Chapter 12 - Janji

Yuta membawa Jeffrey untuk mengobrol bersama teman-temannya, tak disangka Jeffrey bisa dengan mudah akrab bersama mereka.

Terutama Kun, kelihatannya kembaran Ten tersebut bisa mengobrol mengenai sains sepuasnya bersama Jeffrey.

Ya...Jeffrey itu mirip google, tanyakan apa saja pasti ditemukan jawabannya. Kecuali masalah pribadimu hahaha.

"Jinjja daebak, kau pasti lulus masuk ke universitas terbaik dengan otak ajaibmu itu," Puji Kun.

"Hehehe kamsahamnida hyung."

"Berbicaralah dengan santai Jeff, kita kan teman," Ucap Yuta sambil menepuk pundak Jeffrey.

Jeffrey mengangguk kaku, "Iya hyung.'"

"Yang kau perlukan hanya niat dan kesungguhan hati, semua masalah pasti selesai, termasuk soal keluargamu yang hilang itu," Ucapan Kun kembali menarik perhatiannya.

Tadi Jeffrey sempat ditanya tentang alasannya datang kesini, selain mengunjungi Anna yang katanya sahabat pena.

Untung Jeffrey ingat alasan yang Anna gunakan untuk meyakinkan teman-temannya tadi siang, jadi Jeffrey bilang, "Aku sedang mencari keluargaku yang hilang, dia pergi dari Kanada sejak muda dan belum diketahui kabarnya."

Cerdas sekali.

Ucapan Kun tentang niat dan kesungguhan hati membuka pikiran Jeffrey, dia jadi merasa buruk telah merasa malas melaksanakan tugas tadi.

•••

Jeffrey berjalan memasuki Kamarnya, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan bergabung bersama Yuta.

Ada tugas yang harus dia jalankan, yaitu bertemu Tuan Kim.

Sedikit tentang Tuan Kim, dia adalah salah satu senior Tuan bip bip bip yang hobi melakukan time traveler, selain untuk keperluan hiburan Tuan Kim juga melakukan perjalanan waktu untuk melihat peluang investasi di masa depan.

Dan sekarang ini Tuan Kim sedang berlibur di tahun 2020 bersama dirinya dari tahun 2020, membingungkan sekali bukan ?

Jeffrey mendapat petunjuk bahwa Tuan Kim adalah salah satu orang terkaya di Korea saat ini, kelihatannya akan mudah menemukannya. Tapi kenyataannya ada banyak 'Kim' yang masuk jajaran orang terkaya.

"Aku harus mulai darimana dulu ?" Gumam Jeffrey sambil menatap list di tangannya.

Kim Taeguk, Kim Jun, Kim Byungok, Kim Myungsoo, dan banyak lagi Kim.

Jeffrey mengeluarkan chip kecil dari telunjuknya kemudian berjalan keluar lewat jendela Kamarnya, setelah sampai diluar Rumah chip tersebut dia jatuhkan dan kemudian berubah menjadi sebuah motor.

Ini hanya motor biasa dari tahun 2020, bukan motor teknologi canggih yang dia bawa dari tahun 2051.

Jeffrey menaiki motor tersebut kemudian memakai helm yang ada di kaca spionnya, "Eh tunggu dulu," Gumamnya.

Jeffrey kembali turun dan mendorong motornya keluar pekarangan Rumah, dia bisa ketahuan jika menyalakan mesin motor disini, nanti terdengar oleh Anna dan teman-temannya yang ada di Ruang keluarga.

Setelah cukup jauh dari Rumah Jeffrey kembali menaiki motornya dan menyalakan mesinnya, jangan bayangkan motor gagah dengan mesin berkecepatan super cepat karena ini hanya motor matic yang biasa digunakan ahjussi-ahjussi.

"Okay, lets go Jeffrey," Gumam Jeffrey smabil memakai helm berbentuk batok di kepalanya.

Biarpun tubuhnya tahan peluru dan kemungkinannya sangat kecil bisa terluka, taat peraturan adalah hal yang utama.

•••

"Truth !" Pekik Haechan begitu botol soda berhenti dengan posisi menghadap ke arahnya.

"Yah, padahal aku sudah menyiapkan dare yang bagus," Ucap Renjun dengan nada kecewa.

"Aku sudah menduganya hahaha, cepat tanya apa saja pada pangeran Haechan," Ucap Haechan sambil menepuk dadanya bangga.

Semua tampak serius berpikir, kecuali Anna yang sedang asyik memakan keripik kentang sambil sesekali menyuapi Jeno yang bersandar di pundaknya.

"Apa yang kau suka dari Somi ?" Tanya Jaemin dengan ekspresi datar.

Omong-omong Somi adalah sepupu Jaemin.

Semua pandangan langsung tertuju pada Haechan, tak terkecuali Anna.

"Dia cantik, dia baik, dia berani tampil apa adanya, tapi sayang sekali dia tidak mau menerimaku menjadi pacarya," Jelas Haechan.

"Uri sad boy," Jeno menepuk lengan Haechan dengan tidak santai.

"Ya ! Anna ajari pacarmu untuk menggunakan kekuatannya dengan baik, dia punya banyak otot dan sering membuat tubuhku memar," Haechan mengadu pada Anna.

"Lanjutkan Jeno," Ucap Anna.

Jeno tersenyum sampai muncul bulan sanit di kedua matanya.

"Ayo kita main sekali lagi, sehabis ini aku ingin makan ramyeon," Ucap Ryujin sambil bersiap memutar lagi botol soda.

Chenle mengangguk setuju, "Daging juga masih ada sisa, kita buat ramyeon versi orang kaya."

Akhirnya botol kembali berputar di tengah-tengah mereka yang duduk melingkar, hampir semua orang berharap botol itu tidak berhenti di arahnya.

Sampai akhirnya botol melambat dan berhenti tepat menghadap Anna, seketika mata Anna membulat menyadari hal tersebut.

"Aku pilih truth," Ucap Anna.

Semua langsung berpikir untuk menyusun pertanyaan.

"Jika aku pergi, apa kamu akan tetap menyukaiku ?" Tanya Jeno sambil menatap Anna.

Renjun yang sedang meminum soda sampai tersedak mendengar pertanyaan Jeno.

Semua benar-benar menanti jawaban Anna, apakah ini akan menjadi romantis atau menyakitkan kita tunggu saja.

Anna mengangguk, "Memangnya ada alasan untuk aku berhenti menyukaimu ?" Goda Anna.

Jaemin sang pawang cinta sampai menggigit bantal saking gemasnya, berbeda dengan Jisung yang sekarang berusaha menulikan telinganya karena geli.

Jeno tersenyum puas, rasa curiganya pada Anna sejak siang seketika sirna, semudah itu.

"Eh Doyoung hyung ?"

Semua langsung menoleh ke arah pandangan Haechan, sedangkan Anna membeku beberapa saat sebelum menoleh.

"Kalian sedang apa ?" Tanya Doyoung.

"Menonton film romantis," Jawab Jaemin.

"Op---sunbae mau bertemu nii-chan ?" Tanya Anna.

Doyoung mengangguk, "Mereka memintaku membawakan tteokboki," Ucapnya sambil menunjukan kantong berisi kuah merah.

"Ugh aku semakin ingin ramyeon," Gumam Ryujin.

"nii-chan ada di lantai atas," Ucap Anna, bermaksud untuk meminta Doyoung pergi dari sini secara halus.

Doyoung mengangguk kemudian berjalan menuju tangga untuk menghampiri teman-temannya, kelihatan tenang sepertinair padahal di dalam hatinya kegerahan.

"Oke kita lanj---" Ucapan Renjun terpotong oleh pergerakan tiba-tiba Chenle dan Ryujin yang berlari ke Dapur.

"Ramyeon isi 2 punyaku !" Teriak Haechan sambil ikut berlari ke Dapur.

Anna tertawa melihat interaksi teman-temannya, mereka tampak kelaoaran padahal baru beberapa saat lalu mereka makan pizza dan keripik kentang.

"Mau ramyeon ? Biar aku yang memasaknya untukmu," Tawar Jeno.

Anna menggeleng, "Kita masak nanti saja, kelihatannya sekarang Dapur sedang menjadi medan perang," Ucapnya sambil menunjuk perkelahian Ryujin dan Haechan yang berebut panci.

Tersisa Jeno dan Anna di Ruang TV, sisanya sedang berperang di Dapur.

Jangan kira Jisung akan canggung dengan hyung-hyungnya selain Jeno, mereka bahkan seakrab adik dan kakak sungguhan.

"Anna," Panggil Jeno sambil menyelipkan rambut Anna ke telinganya.

"Hm ?" Anna menoleh ke arah Jeno.

"Janji ya ?" Jeno menaikan jari kelingkingnya.

"Untuk ?" Tanya Anna, dia menutup toples keripik dan menaruhnya di meja.

"Selalu bersamaku sampai kapanpun," Jawab Jeno, masih dengan kelingking yang terangkat.

Tanpa pikir panjang Anna menautkan kelingkingnya di kelingking Jeno, "Aku berjanji."

"Kenapa tiba-tiba ?" Tanya Anna setelah tautan kelingking mereka terlepas.

"Molla, rasanya aku tiba-tiba takut kau meninggalkanku," Jawab Jeno sambil menyenderkan kepalanya di pundak Anna.

Anna mengusap rambut Jeno lembut, "Biasakan berpikir positif, pikiran negatif hanya menguras energimu saja," Saran Anna.

Jeno mengangguk, "Akan aku coba."

"Tolong jangan bermesraan di depan orang yang tidak memiliki pacar, rasanya aku menyedihkan sekali," Sindir Yuta yang sedang menuruni tangga.

-----

Ahjussi : Paman

Tteokboki : Kue beras dengan saus pedas

Molla : Aku tidak tahu