Chereads / Cinta Perkilo / Chapter 13 - narasi takdir

Chapter 13 - narasi takdir

Pagi-pagi Felina sudah berada disekolah dengan novel yang selalu dia pegang. Akhir-akhir ini Felina lebih suka baca novel dibanding pergi kekantin menikmati batagor hangat. Apalagi tubuh Felina yang mulai mengecil ini sudah terbiasa dengan kegiatan nya yang jarang makan.

Disela membaca disitu datang seorang cowok familiar bagi Felina dan duduk tepat berada didepan Felina membuat gadis itu menoleh terkejut dengan kehadiran nya.

"Eh Vano,kok elu tahu gue kelas sini? Kan elu kelas IPS"tanya Felina bingung dan Vano tersenyum.

"Gue pengen ketemu sama elu, emangnya engak boleh yah anak IPS masuk kelas IPA?"

"Boleh sih...ngimana kalau kita ngobrol ditaman ajah soalnya teman gue bakal datang entar histeris lagi" ujar Felina lalu bangkit berdiri dan meninggalkan novelnya dilaci.

Lalu mereka berjalan beriringan bersama menuju taman yang terletak dekat dengan kelas.

"Emang nama teman elu yang super kepo itu siapa?"

"Namanya Naila...orangnya cantik feminim lagi"

"Oh yah...emang dia pernah kepo tentang kedekatan elu ama cowok?"

Saat melihat bangku kosong ditanam disitulah mereka duduk bersama dan memulai pembicaraan yang terjeda sejenak.

"Iya dia pernah kepo dengan kedekatan gue ama cowok yah memang cakep sih,tapi suka jail" jawab Felina lalu mulai mengingat kejadian dia saat bersama Vansa.

"Kalau boleh tahu namanya siapa yah?siapa tahu gue kenal" tanya Vano penasaran.

"Namanya Vansa Anggara dia orangnya baik banget dan elu tahu dia tuh orang pertama yang udah ngisi hati gue"

Seketika Vano terkejut saat mendengar nama adik tirinya disebut oleh wanita yang kini dia mungkin sukai. Entah mirip ataupun tidak yang terpenting Vansa Anggara adalah adik tirinya.

"Vansa Anggara?"

"Iya emang elu kenal?kalau kenal bagus deh"

Tiba-tiba suara lonceng masuk berbunyi membuat Vano dan Felina bergegas menuju kelas masing-masing." Kalau gitu gue kekelas dulu yah Van..dan oh iya entar istirahat kita langsung jumpa dikantin ajah deh"ujar Felina dan Vano hanya mengangguk tersenyum

Vano tidak habis pikir,mengapa adik tirinya yang harus jadi pelaku utama dalam cinta Vano. Apa Vano harus menyerah lagi setelah kejadian tahun lalu sudah menyakitkan bagi Vano dimana dia melepas cinta pertamanya dengan Vansa meski ternyata Vansa tidak menyukai gadis nya itu.

🌠🌠🌠

Jam istirahat sudah berbunyi dengan segera Felina bersiap-siap untuk pergi kekantin menjumpai Vano yang mungkin sudah menunggu nya.

Dan benar saja,disebuah bangku pojok sudah ada Vano dan dengan cepat Felina menjumpai pria yang ternyata melamun sedaritadi.

"Hey... melamun mulu Sampek guenya dikacangi"sindir Felina dan dari itu Vano tersadar akan kehadiran Felina.

"Eh Fel.... engak Kok malahan gue udah kagak sabar nih di traktir Ama cewek manis kayak elu"rayu Vano membuat Felina terkekeh mendengar gombalan pria yang seperti sudah dekat dengan nya itu.

"Yaudah elu pesan apa biar gue ajah yang pesan?" Tanya Felina dan Vano menggeleng tidak terima "enggak biar gue ajah yang pesan elu disini ajah nunggu"

"Yaudah deh gue....gue pesan batagor Ama sirup jeruk ajah deh nih uangnya" jawab Felina lalu memberi uang jajannya yang sudah dia siapkan untuk mentraktir Vano.

Vano menerima nya lalu pergi untuk memesan dengan cepat, sedangkan Felina menunggu sambil mencari Vansa yang sedaritadi tidak terlihat selama jam istirahat ini.

Saat itu arah mata Felina menatap dibangku tengah dan memperlihatkan Evelyn duduk dengan senyuman yang tidak biasa, Felina tahu pasti dia sedang berkencan dikantin bersama pria lain dan dia tidak peduli.

Disaat itu juga Vansa datang membawa pesanan kearah Evelyn saat Felina tidak menoleh lagi kearah bangku Evelyn.

Karena saat itu juga Vano datang membawa dua batagor pesanan mereka lalu makan bersama sambil mengobrol asik.

"Oh yah... Van kalau boleh tahu semalam itu adik elu yah?" Tanya Felina mengingat pria yang dia lihat dirumah Vano.

"Eh iya...gue Ama dia kagak akrab gitu" jawab Vano jujur lalu memasukkan satu sendok batagor kedalam mulutnya.

"Emangnya kenapa?"

"Entar elu tahu juga kebenarannya...yaudah jangan banyak ngomong,ngak boleh loh makan sambil ngobrol apalagi entar lagi masuk" ucap Vano mengubah pembicaraan tidak ingin Felina mengetahui kebenaran ini dengan cepat.

🌠🌠🌠

Jam istirahat sudah berbunyi dan saat itu juga Vansa terlihat saat masuk kekelas dan Felina juga sedang membaca novel tidak memperdulikan kedatangan Vansa.

Bagaimana tidak, pria itu sepertinya selalu menjauh dari Felina. Apa mungkin Vansa tidak memanfaatkan Felina sepenuhnya? sudahlah Felina pusing dan mengapa juga Felina memikirkan yang tidak penting baginya sekarang.

"Fel...."

Saat itu juga suara panggilan dari Vansa terdengar dan Felina menoleh sambil menutup novel yang dia tadi baca.

"Elu marah yah?" Tanya Vansa lembut kemudian duduk dibangku tepat disamping Felina.

"Ngapain juga gue marah... masalah nya ke elu apaan?"

"Yaudah deh...oh yah jam istirahat makannya bareng sama siapa?"

"Teman"

"Laki atau cewek?"

"Mau cewek ataupun cowok masalah nya keElu apaan pacar kagak teman iya...teman gue ajah kagak sekepo elu deh" sindir Felina lalu melanjutkan membacanya karena saat ini guru mapel mereka belum juga datang.

"Yah karena elu milik gue...elu lupa yah gue kan pernah bilang"ucap Vansa dan mulai mendekat kepada Felina.

Mendengar itu Felina tertawa licik lalu menatap Vansa tajam sudah tidak tahan mendengar ucapan Vansa yang terkenal sok playboy.

"Apa elu bilang? Milik elu?gue? Sadar selama ini elu kemana ajah...semalam elu tinggalin gue pulang sekolah,terus elu ngilang selama jam istirahat ini...oh iya gue lupa,gue juga belum pernah anggap elu pacar gue,cuma sebatas teman jadi jangan sok ngatur hidup orang kalau elu ajah kagak bisa ngurus diri sendiri...gue muak elu sama ajah kayak Reino...ooo atau mungkin karena elu satu tim sama Reino sikapnya jadi nular keelu kali" oceh Felina lalu pergi membawa tas serta novelnya bermaksud tidak ingin duduk disamping Felina lagi.

Felina pergi menemui Naila lalu menyuruh temannya itu untuk pindah duduk disamping Vansa. Naila dengan ragu-ragu menerima tawaran itu karena tahu bagaimana keadaan hubungan antara dua Joli tersebut.

Naila menatap Vansa yang ternyata menatap Felina sampai guru mapel mereka datang. "Van...gue sih bela Felina karena sikap elu emang udah beda jauh dari biasa... fighting ajah deh buat elu" ujar Naila tiba-tiba. Vansa menoleh kearah Naila lalu tersenyum manis kepada wanita satu ini.

🌠🌠🌠

Bel pulang sudah berbunyi lebih tepatnya Felina masih mencatat materi yang belum kunjung selesai dia catat dipapan tulis. sedangkan yang lain sudah berpulangan.

Didepan kelas Vansa sudah sedaritadi menunggu Felina mencatat karena dia ingin memberi penjelasan pada wanita yang dia cinta itu sejak lama.

Tiba-tiba seorang pria tinggi dan gagah datang tepat dikelasnya yang tidak asing lagi bagi Vansa.

"Elu? Ngapain elu kesini?" Tanya Vansa heran sambil menatap pria itu dari atas sampai bawah.

"Sesuka hati gue...emang kelas ini punya elu?gue mau cari Felina,mana dia?" Ucap pria itu yang ternyata tak lain adalah Vano.

Yang lebih tepatnya adalah Abang tiri Vansa yang tidak terlalu akrab dengannya.

"Jangan bilang elu yang dekatin Felina...gue saranin deh jangan dekatin gadis gue,tuh urus gadis elu yang sakit-sakitan"sindir Vansa dan dengan marah nya Vano langsung melayangkan tangannya kearah Vansa.

Membuat bibir Vansa mengeluarkan darah segar dan saat itu juga Felina datang lalu merelai mereka berdua.

"Hey kalian kenapa bertengkar?" Ucap Felina cepat-cepat mengambil tempat tepat ditengah pria itu.

Vano dan Vansa saling bertatap muka dengan amarah yang benar-benar membara dan itu membuat Felina bingung.

"Kalian udah kenal satu sama lain?"tanya Felina yang sama sekali tidak digubris oleh keduanya.

"Fel...ayuk kita pulang"ajak Vano lalu menarik dirinya tapi tidak semudah itu,Vansa langsung datang menyambar tangan Felina untuk segera berhenti.

"Fel...elu ikut gue ajah"ajak Vansa dan tidak memperdulikan tatapan tajam dari Vano.

Tanpa pikir panjang Felina langsung melepas genggaman dari mereka dan kesal bercampur aduk dengan bingung.

Bagaimana tidak? Mereka berdua seperti saling membenci dan Felina tidak tahu penyebabnya.

"Daripada kalian berebutan mending kita samaan pulangnya?" Pinta Felina.

"Tapi Fel..."

"Eetss...ingat yah Vansa kita itu masih bertengkar dan kalau elu kagak mau yaudah gue Ama Vano" ucap Felina seperti sedang mencoba untuk membuat Vansa cemburu.

Membayangkan mereka berdua dimobil saja, Vansa sudah muak apalagi jika terjadi. Jangan sampai.

"Yaudah deh..." Ucap Vansa lalu menarik Felina untuk menuju mobil Vano.

Tidak mau kalah juga Vano ikut seiringan dengan mereka berdua untuk berjaga-jaga.

Sesampainya dimobil Felina hendak duduk disamping supir tapi tarikan Vansa membuat aksinya terhenti dan kembali menatap pria gagah yang sedikit terluka itu.

"Elu duduk dibelakang ajah...dan gue Ama Vano duduk didepan"

"Tap...."

"Ngak boleh membantah buruan sana" Vansa mendorong Felina pelan lalu secepatnya masuk dan duduk disamping supir.

Dengan cemberut,Felina masuk dan terpaksa duduk dibangku penumpang belakang.

Vano juga sebenarnya tidak ingin duduk berdekatan dengan Vansa. Tapi mau tak mau dia harus karena Vano adalah pengemudinya.

Nah kan Vansa Ama Vano ketemuan lagi,terus siapa donk yang berhasil dapatin Felina.

Tunggu part berikutnya yah okeee

Bye:')