Perjalanan menuju rumah sedang macet membuat jam pulang Felina menjadi lama.
"Yah...macet coba kian gue ngak naik nih mobil pasti gue udah luan nyampek" guman Felina yang masih terdengar oleh Vansa.
"Yaelah bilang ajah lu senang diantar cogan pake mobil mewah"ucap Vansa percaya diri membuat Felina ingin muak.
"Malahan gue pengen banget tonjok nih mobil tahu ngak...."
"Banyak ngomong Lo...dimana cewek bakalan senang banget diantar cogan pake mobil mewah.."
"Terus emang semua cewek itu sama?beda! Malahan gue lebih baik naik angkot dibanding nih mobil...ck..."
"Ooo...gue tahu... jangan-jangan didalam angkot yang sering lunaiki ada cogan kali...."
"Enak ajah yah lu ngomong...gue mah setia sama satu cowok...gue tuh ngak kaya sih Evelyn dapat satu cari yang lain!!"
"Oooo.... ngomong ngomong cowok Lo siapa?gue pikir lu ngak punya cowok"
Skatmat.
Felina terdiam sejenak dan menatap lurus Vansa yang masih fokus mengemudi.
"Gue...gue sih blum punya cowok...tapi kalau misalnya gue pun-"
"Hahahahahaha...."kekehan Vansa begitu kuat dan jelas membuat Felina sedikit kesal dan malu atas apa yang terjadi sekarang.
"Haha...lu yah kalau ngomong ingat keadaan kek..."
"OH..."
🌠🌠ðŸŒ
"FELI PULANG!!" Teriakan Felina memenuhi isi rumah membuat sang ibu yang sedang menonton TV akhirnya terhenti dan mengutamakan kedatangan anak gendutnya itu.
"Sayang kenapa cepat banget pulangnya?buat ulah yah.." Rina curiga saat Felina pulang lebih awal dibanding Valen.
"Iiiiihhh...mama sejak kapan juga Feli buat ulah...auh ahk..Feli mau makan" Felina yang tadinya duduk di sofa akhirnya bangkit berdiri untuk segera mengambil makanan di dapur.
"Mama ajah yang ngambil...kamu gih ganti baju nanti seragamnya keburu bauk"
"Makasih mah"
Cup.
Felina mencium pipi Rina yang begitu dia sayangi karena Rinalah ibu terbaik didalam hidup nya.
Tanpa Rina mungkin Felina tidak bisa hidup bahagia seperti ini.
Felina segera naik ketangga untuk menuju kamarnya yang dihiasi biru kesukaannya.
"Hai kamar gue penat Banget" sampai dikamar Felina langsung menyosor menuju ranjang dan membaringkan dirinya sejenak.
Tuninut....tuninut....
Suara dari balik telepon memaksa kan tubuh besar Felina untuk segera mengambil benda tipis itu diatas meja belajar nya.
Naila
Yuk...kita kelapangan nonton basket bareng Rena...pliss deh Fel
Felina mendapat pesan dari Naila yang menurut dia tidak terlalu penting.
Tapi apa boleh buat Felina mau tidak mau harus tetap membalas SMS itu kalau tidak mungkin kedua sahabatnya besok akan berceramah satu jam disekolah.
Males gue...lu berdua ajah
Deh...
Gak asih nih Feli...
Pliss Feli yayaya...
Otw...
Felina meletakkan teleponnya dan segera bersiap siap untuk segera pergi menuju lapangan sekolah.
Dan tentunya menyediakan headset karena kalau tidak Felina akan selalu mendengar teriakan para ciwi-ciwi saat salah satu Cogan mencetak bola kering.
"Males banget gue..."
🌠🌠ðŸŒ
"REINO....REINO....REINO...."
suara teriakan dari para ciwi-ciwi pecinta Reino,cowok tertampan disekolahnya tapi masih gantengan Vansa.
Felina yang pada saat itu tengah berada dibangku penonton menikmati pertandingan ini dengan snak dengan sebotol air minum yang memang sudah dia sediakan sebelum berangkat.
"Reino..huhu...pasti menang" teriak Naila membuat telinga Felina seakan ingin pecah.
"Bisa ngak lu semua diam..." Pinta Felina yang membuat kedua sahabatnya menatap dia tajam.
"Fel...kita tuh kesini ingin memberi sorakan meriah biar Reinonya menang" Ucap Naila yang tidak sama sekali digubris oleh Felina.
"Bodo ah..." Felina bangkit berdiri lalu melangkah pergi keluar dari bangku penonton.
"Mau kemana Fel..?" Tanya Rena saat melihat Felina pergi begitu saja.
"Toilet..."
Diperjalanan menuju toilet Felina dipertemukan lagi oleh Vansa,cowok yang dibenci oleh Felina.
Dengan santainya Felina melangkah mendahului Vansa tanpa peduli sekitar.
"Tunggu..." Vansa memegang tangannya membuat jantung Felina seketika berdebar.
"Pliss deh...Napa nih jantung deg-degan mulu dah..."
Felina berbalik dan langsung melepas genggaman tangan Vansa dari tangannya.
"Apaan sih Lo..."
"Lo mau kemana?"
"Toilet...apa?mau ikut?"
Ucapan Felina membuat senyuman dari wajah Vansa terlihat membuat Felina menjadi gugup.
"Hayo..." Vansa mendekat kearah Felina membuat gadis ini gugup setengah mati.
"Apaan sih Lo..." Felina mendorong Vansa hingga cowok itu jatuh tersungkur dan Felina segera berlari untuk menjauh dari dari Vansa.
🌠🌠ðŸŒ
"FELINA..."
Teriakan Naila memenuhi ruangan kelas membuat semua orang menatap dia heran dan Rena yang berada di dekat Naila menjadi malu lalu mencubit temannya itu.
Vansa yang sedang mengerjakan PR langsung menoleh sejenak lalu kembali fokus pada PRnya.
"Hai Vansa...." Sapa Naila sebelum bertemu dengan Felina.
"Hai...." Vansa Tersenyum lalu kembali menatap buku PRnya.
"Fel...lu tahu ngak kalau Reino menang dalam pertandingan bola basket semalam...gue seneng banget"
"So... masalah nya ke gue apa? lagian gue udah tau" Ucapan Felina membuat mood Naila dan Rena menjadi turun drastis.
"Bdw....Reino itu siapa yah?" Selesai mengerjakan PR nya Vansa ikut bergabung dalam obrolan para cewek yang sebenarnya tidak terlalu penting.
"Eh Vansa...Reino itu cowok tertampan disekolah ini dia juga pande main basket...ngak ada yang bisa ngalahin dia" ucap Naila dengan senyum senyum.
"Ngimana gue lawan dia main basket?" Tanya Vansa sambil tersenyum.
"What?Vansa gue saranin deh jangan...dia itu udah lawan lima sekolah dan ngak ada yang bisa kalahin dia...tapi kalau lu bisa gue bakal bilangin deh"
"Gue tunggu nanti..." Ucap Vansa lalu pergi dan menatap sejenak Felina.
"AAAHHKK...suer gue ngak nyangka...para cogan bakalan bertarung basket...bakalan seru nih..."
Naila menjadi kesurupan hantu cogan membuat Felina menjadi malas dengan sikap kedua sahabatnya ini semenjak kedatangan Vansa.
🌠🌠ðŸŒ
Pulang sekolah adalah hari kebanggaan dimana para siswa dan siswi akan pulang tapi hari ini beda dengan yang biasanya.
Dimana Reino menerima tantangan Vansa membuat seluruh warga sekolah menonton pertandingan panas ini.
Vansa satu tim dengan Reyza, Wanda,Dika,Raja,dan Adit. Sedangkan Reino bertim dengan anggota biasanya.
"Fel...ayok dong...Lo ikut dukung Vansa sekalian siapa tahu kelas kita menang terus bisa mengharumkan nama kelas kita." Naila dan Rena menyakinkan Felina untuk ikut berkumpul dan menonton acara pertandingan.
''males"
''ya lu mah nggak seronok please deh Feli ya ya" Naila merayu dan terus berusaha mencari cara agar Felina mau.
Karena Felina sikapnya tidak mau ribet akhirnya dia menerima tawaran itu dengan hati yang terpaksa.
"Tapi lu semua jangan teriak didekat gue..."
"OKE!!!" Ucap Rena dan Naila secara bersamaan membuat telinga Felina pekak.
Mereka bertiga akhirnya berada dibangku penonton dan pertandingan baru dimulai.
Dilihatnya Vansa yang sudah mencari tempat yang cocok untuk mengambil bola dari lawan.
"Gue yakin lu pasti bisa Vansa..." Ucap Felina dalam hati.
Seketika itu juga Vansa menatap Felina membuat gadis bertubuh besar ini sedikit gugup atas tatapan yang diberi Vansa dengan tulus.
"Semangat...."
Vansa mengangguk seakan tahu apa yang dikatakan oleh Felina.
Tapi Felina tidak peduli dan hanya fokus pada pertandingan yang sangat panas ini.
Reino yang memegang bola mulai bergerak dan Vansa beserta tim yang lain langsung mengambil teknik untuk bisa mencapai bola itu.
Dan....
"YEYEYE....VANSA.....!!!!"
Vansa berhasil mengambil bola dari Reino dan pas memasukkan bola itu kedalam ring.
Waktu yang singkat untuk mencetak satu gol membuat para ciwi-ciwi semakin bergairah untuk menyoraki Vansa dengan semangat.
Felina yang melihat pertandingan itu juga mulai tersenyum dan sedikit senang.
Baperan dong okeeeee