Suara tangisan terdengar diarea belakang sekolah. Yak lebih tepatnya Felina sedang berada disana dan menangisi kejadian yang tadi dikantin. Sungguh Felina tidak menyangka kalau Vansa melakukan hal yang diluar nalar.
"Dia berbohong kalau dia benci sama Evelyn,tapi apa ini? Dia main dibelakang...kalau dia ngak suka sama gue,ngak usah sok berperasaan. Gue jijik sama elu"
Tiba-tiba Vansa datang dengan nafas yang sudah ngos-ngosan. Dia menatap Felina yang sudah menangis sejadi-jadinya. Dia menyesal karena tidak memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Pelan-pelan Vansa mendekat membuat Felina sadar akan kedatangan nya. Tatapan benci sudah terlihat dari mata Felina,dan rasa tidak suka pada Vansa sudah terlihat dari mata dan gerak tubuh Felina.
"Fel..."
Vansa meraih tangan Felina dan langsung saja gadis itu menghempaskan tangan nya kasar lalu Felina bangkit berdiri dan pergi.
Kali ini Vansa tidak mengejar,karena dia tahu kalau dia salah. Sambil menatap punggung Felina yang sudah menghilang, Vansa menjambak rambut nya gusar.
"Gue memang bodoh...demi orang yang selama ini gue benci,gue rela bohong dengan orang yang gue sayangi"
๐ ๐ ๐
Selama jam pelajaran Felina pindah bangku karena tidak ingin dekat dengan Vansa kali ini. Dia benar-benar ingin menenangkan diri sementara. Hingga akhirnya jam pulang sudah berbunyi. Dan dengan segera Felina pulang untuk kali ini pulang bersama Vano.
Selama perjalanan berlangsung, Felina tidak bersuara sedikit pun,Vano yang mengemudi hanya bisa fokus pada jalan dan merindukan keceriaan gadis itu.
"Fel...elu mau pulang langsung?"
Felina mengangguk sambil menatap Vano lalu tersenyum walau terpaksa.
Vano hanya mengangguk lalu melajukan kembali mobilnya kini dengan tempat lokasi yang berbeda atau tidak diperjalanan kerumah Felina.
Felina yang akhirnya sadar langsung menatap jalan dan kembali menatap Vano," kita mau kemana?"
"Gue ngak mau elu pulang mukanya musam mulu,jelek tahu ngak" sindir Vano lalu senyam-senyum.
Felina tidak ingin berdebat dan hanya menerima apa yang katakan cowok yang sudah dekat dengannya.
Tidak menunggu lama mereka akhirnya tiba disebuah danau yang benar-benar sejuk dan segera Vano keluar dan menyampari Felina yang masih didalam mobil.
"Yuk...mampir dulu karena gue tahu hati elu masih sakit gegara Vansa"ajak Vano sambil membuka pintu Felina.
Hanya mendesah, Felina langsung keluar dan berjalan beriringan bersama dengan Vano untuk mendekat mendapat pemandangan danau yang benar-benar indah.
Dalam-dalam Felina menghirup udara segar ini sambil tersenyum manis tanpa disadari Vano menatap dirinya lalu berbalik pandangan.
"Gue ngak tahu kenapa Vansa bisa ngelakuin hal kayak gini"ucap Felina tanpa membuka matanya.
"Mungkin dia punya masalah dengan kaitannya sama Evelyn,karena yang gue dia ngak suka ama Evelyn"
Felina membuka matanya lalu menatap Vano tajam,"elu kenal banget yah ama dia?"
"Bukan sekedar kenal....tapi adek Abang"ucap Vano jujur membuat Felina menganga.
"Abang... maksudnya apaan?"
"Vansa itu adik gue,tapi beda orang tua. Jadi gini gue punya nyokap tapi bokap gue udah ninggal, sedangkan Vansa dia punya bokap tapi nyokap dia juga ninggal hingga akhirnya orang tua kami udah ada hubungan dan memutuskan untuk nikah,jadi kami harus jadi saudara tiri dan kami cuma beda beberapa bulan doang...gitu"
Felina mengerti dan hanya mengangguk saja,"kenapa elu ama Vansa ngak pernah kasih tahu gue,dan cowok yang dirumah elu itu Vansa?"
"Tepat sekali....dan mungkin Vansa ngak terlalu jelas liatin elu makanya dia B ajah ama Gue,udah biasa"
"OOO gitu yah.... kapan kalian bisa akur?"
Vano hanya mengangkat bahunya lalu berjalan menuju tukang es kelapa dan kemudian diikuti oleh Felina. Mereka tiba dan memesan kelapa muda agar bisa menyantap hidangan ini sambil memandang danau yang benar-benar indah ini.
"Siap kita minum kita pulang yah"
"Iya .."
Felina tersenyum lalu menenguk air kelapa muda itu yang benar-benar enak dan nikmat.
"Vano...."
"Hhhmm...."
"Makasih udah buat gue senang"
"Udah dihabisin dulu"
"Iye..."
๐ ๐ ๐
Hari ini Felina pergi sekolah dengan mood yang kurang bagus. Saat ini Felina tengah menikmati roti yang tadi dia bawa sambil menunggu Vano. Yah semalam Vano bersikeras untuk menggantar Felina besok karena takut Felina tidak akan pergi sekolah besok.
Tidak lama menunggu,mobil Vano sudah terlihat didepan mata Felina persis seperti yang dulu Felina liat saat kenal dengan Vano saat hujan dulu.
Dengan segera Felina masuk kemobil dan Vano melajukannya dengan baik lalu menatap Felina sekejap.
"Ngimana semangat?"
Felina hanya mengangguk lalu tersenyum sambil menatap Vano yang masih fokus mengemudi,"semangat dong...usah capek badmood terus"
Mendengar hal itu Vano kemudian tersenyum lalu mengacak rambut Felina membuat gadis itu sedikit cemberut.
"Iii apaan sih Vano...rusak tahu rambut gue,udah capek nih gue keramas bersih-bersih"
"Biarin...gue suka kalau elu jadi gila" ucap Vano bercanda lalu dengan cepat Felina mencubit lengan Vano membuat pria itu meringis kesakitan.
"Aahaaakk....ampun neng"
"Mampuss... akibat elu udah ngerusak rambut cantik aku" ucap Felina sambil bergaya layaknya perempuan feminim.
"Iii gila..."ilffel Vano membuat merekaย tertawa terbahak-bahak.
Sesampainya mereka disekolah, Vano memarkirkan mobilnya lalu keluar bersamaan dengan Felina. Dan ternyata Vansa sudah menatap mereka berdua sedaritadi bersamaan dengan siswa-siswi lainnya..
Felina yang tidak mengetahui keberadaan Vansa hanya terlihat biasa saja lalu menarik tangan Vano untuk menemaninya menuju kelas,sungguh itu menyakitkan bagi Vansa.
Dia memang harus mendapatkan balasan menyakitkan seperti ini,jadi begini sakitnya ketika Felina menatap dirinya bersama Evelyn. Sakit.
Vano yang ditarik Felina hanya pasrah lalu tersenyum sambil berjalan beriringan bersama Felina menuju kelas gadis satu ini.
Dengan alasan Felina tidak ingin sendiri menuju kelas karena dia tidak ingin melihat Vansa sekarang ataupun diganggu oleh Vansa sekarang. Dia ingin fokus pada moodnya.
Setelah nya mereka dikelas Felina langsung meletakkan tasnya diatas meja lalu melihat Naila dan Rena yang sudah mengobrol sambil menunggu kedatangan Felina.
"Eh Felina... cowok baru?" Ucap Naila dan langsung mendapat tempeleng dari Felina membuat Rena dan Vano yang menatap hanya tersenyum.
"Pacar pala kau peyang...ini tuh Vano teman gue,minat chat gue...kyu Van gue antar elu kekelas" ucap Felina lalu menarik Vano keluar dari kelas.
Naila yang mendengar hanya menganga dan berteriak bangga kepada Rena karena kali ini Felina memberikan sebuah laki yang cukup cakep kepadanya.
๐ ๐ ๐
"Jadi ngimana hubungan elu ama Vansa?" Tanya Vano sambil mengaduk minuman nya yang belum kunjung dia belum.
Felina yang sedang makan hanya santai saja lalu menatap sejenak Vano yang berada tepat didepan dia persis.
"Gue sih owh ajah...males gue hari ini ngurusin cinta mulu,goblok iya jadinya" ucap Felina tanpa melepas aktivitas makannya.
Vano hanya mengangguk lalu tiba-tiba pandangan Vano tepat kearah Vansa yang ternyata sudah menatap adegan mereka sedaritadi.
"Fel...Gue toilet bentar yah..."izin Vano membuat Felina berhenti sejenak.
"Yaudah deh jangan lama-lama yah" ucap gadis itu lalu melanjutkan acara makannya.
Setelah Vano pergi disitulah Vansa datang untuk berbicara baik-baik kepada Felina,gadis yang dia rindukan sedaridulu. Dia rindu dengan gadis yang selalu menghiasi hidupnya.
"Fel..." Panggil Vansa dan Felina langsung menoleh keatas mendapati Vansa. Dan benar saja Felina bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya pergi jauh dari Vansa.
Reflek Vansa menangkap cepat tangan Felina dan langsung dihempaskan oleh gadisnya itu.
"Apa?mau bilang kalau elu tuh ngak bisa hidup tanpa gue karena gue tuh milik elu?atau mau bilang kalau gue tuh harus ngertiin elu walau sikit?basi! Gue muak tau dengar ucapan elu yang udah terkenal murahan! Mulai hari ini jangan pernah dekatin gue,karena gue udah muak nengok muka elu yang sok perhatian tapi aslinya busuk" ucap Felina panas dan pergi menjauh dari area kantin.
Semua menatap adegan panas mereka.
Iiii kasihan banget Vansa gue...kalau gitu mending sama aku ajah...
Iya nih Felina sok cantik sok nolak cinta Vansa....
Tambah jijik gue....uluh Vansa aku jadi sedih deh...
Hajar ajah kali Felina nya biar tahu rasa...
Begitulah kata-kata sindiran dari kaum hawa yang melihat serta mendengar kata-kata pahit yang keluar dair Felina.
Tapi Vansa mengabaikan mereka lalu pergi mencari Felina,tidak ingin menyerah apalagi memberi kepada orang lain. Karena Felina adalah milik Vansa. Biar kata orang kalau Vansa keras kepala,yang terpenting Felina harus ada disampingnya. Sampai kapanpun.
Kasihan banget sih Vansa nya...
Vano kok jadi sosweet gitu
Felina you strong:)