April 2020
Mereka masih mempertahankan hubungan itu, meskipun seringkali Nura selalu dibuat kesal karena pesan-pesannya selalu terlambat mendapat respon.
Aditya mengakui dirinya saat ini tengah kecanduan dengan game baru.
Nura sudah sangat paham, laki-laki itu selalu bisa melupakan segalanya ketika tengah hanyut dalam game yang tidak menguntungkan itu. Tapi, Nura mencoba mengerti bahwa Aditya perlu meluangkan waktu untuk dirinya sendiri dengan melakukan hobi.
Game adalah salah satu hal yang sering mencuri waktu Aditya yang introvert. Dia sangat malas menghabiskan waktu di luar rumah, kecuali untuk bekerja atau bertemu dengan Nura. Tidak jarang, Adit menghindari ajakan hangouts dari teman-temannya hanya untuk bermain game.
Tidak jarang juga, game menjadi alasan Aditya untuk menolak ajakan Nura. Meskipun, mencoba memahami itu, tapi adakalanya Nura menjadi sangat marah.
Pada tahap tertentu, Nura mulai melakukan intropeksi diri karena Nura juga sering membatalkan janji temu mereka.
Seringkali, Nura mengajak Adit untuk makan bersama. Kemudian, Aditya menyetujuinya, tapi karena Aditya merespon pesannya 15-20 menit kemudian, Nura sudah pergi sendiri atau bersama temannya.
Hal itu seringkali membuat Adit knsal dan marah. Ajakan dadakan yang seaing gagal itu, seringkali menjadi alasan hubungan mereka kembali menuju jurang musnah.
Hanya masalah kecil, tapi mampu menghancurkan. Ketika masalah kecil itu, terus menumpuk, lalu gunungan masalah itu menjadi benahg kusut yang tidak pernah bisa diuraikan ataupun diselesaikan.
Jelas-jelas, hubungan yang mereka coba pertahankan sedang berjalan menuju kehancuran, cepat atau lambat hubungan itu pasti berakhir dengan cara yang sama, alasan yang sama, dan permasalahan yang sama.