Chereads / Cinta Perkilo / Chapter 20 - pengertian

Chapter 20 - pengertian

Jam istirahat sudah berbunyi dan kini Felina bersama dengan Vansa akan menuju kantin sedangkan Naila bersama dengan Rena hanya sebagai prajurit yang menjaga kedua Joli yang tak berotak itu. Bagaimana tidak! Felina melupakan sahabatnya yang sudah cemburu melihat kemesraan mereka yang tingkat abadi.

Sampainya diarea kantin,Felina tiba-tiba berhenti dan menatap wajah Vansa yang akhirnya bingung.

"Kenapa?"

"Kamu sama Evelyn ajah , kasihan Evelyn sendiri tuh" tunjuk Felina dan mereka bertiga menatap sosok wanita yang duduk sendiri menikmati es jeruk.

"Tuh anak memang kagak ngerti juga,dia tetap ajah minum es udah dibilang kagak boleh!!" Amuk Vansa saat melihat gadis ceroboh itu menyeruput es jeruk sangat banyak.

"Makanya itu kamu harus jaga dia oke?" Felina memegang kedua tangan Vansa lalu tersenyum manis kepada pria yang dia sangat sayangi. Mungkin dia akan menyimpan rasa cemburunya. Hanya sedikit tidak banyak.

Karena bagaimanapun Felina itu punya perasaan dan tidak semudah itu juga dia melihat kekasihnya bermesraan apalagi berada dikantin tepat didepan matanya. Tapi dia juga tidak tega melihat kondisi Evelyn yang selalu sendiri dengan penyakit nya yang berat.

"Kamu ngak marah?"

"Ngak... buruan sana" Felina mendorong punggung Vansa berniat untuk memaksa Vansa agar cepat menemui Evelyn.

Vansa berbalik badan sejenak lalu melangkah kan kakinya menuju meja makan Evelyn. Alhasil cewek satu ini tersenyum dengan kehadirannya dan dengan segera juga Vansa duduk dan merampas es jeruk itu dengan tatapan tajam yang mengartikan kalau dia sedang marah.

"Kenapa minum es?"

"Aku haus Vansa"

"Haus minum air mineral elu mau kondisi elu makin parah?"

"Iya maaf" Evelyn menunduk sedih karena memang benar juga kata Vansa, keadaan nya akan semakin buruk kalau dia terlalu banyak meminum minuman dingin.

"Tunggu...biar gue pesan air mineral nya ,elu tunggu disini" Evelyn langsung mengangguk dan Vansa segera melangkah menuju warung untuk membeli minuman dan roti sebagai santapan.

Sedangkan Felina memutuskan untuk tidak melihat lebih lama kedekatan Vansa dan Evelyn kalau tidak! Mungkin keadaan hatinya semakin buruk.

Mereka membeli roti dan minuman lalu melangkah pergi jauh dari area kantin.

"Eh itukan Vano? Ngapain dia berduaan sama cewek?" Tunjuk Rena saat tidak sengaja melihat adegan percakapan Vano dengan adek kelas yang sedaritadi senyam-senyum kepada Vano tetapi tidak dengan Vano sebaliknya. Lelaki itu hanya berkata dengan muka yang super datar tapi tetap ganteng. Orang ganteng mah bebas!.

Naila yang melihat adegan yang menyakitkan bagi hatinya hanya tersenyum kecut lalu membuang pandangannya sebelum hatinya benar-benar sakit.

"Yaudah biarin ajah keles....kita pergi taman ajah yuk" ajak Naila lalu melangkah cepat membuat kedua sahabatnya hanya cengengesan tidak karuan.

"Kayaknya ada yang cemburuan nih"duga Rena yang langsung diangguki oleh Felina.

"Gue doain jodoh tuh orang ama Naila hehehe...."

"Yaudah yuk keburu ditinggal ama Naila"

Mereka berdua akhirnya berlari kecil untuk bisa menyamakan posisi mereka dengan Naila.

๐ŸŒ ๐ŸŒ ๐ŸŒ 

"WOY FELINA BUKA PINTUNYA!!!"

"BUDEK NIH ORANG KERJAAN CUMA TIDUR...WOY BUKA,ADA YANG DATANG TUH"

"ELU KAGAK MALU VANSA DATANG DENGAN ELU YANG MASIH NGOROK MULU!!!"

teriakan itu sudah merusak kegiatan tidur Felina yang sedaritadi menggorok dari sore sampai menunjukkan jam tujuh malam. Jangan salah sangka kalau Felina memang orang nya seperti ini.

Dengan keadaan mata yang melet dan rambut yang berantakan, Felina membuka pintu kamarnya lalu menatap Valen yang sudah mengamuk melihat kakaknya yang tidak berubah sama sekali.

"Apaan sih nganggu" sahut Felina sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Nganggu pala elu peyang tuh cowok elu udah nungguinย  tuh dibawah kasihan,entah kenapa yah tuh cowok bisa suka sama cewek boker kek elu" ucap Valen santai lalu melangkah untuk turun kebawah.

"Tunggu!!terus apa elu bilang" tanya Felina khawatir kalau Valen akan mengatakan yang sebenarnya.

"Yah gue bilang elu lagi tidur kayak anak pak Sartono tetangga sebelah"

"Emang dia tahu anak pak Sartono?"

"Yah gue yang ngasih tahu" Valen tersenyum lalu melangkah cepat sebelum kakak galak satu ini menarik nya untuk menghajar dirinya babak belur.

"Bangsat elu!!mau kemana elu!awas ajah gue bakal bikin badan elu peyang" Felina naik pitam lalu menutup pintunya dengan sesabar mungkin kalau tidak hujamannya akan terdengar oleh Vansa nantinya.

Felina segera bersiap-siap dan segera mandi untuk menyegarkan badan nya yang sudah lengket dan risih karena sebenarnya Felina tertidur saat pulang sekolah.

Setelah bersiap-siap Felina memakai baju dengan style yang elegan karena kemarin Felina dan Elena habis belanja keMall. Bukan Felina yang membeli baju dengan celana pendek dihiasi biru langit yang membuat dirinya semakin menawan, melainkan Elena yang membeli khusus untuk adek cewek yang benar-benar tidak tahu artinya seorang cewek feminim.

Bagaimana tidak,baju Felina semuanya kaus dan satupun tidak ada baju feminim kecuali gaun yang dibelikan ibunya untuk acara makan-makan saat bersama klien ayahnya atau perkumpulan keluarga.

Felina akhirnya turun dan mendapati Vansa tengah bermain handphone dengan ditemani oleh Valen yang juga sibuk dengan handphone nya.

Sedangkan Elena masih izin kerumah temannya untuk mengerjakan tugas kuliah,dan sekarang Valen akan sendiri dirumah.

"Eh maaf yah Van aku buat kamu lama nunggu" ucap Felina membuka suara membuat kegiatan mereka masing-masing terhenti dan segera Vansa memasukkan handphone kesaku lalu bangkit berdiri diiringi senyuman manis yang sudah melekat diwajahnya.

"Enggak papa karena aku tahu kamu akan tampil cantik khusus untuk ku" gombal Vansa sambil menatap binar penampilan Felina yang benar-benar elegan namun sederhana.

"Darimana belajar pake baju kek gini?" Tanya Vansa kembali karena baru pertama nya Felina memakai celana yang lumayan pendek. Meskipun begitu Vansa akan tetap waspada dengan mata keranjang yang menatap penampilan Felina.

"Dari kak Elena...akukan pengen cantik depan kamu"ucap Felina ragu-ragu lalu menunduk kan kepalanya malu. Dengan segera Vansa mendekat lalu membelai rambut panjang Felina sambil tersenyum,"oke tapi sama aku ajah pake baju cantik,yang lain kagak boleh".

Mendengar ucapan Vansa, Felina langsung menegakkan kepalanya dan tersenyum sambil mengangguk mengerti ucapan Vansa yang sebenarnya bisa dikatakan berada difase cemburu melihat Felina tampil seperti ini didepan cowok lain.

"Oke tenang ajah...yaudah yuk keburu malam banget" ajak Felina lalu pamit kepada Valen. Setelah itu mereka berdua pergi dengan menaiki mobil Vansa dan mereka melajukan mobilnya normal.

๐ŸŒ ๐ŸŒ ๐ŸŒ 

"Vansa...ini kebanyakan tahu mana muat sama perut aku apalagi mah perut kamu" Rajuk Felina saat melihat meja dipenuhi oleh makanan yang lebih dari kata cukup.

Lebih tepatnya mereka berada disebuah restoran yang unik dengan pernak-pernik lucu membuat suasana nya tidak terlalu garing dipandang. Felina yang pada saat itu melihat meja dipenuhi oleh makanan hanya merajuk.

"Ayolah Fel...tengok noh badan kamu makin kurus,jelek" sindir Vansa membuat mata Felina membulat seketika.

"Woy aku tuh cantik, perasaan aku tambah cantik kalau makin kurus nampak body" puji Felina pada dirinya sendiri.

"Kagak beda jauh..."

"Tapi kata orang aku tuh cantik kalau kek gini apal-"

"Itu karena dia seneng elu kayak gembel ngak pernah dikasih makan...mereka muji atas apa yang sebenarnya dihina"

"Serah pokoknya aku cuma mau nya makan mienya doang"

"Yaudah....aku minta maaf nih yah, padahal aku pengen suasana nya tuh damai,seneng nih kok malah bertengkar mulu kayak Tom and Jerry" ucap Vansa yang sekarang tidak mood makan.

"Kamu marah?"

"Enggak"

"Ih kamu marah tuh,kan kagak seru dahlah" Felina bangkit berdiri lalu pergi keluar dari restoran.

"Lah main pigi segala, Untung cewek gue" Vansa akhirnya mengejar kekasih nya itu yang ternyata duduk dikursi yang sudah disediakan didepan untuk menikmati bintang yang berserak di langit yang sendu dan dihiasi bulan yang sekarang tampak cerah.

Vansa menatap cewek yang sedang menatap keatas lalu dengan segera Vansa mendekat tepat didepan Felina,Vansa mengecup bibir manis Felina. Refleks Felina terkejut dan menatap lekat mata Vansa.

"Maafin aku yah"suara lembut itu terdengar dari mulut Vansa. Sangat lembut hingga membuat jantung Felina berdetak kencang.

"Kagak mau..."

Cup....

Sekali lagi Vansa mengecup bibir manis Felina membuat gadis itu sekarang malu, untungnya tidak ada orang disini.

"Maafin aku,akukan pengen buat kamu seneng kayak dulu pertama kali kita makan sama" ucap Vansa mencoba mengingat kejadian dimana Vansa mentraktir Felina dirumah makan terdekat.

"Iya deh...aku juga minta maaf karena egois,maunya kamu harus nurutin aku padahal aku ngak pernah ngertiin perasaan kamu" Felina menunduk sedih dan dengan cepat Vansa menegak kan kepalanya.

"Jangan kek gitu.... mending kita masuk ajah lanjut kalau ngak habis ngak papa" Vansa menjulurkan tangannya dan Felina menerima juluran itu lalu mereka berjalan untuk masuk kembali ke restoran.

Bersambung....

Pengen ajah gitu buat eps Vansa sama Felina mesra-mesraan:v