Chereads / My True Friendship / Chapter 10 - Lab Bahasa: Drama Cinderella

Chapter 10 - Lab Bahasa: Drama Cinderella

Pada suatu hari. Hiduplan seonggok human yang diketahui bernama Cinderella.

(Suara Leon mulai terdengar menggema disepanjang aula yang dijadikan sebagai panggung Drama.)

Ia adalah seorang gadis yang ditemukan oleh orang tuanya di pinggir jalan. Dengan berbaik hati, kedua orang tuanya mau membesarkannya dengan ikhlas.

Pada suatu abad, Ibunya meninggal dunia. Ayahnya begitu stress sampai ingin menggelindingkan diri masuk kedalam jurang.

Tapi Cinderella menghentikan niat tak senonoh ayahnya. Karena ayahnya yang tak tahan menjadi duda. Akhirnya ia menikah kembali dengan Janda beranak dua.

"Kasian Deno jadi Janda."Batin Leon dengan miris sembari terkekeh kecil disamping panggung.

Setelah itu, ayah Cinderella merantau bagaikan Bang Toyib yang tak pulang-pulang. Dengan ini, kisah Cinderella pun dimulai bersama Ibu dan kedua Kakak tirinya.

"HEH BABU!"Teriak Lady Tremaine (Deno) dengan galak sambil menunjuk Cinderella (Hendri) yang tengah terduduk diatas lantai sambil menunduk dalam.

"I-iya Mak Janda eh, kan udah nikah, berarti bukan Janda lagi dong? Iya mak?"Tanya Cinderella (Hendri) sambil mendongak dan menampakkan wajah tak berdosanya yang membuat Lady Tremaine (Deno) geram akan tingkah anak tirinya yang suka ngumpulin dosa tak tau batas.

"CEPAT BERSIHKAN RUMAH INI! KALAU TIDAK! KAU TIDAK KUBERI JATAH MAKAN!"Perintahnya dengan tatapan yang begitu tajam menusuk membuat Cinderella (Hendri) meneguk ludah dengan perasaan takut.

"M-maaf Ibu, yang punya rumah ini siapa?"Tanya Cinderella (Hendri) dengan kening berkerut dan wajah polosnya.

"Ayahmu lah!"Bentak Lady Tremaine (Deno) tak santuy sambil menghentakkan kakinya dengan keras.

"ADOH ANJIRRR KEKERASAN VANGKE KAKI GUE SAKIT!!!"Batin Deno dengan mimik wajah yang amat menahan sakit.

"Lalu disini anaknya ayah yang pertama siapa?"Tanya kembali Cinderella (Hendri) sambil meneleng kan kepalanya.

"Ya lu lah goblo!"Balas Lady Tremaine (Deno) dengan geram sambil mencibir kecil.

"YA BERARTI INI RUMAH GUE LAH BEGO! CEPET SANA NYAPU LANTAI LO NENEK LAMPIR!!"Teriak Cinderella (Hendri) dengan ganas sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah yang begitu angkuh.

Lady Tremaine (Deno) tersentak kaget dan segera menunduk patuh melaksanakan perintah Yang Mulia Cinderella (Hendri) tanpa protes.

Ternyata, Sang Ibu Tiri Lady Tremaine tak berani membantah perintah Cinderella. Dengan begini, Cinderella kembali berkuasa dirumahnya sebelum dua anak kambing terbirit-birit memasuki rumahnya.

"ASSALAMUALAIKUM IBU KU TERCINTAH!!"Teriak Anastasia (Reyhan) dengan semangat sambil melepaskan sepatu bot nya, dan tanpa dosa ia langsung  melemparkan sepatu bot nya tepat diwajah cantik Cinderella (Hendri).

"WAALAIKUMSALAM IBUKKKK!!"Lanjut Drizella (Rivan) sambil berlari mengekor Anastasia (Reyhan) dengan cepat. Sebelum itu, ia sempat menoleh dan menabok kepala Cinderella (Hendri) dengan kasar.

"ANAK-ANAKKU SAYANG!!"Balas Lady Tremaine (Deno) dengan senyum mengembang sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"IBUKKKKKKK!!"Teriak Anastasia (Reyhan) dan Drizella (Rivan) kompak dengan tangan yang juga saling merentang.

"HUHUHU PILARKU SAYANG!!"Girang Anastasia (Reyhan) sambil memeluk pilar besar yang berada di ruangan tengah.

"OH SOFA CINTAKU!!"Drizella (Rivan) tertawa dengan keras sambil memeluk sofa kesayangannya.

Lady Tremaine (Deno) menatap datar kearah anak-anak durhakanya dengan tajam. Ia hanya bisa menghela nafas dengan maklum sambil melemparkan sapu kearah Cinderella (Hendri) yang sedari tadi berdiri dengan angkuh.

"Tuh lanjutin!"Ketus Lady Tremaine (Deno) sambil melangkah mendekati kedua anak-anak durjananya.

"Salah apa aku selama ini selalu dibabuin sama keluarga aku sendiri? tak ada kah mejik yang bisa membantuku? aku lelah hayati dan botani! aku lelah!"Monolog Cinderella (Hendri) dengan keluhan penuh pilu.

Dilain tempat, terdapat 3 spesies laki-laki tengah beradu bacod tak tentu arah dan tak ada kepastian kapan akan terhenti berdebat hal tak berguna.

"Dengarlah ucapanku ini wahay anak bandel, kamu ini sudah tua, tak bisakah kamu cepat mencari seorang pendamping?"Tanya Sang Raja (Ken) yang terduduk di singgasananya dengan tatapan yang begitu angkuh.

"Saya gak sudi cari pendamping!!"Elak Sang Pangeran (Jihan) sambil mendecih kasar dan tatapan mata yang menolak mentah-mentah ucapan Ayahnya.

"Halah jangan banyak bacod kamu nak! Mau jadi apa kamu kalau sudah tua belum juga mendapatkan pasangan begini!? mau nyalon jadi Om Pedo!?"Ketus Sang Raja (Ken) sambil mengalihkan perhatiannya.

"Yang bacod ini Ayah! saya masih belum siap mencari pasangan!"Balas Sang Pangeran (Jihan) dengan sengit.

Dan adu bacod pun kembali terjadi. Sang Adipati (Indra) yang berdiri tak jauh dibelakang Sang Pangeran (Jihan) berdehem keras ala-ala orang anggun.

"Maafkan kelancangan saya kali ini, bagaimana kalau kita membuat jamuan pesta? semua wanita yang berada di kampung diundang untuk meriahkan suasana pesta, dan disinilah Pangeran bisa memilih calonnya."Usul Adipati (Indra) yang segera diangguki antusias oleh Sang Raja (Ken).

"Ya, cepat buat persiapan pestanya, nanti malam harus segera terjadi."Perintah Raja (Ken) tanpa dosa yang langsung membuat Adipati (Indra) melarikan diri untuk segera memenuhi perintah dadakan dari Sang Raja (Ken).

"Aku tidak sudi menikah dengan gadis kampungan!"Ketus Pangeran (Jihan) sambil membuang mukanya.

"Bodoamat!"Balas Raja (Ken) tak kalas ketusnya yang langsung berdiri dari singgasananya dan pergi dari hadapan anak salah didikannya.

"GUE MAUNYA SAMA IBU PERINYA ANJERR, NAJIS AMAT CINDERELLA NYA!!"Batin Jihan menjerit miris didalam hatinya saat mengingat ia harus memilih Cinderella sebagai pendampingnya.

Sang Pangeran mulai mengalami stress berat karena ucapan mutlak dari Sang Raja. Dari pada ia mengadu bacodkan kembali mulutnya, akhirnya Sang Pangeran hanya bisa pasrah dengan alur kehidupan yang amat menyiksanya.

Adipati yang baru saja menyelesaikan pengumuman dadakannya segera menuju Kampung Ampas dan menyebar undangannya.

Adipati mulai tes vokal suaranya dan berteriak dengan keras agar telinga para gadis Kampung Ampas bisa mendengarnya dengan jelas.

Tiba-tiba terdengarlah suara pecahan piring meledak cetar membahana dari luar rumah Cinderella disertai sebuah surat yang berserakan tertempel dibeberapa dinding dan selokan akibat perbuatan keji Adipati yang malas menempel.

Lady Tremaine, Anastasia dan Drizella terkejut dan segera berlari keluar rumah untuk melihat kelakuan tak bermoral yang Adipati perbuat.

"Wah, ada apa ini?"Tanya Drizella (Rivan) sambil menatap heran kearah tumpukan kertas didepan rumah Cinderella.

Lady Tremaine (Deno) mengambil sehelai kertas dan mulai membacanya dengan gaya anggun.

Diberitempekan kepada seluruh gadis Kampung Ampas. Bahwa Sang Raja tertampan tapi boong melaksanakan sebuah jamuan pesta yang akan dilaksanakan...

Hari/Tanggal/Bulan :Ini

Jam :9 malam

Tempat :Aula kerajaan

Sekian pemberitahuan dari Saya Adipati Tamvan. Terima kasih.

"Wah, ada pesta kerajaan!"Pekik Anastasia (Reyhan) dan Drizella (Rivan) dengan antusias.

"Kalian cepatlah siap-siap untuk nanti malam."Ucap Lady Tremaine (Deno) dengan tegas yang langsung diangguki semangat oleh kedua Putrinya.

"Mah, ini jam berapa?"Tanya Anastasia (Reyhan) dengan kening berkerut.

"Oh, sudah jam delapan night lebih four five ternyata."Jawab Lady Tremaine (Deno) dengan santai.

"LAH, TINGGAL 15 MENIT LAGI WAKTUNYA GOBLO! CEPET SIAP-SIAP!!!"Teriak Lady Tremaine (Deno) dengan keras membuat Anastasia (Reyhan) dan Drizella (Rivan) langsung berlari menuju kamarnya dengan tergopoh-gopoh.

Cinderella yang sedari tadi mendengar ucapan Ibu dan Kakak Tirinya segera melesat menuju kamarnya untuk mempersiapkan diri.

Tapi naasnya, setelah sampai didalam kamar, tak ada satupun pakaian yang cocok untuknya. Semua pakaiannya buluq dan kucel akibat tak pernah ia cuci setelah 7 abad lalu.

Cinderella hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar Ibu dan Kakaknya sudah bergegas menuju Kerajaan.

"CINDERELLA JAGA RUMAH!! JANGAN KELUAR ATAU AKU AKAN MELEMPARKAN MU KEMULUT BUAYA DARAT!!"Perintah Lady Tremaine (Deno) sebelum keluar dari rumah.

Cinderella termenung dan meratapi nasibnya yang begitu sial. Tiba-tiba, sebuah cahaya yang merusak mata menjadi buta bersinar terang didalam kamar Cinderella.

Dengan sejuta caranya, Cinderella mengambil kacamata hitamnya dan segera memakainya agar tak mengalami buta dadakan.

Muncullah Ibu Peri yang amat cantik bagaikan Bidadari tengah tersenyum lembut kearah Cinderella yang malah melongo.

Fiana mengerjab dan sedikit berpikir sebelum ia bertindak.

"Bentar, emang gue buat sampai secantik bidadari ya? perasaan enggak ada?"Batin Fiana sembari berpikir keras akan naskah yang baru saja Leon bacakan.

(Padahal dibelakang panggung, Leon sudah berkorupsi bersama Jihan mengenai Ibu Peri kesayangan mereka.)

Fiana segera menguasai ekspresi nya dan menatap lembut kearah Cinderhendri.

"Hallo sayang, kamu kenapa begitu sedih?"Tanya Ibu Peri (Fiana) sambil menepuk pelan pipi Cinderella (Hendri)

"AHAQ, BISA DIPANGGIL SAYANG SAMA FIANA AWEKAKAKAKAKA!!"Batin Hendri dengan girang membuat Jihan yang berada dibelakang panggung mematahkan pensil darurat yang Leon bawa.

"Aku ingin menghadiri pesta kerajaan, dan lagi kamu siapa?"Tanya Cinderella (Hendri) dengan pandangan sayu nya.

"Aku adalah Ibu Peri mu, kamu bisa menuju Pesta Kerajaan sesuai keinginanmu. Dengan ini aku akan merubah semua jubah tak layakmu dan membawamu pergi menuju Kerajaan."Jelas Ibu Peri (Fiana) dengan senyum manisnya sambil membelai rambut Cinderella (Hendri) pelan.

"Benarkah?"Tanya Cinderella (Hendri) dengan antusias.

"Tentu saja sayang."Balas Ibu Peri (Fiana) sambil mengangkat tongkat saktinya (Spatula milik Deno) sambil memukulnya pelan dikepala Cinderella (Hendri)

Cinderella pun merasakan dunianya berputar-putar tak tentu arah, kepalanya terasa begitu pusing dan berat.

(Cinderhendri segera berlari kebelakang panggung untuk mengganti pakaian dengan gaun khas Cinderella.)

"Cepet woi! Jangan lama-lama nyet!"Gertak Juna dengan gemas membuat Cinderhendri segera menaboknya dengan kasar.

(Setelah menunggu beberapa menit. Cinderhendri segera berlari kembali memasuki panggung.)

Cinderella pun telah memakai gaun yang begitu indah dan kinclong. Wajahnya mulai berseri-seri dengan senyum yang mengembang.

"Wah, terima kasih Ibu Peri!"Pekik Cinderella (Hendri) dengan senyum manisnya.

"Oh, ada satu lagi yang ketinggalan,"Kata Ibu Peri yang langsung melemparkan tongkat keramatnya kesamping panggung.

Tiba-tiba asap mengepul dan memunculkan sebiji Kereta Labu yang begitu indah.

Kereta Labu (Treno) mendekat kearah Cinderella (Hendri) dengan wajah yang amat datar. Segera ia berjongkok dan sedikit memberikan hormat kepada Cinderella (Hendri).

"Pakailah Kereta Labu itu sayang, maka kau akan bisa menuju Kerajaan dengan selamat."Ucap Ibu Peri (Fiana) yang segera diangguki antusias oleh Cinderella (Hendri).

Cinderella (Hendri) segera naik Kereta Labunya (Digendong dipunggung oleh Treno) yang dengan kekuatan besinya segera berdiri dengan angkuh.

"BERUNTUNG SI HENDRI NIH BANTET!! TAPI TETEP AJA BERAT ANJAYYY!!"Batin Treno yang mulai miris sendiri akan kehidupannya.

"Oh, ada satu pesan yang tertinggal, jika sudah pukul 0 Malam, maka semua sihirku akan hilang."