Chereads / ENDLESS BLUE / Chapter 29 - Aliyah & Intermezzo

Chapter 29 - Aliyah & Intermezzo

19 Juni 2020

Pukul 09.10 AM

"Babe, aku barusan kecelakaan", tulis Aliyah.

Aliyah mengirim pesan yang ditujukan kepada Nura yang tengah dalam perjalanan menuju ke kampus untuk bertemu dengannya.

"Aku gak parah, lecet ringan. Sekarang aku di rumah sakit kampus", tuls Aliyah.

"Jadi, aku kemana ni babe? Ke kampus atau ke rumah sakit?", tanya Nura.

"Ke rumah sakit aja dulu", balas Aliyah.

🍁🍁🍁

09.45 AM.

Nura tiba di rumah sakit kampus.

"Babe, di mana?", tanya Nura.

"Aku barusan dipindahin ke rumah sakit lain, aku share loc aja ya babe", tulis Nura.

"Kok bisa? Gak parah lukanya tapi kan?", balas Nura.

"Gak babe, di rumah sakit kampus gak ada alatnya jadi mereka gak bisa tangani", balas Nura.

"Ok, aku on the way ke sana ya", balas Nura.

🍁🍁🍁

10.20 AM.

"Babe, aku udah di depan", tulis Nura.

"Aku di IGD. Masuk aja", balas Aliyah.

"Apa juga gak parah, babe?", ucap Nura ketika melihat kondisi Aliyah untuk pertama kalinya setelah kecelakaan.

"Iya, memang gak parah", jawab Aliyah.

"Apanya yang gak parah, muka, mata, terus luka-luka semua ini gak parah?", balas Nura yang masih kaget.

Nura tidak menyangka kondisi "gak parah" yang disebut Aliyah seburuk itu, makanya dia pergi dengan santai menemui Aliyah. Kenyataannya, hampir seluruh badannya lecet dan memar karena aspal, bajunya sobek, dan yang lebih parah ada luka yang sangat jelas pada wajah dan mata.

Aliyah dipindahkan ke rumah sakit lain karena pihak rumah sakit kampus tidak berani menangani luka pada matanya karena keterbatasan alat medis dan kekurangan staf ahli.

"Semua gak parah, semua baik-baik aja. Selalu gitu, gak pernah berubah", Nura membatin.

Nura mulai kesal karena Aliyah selalu mengampangkan semua masalah. Mereka benar-benar berbeda, bahkan Aliyah sama sekali tidak mengeluhkan sakitnya.

"Sakit babe?", tanya Nura.

"Gak, gak sakit", balas Aliyah.

Nura memilih diam karena percuma bertanya pada Aliyah yang memilih menyembunyikan banyak hal dari semua orang, termasuk dirinya.

🍁🍁🍁

12.30 WIB

Suara seruan adzan untuk shalat Jum'at berkumandang, saat itu Aliyah baru keluar dari rumah sakit setelah mendapat penanganan dan pengobatan.

"Babe, kita ke kampus dulu ya?", ucap Aliyah.

"Sekarang?", tanya Nura.

"Iya, aku udah buat janji ulang sama Bu Syira. Kalau gak pergi hari ini, aku gak akan sempat upload online application aku",  jelas Aliyah.

Nura hanya menyetujui usulan Aliyah karena Aliyah bukan orang yang akan mendengarkan siapapun dalam segala hal. Ia memutuskan semuanya sendiri, Nura sangat tahu itu setelah berteman dengan Aliyah selama belasan tahun.

Nura menemani Aliyah ke kampus dengan kondisi pasca kecelakaan. Setidaknya, ada hikmah di balik kecelakaan itu, Nura untuk sesaat menjadi lupa tentang patah hatinya.

"Ya Allah, Aliyah", ucap Bu Syira setelah melihat kondisi Aliyah.

Tubuh dan wajah penuh luka, bahkan kesulitan dan kesakitan untuk berjalan, tapi Aliyah memaksakan diri demi mendapatkan referee dari dosen pembimbingnya untuk mengajukan beasiswa magister.

"Itulah dia Buk. Katanya gak parah, udahlah kita tenang-tenang aja dari rumah, eh rupanya separah ini kondisinya", jelas Nura pada Bu Syira.

Di sela-sela revisi referee yang ditulit oleh Bu Syira, tiba-tiba ia mengatakan sesuatu.

"Aliyah, kalau ada orang yang serius, menikah saja dulu karena kuliah ke luar negeri itu berat kalau sendirian, apalagi kita perempuan", ucap Bu Syira tiba-tiba.

"Ehm, gak tau Bu. Aliyah belum siap untuk menikah. Tanggungjawab istri terlalu berat dan Aliyah mungkin gak akan sanggup", jawab Aliyah.

"Aneh dia Buk, kaya mati rasa, gak jelas. Gak pernah Nura dengar dia sebut nama cowok, padahal Nura cerita semuanya sama dia dari A-Z", jawab Nura.

"Gak boleh gitu Aliyah. Sekarang Aliyah udah dewasa, kalau ada orang yang baik datang melamar, coba pertimbangkan dan minta petunjuk, istikharah dulu, jangan langsung ditolak", jelas Bu Syira.

"Dia Buk udah banyak tolak lamaran orang", sahut Nura.

"Gak boleh begitu Aliyah. Saya dulu juga begitu, saya menikah dulu sebelum melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Jadi, keluarga saya lebih tenang melepaskan saya belajar ke luar negeri", lanjutnya.

"Iya juga sih Buk", jawab Aliyah meskipun pikirannya tidak sejalan dengan ucapannya.

"Nura gimana, masih sama yang dulu?", tanya Bu Syira usai menandatangani surat rekomendasinya.

"Haduh Buk, jangan ditanya. Nura baru aja ditinggal nikah", jawab Nura.

Mulailah Nura menceritakan kisahnya yang panjang kepada Bu Syira yang meskipun berstatus sebagai dosen, tapi hubungan mereka cukup dekat untuk berbagi cerita mehgenai kehidupan pribadi.

"Ikhlaskan Nura, insya Allah, akan ada pengganti yang lebih baik", ucap Bu Syira.

"Nura gak bisa ikhlas, gak bisa Nura maafin dia Buk, sakit banget hati Nura tau dia selingkuhin Nura. Waktu susah dia sama Nura, giliran udah mapan dia nikah sama cewek lain", jawab Nura.

Melihat Nura yang belum ikhlas dengan kejadian yang menimpanya, Bu Syira menceritakan kisahnya yang juga pernah mengalami kejadian serupa, ditinggal menikah oleh seseorang yang pernah melamarnya.

Mereka berbagi kisah agar Nura bisa memetik hikmah dan mengambil pelajaran berharga dari kisah yang diceritakan kepadanya.

Sedangkan Nura hanya diam sejak tadi, menyimak pembicaraan mereka sambil menahan sakit yang merayap ke seluruh anggota tubuhnya, bahkan masih ada darah yang menetes dari pelipis dan sikunya. Tapi, Aliyah tahu dengan pasti luka dan sakit yang dirasakan tidak sebesar dengan rasa sakit yang dialami oleh Nura saat ini.

🍁🍁🍁