Jam istirahat kantin sudah berbunyi dan bertepatan Naila dan Rena datang untuk bisa dekat dengan Vansa.
"Ha..hai Vansa" sapa Naila dengan wajah yang merah merona dengan jantung yang berdetak kencang.
"Oh hai...nama lu siapa?" Tanya Vansa yang membuat Naila salting setengah mati.
"Gue Naila...dan ini Rena" jawab Naila yang tatapan nya tidak pernah lepas dari Vansa.
Rena yang saat itu juga merasa malu dan salting.
"Hai..Vansa gue Rena dan boleh ngak gue min-"
"Huss...alay banget dah minggir gue mau kekantin" Felina langsung menyosor ketiga makhluk astral itu, membuat Vansa hampir terjatuh karena terdorong oleh badan besar Felina.
"Anjirr lu Fel hampir jatuh nih gue" ucap Naila yang mendapat tatapan tajam dari Felina lalu cewek itu pergi keluar kelas untuk segera menuju kantin.
"Yaudah kalau gitu gue sama Naila Luan dulu yah..."pamit Rena yang kemudian disenyumi oleh Vansa.
"Oh iya...gue juga mau kekantin ngimana kalau gitu kita samaan kekantin" ajak Vansa yang membuat telinga Rena dan Naila naik lima meter.
"Hah?BOL-"
"Eh ngak deh Van gue ama Naila ajah..bye" Rena langsung menarik Naila jauh dari hadapan Vansa.
Vansa yang pada saat itu tersenyum geli melihat tingkah laku para siswi yang terus ingin mencoba-coba untuk mendekati dirinya tapi tidak dengan Felina.
Mulai dari sekolah lama sampai sekolah baru tetap sama saja, Vansa selalu diidolakan oleh cewek-cewek satu sekolah nya. Padahal Vansa menganggap semua laki itu sama tidak ada perbedaan nya tapi tetap saja perempuan membeda-bedakan mana yang ganteng dan tidak.
"Felina?kenapa dia ngak tertarik ama gue yak?" Vansa mengingat wajah Felina yang terlihat santai saat dekat dengan Vansa.
Padahal disekolah lamanya, saat Vansa duduk bareng dengan cewek,cewek itu malah melirik terus Vansa sampai pulang sekolah tapi kenapa Felina tidak?.
Semakin Felina bodo amat dengan kehadiran Vansa,maka rasa penasaran Vansa semakin dalam untuk terus mendekati Felina.
🌠🌠ðŸŒ
"Anjir gue ngak nyangka yah bakal dekat banget ama cogan apalagi kayak Vansa...tapi kalau sama Reino aduh sampai matipun gue ngak bakal bisa dekat ama tuh cowok"
Saat ini Naila,Rena begitu juga dengan Felina sekarang berada di kantin menikmati menu makanan yang biasa mereka pesan.
"Bisa ngak lu semua jangan pernah bahas Vansa mulu...bosan hidup gue lama-lama" Felina terpaksa harus ikut campur masalah ketampanan Vansa.
"Iye...kenapa sih lu ngak pernah tertarik ama cogan sih Fel... apalagi tuh Vansa sebangku ama lu" Rena mulai berceramah membuat kuping Felina panas sepanas panasnya.
"Males..."
"Males doang?pliss kita tukaran bangku" Rena mempinta Felina.
"Silakan... mulai hari ini juga ngak papa" jawab Felina santai yang masih tetap setia pada baksonya yang tetap dilahap ludas.
"What?no-no-no...Rena ngak boleh sebangku ama Vansa...im tidak terima" Naila yang pada saat itu sedang makan langsung berhenti dan mulai bertindak.
"Yaudah... Naila ajah yang sebangku ama Vansa" pinta Felina yang membuat mata Rena membulat seketika.
"Ngak... kan gue yang pertama minta"
"Ngak boleh...yang duluan ngajak kenalan gue jadi gue yang harus dekat ama dia"
"Ngak...gue yang pertama bilang ama Felina"
"Gue..."
"Gue..."
"Gue...."
"STOPPPPPPPPP!!!"
Teriakan Felina yang begitu besar membuat semua pasang mata menatap dirinya begitu juga dengan pertengkaran Rena dan Naila terunduh.
"Bisa ngak kalian diam sehari ini ajah..." Felina ngos-ngosan akibat teriakannya yang tadi begitu kuat.
"Gue saranin ajah...lu Rena duduk dikiri Vansa dan lu Naila duduk dikanan Vansa... imbang" Felina pergi meninggalkan kedua makhluk astral itu dan bergegas menuju kelas.
"Nih gegara lu...." Rena menuduh Naila membuat Naila naik pitam.
"What?hello apa ngak lu duluan"
"Lu..."
"Lu..."
"Lho...Lo...Lo...dan selamanya Lo...bye"Naila pergi meninggalkan Rena.
🌠🌠ðŸŒ
Jam pulang sudah berakhir dan bertepatan Felina mencari angkot untuk segera pulang walau kenyataan sudah lima menit lebih dia menunggu namun tetap saja hasilnya nihil.
Tidak ada satu angkot pun yang lewat didepan Felina. Terpaksa cewek gendut ini duduk disalah satu kursi dan menunggu tetap angkot yang akan membawa dia pulang.
Tin..tin...
Suara klakson mobil membuat lamunan Felina buyar seketika dan memandangi mobil yang tidak pernah dia lihat sama sekali.
Mobil hitam bak mewah ini belum pernah dilihat oleh Felina bahkan menumpang dan menginjak mobil tersebut.
Dari balik kaca mobil seorang lelaki tersenyum pada Felina dan itu adalah Vansa.
"Woy...nebeng sini..."ajak Vansa yang tidak sama sekali digubris oleh Felina.
"Kagak... makasih" ucap Felina santai lalu pergi saat angkot datang kearah dia.
Dimobil Vansa hanya tersenyum kikuk melihat satu cewek gendut yang tidak menyukai Vansa atau berniat untuk mendekati nya.
Padahal hampir seluruh siswi disekolah nya ingin pulang bareng dengan Vansa tapi kenapa Felina tidak?
Aneh tapi memang itu kenyataan nya.
🌠🌠ðŸŒ
Lagi-lagi cemilan Felina habis terkuras dikulkas padahal Felina baru semalam menyediakan snak untuk simpanan dia.
"Siapa yang makan cemilan gue?" Pertanyaan Felina membuat kedua orang tuanya serta kakak dan adiknya menatap Felina khawatir.
"Gu...gue" Valen,adik Felina mengangkat tangan mengaku dengan perasaan yang super takut.
"Lu yah...sini lu" Felina melangkah mendekati Valen dan berniat untuk menjewer adik satu-satunya yang paling nakal.
"Mama...Kak Feli mau makan aku..." Valen langsung berlari mendekati Rina yang sudah cengengesan melihat tingkah anaknya itu.
"Yaudah...kamu kan bisa beli lagi diminimarket nih papa kasih uang" ucap Andre dan merogoh saku celananya lalu mengambil uang senilai seratus ribu.
Felina hendak mengambil uang tersebut namun langsung ditangkis oleh Elena,kakak Felina satu-satunya.
"Pah... jangan sering kasih uang jajan ama Felina dong... papa ngak liat apa badan dia itu udah melebihi tronton" Elena menyindir Felina yang ternyata tidak direspon oleh adiknya.
"Hidup... hidup gue,yang ngejalanin kehidupan ini gue bukan Lo...hus gue mau beli" Felina langsung menyambar uang itu dan pergi begitu saja.
"Tuhkan papa sih..." Elena ngambek kepada Andre karena hal tersebut.
"Sudah...nanti juga adik kamu berubah dan merubah kehidupan nya...."
"Iya aku tahu tapi sampai kapan pah..."
"Sampai dia sadar..." Andre tersenyum lalu mengelus rambut Elena dengan pelan.
🌠🌠ðŸŒ
Felina tengah asik memilih snak yang akan menjadi cemilannya dirumah.
"Felina?"
Tiba-tiba panggilan seseorang membuat aktivitas mencari snak Felina terhenti dan menatap sipelaku.
Felina sedikit terkejut dengan kehadiran Vansa yang saat ini tengah tersenyum padanya lalu kembali pada snak nya.
"Lu suka snak?sama dong... tapi kenapa gue ngak pernah gendut kayak lu yah"
Hening.
Tidak ada jawaban dari Felina yang ada cewek tembem ini pergi meninggalkan Vansa sendiri dan segera menuju kasir.
"Berapa semuanya mbak?" Ucap Felina saat semua snak nya sudah dibungkus.
"Delapan puluh lima mbak..." Ucap Kasir itu dan Felina segera merogoh saku switer yang tengah dipakai.
"Aduh kemana yah uang gue perasaan gue taruk kesini"
"Mbak....buruan antrian panjang" ucap Kasir itu lagi yang membuat Felina sedikit resah.
"Nih mbak....biar saya ajah yang bayar" lagi-lagi Vansa datang sebagai pahlawan kesiangan dari belakang Felina.
"Oh...baik" kasir itu segera menerima uang Vansa dengan sedikit tersenyum akan kehadiran Vansa yang bisa dibilang ganteng.
"Mbak...buruan katanya antri" ucapan Felina menyadarkan tukang Kasir itu lalu memutar matanya lebay.
"Makasih..." Felina membalikkan badan setelah mengucapkan terima kasih kepada Vansa lalu pergi keluar minimarket tanpa menatap bahkan menoleh kearah Vansa.
"Pacar yah...?" Tanya kasir itu kepada Vansa.
"Hampir" jawab Vansa lalu mengedipkan mata dan pergi keluar minimarket.
"What? sigendut bakal jadi pacarnya ...oh my God jangan sampek deh" situkang kasih geleng-geleng kepala.s