-anak, selamat siang semua... Hari ini adalah hari terakhir classmetting, mungkin dari kalian ada yang begitu cemas atas pengumuman kali ini, tapi saya harap kalian semua tetap rukun, tak perlu ada yang disalahkan atas kegagalan,"
"Dan setelah pengumuman hasil perlombaan sudah di umumkan, kalian akan mendapatkan pengumuman tambahan untuk libur semester, baiklah saya tak akan lama-lama disini,vSaya Ibu Henny akan langsung mengumumkan seluruh pemenang dalam perlombaan classmate!"
PLOK PLOK PLOK!
"Ya baiklah! untuk perlombaan pertama kali ini ada Bola Volly Ganda! dan tentu saja, setiap perlombaan olahraga sudah diketahui siapa juaranya! silahkan maju untuk juara pertama terlebih dahulu! Geon dan Ilyan dari Kelas Lab Bahasa!!"
"CEPAT MAJU WOI!"
"EH ANAK GUE EMANG PALING TOP!"
"PINTER BANGET KALEAN!"
"COMBO VOLLY GEON AND ILYAN TAK TERTANDINGI MEMANG!!"
Geon dan Ilyan kompak menaiki panggung dengan perasaan bahagia. Perjuangan mereka mengalahkan beberapa peserta tidaklah mudah, apalagi saat dipertandingan terakhir mereka sempat melawan Abian dan Ravindra, duo pemain Volly Ganda terbaik tahun lalu.
Uh! rasanya benar-benar membahagiakan!
Ngomong-ngomong, Abian dan Ravindra itu berasal dari kelas 9F, sekelas bareng Jihan, Juna dan Indra.Tentu saja, tetap menjadi bawahan Jihan, Ken dan Leon yang notabenenya pemimpin geng.
•|•|•|
Pengumuman pun terus berlanjut. Ziano maju dan memenangkan lomba melukis, walau hanya menjadi juara 2, teman-temannya begitu bangga melihat usaha keras Ziano.
Perlombaan sepak bola tentu saja dimenangkan oleh Kelas Lab Bahasa,vKiper mereka yang begitu gesit bahkan tak membiarkan bola membobol gawangnya.
Entahlah, setiap pertandingan, Anak Kelas Lab Bahasa tak pernah kebobolan gol, malah sebaliknya, mereka sangat pintar bermain trik mengadu domba kan kelas lain.
Mengingat perlombaan kali ini tak seperti tahun lalu yang memang harus perkelas. Tapi harus sesama teman satu kelas ujian. Tentu saja pertemanan mereka semua tak terlalu lengket.
Beda lagi dengan anak Lab Bahasa, mereka sejak kelas 7 sudah menjadi geng bersama, bahkan sudah mengadu kekompakan masing-masing.
Jadi mudah untuk Jihan mencari trik yang akan merugikan lawan. Apalagi permainan Jihan dan Leon bila menjadi combo, beuh jangan tanya! udah seperti pemain profesional!
Lalu pengumuman selanjutnya adalah perlombaan Karangan Bebas. Fiana berhasil mendapatkan juara 3, walau sesaat ia sempat sedih tak mendapatkan juara 1, tapi tentu saja setelah mendapatkan semangat dari teman-temannya, Fiana kembali bersemangat.
"Baiklah, masih tersisa dua perlombaan lagi, kali ini saya akan mengumumkan perlombaan menyanyi!"Seru Bu Henny begitu riang saat melihat keantusiasan murid-muridnya.
"Juara pertama, diraih oleh....!?"
"REYHAN DAN RIVAN DARI KELAS LAB BAHASA!!"
"HOREYYYY!"
"AKHIRNYA!!"
"MENANG JUGA!!"
"DUO BEKEMBAR!!"
"KALIAN PALING TOP!!"
"AYO CEPAT MAJU! JANGAN BUAT GUE NUNGGUIN KALIAN!"
Segala hadiah dan piala telah diberikan oleh para guru kepada para pemenang. Anak Lab Bahasa bersorak riang melihat kemenangan besar mereka. Walau tak semuanya mendapatkan juara 1, mereka sudah amat senang dan bersyukur sekali!
"Baiklah! dipuncak pengumuman kali ini adalah pengumuman untuk perlombaan Drama! Dan kalian pasti akan terkejut saat mendengarnya! yah selamat untuk Juara pertama...!?!?"
"DRAMA CINDERELLA KELAS LAB BAHASA!!"
"WAAAAAAAAAAAA!!"
"EH GILAK KITA JUARA SATU ANJERR!"
"GAK SIA-SIA GUE BUANG IMAGE NAKAL DEMI NI DRAMA MAH!"
"IMAGE GUE TERBAYAR SUDAH DENGAN JUARA PERTAMA!"
"IBU PERI MAJU DONG SEBAGAI PERWAKILAN!"
"IYA NIH MAJU FIN! LO KAN YANG JADI SUTRADARANYA!"
"T-TAPI KOK GUE DOANG SIH!?"
"UDAH! JANGAN BANYAK PROTES! MAJU SANA!"
Fiana merenggut dan maju keatas panggung. Ia menunduk kecil kearah guru yang baru saja ia lewati. Senyum gugup pun terpatri diwajahnya tatkala mendapatkan berbagai macam ekspresi.
Ada ekspresi bahagia.
Haru.
Marah.
Iri.
Dan... sedih?
Iya benar, tatapan sedih dari ke-4 sahabatnya yang mengolok orang tuanya dulu. Ia bahkan masih bisa merasakan ucapan pedas sahabatnya, terasa nyata dan begitu menyakitkan.
Ia menghela nafas dan membuang pikiran negatifnya, kepalanya ia torehkan kearah teman-temannya yang sudah heboh tak karuan bagaikan rumah sendiri.
Senyum kecil kembali singgah di bibirnya, rasanya begitu bahagia dan berbeda, entah mengapa, Fiana jadi tak rela berpisah kelas dari Anak Lab Bahasa.
"Selamat Fiana, kamu menjadi pemenang dipentas Drama kali ini, Ibu benar-benar sangat bangga dengan kamu, sebagai wali kelas kamu, Ibu benar-benar bahagia melihat perjuangan kamu untuk merubah pandangan anak-anak kepada kelas Lab Bahasa, selamat Fiana!"Puji Bu Jalena yang dikenal sebagai Wali kelas 9A.
"Terima kasih Bu Jalena."Fiana tersenyum haru sembari menuntun dirinya untuk memeluk Wali Kelasnya itu.
Memang benar, Bu Jalena adalah Wali Kelas yang memiliki sifat begitu keibuan, maka dari itu, kelas 9A selalu saja betah berlama-lama didekat Bu Jalena.
"Setelah ini, kamu harus melanjutkan impian kamu nak, Ibu pasti akan selalu mendukungmu, wujudkan impianmu yang ingin menjadi penulis novel ya."
"Saya pasti akan selalu berusaha untuk membuat Ibu bangga terhadap segala prestasi saya."
•|•|•|
Pak Bay—Selaku Kepala Sekolah berdiri dengan gagah diatas panggung. Beliau memulai pidatonya untuk persoalan libur semester kali ini. Beberapa murid memekik bahagia saat mendengar mereka akan libur selama 21 hari, itu artinya libur yang lumayan panjang!
"Mau liburan di Pantai doang? atau mau nambah liburan kemana?"Tanya Jihan disela-sela pengumuman Pak Bay.
"Kita pikirkan nanti, lumayan juga bisa main jauh."Usul Hendri yang dibalas anggukan semangat oleh temannya yang lain.
"Baiklah, entar gue kasih tau Ayah, kalau udah mendapatkan persetujuan gue bakal kasih kabar."
"YOSH!"