Batin Nura benar-benar bergemuruh. Dentuman itu menghantamnya tanpa henti.
Bagaimana bisa?
Bagaimana Aditya bisa setega itu?
Menikahi perempuan lain setelah menjadi sukses. Selama ini, ketika bahkan pekerjaannya belum jelas, Nura menemaninya dari titik NOL. Tapi setelah kesuksesan itu menjadi miliknya, Aditya mencari perempuan lain untuk dinikahi.
Aditya menikahi perempuan lain untuk dibahagiakan?
Di mana otaknya?
Di mana nuraninya?
Di mana hatinya?
Apa semua itu sudah mati.
๐๐๐
Satu-satunya orang yang bisa memberinya penjelasan hanya Johan, sahabat dekat Aditya.
Dia memberanikan diri menghubungi Johan meskipun mereka hampir tidak pernah bertukar kabar sebelumnya.
Johan pun bersikap baik karena pernah mengalami peristiwa pahit yang sama. Johan menjawab beberapa pertanyaan yang bisa dijawab dan memilih tidak menjawabย beberapa pertanyaan yang dirinya tidak berhak terlibat di dalamnya.
Berdasarkan penjelasan Johan, Nura baru mengetahui bahwa selama ini Aditya tidak pernah berubah. Aditya masih sering melakukan kontak dengan beberapa perempuan lain pada saat masih berstatus sebagai pacarnya karena Nura selalu sulit untuk diajak bertemu. Hanya saja, komunikasi yang paling intensif hanya dengan Nura dan Haya.
Sejak beberapa waktu lalu, Adit terus menimbang-nimbang antara memilih Haya atau Nura untuk diajak menikah.
Dengan bodohnya, Nura mengabaikan semua pria yang mendekatinya pada saat Aditya tengah merayu banyak wanita di luar sana.
Dari penjelasan Johan, Nura juga mengetahui bahwa perempuan yang kini telah menjadi istri Aditya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya hanya seorang nelayan, seluruh keluarganya tinggal di rumah berukuran 36A. Sedangkan Haya sendiri masih berbakti sebagai perawat di klinik kecil pedalaman Aceh Besar.
"Istrinya orang miskin Dek, tapi bisa jodoh mereka", jelas Johan.
"Tapi bukannya Adit suka cewe yang kerjaannya bagus?", tanya Nura.
"Iya Dek, tapi jodoh juga mereka", balas Johan.
"Sering jalan mereka, Bang?", tanya Nura.
"Sering lah Dek. Gak mungkin kan pacaran gak jalan", balas Johan.
Plakk.
Nura tertampar realita.
Sejak kapan Adit menduakannya?
Selama ini Aditya mengatakan foto yang dikirim sebelumnya hanya bentuk prank. Tapi, pada akhirnya perempuan itu juga yang dinikahinya.
Selama ini Nura terus mencoba berpikir positif meskipun tidak pernah diperkenalkan dengan keluarga dan teman-teman Aditya. Meskipun Aditya tidak bersedia bertemu keluarga dan teman-teman Nura.
Selama ini Nura terus berpikir, Adit menolak mengenalkan dan diperkenalkan kepada orang-orang terdekat mereka karena kepribadiannya yang introvert.
Ternyata, sejak awal, Nura tidak pernah menjadi bagian dari rencana masa depan Aditya.
๐๐๐
Kamis, 18 Juni 2020
16.40 WIB.
Nura bersama Aliyah pergi ke kantor Ruhul untuk menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Nadira tidak bisa hadir, karena sudah pindah keluar kota sejak menikah.
Mereka bertiga keluar bersama untuk hangout menjelang pukul 5 sore setelah jam kerja Ruhul berakhir. Ruhul pun sudah mendapat izin suaminya untuk pulang terlambat demi mendengarkan kegalauan Nura.
"Gak habis pikir aku babe, setega itu dia sama aku. Padahal 10 hari sebelum akad nikah, dia jumpa sama aku, kasih kado, kami baik-baik aja. Tiba-tiba, aku dengar kabar dia nikah sama orang lain. Coba bayangin babe gimana perasaan aku?", ucap Nura pada Ruhul.
Nura menangis sambil menceritakan semua itu, makanannya pun sudah dingin karena terlalu lama terabaikan. Ruhul ikut menangis melihat sahabatnya menangis. Sedangkan, Aliyah hanya menikmati makanannya tanpa memedulikan kedua sahabatnya yang tengah menangis bersama.
Pada saat seperti ini, Aliyah mirip sekali seperti mesin robot yang berbaur di antara manusia.
"Maaf babe, aku gak bisa lihat orang nangis, jadi ikutan nangis", ucap Ruhul yang masih berurai air mata.
"Itu karena hati Ruhul lembut", jelas Aliyah yang sama sekali tidak bisa menangis ketika melihat orang menangis.
"Tapi babe, kita itu diuji dengan berbagai macam cara. Bisa jadi kita diuji dalam percintaan, diuji melalui pasangan atau orangtua. Orang yang udah nikah pun banyak ujiannya, bisa jadi diuji melalui anak atau mertua, atau melalui hal lain. Setiap orang beda-beda ujiannya", jelas Ruhul.
"Yang sabar ya babe, insya Allah, setelah ini Allah akan menghadirkan pengganti yang lebih baik. Relain dia babe, gak ada gunanya ditangisin lagi, dia juga udah nikah sama orang lain", lanjutnya.
Nura hanya terdiam, kata-kata Ruhul membekas di hatinya, "Manusia diuji dengan berbagai hal, bisa jadi pasangan, anak, orangtua, atau mertua".
Mereka menutup hari dengan kelegaan yang perlahan mulai menyeruak ke dalam hatinya, meskipun luka itu bahkan belum sembuh seditpun dan masih menganga menyakiti jiwa dan mentalnya.
๐๐๐
Jum'at, 19 Juni 2020
Pukul 06.20 AM
"Babe, aku pergi ke rumah bunda bang Adit boleh?", tanya Nura pada Aliyah melalui telepon.
Sebelumnya Nura juga telah menanyakan pertanyaan yang sama kepada teman-temannya yang lain, bahkan Nura juga menanyakan pertanyaan yang sama pada Johan. Mereka semua menentang keras idenya itu, termasuk Aliyah.
"Ngapain ke sana?", tanya Aliyah.
"Minta pertanggungjawaban, aku mau bongkar semua kelakuan Adit yang sebenarnya. Jangan dipikir bundanya, baik banget anaknya", jelas Nura.
"Jangan gila. Lagian, ngapain ke sana? Bundanya pun bukan ibu kandung Adit. Aneh aja kalau tiba-tiba ke sana, kenal juga gak", jawab Aliyah.
"Jangan gila! Jangan aneh-aneh!", lanjutnya.
"Iya babe, ok", jawab Nura.
"Oh ya, jadi kan kawanin aku ke kampus ketemu Bu Syira ?", tanya Aliyah.
"Jadi babe, jam berapa?", tanya Nura.
"Aku berangkat jam 08.30, kita ketemu di kampus jam 9. Bisa?", tanya Aliyah.
"Ok, boleh babe", jawab Nura.
"Ok. Pokoknya, jangan lakuin hal aneh-aneh ya. Kita ketemu di kampus dan ngobrol langsung tentang masalah ini setelah aku ambil referee dari Bu Syira", tegas Aliyah.
"Ok babe, iya", jawab Nura sebelum mengakhiri sambungan telepon.
๐๐๐