Chereads / 30 Days In December | Jaehyun / Chapter 7 - Samgyetang

Chapter 7 - Samgyetang

Makanan yang Jeffrey masak sudah dingin, jadi dia berinisiatif menghangatkannya sambil menunggu Anna mandi dan berganti pakaian.

Penampilan Jeffrey dengan setelan Rumah yang santai ditambah apron hitam di tubuhnya merupakan perpaduan yang sempurna, jaman sekarang laki-laki yang bisa memasak itu idaman mertua sekali.

"Apa yang kau masak ?" Tanya Anna sambil berjalan menuju meja makan.

"Tangsuyuk dan samgyetang," Jawab Jeffrey sambil memindahkan tangsuyuk ke piring.

Tangsuyuk adalah hidangan Korea-Cina berupa potongan daging yang dimasak dengan saus asam manis, bisa menggunakan daging babi atau sapi, tapi kali ini Jeffrey memakai daging sapi.

Kata tuan bip bip bip, Anna tidak boleh terlalu banyak memakan daging babi.

Sedangkan, samgyetang adalah sup ayam gingseng. Sup ini dimasak dengan ayam utuh yang perutnya dibersihkan dan diisi beras ketan, ginseng, jujube, bawang putih, dan beberapa bumbu rempah sesuai resep masing-masing.

Anna sangat suka samgyetang, biasanya dia akan memakan samgyetang buatan nenek yang ada di Busan setiap libur tahun baru. Tapi semenjak orang tuanya berpisah, dia jarang mengunjungi nenek dan tentunya menikmati samgyetang buatannya.

"Woah ? Aku sudah lama tidak makan samgyetang," Mata Anna tampak berbinar menatap sup berisi ayam dan sayuran yang ada di atas meja.

"Aku bisa memasak samgyetang setiap hari untuk nona," Ucap Jeffrey sambil menoleh dan tersenyum, seakan ada efek bersinar bak dalam komik-komik romansa di sekitar wajah Jeffrey. Anna terdiam sejenak melihat senyuman yang dihiasi lesung pipi tersebut.

"Nona ?" Panggil Jeffrey karena sejak tadi Anna hanya terdiam menatapnya.

"Hng ?" Anna akhirnya tersadar dari lamunannya, "Kenapa ?" Tanya Anna.

"Kenapa nona melamun ?" Tanya Jeffrey, dia membawa piring berisi tangsuyuk ke meja makan.

"Melamun ? Aku tidak melamun," Ucap Anna sambil menggelengkan kepalanya.

Jeffrey terkekeh, "Biar saya ambilkan nasinya."

Anna langsung duduk, Jeffrey mengambil mangkuk kemudian menyendok nasi untuk Anna, "Nona harus banyak makan, supaya nona bisa menjadi gadis yang cemerlang," Ucapnya sambil tersenyum.

Jeffrey kemudian ikut duduk di hadapan Anna, dia tidak akan makan karena robot tidak membutuhkan makanan berbentuk nasi, daging, sayuran dan buah seperti manusia.

"Terimakasih," Anna menerima mangkuk tersebut kemudian mengambil sumpit dan sendok di atas meja, dia mulai mencicipi samgyetang buatan Jeffrey.

Mata Anna berbinar setelah mencicipi sesendok kuah samgyetang, "Neomu mashisseoyo," Puji Anna.

Senyum semakin lebar di wajah Jeffrey, "Kamsahamnida, nona," Ucapnya sambil menunduk singkat.

Anna sibuk dengan makan malamnya---yang kedua kali, karena dia sudah makan malam sebelumnya dengan Jeno. Dia baru menyadari bahwa Jeffrey tidak ikut makan dengannya setelah melihat Jeffrey mengeluarkan sesuatu yanh berbentuk pipih dari telapak tangannya.

"Kau tidak makan ?" Tanya Anna.

Jeffrey menggeleng, "Aku tidak makan makanan manusia, aku hanya butuh tidur untuk mengisi ulang energi," Jawabnya.

Anna mengangguk-anggukan kepalanya sambil melanjutkan makan, "Itu apa ?" Tanya Anna.

"Ini ponsel dari tahun 2051," Jawab Jeffrey, ponsel yang dia maksud tidak terlihat seperti ponsel biasanya, bentuknya mirip kaca yang sangat pipih.

"Bukannya tadi pagi ponselmu masih satu model denganku ?" Tanya Anna penasaran, dia ingat betul Jeffrey mengeluarkan ponsel dengan merk dan tipe yang sama dengannya saat mengantar dia ke Sekolah.

"Oh itu ponsel milik tuan bip bip bip, kalau ini milik saya sendiri, begitu nona," Jelas Jeffrey.

"Sebelum aku lanjut bertanya, aku mau kau berhenti memanggilku nona, itu terdengar menggelikan," Ucap Anna sambil terus mengunyah.

"Ba---"

"Dan berhenti berbicara dengan kata 'saya' itu terdengar sangat kaku, mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku disini jadi kurasa kita harus bisa mengobrol dengan nyaman," Sela Anna sebelum Jeffrey menjawab ucapannya.

"Baik," Jawab Jeffrey sambil mengangguk.

Makan malam Anna malam ini sangat memuaskan, samgyetang buatan Jeffrey sangat mirip dengan yang biasa neneknya buatkan, Anna jadi rindu neneknya.

"Darimana kau mendapatkan baju-baju itu ?" Tanya Anna, dia sekarang duduk di pantry sambil menunggu Jeffrey membereskan Dapur.

Anna sempat melihat banyak kantong berisi baju baru di Kamarnya, dia kira itu baju untuknya tapi ternyata itu semua baju pria. Milik siapa lagi kalau bukan milik Jeffrey karena Yuta tidak akan menyimpan barang belanjaannya di Kamar Anna.

Jangan kira Anna memaksa Jeffrey membereskannya, malah Jeffrey lah yang memaksa untuk membereskan semuanya.

"Sa---aku mampir untuk berbelanja sebelum pulang," Jawab Jeffrey sambil mematikan kran air.

"Memangnya kau bekerja sebagai apa ? Gajimu sepertinya banyak sekali," Tanya Anna dengan raut wajah penasaran.

"Aku menjadi seorang kasir di cafe," Jawab Jeffrey, sekarang dia sedang membuka apron dan menggantungnya di dekat kulkas, ternyata tingginya memang sama dengan kulkas.

"Apa kasir mendapat uang sebanyak itu ? Ehm...maksudku ya biasanya tidak sebanyak untuk membeli banyak baju," Tanya Anna hati-hati, takut menyinggung perasaan Jeffrey. Bagaimanapun Anna ingat bahwa robot dihadapannya ini memiliki perasaan, coba bayangkan jika Jeffrey tersinggung kemudian menembaki Anna dengan peluru yang bisa meledak, ah Anna tidak bisa membayangkannya.

"Banyak yang memintaku berfoto, mereka bilang wajahku tampan," Jeffrey duduk di depan Anna.

"Lalu mereka memberiku beberapa lembar uang, mereka bilang aku harusnya menjadi seorang artis, bahkan ada yang memberiku ini," Lanjut Jeffrey, dia kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Itu adalah kartu nama salah satu agensi kpop ternama di Korea Selatan, dan Jeffrey mendapat kartu nama tersebut dengan mudah----diberi langsung.

Anna mengambil kartu tersebut, "Lalu, kau mau menjadi artis ?" Tanya Anna.

Jeffrey menggeleng kemudian berjalan menghampiri Anna, dia berdiri tepat di hadapan Anna, "Aku dikirim kesini untuk menjaga nona, bukan menjadi artis."

Bukannya menjawab atau tersentuh, Anna malah menatap Jeffrey sinis.

"A---apa aku melakukan sesuatu yang salah ?" Tanya Jeffrey panik.

"Pertama, kau memanggilku 'nona' lagi. Kedua, kau menginjak kakiku."

Jeffrey menoleh ke bawah, dia langsung menyingkirkan kakinya dari atas kaki Anna, "Maaf aku tidak sengaja," Jeffrey terkekeh.

"Hm, sebaiknya kau istirahat," Ucap Anna sambil berlalu dari Dapur.

Anna berjalan menuju Kamarnya sambil membawa segelas air, sudah suatu kebiasaan untuknya membawa air ke Kamar.

Clek.

Anna membuka pintu Kamar kemudian masuk, tapi saat dia akan menutup pintu ada tangan yang menahan pintunya.

"Jeffrey ? Sedang apa kau disini ?" Tanya Anna terkejut.

"Katanya aku harus istirahat," Jawab Jeffrey polos.

"Hah ?" Anna mengernyit heran.

"Berisitirahat harus di Kamar kan ?" Jeffrey bertanya dengan ragu.

"Kau tidur di Kamar nii-chan saja," Ucap Anna.

"Tapi kasurmu sangat nyaman," Jeffrey mem-proutkan bibirnya, seperti anak kecil meminta permen.

"Aku baru tau kalau robot bisa begitu pemilih," Gumam Anna.

"Tidak, kau tidur di Kamar nii-chan, atau kau mau tidur di Kamar tamu yang berhatu ?" Tanya Anna, dia memasang ekspresi mengerikan seakan memperagakan sosok hantu.

"Hantu itu tidak ada no--" Ucapan Jeffrey terhenti begitu Anna menatapnya tajam.

"Kalau begitu kau bisa tidur di Kamar tamu karena kau tidak takut hantu," Final Anna.

"Tap----"

Anna langsung menutup pintu Kamarnya.

•••

Seorang pria dengan kemeja biru kebesaran tampak duduk di atas sofa sambil memainkan ponselnya, kacamata yang bertengger di hidungnya memberi kesan cerdas yang tak terelakan.

Clek.

"Tuan," Panggil seseorang dari arah pintu.

"Hm ? Ada apa Mark ?" Dehem pria tadi.

"Jeffrey baru saja mengirim laporan," Ucap robot humanoid bernama Mark, dia satu tipe dengan Jeffrey hanya saja lebih kelihatan seperti remaja.

Mark menganggap Jeffrey sebagai kakaknya, mereka berasal dari pabrik yang sama dan tangan profesor yang sama, biasanya Mark memanggil Jeffrey dengan sebutan 'hyung'.

Pria yang duduk di sofa ini adalah tuan bip bip bip, yang mengirim Jeffrey ke tahun 2020.

"Nona Anna kelihatan cantik sekali, filenya sudah saya kirim," Ucap Mark setelah sedikit memuji Anna yang tampil di layar tabletnya.

"Ya, dia sangat cantik."

°°°°°°°°°°

Neomu mashisseoyo ! : Sangat enak !