Akhir dari kisah itu berakhir biru. Semua waktu yang telah mereka habiskan bersama tidak ada artinya.
Kenangan-kenangan indah yang pernah mereka rajut, kini hanya menyisakan lukkadae air mata.
Bagi Nura, perjalanan asramanya yang berakhir sad ending itu adalah pelajaran terbesar dalam hidupnya.
Meskipun kejadian itu terjadi menjelang usia 20-an, dimana seharusnya gadis uang seusianya sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
Tapi, pada umur yang sudah dewasa itu, Nura baru merasakan patah hati yang teramat dalam untuk pertama kalinya.
Nura hanya sangat terlambat mencicipi asam-garam kehidupan.
Tapi, apapun itu, Nura berharap tidak ada Nura-Nura lain di luar sana. Tidak ada Nura lain yang terperdaya dengan semua janji-janji manis yang berakhir dengan realita menyakitkan.
Nura berpesan kepada semua perempuan berharga di juar sana, jangan pernah percaya 100% dengan laki-laki yang mengumbar cinta padamu, yang sangat mudah menyentuhmu, yang sangat ringan mengeluarkan uang untukmu, dan yang menyediakan hampir seluruh waktunya untukmu.
Semua itu, BULSHIT.
Laki-laki yang benar-benar mencintaimu akan menjaga kehormatanmu.
Laki-laki yang benar-benar mencintaimu hanya akan melihatmu dari jauh saat dia belum siap memikul tanggungjawab untuk menjadi kekasih halalmu.
Laki-laki yang benar-benar mencintaimu tidak akan mendatangimu, melainkan walimu.
Laki-laki yang benar-benar mencintaimu tidak akan mengumbar cinta padamu, melainkan melafalzkan akad sambil menjabat tangan orangtua atau walimu.
🍁🍁🍁