Anna tidak menghiraukan panggilan Jeffrey, dia terus berjalan meninggalkan Rumah, dia bahkan lupa mengunci pintu Rumahnya.
Tin.
Suara klakson mobil tersebut sukses membuat Anna menoleh, betapa terkejutnya Anna begitu menyadari tidak ada apa-apa di sampingnya. Kalian tentu tahu gadis berusia 17 tahun ini seorang yang penakut.
Seperti adegan dalam film-film sihir, sebuah mobil perlahan muncul di hadapan Anna. Seorang pria turun dari mobil tersebut kemudian berjalan menghampiri Anna.
"Silahkan, nona," Ucapnya sambil membukakan pintu mobil.
'Ini sihir ?!' Batin Anna panik.
"Ini invisible skycar, produksi perusahaan tuan bip bip bip yang terbaru. Bisa menjadi tidak terlihat, bisa terbang, melesat dengan kecepatan jet, dan yang paling penting..." Jeffrey menggantung ucapannya.
"Ada wifi," Sambungnya sambil tersenyum.
Hening, Anna tampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia merasa otaknya menerima terlalu banyak informasi aneh sejak semalam.
"Sudah pukul 8.25, sebaiknya nona segera masuk ke mobil," Ucap Jeffrey memecah keheningan.
Tanpa pikir panjang, Anna segera masuk ke dalam mobil. Jeffrey menutup pintu untuk Anna kemudian ikut masuk di bagian pengemudi.
"Keselamatan nona adalah hal yang paling penting," Ucap Jeffrey sambil memasangkan sabuk pengaman pada Anna.
Jarak antara wajah Jeffrey dan Anna sangat dekat, Anna bahkan bisa mencium aroma parfum wood dan musk dari tubuh Jeffrey.
'Robot ini aneh, apa dia memakai parfum ?' Pikir Anna random.
Bukannya berangkat, Jeffrey malah duduk sambil menatap Anna.
"Apa lagi ? Cepat antar aku ke Sekolah," Ucap Anna yang merasa risih dengan tatapan Jeffrey.
"Saya tidak tahu dimana nona bersekolah, saya hanya tau universitasnya saja," Ucap Jeffrey.
"SM International Highschool," Jawab Anna cepat.
Setelah itu Jeffrey menekan tombol di samping kemudi, seketika itu juga mobil berubah menjadi tidak terlihat.
Perlahan mobil bergerak naik, mirip seperti helikopter saat lepas landas, Anna melihat ke luar jendela bertepatan dengan burung yang melintas.
'Benar-benar terbang !'
"Sebaiknya nona sarapan terlebih dahulu," Ucap Jeffrey sambil menekan beberapa tombol, kemudi langsung berubah dari yang semula kemudi mobil menjadi pesawat.
"Aku tidak membawanya," Jawab Anna sambil kembali duduk menghadap ke depan, hanya ada langit biru dan awan.
"Silahkan," Jeffrey menyodorkan kartu pada Anna, mirip kartu ATM.
Anna curiga tuan bip bip bip membuat Jeffrey karena terinspirasi dari mesin ATM.
"Ini apa ?" Tanya Anna sambil menerima kartu tersebut.
"Sarapan untuk nona, ketuk saja bagian tengahnya," Jawab Jeffrey, dia mulai melajukan mobilnya memecah langit.
Mobil ini melaju dengan kecepatan Mach 0,935, atau setara dengan 1154.5 Km/jam. Bisa dibayangkan secepat apa mobil terbang ini melaju.
Tapi Anna sama sekali tidak merasakan goncangan, dia bahkan bisa memakan sandwich dengan tenang tanpa takut saus mengenai seragamnya.
"Sudah sampai," Ucap Jeffrey, tak sampai 5 menit perjalanan.
Anna melihat keluar jendela, ternyata benar mereka sudah sampai. Tapi saat ini mereka berada tepat di atas Sekolah Anna, apa Anna harus turun seperti dalam film action ?
Melompat dengan penuh keberanian, membuka parasut, mendarat kemudian berlari sambil membawa senjata ?
"Aku harus melompat ?" Tanya Anna malas.
"Oh maaf, saya lupa kalau nona tidak bisa terbang," Jeffrey menekan beberapa tombol, dalam seketika mobil sudah berada di area parkir.
Jeffrey mengubah setelan mobil kembali ke mode visible/terlihat, kemudian dia turun dan membukakan pintu untuk Anna.
"Selamat bersekolah, nona," Ucap Jeffrey sambil tersenyum.
"Ya, tapi aku masih terlambat," Balas Anna, dia tersenyum tipis mengingat nasibnya yang sebentar lagi harus menghadapi amukan Choi sonsaengnim.
"Tidak akan, nona cukup meminta maaf saja," Ucap Jeffrey, terdengar begitu ringan.
Meminta maaf, katanya.
"Sandwich tadi berisi obat penambah karisma, jadi mulai sekarang apapun yang nona ucapkan akan diterima," Jelas Jeffrey.
"Termasuk permintaan maaf," Lanjutnya.
"Apa 2051 berisi sihir ?" Anna terkekeh mendengar penuturan tidak masuk akal Jeffrey.
"Di tahun 2051 kita memadukan berbagai aspek untuk menciptakan hal yang sebelumnya tidak mungkin," Jawab Jeffrey, masih dengan senyum dan lesung pipinya.
•••
Anna berhenti di depan pintu Kelas, tampaknya teman-temannya sedang melaksanakan ujian karena suasana sangat hening.
Toktoktok.
Setelah mengumpulkan keberanian, Anna akhirnya mengetuk pintu.
Clek.
"Nakamoto Anna, kenapa terlambat ?" Tanya Choi sonsaengnim dengan nada marah.
"Ehm...jeongsonghamnida sonsaengnim, saya tidak akan mengulanginya lagi," Anna menunduk dalam sebagai permintaan maaf.
Bagai disihir, Choi sonsaengnim mengangkat pundak Anna sampai dia kembali berdiri tegap, "Kau anak yang baik, silahkan masuk dan kerjakan ujianmu."
'Jeffrey benar...'
•••
Setelah mengantar Anna ke Sekolah, Jeffrey terdiam beberapa saat di dalam mobil. Dia sedang berpikir bagaimana caranya supaya bisa mendapatkan uang.
Bermodal ponsel yang diberikan tuan bip bip bip, Jeffrey mencoba mencari lowongan pekerjaan yang cocok dengannya.
Ponsel yang dipakainya bukan ponsel canggih tahun 2051 yang setipis kaca, ini hanya ponsel lama dari tahun 2020 milik tuan bip bip bip.
"Pelayan ?" Jeffrey tampak berpikir sejenak, membayangkan jika dirinya menggunakan seragam pelayan dan berjalan kesana kemari membawa nampan berisi makanan.
Dia memang robot, tapi dia sering merasa gugup sama seperti manusia, jadi menjadi pelayan bukan pilihan yang tepat untuknya. Pikir Jeffrey.
"Kasir ?" Jeffrey kembali berpikir, membayangkan dia berdiri di balik meja kasir sambil tersenyum.
"Baiklah," Final Jeffrey setelah yakin bahwa dia cocok menjadi seorang kasir.
Dia segera berangkat ke lokasi yang tertera di layar ponsel, tentunya menggunakan mobil terbangnya.
Tak perlu waktu lama, Jeffrey sudah sampai di dekat Cafe yang membuka lowongan pekerjaan.
Dengan modal nekat Jeffrey turun dan masuk ke dalam Cafe, dia sudah menyiapkan tanda pengenal palsu buatan tuan bip bip bip. Disitu tertulis jika Jeffrey merupakan warga negara Amerika yang akan kuliah di Korea.
"Annyeonghaseyo," Ucap Jeffrey sambil tersenyum, dia menghampiri kasir yang ada di bagian depan cafe.
"Omo," Kasir tersebut tampak terkejut, dia menutup bagian mulutnya.
"Saya Jeffrey Jung, saya berminat bekerja disini setelah melihat iklan lowongan kerja di Internet," Ucap Jeffrey sambil menunjukan ponselnya.
Kasir tersebut mengangguk, "Oh ne, silahkan lewat sini," Kasir tersebut mengajak Jeffrey ke salah satu Ruangan yang bertuliskan 'Mr. Lee'.
"Anda bisa langsung menghadap Mr. Lee," Ucap Kasir tersebut, dia tampak terkagum-kagum melihat wajah Jeffrey.
Robot ini terlalu tampan.
Toktoktok.
"Mr. Lee, ada yang ingin melamar pekerjaan," Kasir tersebut mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuk," Jawabnya singkat.
Setelah itu Jeffrey berterimakasih pada kasir tersebut kemudian masuk ke Ruangan Mr. Lee.
"Permisi," Ucap Jeffrey sopan sambil menunduk singkat.
"Silahkan duduk," Ucap Mr. Lee.
Jeffrey tampak terkejut melihat wajah pria di hadapannya, 'Lee Taeyong ?' Batinnya.
"Langsung saja ke interview," Ucap Mr. Lee sambil memperbaiki posisi duduknya.
•••
"Aneh sekali, Sungguh Choi sonsaengnim mengizinkanmu ikut ujian ?" Tanya Chenle.
Anna mengangguk, "Iya."
"Aneh sekali kan, aku yakin Choi sonsaengnim sedang sakit sampai bisa memberi izin pada siswa yang terlambat," Ryujin mengangguk-anggukan kepalanya.
"Anak baik seperti aku memang sel---"
Chenle dan Ryujin langsung memukul lengan Anna, "Anak baik darimananya ?!" Bentak keduanya.
"Hahahahaha wajah kalian jelek sekali saat mar---aw !" Anna meringis sambil mengusap pipinya yang baru dicubit oleh seseorang.
"Perempuan tidak tertawa seperti itu," Ucap Jeno selaku pelaku pencubitan tadi, dia langsung duduk di samping Anna.
"Sakit Jeno," Anna mengusap pipinya yang memerah.
"Mianhaeyo~" Jeno melihat bekas cubitannya di pipi Anna, dia kemudian meniupnya perlahan.
"Chenle, Chenle," Panggil Ryujin sambil menepuk paha Chenle.
"Hah ?" Tanya Chenle.
"Pipiku sakit," Ucap Ryujin menirukan Anna.
"Kemari, biar aku lihat," Ucap Chenle sambil duduk menghadap Anna.
Plak.
Chenle menampar pipi Ryujin.
"Ya ! Zhong Chenle !" Pekik Ryujin terkejut.
°°°°°°°°
Obahajima : Jangan lebay (slang)
Sunbae : Kakak tingkat ; kakak kelas ; senior