Chereads / Cinta Perkilo / Chapter 5 - cemburu

Chapter 5 - cemburu

"gila.. gila...Vansa bisa ngalahin Reino,udah ganteng pande lagi main basket...uhh makin sayang dah ama si Vansa" Naila yang pada saat itu sedang menunggu jemputan bersama dengan Felina yang juga menunggu angkot.

"Palingan...Reino sengaja biar Vansa ngak malu maluin...." Ucap Felina santai tanpa merasa bersalah.

"Ehhm..hhkk..gu..gue pigi dulu yah Fel... bye" Naila yang pada saat itu mendapat kedatangan Vansa dari belakang Felina tanpa sepengetahuan Felina membuat obrolan mereka terdengar oleh pria tampan itu.

"Eh..Naila... malah ninggalin gue sendirian..." Wajah Felina seketika berubah menjadi kecut.

"Gue kan ada..." Tiba-tiba dari arah belakang Vansa berbicara membuat Felina berbalik badan dan mendapati cowok yang baru saja dia kritik.

"Vansa?kapan lu kesini?"

"Sejak lu bilang Reino sengaja biar gue ngak malu-maluin" ucap Vansa lalu Tersenyum.

"Ehhmm...kan emang iya" Felina mengaruk kepalanya lalu pergi tanpa memperdulikan Vansa.

Dengan cepat Vansa menarik tangan besar Felina dan menatap cewek itu lekat.

"Pulang sama..." Vansa menarik Felina hingga sampai disebuah mobil hitam tepatnya itu adalah mobil Vansa.

"Males gue ahk....entar macet"

"Kagak...buruan sana masuk"

Pasrah?itulah yang sekarang dirasakan Felina dan segera melangkah menuju kursi depan dan masuk kedalam mobil.

🌠🌠🌠

"FELI PULANG!!!"

Teriakan Felina seketika membuat telinga Valen dan Elena menjadi pekak.

"Woy...bisa ngak sih lu jangan tereak.." ucap Valen sambil menutup telinga.

"Oh..."

Felina segera melangkah menuju kamar tidur nya dan mandi karena badan besarnya sudah berkeringat dan lengket.

Selesai mandi suara dering telepon Felina mengentikan aksi mengeringkan rambut dan mengambil benda tipis itu.

08xxxx

Woy...save nomer gue Abang ganteng.

Felina terkejut sekaligus bingung tidak tahu siapa yang mengirimkan pesan WhatsApp sekonyol ini.

Tanpa ba-bi-bu Felina meletakkan kembali HP nya dan segera turun kebawah untuk mengambil snaknya yang ada didalam kulkas.

"Woy bogen...." Panggil Valen membuat tatapan dari Felina seketika tajam bagaikan silet.

"Apaan!"

"Bisa ngak kalau lu pulang jangan tereak-tereak...pekak nih telinga gue!"

"Bodo amat"

Setelah Felina selesai mengambil Snak, cewek bertubuh besar itu kembali ke kamarnya dan menikmati Drakor dengan campuran snak yang selalu bersamanya selama dia didunia.

Tapi aksinya terhenti saat pesan itu muncul lagi dari nomor yang tidak sama sekali dikenal oleh Felina.

08xxx

Yah ini tuh gue cogan...

Karena geram, Felina terpaksa menjawab WhatsApp dengan foto profil yang tidak ada sama sekali.

Lu siapa sih!!!

Perkenalkan nama gue Vansa Anggara,,cogan disekolah lu...

Skat.

Seketika jantung Felina berdetak kencang dan tubuhnya seakan diterpa angin kutub Utara yang begitu dingin.

Seumur hidup Felina,belum ada cogan setampan Vansa menchat dia bahkan tanda titik saja tidak pernah.

Oh...

Yak cuma dibalas gitu doang...

Jawab kek panjang lebar...

Males...gua lagi sibuk

Bye...

Felina mematikan langsung HPnya dan melemparkan benda tipis itu diatas ranjang.

Felina seketika senyam-senyum sendiri tidak waras. Padahal hampir dua tahun Felina tidak pernah mengagumi cowok tampan disekolah nya.

Tapi kali ini mungkin tidak! Semenjak Vansa Anggara datang kedalam dunia nya.

Felina tidak tahu mengapa Vansa begitu ingin sekali dekat dengannya yang terpenting Felina tidak boleh masuk kehati dengan sikap dan kata-kata cowok.

"Plis... Felina ngak boleh baper....aahkkk...."

🌠🌠🌠

Hari masih pagi tapi matahari sudah menyinari seluruh sudut sekolah hingga membuat jam olahraga Felina benar-benar melelahkan.

Ditambah dengan lari lapangan sebanyak lima kali membuat siswa siswi mengeluarkan keringat yang bercucuran hingga membasahi seragam sekolah yang sekarang dipakai Felina.

"Baik anak-anak...yang cowok silakan bermain bola basket dan perempuan harus dan wajib bermain bola Voli karena sekarang kita latihan bola voli"

"yak pak...capek tahu nanti keringetan" ucap salah satu siswi sembari mengipas dengan kedua tangannya.

"Kalian ini yah...jadi perempuan itu jangan lemah...kalian harus kuat dalam fisik bukan cuma perasaan ajah"

"Yahhh....."

Dengan kata terpaksa para siswi mulai melangkah menuju lapangan Voli dengan wajah yang kesal tapi tidak dengan Felina yang hanya santai dan bodo amat membuat Vansa yang terus menatapnya selalu terkekeh dan tersenyum sendiri.

"Aneh....."

Jam olahraga berlangsung sampai tiga jam terakhir, seluruh siswa mengganti pakaian dengan seragam biasa lalu berganti dengan lonceng istirahat membuat suara hati bersorak riang.

"Fel...yuk kita kantin" ajak Naila yang hanya mendapat gelengan dari Felina.

"Loh tumbenan lu Fel...Napa dang?" Tanya Rena yang tidak digubris oleh Felina sama sekali.

"WOY...FELINA MOISTURE ANALYZER!!

teriakan Rena membuat semua siswa menatap kearahnya begitu juga dengan Vansa yang baru saja datang bersama dengan Wanda dan Raja.

"Males..."

Hanya satu kata yang diucapkan oleh Felina membuat Rena dan Naila geram ingin mencubit pipi kembul Felina saat ini.

"Yaudah kalau gitu gue ama Naila Luan yah" pamit Rena yang kemudian diangguki oleh Felina.

"Vansa...ngimana cantik kan Wilsyanya? Lu sih dibilangin melawan mulu" ucap Wanda kepada Vansa yang sekarang ini sedang duduk disamping Raja.

"Yah gitu lah bro...cantik" jawab Vansa tersenyum tidak karuan.

Sakit? Iya sakit sekali saat Felina mendengar hal yang tidak pernah dibayangkan.

Makanya Felina kan gue udah bilang jangan kebaperan...lu itu gendut, jelek lagi.

"Biasa si Vansa udah ketagihan kayaknya tuh ama si Wilsya" pinta Raja membuat Wanda terkekeh begitu juga dengan Vansa.

Karena tidak tahan Felina segera bangkit berdiri hingga ketiga cowok itu menatap dia.

"Eh Bogen... tumben ngak kekantin" ucap Wanda yang melihat Felina dengan wajah merah padam.

"Serah gue..urusan sama lu apaan!!" Felina melangkah keluar pintu kelas tidak tahan dengan situasi yang bisa mengancam hidupnya.

"Hahaha...betul kata lu Van kalau si Felina itu udah ada rasa sama lu... buktinya dia naik pitam gegara bahas tentang si Wilsya" Raja yang melihat punggung Felina tidak nampak langsung terkekeh kuat begitu juga dengan Wanda.

"Ngak nyangka gue...lu penasaran banget ama tuh si Bogen" ucap Wanda membuat Vansa menyengir tidak mengerti.

"Bogen itu apaan njir?" Tanya Vansa polos membuat Wanda dan Raja saling menatap satu sama lain.

"Jadi lu kagak tahu nama panggilan Felina selama ini?"

"Belum..."

Pletak.

Wanda dan Raja bersamaan memukul kepala Vansa hingga meringis kesakitan.

"Anjir... apaan dah lu mukul gue...sakit bodo" ucap Vansa sambil mengusap jidat dia yang dipukul.

"Bogen itu udah familiar banget ditelinga para siswa disekolah ini... Bogen artinya Bocah Gendut" jelas Wanda yang hanya diangguki oleh Vansa pertanda bahwa dia sudah mengerti.

"Bogen?menarik tuh anak"

Bersambung.....