Hari sudah pagi dan Felina sudah bersiap-siap dengan matang sempurna,senyuman dari wajahnya tidak pernah pudar.
"Woy....senyum mulu, lama-lama elu kayak orang gila tau ngak!" Sindir Valen yang sedaritadi memperhatikan kakak gendutnya itu.
Dengan sigap Felina menatap Valen histeris,"bukan urusan elu...yang senyum gue kok elu nyocot mulu"ucapnya dan segera memasukkan roti kedalam mulutnya.
"Udah...jangan tengkar mulu, lama-lama mama jadi stres nanti"ucap Rina,sang mama.
Valen dan Felina hanya terkekeh lalu segera berangkat kesekolah. "Mah kalau gitu Felina berangkat dulu yah" pamitnya lalu menyalim sang mama yang paling dia sayangi itu.
"Iya...rajin belajar,jangan main-main" pinta Rina dan langsung diangguki oleh Felina. Setelahnya gadis itu berangkat dengan menaiki angkutan umum yang sudah menjadi langganan nya itu.
Tidak menunggu lama, Felina sudah tiba dan disaat itu juga Reino menatap dirinya licik lalu pria itu kembali menatap arah jalan nya kesekolah.
Felina yang ditatap itu sedikit kebingungan dengan cowok yang diidolakan para siswi disekolah. Tanpa pikir panjang, Felina melanjutkan perjalanannya. Belum sampai dikelas, Felina disambut oleh Reino yang sudah memegang sesuatu sambil menatap Reino penuh arti.
"Datang juga...gue udah nungguin elu mau kasih kabar yang gembira" bisik Reino lalu pergi mengisyaratkan Felina untuk ikut mengekor dirinya.
Felina dengan santai melangkah mengikuti jalur Reino hingga berhenti tepat dibelakang sekolah. Belum ada orang disini karena memang hari ini cuaca masih terlalu pagi.
"Mau apa elu? Mau tau tentang Vansa?" Ucap Felina nyosor sambil menyilang kan tangannya didada.
Reino yang mendengar hanya tersenyum licik dan memberi dua foto kepada Felina. Dengan refleks terkejut Felina menatap kedua foto itu yang jelas-jelas dimana dia dan Vansa sedang berada di apartemen berdua.
Difoto Felina digenggam oleh Vansa yang tengah membuka pintu apartemen Vansa dan raut wajah mereka terlihat bahagia pada saat itu. Dan apa yang dilihatnya itu diluar dugaan, Felina semalam tidak melakukan apa-apa bersama Vansa semalaman.
"Elu! Berani banget yah nguntit kami dibelakang...dengar yah gue sama Vansa ngak ngapain-ngapain dan gue mohon jangan publik foto ini kesemua orang" pinta Felina yang tak diacuhkan oleh Reino.
"Perkataan elu bakal kalah sama foto ini...gue bisa ajah nginjak kalian berdua saat gue tempel foto nih dimading" ucap Reino santai.
Dengan penuh amarah Felina meremas kedua foto itu dengan sepenuh tenaga sambil menatap tajam Reino yang masih terlihat santai.
"Silakan ajah elu sobek,elu injak,elu makan sekalian tuh foto...karena foto elu berdua masih ada di kamera gue dan oh iya semoga elu beruntung" Reino melangkah dan sejenak berhenti tepat disamping Felina kemudian menepuk pundak Felina pelan lalu segera melangkah pergi menuju kelas.
Sedangkan Felina hanya terdiam dan bingung harus melakukan apa, apakah ini akhir dari sebuah cerita Felina dan Vansa? Jangan sampai karena Felina hanya ingin Vansa dan tidak siapapun boleh merebut nya. Tapi itu akan hangus, tapi hanya sementara. Karena Felina yakin pasti ada jalan keluar dari setiap masalah.
🌠🌠ðŸŒ
Selama pelajaran,Felina tidak peduli pada Vansa yang sedaritadi menatap dirinya dengan penuh arti. Dan selama Felina masuk kekelas saat itu, mood Felina tidak bisa dimengerti oleh semua orang termasuk Rena dan Naila.
"Fel..." Panggil Vansa dengan suara kecilnya. Tidak ada sahutan dari wanita itu, yang ada Felina sedikit mengeset kursinya menjauh dari Vansa dan tetap memandang lurus materi yang sekarang mereka pelajari.
Hingga akhirnya suara lonceng istirahat berbunyi, membuat suara hati siswa siswi bersorak riang dan ibu Kya juga segera kembali ke kursi nya dan membereskan alat tulis serta absen siswanya.
"Baiklah anak-anak, pelajaran sampai disini dan Minggu depan kita akan melakukan ulangan harian ketiga...silakan kalian boleh istirahat"ucap terakhir buk Kya lalu melangkah keluar kelas.
Dengan cepat juga Naila dan Rena menghampiri bangku Vansa dan Felina yang sangat sepi,tidak ada percakapan diantara kedua joli itu.
"Fel... Kantin yuk" ajak Naila dan langsung saja Felina bangkit berdiri dan berjalan menuju kantin dan seperti biasa Naila serta Rena mengekor.Â
"Vansa...Luan yah" pamit Rena yang hanya disenyumi oleh Vansa.
Yang Vansa pikirkan hanya Felina. Cewek yang berada duduk disampingnya itu,yang secara tiba-tiba diam dan seperti tidak ingin lagi berteman dengan Vansa.
Tanpa pikir panjang, Vansa berlari menuju kantin untuk meminta penjelasan lebih detail kepada Felina.
Sampainya dikantin,Vansa mendapat Felina sedang makan dengan gaya seperti tidak nafsu makan dan memikirkan sesuatu yang tidak diketahui oleh Vansa.
Dengan segera,cowok satu ini berjalan mendekati Felina lalu menangkap lengan gadis itu. "Ikut gue"pinta Vansa dan segera menarik Felina, membuat gadis itu terpaksa berdiri dan mengekor Vansa yang membawa dia entah kemana.
"Apaan sih Van...lepasin!!!"
"Vansa...lepasin,elu tuli yak!!"
"Hey...gue lagi ngomong tuh dibales"
Sama sekali tidak ada sahutan dari Vansa membuat Felina mencoba berhenti dan menghempaskan genggaman Vansa membuatnya terlepas seketika jauh dari lengannya.
"Elu kenapa jauhin gue?"tanya Vansa kini tampak serius dengan khas suara yang sedikit lembut.
Felina hanya diam menatap kesana-kemari tidak tahu harus menjawab apa.
"Gue lagi nanyak elu kenapa jauhin gue?" Tanya Vansa sekali lagi yang kini sedikit tegas dari yang pertama.
"Karena gue ngak suka liat elo! Asal elu tahu yah,gue tuh dekat ama elu karena gue pengen ngehancurin cowok yang sok kegantengan dan sesukanya baperin cewek...elu ingat yah gue bukan cewek kayak Evelyn yang bisa dihipnotis sama kegantengan yang cowo punya"
Felina berusaha tampak marah dan bersikap tidak suka padahal hatinya benar-benar hancur untuk mengatakannya. Apa yang Felina ucap sebenarnya tidak benar. Vansa tidak seperti apa yang Felina ucap.
"Maafin gue Van...ini demi elu dan gue juga, gue ngak mau elu kena masalah gegara gue"
"Fel...asal elu tahu yah,gue bukan cowok yang elu ucap tadi...dan gue benar-benar sayang sama elu"
"Bohong!!!semua cowok emang ngampang bilang kayak gitu padahal hatinya sebenarnya busuk!"
"Fel...gue suka ama elu"
Skatmat.
Felina terdiam dan langsung menatap mata Vansa yang sekarang benar-benar serius dari biasanya. "Elu bo... bohong kan?"
"Gue serius...gue suka sikap elu,gue suka tembem elu,gue suka cerewet elu, gue suka ama kecintaan elu sama snak favorit elu,gue suka sama gaya elu,gue suk-"
"Cukup!!!gue udah muak tahu ngak!"
Felina langsung berjalan melangkah jauh dari hadapan Vansa, hati nya sudah benar-benar sakit. Bagaimana tidak? Cowok yang sangat dia benci kini selalu ada untuknya. Cowok yang dia anggap merepotkan kini seperti teman curhat baginya. Cowok yang menurut dia sok kegantengan ternyata memiliki hati yang tulus.
Ditoilet,Felina nangis sesedu-sedunya. Dia mengeluarkan semua kekesalannya terhadap perilaku nya tadi. Apa perkataannya menyakitkan?Felina tidak tahu, baginya itu cukup menyakitkan.
"Reino sialan!!!"
Vansa ama Felinanya lagi break donk,, bertahan kah Vansa untuk menghadapi situasi ini? atau memilih melupakan Felina dan memulai kehidupan baru nya?
Tunggu part berikutnya yah gaess
Maaf nih lama banget nge update
Iya-iya lain kali bakal dicepatin kok hehehe ....
Budayakan vote and coment sesudah membaca,awas ajah kagak,,hehe canda imuttz:)