Chereads / My True Friendship / Chapter 8 - Lab Bahasa: Latihan Yang Gagal

Chapter 8 - Lab Bahasa: Latihan Yang Gagal

Fiana menatap garang kearah Hendri yang sedari tadi melupakan naskahnya. Sudah 10 kali mereka latihan, tapi tetap saja berakhir Hendri melupakan naskah atau lupa gerakan.

"Kita istirahat dulu, toh ini juga baru permulaan."Kata Fiana yang menyudahi latihan dadakan ini. Hendri menghela nafas dengan lega dan segera berbaring diatas lantai Lab Bahasa yang kursinya sudah ditumpuk dipinggiran oleh anak-anak.

Hendri sekarang rasanya sedang mengalami masalah mental. Dia sedari tadi salah naskah ataupun gerakan juga gara-gara Jihan yang menatapnya gak santai.

Wajahnya itu loh, wajah-wajah preman yang kurang duit, makanya kan ngeri, Hendri serasa mau dirampok sama Jihan.

"Fin, gila ini naskah lo mau bikin gue mati ketawa?"Tanya Ken sambil memegang keningnya dan terduduk lemas diatas lantai. "Kan udah pernah gue bilang, gue modifikasi tambahin sama genre humor."Jawab Fiana dengan santai sembari meminum air mineralnya.

"Buat lomba menyanyi nanti kalian mau lagu apa?"Tanya Fiana saat Reyhan dan Rivan saling terduduk berhadapan dengannya. "Maunya sih lagu Korea aja, toh siswi disini rata-rata korban K-Pop semua."Jawab Reyhan dengan semangat.

"Ho'oh sih, tapi ya gitu, gue sama Reyhan agak kesusahan, lidah kami sering kegigit waktu latihan karena bahasanya yang gitu."Lanjut Rivan dengan lelah. "Kenapa enggak lagu Inggris aja kalau gitu? kan lumayan?"Tanya Fiana dengan kening berkerut.

"Biar ada tambahan nilai Fin, kalau banyak penonton yang bersorak ramai, nanti nilai kami juga bisa bertambah."Jelas Reyhan dengan tenang.

"Oh, jadi gitu."

"Nah lo sendiri mau bikin karangan kek apa?"Tanya balik Rivan dengan kening berkerut. "Maunya sih judulnya Don't Sleep, Wake Up Siare!"Jawab Fiana dengan mata yang berbinar antusias.

Reyhan dan Rivan kompak termundur kecil melihat wajah antusias Fiana. "Anjayy kata-kata lu ambigu weh, Don't Sleep? tidur apaan? mati?"Tanya Rivan sembari menggaruk tengkuknya.

Fiana mengangguk antusias, "Mati atau dibunuh?"Tanyanya dengan senyum merekah. Reyhan langsung mendelik sinis kearahnya.

"Heh anjirrr lo mau buat genre yang horor-horor ya anjayyy!"Protes Reyhan sambil mendorong kening Fiana dengan jari telunjuknya.

"Ya gimana lagi, keren sih."Balas Fiana sembari mengembungkan pipinya dan menyentuh kening yang baru saja terdorong oleh Reyhan.

"Ini mau latihan lagi?"Tanya William yang mendekat dan terduduk disisi kanan Fiana. "Lanjut apa besok saja!?"Tanya Fiana kepada temannya yang lain.

"BESOK!"

"Ok, pilihan yang udah gue duga."Balas Fiana dengan jari yang membentuk peace.

"Heh Dra, ayo ikut gue."Ajak Deno yang langsung menggeret kerah belakang seragam Indra dengan paksa. Pemuda itu terseok pasrah dan segera menepuk tangan Deno dengan kasar.

"Mau kemana lo?"Tanya Indra setelah membenarkan seragamnya yang sedikit kusut. "Mau beli cemilan, kasian noh yang lain cuman minum doang perutnya pada kembung."Jawab Deno dengan malas.

Indra mengerutkan keningnya. "Tumben lu mau berbaik hati beliin yang lain cemilan, padahal biasanya keluarin uang seribu doang buat Juna aja amit-amit,"

Deno segera mengibaskan tangannya. "Sekali-kali lah, gue juga masih ada hati kali."Balasnya dengan santai yang membuat Indra hanya melengos saja mendengarkan.

"Kalian percaya gak kalau anak Lab Bahasa bakal bisa menangin lomba ini?"

Deno dan Indra kompak berhenti dibelokkan koridor dan sedikit menajamkan pendengaran mereka saat ada perkumpulan gadis tengah bergosip tentang kelas mereka.

"Cih, gak yakin gue, isinya cowok nakal semua bisa apa?"

"Ceweknya cuman satu, mau buat Drama ceweknya entar jadi jalang ya? bagus tuh, direbutin 16 cowok, hahaha najisss!"

"Sayang banget sih mereka, muka Cogan tapi nakal, padahal gue sempet suka sama Jihan karena mukanya Bad Boy real, tapi ya anaknya galak cih,  gue aja sampai dipermaluin didepan umum."

"Tapi gitu-gitu fans mereka tetap ngejar loh."

"Yaiyalah, ngejar cuman karena anak nakalnya sekolah itu Cogan tambahan kaya raya semua, siapa yang enggak mau coba?"

"Tapi ya buat lomba kali ini gue gak yakin sama mereka, pasti bakalan kalah."

"Apalagi cuman ada satu cewek, siapa tuh namanya? Hahaha Bitch!? pasti mau-mau aja dijadiin mainan sama 16 cowok nakal!"

"Mulut kalian mau gue robek?"Tanya Indra dengan penekanan disetiap kalimat sambil memperlihatkan dirinya dihadapan para perkumpulan gadis yang tengah bergosip ria.

Deno sudah kelabakan sendiri saat melihat Indra yang sudah dalam mode marah, dia bahkan bisa melakukan apa saja. Pemuda itu tak mengenal gender, siapa yang menganggu hidupnya ataupun teman seperjuangannya, benar-benar akan Indra hadapi.

"Gue bener-bener harus turun tangan."Batin Deno sedikit cemas sembari berjalan disamping Indra was-was sendiri.

"Bilang sekali lagi, gue bisa langsung bikin wajah jelek kalian ancur dengan indah."Lanjut Indra dengan senyum lebarnya.

Perkumpulan gadis itu saling melirik dan bergetar kecil melihat ekspresi mengerikan Indra. Mereka tak menyangka bahwa Indra akan setega itu mengatakan ucapan yang begitu kasar bagi mereka.

Deno dengan cepat langsung menggeret kerah belakang Indra kembali membuat pemuda itu akhirnya pasrah dan menuruti kemana Deno pergi.

"Lo ngapain sih bego! gue mau kasih pelajaran sama cewek kek mereka!"Decak Indra setelah melepaskan tangan Deno dari kerah seragamnya dengan kasar.

"Lo yang bego nyet! mereka cewek goblo! udah biarin aja, entar kalau gue ada tisu mulutnya mau gue jejelin!"Ketus Deno membuat Indra hanya bisa menghela nafas dengan pasrah.

"Selamat."

•|•|•|

Fiana tersenyum dengan lebar melihat Deno dan Indra menenteng dua plastik besar berisikan cemilan. Segera ia, Hendri, Juna dan Treno saling berebut cemilan yang mereka sukai.

Ya, mereka bertiga adalah maniak cemilan, dimana ada cemilan gratis, disitu mereka akan menunjukkan taring keganasan.

"MAKASIH DENO DAN INDRA!!"Ucap Fiana, Hendri, Juna dan Treno secara bersamaan saat mereka sudah menenteng beberapa cemilan.

Deno dan Indra tanpa dosa langsung melemparkan plastik berisikan cemilan itu ditengah kelas. Mereka semua yang memang belum kebagian langsung merapat dan mengambil cemilan dengan perasaan yang bahagia.

"Wuih, ada skandal apaan nih bisa-bisanya beliin cemilan?"Tanya Arfan dengan kening berkerut. "Gak tau tuh Deno."Balas Indra dengan cuek sambil mendudukkan dirinya disamping Treno yang dengan rakusnya memakan 4 cemilan yang langsung ia buka sekalian.

"Reyhan dan Rivan coba deh latihan dulu, gue pengen denger suara kalian berdua."Kata Fiana yang segera diangguki oleh Reyhan dan Rivan.

Mereka berdua berdiri didepan kelas, sebelum menyanyi mereka saling menatap dan mengangguk seperti merencanakan sesuatu. Reyhan menyeringai setan dan segera merebut air mineral Geon tanpa dosa.

"WOI!"

"Ssttt diam! jangan protes babeh."Balas Reyhan sembari menaruh jari telunjuknya didepan mulutnya.

"Ekhm ekhm, tes tes, ok ini sapu bisa dibuat latihan vokal ternyata."Kekeh Rivan setelah ia mengambil sapu sebagai mic dadakannya.

"Kita mulai!"

[Reyhan]

Betapa bahagianya hatiku saat

Ku duduk berdua denganmu

Berjalan bersamamu

Menarilah denganku

[Rivan]

Namun bila hari ini adalah yang terakhir

Namun ku tetap bahagia

Selalu kusyukuri

Begitulah adanya

[Reyhan]

Namun bila kau ingin sendiri

Cepat cepatlah sampaikan kepadaku

[Rivan]

Agar ku tak berharap

Dan buat kau bersedih

[Reyhan & Rivan]

BILA NANTI SAATNYA TELAH TIBA

KUINGIN KAU MENJADI ISTRIKU

BERJALAN BERSAMAMU DALAM TERIK DAN HUJAN

BERLARIAN KESANA-KEMARI DAN TERTAWA

NAMUN BILA SAAT BERPISAH TELAH TIBA

IZINKANKU MENJAGA DIRIMU

BERDUA MENIKMATI PELUKAN DIUJUNG WAKTU

SUDILAH KAU TEMANI DIRIKU

Diawal menyanyi, suara Reyhan dan Rivan masih dalam mode standar. Gak bagus-bagus amat atau jelek-jelek amat. Waktu memasuki reff, suara sumbang mereka mampu membuat telinga seluruh teman-temannya berdengung hebat.

Trio Ampas bahkan sudah berguling-guling tak jelas diatas lantai, Indra yang sudah ancang-ancang ambil kursi mau dilempar dengan Ilyan disampingnya sudah membanting sepatu Hendri dan Juna sebagai korban.

"BERHENTI! CUKUP! OKE SUARA KALIAN SUMBANG! CETAR MEMBAHANA!!!"Teriak Fiana yang mampu menghentikan acara-menyanyi-ala-double-R.

"Lah, kalian semua ngapain?"Tanya Rivan dengan kening berkerut.

"SERANG!!"Teriak Jihan—sudah dalam mode Kanjeng sebagai komando yang langsung membuat seluruh pasukannya maju menghajar Double R yang sudah melarikan diri dengan tawa yang menggelar.

"SINI KALIAN!! BIAR GUE MAMPUSIN SEKARANG!!"

"TANGGUNG JAWAB SOAL TELINGA GUE!!"

"SIALAN KALIAN!!"

"GUE IKET KALIAN LALU MAU GUE BUANG KE KANDANG BUAYA!!"

"DUO ANAK MONYET SIALAN!!"

"NYESEL GUE TADI SURUH KALIAN NYANYI!!"

"SUARA KALIAN AMPUH BUAT MAMPUSIN SATU KELAS TERNYATA!!"

"HEH! KALIAN TADI MAU BUNUH KAMI SEMUA!!"

"UPIL DUGONG BERHENTI!!"

"UWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

BUGHH

DUAGHHH

PLAKKK

BRAKKKK

KEDEBUGH

BLETAKKKK

"HELP MEHHHHHHHHH!!!!"