Chereads / ENDLESS BLUE / Chapter 27 - Rindu & Badai

Chapter 27 - Rindu & Badai

17 Juni 2020

Nura sangat merindukan Adit, sudah biasa hari-harinya dihiasi dengan kerinduan pada laki-laki itu.

Setiap orang tentu saja mengungkapkan kerinduan dengan cara yang berbeda-beda, seperti misalnya melalui sebuah snap WhatsApp atau mem-posting sesuatu di instastory tentang kerinduan.

Begitu juga dengan Nura, yang menuliskan lima karakter di snap WhatsApp; RINDU.

Batinnya berkecamuk tanpa alasan beberapa hari belakangan ini, bahkan ia kerap menangis usai shalat shubuh. Air matanya berderai di antara lantunan ayat-ayat suci yang ia lantunkan usai shalat shubuh.

Hati dan iman dalam dirinya menolak semua hubungan yang tidak dianjurkan dalam agama itu, tapi cinta dan kerinduannya terlalu besar untuk bisa berpisah dari laki-laki yang sangat dicintainya.

Tidak ada cara untuk mengakhiri hubungan itu, bahkan ia tidak akan mampu mengakhirinya. Tidak, ia tidak akan pernah mengakhiri hubungan itu. Tidak akan pernah melepaskan Aditya sampai kapanpun.

Bagaimanapun, Aditya adalah perwakilan dari gejolak masa mudanya. Aditya hampir menjadi seluruh kenangannya. Bagaimana mungkin menyudahi hubungan yng telah terajut sangat lama itu.

Tidak ada jalan untuk mengakhiri semuanya. Meskipun semua berakhir, tapi tidak dengan cinta itu.

Itu yang selalu ditekan Nura dalam hatinya.

Cinta yang teramat dalam itu telah membutakan mata dan hatinya untuk melihat realita yang ada.

Maka, biarkan Tuhan yang memutuskannya.

🍁🍁🍁

"Rindu sama siapa Dek?", tanya Johan melalui WhatsApp pada Nura.

"Adit bang", balas Nura.

"Ngapain sih Dek rindu sama suami orang", balas Johan yang merupakan sahabat karib Aditya.

"Dia udah nikah Dek", lanjutnya.

Hati Nura benar-benar bagaikan disambar petir, perih yang teramat sangat. Bahkan, dia tidak bisa mempercayai fakta itu sebagai realita.

Jika saja Johan tidak mengirim foto-foto akad nikah Aditya, maka ia akan memilih untuk menutup mata untuk selamanya dari fakta itu.

"Nikah sama siapa? Kapan nikahnya?", tanya Nura sambil menangis.

Tangannya hampir tidak lagi bisa mengetik dengan benar. Tangannya gemetar, tiba-tiba seluruh badannya menjadi panas dingin, dan air matanya terus jatuh berderai.

Setega itu.

Sejahat itu.

Laki-laki yang sangat dipuja itu, mengkhianatinya dengan pengkhianatan yang paling pahit.

"Dia nikah tanggal 6 Juni", tulis Johan disertai kiriman foto akad nikah.

Dalam foto itu Aditya tersenyum bahagia tanpa dosa. Dia bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaan Nura setelah pengkhianatan besar itu.

"Siapa nama cewek itu?", balas Nura yang masih menangis.

Nura kehilangan akal sehatnya, meskipun sedih dan tidak berhenti menangis tapi tetap tidak bisa membungkap seluruh rasa penasarannya tentang perempuan yang kini telah SAH menjadi istri dari kekasihnya.

"Haya namanya. Nama lengkapnya Abang kurang tau", balas Johan.

"Dek, mulai sekarang lupain Adit. Adek boleh sedih, tapi jangan sampai lupa diri. Pergi jalan-jalan sama kawan, gak usah pulang ke rumah malam ini biar gak stress", balas Johan.

"Abang kasih tau Adek, biar Adek gak dibodohin terus sama Adit. Dia gak cinta sama Adek, dia cuma nyaman sama Adek. Tapi Adek jatuh terlalu dalam sama dia", lanjut Johan.

"Abang juga pernah ditinggal nikah, jadi abang tau gimana sakitnya. Cuma percaya lah Dek, kebahagiaan itu udah ada yang atur", lanjutnya.

"Belajar dari kasus abang yang akhirnya ketemu sama istri yang tepat setelah ditinggal nikah sama mantan abang. Semoga adek juga ketemu orang yang lebih baik dari Adit", lanjutnya.

"Abang cuma bisa bilang ini aja ke Adek, karena mau gimanapun, Adit kawan abang sendiri, jadi ada hal yang abang gak berhak ikut campur", balasnya.

🍁🍁🍁

Di tengah kekacauan batinnya, Nura mengabarkan kabar pahit itu kepada semua orang terdekatnya, termasuk Deena.

Deena yang tinggal tidak jauh dari rumahnya langsung menemuinya malam itu juga.

Mereka menangis bersama, Deena menenangkan Nura yang benar-benar tengah dilanda kekalutan. Deena juga ikut memaki laki-laki yang kini tengah menikmati romansa manisnya bulan madu bersama istrinya.

"Kok bisa Adit sejahat itu Kak Nura?", ucap Deena seperti bertanya meskipun dia tidak sedang bertanya.

"Kak Nura sedih banget Deen, dia jahat, dia tega. Padahal Kak Nura udah bela-belain bertahan, ngertiin dia, dan nurutin permintaan dia. Tapi apa? Dia seenaknya nikah sama cewek lain tanpa kasih tau apapun ke kak Nura", rintih Nura pada Deena.

Mereka masih menangis bersama, keduanya ikut hancur remuk, sesakit-sakitnya mendekati kehancuran.

Badai itu menyebabkan seluruh langitnya hampir runtuh, perasaannya benar-benar hancur. Nura ingin menjerit, berteriak sekeras-kerasnya, tapi jika ia melakukan itu semua orang akan berpikir dia sudah gila.

Ya, tanpa melakukan itu, mentalnya sudah hampir gila.

Membayangkan betapa kejamnya laki-laki itu mencampakkannya setelah semua hal yang telah mereka lewati.

Semua pembahasan mengenai masa depan, bahkan Aditya berkonsultasi dengan Nura mengenai kendaraan yang ingin dibelinya. Aditya juga membahas tentang semua desain rumah yang tengah dalam proses perampungan dengan Nura. Tapi, Aditya malah membangun rumah yang sesuai dengan keinginan Nura untuk ditinggali bersama perempuan lain.

Mengapa Aditya harus membahas dan membicarakan topik-topik itu jika sejak awal berniat meninggalkannya demi perempuan lain yang kata Johan lebih cantik.

🍁🍁🍁