Felina sungguh tidak ingin melakukan nya tapi dia tidak ingin kehilangan nyawanya. Dengan pelan Felina memajukan wajahnya untuk segera mencium kaki Zelda.
Bruggt...
Felina menatap pintu gedung sudah terbuka luas,dan dengan cepat Zelda berlari kebelakang Felina lalu memegang leher Felina kuat ancang-ancang keselamatan nya.
Dan benar saja Vano serta yang lain sudah ada tepat didepan mata Felina. Dengan reflek Felina menangis sejadi-jadinya mengode kalau dia ingin menjauh dari gadis kejam yang sekarang menaruh pisau dileher Felina.
"Hiks...hiks..."
Vansa yang melihat intens Felina langsung lemas,dia berdoa kalau Zelda tidak akan melakukannya. Melihat darah bercucuran ditangan Felina membuat amarah Vansa membara bersamaan juga dengan Vano.
"FELINA!!!LEPASIN SAHABAT AKU" teriak histeris Naila dan langsung dicekal oleh Rena.
"Ren mending elu bawa Naila keluar gedung,ini bahaya buat elu berdua" pinta Vano dan langsung diangguki oleh Rena. Rena menatap haru Felina lalu menarik paksa Naila untuk keluar.
"Dan elu siapa berani-beraninya nyentuh Felina?"
"Gue?elu mau tahu siapa gue? Kenalin gue Zelda Fransisca pengagum berat Vansa..."ucap Zelda santai sambil melirik Vansa kagum.
Karena akhirnya cowok yang dia idamkan berada didepan matanya sekarang. Vansa yang ditatap benar-benar ingin marah dan menatap balik Zelda dengan tatapan membunuh.
"Gue mohon lepasin Felina sekarang Zelda,gue tahu elu baik tapi tolong" mohon Vansa yang sudah tidak tahan melihat Felina disiksa terus.
"Oh ayolah sayang...dia terlalu berdramatis dengan kamu,kenapa kamu malah tetap mencintai nya padahal ada aku dibelakang senantiasa menunggu kedatangan mu" ucap Zelda santai lalu tertawa terbahak-bahak.
Perlahan-lahan Vansa maju membuat Zelda semakin memperdalam pisaunya membuat sedikit goresan hingga leher Felina mengeluarkan darah segar.
"JANGAN MENDEKAT ATAU SIJALANG INI BAKAL JADI TONTONAN YANG MENYENANGKAN!!"
"Zel...gue mohon lepasin Felina,dia ngak salah apa-apa. Gue yang salah ngak nyadar kalau ada orang yang udah cinta sama gua"
Deg.
Zelda termakan oleh omongan Vansa,dan menatap senduh Vansa.
"Baru sadar kalau ada orang yang sayang sama elu? Apa tunggu Felina kayak gini baru elu nyadar?"
"Zelda gue mohon..."
Belum sempat Zelda berbicara, dari arah belakang Vano sudah menangkap duluan pisau yang dipegang oleh Zelda membuat pisau itu melukai tangan Vano. Tapi dia tidak mementingkan tangannya yang terluka cukup parah itu.
Saat berbincang tadi dengan Vansa,Zelda tidak sadar kalau Vano mengambil kesempatan ini untuk menyergap Zelda dari belakang.
"Elu pikir elu bisa seenaknya gitu?"
Tiba-tiba segerombolan polisi datang bersama dengan Naila dan Rena. Dengan cepat polisi menangkap Zelda dan menariknya untuk masuk kemobil dan membawanya ke penjara.
Naila dan Rena juga langsung melepas ikatan tali yang melilit Felina. Felina dengan cepat memeluk Naila dan Rena.
"Gue takut hiks....hiks....gue hampir mati....hiks...tad...tad...tadi Zelda nyuruh gue untuk nyium kak...kakinya...hiks"
"Udah Felina mending kita ke UKS" Naila dan Rena membawa Felina menuju UKS untuk menenangkan sahabat nya satu ini.
Vano dan Vansa hanya diam ditempat dan tak lama seorang polisi datang kearah mereka.
"Sebelumnya bapak harus pergi untuk membuat surat laporan agar pertindakan ini bisa berlangsung cepat"
"Baik pak" jawab Vansa lalu ikut bersama polisi tadi. Sedangkan Vano segera ketoilet ingin membersihkan sisa darah yang masih terus mengalir.
"Sial"
🌠🌠🌠
Saat ini Felina tengah sendiri berada diUKS karena sudah memohon beberapa kali dengan Rena dan Naila. Hingga akhirnya mereka mengizinkan cewek keras kepala ini untuk sendiri disini.
Saat senang menikmati ketenangan hidup, tiba-tiba suara meringis kesakitan dan langkah kaki membuat Felina langsung bangkit bangun dari tidurnya dan mendapati Vano yang masuk Ke UKS.
"Vano?"
"Eh Felina..." Vano terkejut dengan Felina yang ternyata berada diUKS. Dengan cepat Vano menyembunyikan tangannya yang berdarah kebelakang.
"Kenapa ?" Tanya Felina heran sambil berusaha melihat sesuatu yang disembunyikan oleh lelaki yang berada didepannya ini.
"Eng...enggak papa,gue cuma mau meriksa keadaan elu"
"Bohong" Felina mendekati Vano lalu berusaha payah mengambil tangan Vano yang sedaritadi disembunyikan dan pasrah, Vano memperlihatkan tangannya yang berdarah dan benar saja gadis itu terkejut.
"Vano tangan elu berdarah....sini elu duduk dulu biar gue ambil P3Knya"Felina mendudukkan Vano diatas ranjang yang sempat dia tidurkan tadi.
Lalu mengambil P3K yang tidak jauh dari ranjang dan segera Felina mengobati luka Vano yang cukup dalam.
"Maafin gue yah...karena gue elu jadi terluka..."ucap Felina dan tak sadar kalau dia sudah menangis kecil yang akhirnya diketahui oleh Vano.
Dengan segera Vano menangkup wajah Felina yang masih tembem dan Felina hanya cemberut dengan matanya yang merah.
"Hey...elu tuh ngak salah,kalau ngak ngak pura-pura ketoilet biar Vansa dekat sama elu...mungkin ngak bakal kayak gini"
"Hah?jadi elu pura-pura?"
Felina cemberut karena dia sudah dibohongi oleh Vano sendiri dan lucunya Vano hanya cengengesan," sorry kan gue ngak mau elu berantem terus ama adek gue yang paling tamvan itu"
"Tapi dia udah nyakitin hati gue Vano..."
Mendengar hal itu Vano hanya tersenyum lalu memeluk gadis yang berada didekapannya sekarang.
"Dia ngak bakal nyakitin orang yang udah dia sayang apalagi dia sayang banget sama elu,dia ngak semudah itu ngelepasin elu gitu ajah"
"Tapi ngimana kejadian dia sama Evelyn?itu bukti kalau dia cowok ngak bener"
Vano melepas pelukan mereka lalu menatap mata Felina yang hitam pekat serta bulu mata yang lentik.
"Elu tahu kenapa Vansa dekatin Evelyn? Karena dia ngak mau Evelyn sak-"
"FELINA!!!!!" suara sahutan dari luar membuat percakapan mereka terpotong dan Felina juga langsung menjauh dari Vano membuat Naila terkejut.
"Sorry ngeganggu"
"Eh kagak....gue cuma ngobatin lukanya Vano,ngimana kalau Naila ajah soalnya aku mau ketemu ama Vansa"
"Hah Gue? Ngak papa?" Tanya Naila yang masih heran lalu menatap gugup Vano yang langsung mengangguk tanda memberi kode.
"Yaudah deh,lagian Vansa nya udah datang tuh habis dari kantor polisi... buruan" lanjut Naila membuat mata Felina berbinar-binar.
Felina yang menatap Vano hanya tersenyum lalu pergi keluar dari UKS meninggalkan kedua Joli itu yang hanya diam ditempat.
"Kenapa diam?nih buruan diobati,sakit tahu" rengek Vano yang berusaha mengubah suasana yang mencekam ini.
Naila hanya terkekeh lalu mulai mengobati luka tangan Vano dengan hati-hati meski pria itu tetap meringis kesakitan.
"Aahh...sakit, pelan-pelan donk,ngimana mau jadi calon kalau kelakuan kayak gini?"
"Hah calon?" Naila mendongak menatap Vano yang penuh tanda tanya.
"Iya...calon ibu dari anak-anaka aku hehehe..."
"Ngak lucu!!" Naila tidak sengaja menekan luka Vano dan halhasil pria itu meringis kesakitan. Bukan bercanda tapi kali ini benaran sakit.
"Aahhh....woy sakit tahu"
"Eh maaf....gue ngak sengaja" Naila mengecek luka Vano dan tiba-tiba pria itu malah memeluk nya membuat Naila kaget setengah mati.
"Apaan meluk gue?"
"Ngak boleh?"
"Nanti Felina liat ngimana?"
"Emang kenapa kalau Felina liat?"
"Yah kan dia..."
"Dia adek gue dan elu calon gue"
Deg.
"Ngak lucu,ngakak kagak"
"Iye...kenapa ngak baperan sih"
"Karena enggak lucu"
"Kalau gini serius?" Vano melepas pelukan mereka dan...
Cup.
Vano mencium pipi Naila membuat gadis itu sekarang dikerumuni oleh kupu-kupu yang indah. Lelaki itu sudah membuat dia mati kebaperan.
"Yah!!!!!"
"Apa ngambek...nih perban kek luka gue malah ditinggal kayak gini" Vano memajukan tangannya ke arah Naila.
Tanpa pikir panjang Naila mengambil perban dan menutupi luka Vano. "Ngimana ngak selesai,digombalin mulu"
"Tapi elu suka kan?"
"Iyain daripada nanges"
"Hehehe....canda sayang"
Oke sampai sini dulu gaes... akhirnya Zeldanya ditangkap juga nih seneng list Felina bebas..
Lah Vano ternyata apa-apa yah ama Naila..cie
Naila: apaan cieee-cieee,ngak lucu
Author: kan aku nya baper
Naila:udah Sono ama Vanonya langsung,belum apa-apa dah digombalin,habis apa tuh anak