Saat ini Felina dan Vansa tengah berada disebuah Cafe menikmati secangkir kopi dan duduk santai.
Vansa yang pada saat itu juga masih setia dengan benda tipis yang selalu dia lihat bahkan tidak mempedulikan Felina yang beberapa kali menghembuskan nafasnya gusar.
"Van..."
"Hmm..."
Sesaat kemudian Felina terdiam dan menatap terus Vansa dalam-dalam berharap cowok itu menatap dia kembali.
Panjang umur, Vansa mematikan telepon nya dan kembali menatap Felina membuat gadis itu sedikit kikuk.
"Apa? tadi elo manggil gue.." Vansa tersenyum manis dan itu bisa membuat Felina gugup seketika.
"Ehhm...aa...aku mau nanya sesuatu sama Elo...tapi elo harus jawab jujur"
"Tanya apaan tumben elo serius biasanya kagak..."
"Kenapa sih elo selalu dekat-dekat dengan gue padahal gue itu jelek,gendut, apalagi kayak gue ini ngak pantas dekat ama cowok kayak elo" ucapan Felina membuat Vansa terkekeh kecil dan memegang kedua tangan gadis ini,sontak Felina terkejut.
"Karena Elo itu adalah hidup gue...gue suka dengan cara elo...elo beda ama cewek yang dimana cewek lain berusaha dekatin gue dan elo? kagak.bahkan waktu gue kasih pinjam topi ke elo...elo malah nolak padahal waktu gue disekolah lain,gue juga pernah ngasih pinjam topi kecewek dan dia langsung nerima dan ngumbar kesemua orang..."
"Terus...."
"Dari situ gue tahu kalau elo adalah cewek langka yang jarang ditemui..."
Ucapan Vansa seketika membuat Felina tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha.....emang gue barang antik apa dibilang langka..." Kekeh Felina membuat Vansa seketika kecut.
"Gue lagi serius malah diajak bercanda..."
"Jangan terlalu serius...gue jadi lucu lihat elo..." Felina mulai menahan tawanya.
"Hehehe...hehe...tawak ajah terus sampek puas,males gue jadinya"
"Ih jangan marah deh...iya iya gue salah,mau cerita lagi atau pulang?" Tanya Felina.
"Pulang ajah deh soalnya udah mau magrib"
"Ayuk..." Felina dan Vansa bangkit bersama lalu segera keluar dari Cafe dan Vansa mengantarkan Felina.
🌠🌠ðŸŒ
"Fel...elo tahu ngak kalau ternyata Vansa itu teman SDnya Evelyn" Naila,Rena dan Felina sedang berada dilapangan basket melihat para siswa bermain basket termasuk Vansa.
"Lah masalahnya ke gue apa?" Tanya Felina balik membuat Rena dan Naila saling bertatap muka.
"Yah...kan elu dekat ama Vansa,gue iri banget dah ama elu. Evelyn yang secantik aduhai ajah susah dekatin Vansa" jelas Naila membuat Felina hanya mengangguk-angguk saja.
"Terus Vansa sama Evelyn kenapa ngak dekat?" Tanya Rena kembali karena penasaran dengan topik sebelumnya.
"Nah itu gue ngak tahu permasalahannya kenapa?" Naila memandang Felina pekat.
"Apaan!!"
"Fel...coba lu tanya sama Vansa kenapa Evelyn ngak dekat?tanya yah please...."
"Males"
"Lu mah males terus...hanya sekali ini ajah permohonan gue.."
"Hmm..."
Naila dan Rena langsung ber-tos tangan merayakan kemenangan yang akan mereka dapatkan.
🌠🌠ðŸŒ
Jam pelajaran telah usai dengan digantinya jam istirahat dimana Felina yang biasanya pergi kekantin untuk kali ini tidak.
Dengan alasan, Felina harus tahu.bukan-bukan ini bukan keinginan Felina. Felina terpaksa harus menanyakan sesuatu yang sebenarnya tidak penting baginya.
"Hai Van...." Sapa Felina yang membuat langka Vansa terhenti saat ingin keluar.
"Apa... tumbenan manggil gue duluan biasanya kagak. Pasti ada maunya kan"
"Kalau iya emang kenapa...teman gue noh si Naila kepo, kenapa elo ngak dekat ama Evelyn padahal kalian tuh teman SD?"
Deg.seketika Vansa terdiam tidak tahu harus berbuat apa-apa selain duduk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Ehem....nanti deh gue kasih tahu keelu...,hari ini gue laper yuk makan sama gue yang traktir..."
Seketika Felina terkagum dan melupakan pertanyaan yang tidak masuk akal itu dan memilih untuk makan bersama Vansa dengan gratis.
"Ayuk..." Felina menarik tangan Vansa membuat cowok ini tersenyum.
"Yaelah dibilang gratis langsung senangnya kelewatan"sindir Vansa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Felina.
"Yaudah ngak jadi..." Felina meninggalkan Vansa sendiri lalu melangkah cepat membuat Vansa harus mengejar.
"Eh jangan pergi dong...guekan cuma becanda yaudah yuk..."
"Hhhmm....."
Selama perjalanan kekantin Felina dan Vansa menjadi sorotan mata para siswa apalagi ciwi-ciwi yang sudah bergosip tidak terima kalau Felina dengan gampang nya mendekati pangeran mereka atau lebih tepatnya Vansa Anggara.
Sampainya dikantin,Vansa memesan makanan sedangkan Felina mencari tempat duduk yang pas yakni dipojok tengah.
"Nih makanannya...." Vansa datang membawa menu mereka dan Felina menerima tawaran itu.
"Eh makasih udah traktir aku.... kapan-kapan gue yang bakal traktir elu"
"Jangan...gue ajah karena dimana-mana Cowok yang harus memberi asupan sama cewek bukan sebaliknya..."
"Asupan? maksudnya?"
"Ngak ada...." Vansa cengar-cengir dan itu membuat Felina menaikkan bahu acuh tak acuh.
"Oh yah Van...ngimana pertanyaan gue bisa ngak dijawab?"Felina menatap erat Vansa yang masih fokus makan.
"Elo mau tau?"
"Kagak tapi teman gue...Naila"
"Kagak jadi deh...kalau elu ngasih tahu ama Naila gue jadi malu"
Felina mendesah gusar lantaran tidak akan mendapat jawaban dari teman nya satu ini.
"Yaudah deh gue bakal secret..."
"Janji?" Vansa mengacuhkan kelingking nya.
"Janji...." Felina mengaitkan kelingking nya pada Vansa membuat mereka berdua tersenyum.
"Oke...gue ama Evelyn itu emang dekat waktu SD,eh salah bukan dekat tapi satu SD. Jadi waktu SD gue dulu gendut...tahunya makan mulu Sampek ngak sadar kalau badan gue melebihi tronton. Mereka semua akhirnya ngejek gue...termasuk Evelyn. Gue dulu suka sama Evelyn dan pernah nembak dia waktu kelas 6 SD dan fiks gue malu banget karena gue ditolak mentah-mentah"
"Emangnya dia nolak ngimana?"
"Yah dia bilang kalau dia ilfeel pacaran ama cowok gendut kayak tronton ini. Terus hati gue sakit cuk...sakit banget"
"Lalu?"
"Lalu gue ngejalanin diet saat gue masuk SMP dan gue berhasil. Disitu gue terkejut karena apa?karena gue disitu ganteng banget...banyak yang muji gue dan para cewek-cewek disekolah bahkan kakak kelas gue suka dan berusaha dekatin gue. Yah gue waktu itu belum tahu ngimana caranya supaya mereka ngak dekatin gue karena gue merasa jadi terhambat gegara ini tadi karena gue ganteng gitu loh"
Seketika Felina tertawa terbahak-bahak tidak tahan pada cerita Vansa yang benar-benar kocak dibanding novel yang dia sering baca.
"Hahahaha.... seganteng apa sih elu Sampek kayak artis diembat terus?"
"Pandang gue..."
"Hah?"
Vansa menatap Felina serius membuat Felina menghentikan aksi makannya dan berusaha untuk tidak menatap Vansa kembali.
"Fel...tatap gue"
"Oo.. oke" Felina terpaksa menatap Vansa erat bahkan tatapan mereka tidak luput.
"Gantengkan gue?"
Shit.jantung Felina seketika berhenti berdetak kencang dan kembali normal seperti biasa.
"Iyain...daripada elu nangis"
"Berarti gue ngak ganteng gitu?"
"Menurut gue sih kagak... hanya mata juling doang yang bilang elu ganteng"
"Lah elu... sembarangan bilang gue ganteng kalau dilihat dari mata juling. Ini mah asli mau mata juling atau normal tetap sama"
"Serah...udah habisin makannya keburu masuk..."
"Iya bawel banget sigembul...."
Baper kek sekali ini ajah...pengen jadinya.
Sia-sia gue diet eh malah nih Felina bisa dekatin Vansa tanpa diet. Iri banget dang