"Anna," Panggil Jeno sambil berjalan menghampiri Anna di meja makan.
Oh iya, mereka sudah memasang meja makan untuk piknik di halaman belakang. Rencananya untuk sesi 1 ini mereka akan makan sebagian daging panggang dan buah-buahan segar, tentunya sambil menikmati suasana musim semi.
Baru sesi 1, belum sesi 2, 3, dan seterusnya.
"Wae-yo ?" Tanya Anna.
Jeno terdiam sejenak, dia memperhatikan Anna yang sedang menata piring di meja, "Sampai kapan Jeffrey tinggal disini ?" Tanyanya.
Anna menoleh ke arah Jeno, "Aku tidak tahu."
Tampak kerutan di dahi Jeno, dia sekarang menatap Anna lekat-lekat, "Kenapa tidak tahu ?"
'Anna cepat pikirkan alasan yang bagus,' Batin Anna sambil tetap menatap mata Jeno, mencoba meyakinkan lewat tatapan mata bahwa semua baik-baik saja.
'Ya tuhan berapa usia Jeffrey ?!' Batin Anna, dia mulai panik begitu tatapan Jeno berubah tajam.
Lampu akhirnya menyala di atas kepala Anna, "Jeffrey sedang mencari seseorang di Korea, mungkin dia akan disini sampai orang itu ditemukan."
"Dia sudah lapor polisi ?" Tanya Jeno.
'Kenapa Jeno selalu penasaran ?' Batin Anna, dia takut salah menjawab dan membuat mereka berakhir dalam pertengkaran.
Satu hal yang Anna kurang suka dari Jeno adalah sifat posesifnya, Jeno memang terlihat lembut dan dapat melindungi, tapi sifat posesifnya lebih dari apapun.
"Aku tidak tahu, itu urusannya Jeffrey."
"Hyung !"
Anna dan Jeno menoleh ke sumber suara, tampak Jisung berlari menghampiri mereka. Penampilannya kelihatan sekali bahwa dia baru pulang latihan dance.
"Bagaimana latihannya ?" Tanya Jeno.
"Tadi Taemin hyung tidak datang, jadi aku hanya duduk bersama anak-anak lainnya," Jawab Jisung, ekspresi wajahnya tampak sebal.
'Syukurlah Jisung datang, jadi aku bisa kabur dari Jeno,' Batin Anna sambil perlahan berjalan mundur dan pergi dari Jeno.
Bukannya Anna tidak mau menjelaskan semuanya pada Jeno, hanya saja sekarang ini Anna masih bingung bagaimana cara menjelaskannya supaya Jeno percaya dan tidak salah paham.
•••
Jeffrey baru saja berganti pakaian dan bersiap pulang, tiba-tiba ada pesan masuk ke dalam sistemnya.
'Jeffrey, apa semuanya berjalan lancar ?' Itu isi pesan dari tuan bip bip bip.
Jeffrey memakai jaketnya terlebih dahulu kemudian berjalan keluar Ruang ganti.
"Kkamjagiya !" Pekik Jeffrey begitu Winwin tiba-tiba muncul di hadapannya.
Oh iya, dia Dong Sicheng tapi lebih suka dipanggil Winwin, dia adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Cina. Baru-baru ini dia bekerja paruh waktu disini sebagai kasir dan kelihatannya Jeffrey bisa cepat akrab dengannya biarpun baru beberapa kali bertemu.
"Hehehe, kau mau pulang ?" Tanya Winwin.
Jeffrey mengangguk, "Shift-ku sudah selesai," Jawabnya.
"Kita seumuran, tapi aku tidak tahu kau berkuliah dimana, siapa tau kita satu Kampus," Ucap Winwin dengan Bahasa Korea yang belepotan.
"Oh itu, aku...menunda kuliah hehehe," Jawab Jeffrey yang diakhiri senyuman sampai kedua pipinya menampakan lubang.
"Sayang sekali, padahal kau kelihatan sangat cerdas," Ucap Winwin.
Jeffrey terkekeh, "Hehehe, sepertinya aku akan mempertimbangkan untuk mulai berkuliah," Ucapnya.
Winwin mengangguk kemudian menaikan kedua jempolnya, "Wajah tampan kita tidak boleh disia-siakan hanya dengan menjadi kasir, kita harus bisa menjadi orang sukses," Ucapnya.
Jeffrey mengangguk, "Kalau begitu aku pulang duluan ya."
"Iya, hati-hati Jeffrey," Ucap Winwin.
Winwin adalah orang yang mengasyikan biarpun aksen bicaranya masih sulit dimengerti, Jeffrey sampai hampir lupa kalau tadi Tuan bip bip bip mengirim pesan.
Buru-buru Jeffrey berjalan keluar Cafe lewat pintu belakang, dia langsung mengeluarkan kartu berisi mobil dari tangannya. Sebelum menaruh kartu tersebut di tanah Jeffrey melihat sekitarnya, setelah dirasa aman Jeffrey langsung menaruhnya di tanah.
Tak perlu waktu lama mobil tak terlihat miliknya muncul---ya biarpun tidak terlihat tapi Jeffrey bisa menangkap sensor keberadaannya.
Jeffrey langsung masuk ke mobil dan menerbangkannya, sebelum melajukannya menuju Rumah Anna Jeffrey membuka pesan dari Tuan bip bip bip terlebih dahulu.
'Semuanya lancar Tuan, saya akan mulai bersiap mendaftar kuliah, tapi saya belum bisa menemukan Tuan Kim,' Ucap Jeffrey dalam hati---dalam sistem.
Pesan tersebut langsung terkirim ke masa depan, jangan tanya bagaimana caranya pokoknya semua barang ciptaan orang-orang masa depan itu sains yang ajaib.
Setelah menjawab pesan Tuan bip bip bip Jeffrey mulai melajukan mobilnya, tak butuh waktu lama dia sudah berada di atas Rumah Anna.
"Harusnya Tuan melengkapiku dengan teknologi teleportasi, jadi aku tidak perlu repot memasukan dan mengeluarkan mobil ini," Keluh Jeffrey sambil menggerakan mobil turun di depan Rumah Anna.
Sama seperti saat menaikinya Jeffrey juga melihat sekitar dan memastikan suasananya aman, setelah dirasa aman barulah dia keluar dan kembali memasukan mobil tersebut ke dalam kartu lalu menaruhnya di dalam telapak tangan.
Sistem yang rumit sekali.
Kadang Jeffrey berpikir, kenapa Tuan bip bip bip tidak mengirim Mark saja yang lebih canggih darinya, atau mungkin Shotaro yang memiliki sistem operasi terbaru yang dijamin efisien.
Dan lagi wajah juga perawakan Jeffrey yang tinggi besar dengan wajah dewasa tidak akan terlihat seperti teman Anna, dia malah terlihat seperti kakaknya.
Coba saja Tuan bip bip bip mengirim Mark atau Shotaro pasti mereka bisa dengan mudah menyelinap dalam circle pertemanan Anna.
Jeffrey jadi terdiam sambil menatap kedua sepatunya, tiba-tiba saja dia merasa malas melakukan tugasnya.
Pemikiran randomnya tadi membuat semangat kerjanya hilang.
Langit malam ini tampak indah, bintang-bintang tampak begitu gemerlap tanpa tertutup sedikitpun awan, ditambah lagi bulan yang sedang terang-terangnya.
Jeffrey terdiam menatap langit, dia satu-satunya robot yang dirancang memiliki perasaan dan itu sangat menyakitkan.
Dalam hakikatnya sebagai robot yang selalu dibebankan tugas oleh manusia, sedangkan dalam dirinya ada perasaan yang sama seperti manusia dimana dia merasa jengkel saat terus menerus diberi tugas.
"Eh Jeffrey sedang apa diluar ?"
Jeffrey menoleh ke sumber suara, segerombolan pemuda yang wajahnya mulai mirip om-om tampak berjalan menghampirinya.
"Aku baru pulang bekerja hyung," Jawab Jeffrey sambil tersenyum.
"Kau pasti lelah, ayo masuk," Ucap Yuta sambil merangkul Jeffrey dan mengajaknya masuk ke Rumah, diikuti gerombolan teman-temannya.
"Hari ini aku dan teman-temanku akan berpesta di Rumah, kita akan menonton wanita cantik, kau mau ikut ?" Bisik Yuta.
"Wa---wanita cantik ?" Tanya Jeffrey ragu.
"Iya hehehe," Yuta tersenyum lebar.
Jeffrey ingat betul tentang pesan Tuan bip bip bip untuk menghindari wanita cantik selain Anna, iya dalam sistem Jeffrey tertanamkan bahwa Anna adalah wanita tercantik yang harus dilindungi.
Salahkan Tuan bip bip bip yang kelewat mencintai Anna sampai memasukan hal seperti itu dalam sistem Jeffrey.
"Aku sepertinya tidak bisa ikut menonton wanita cantik hyung, aku...harus bersiap untuk ehm...daftar kuliah," Ucap Jeffrey.
"Oh iya kau akan pindah kesini ya, awalnya kau berkuliah dimana di Kanada ?" Tanya Yuta sambil terus merangkul Jeffrey dan membawanya memasuki Rumah.
"Yuta kau terlihat seperti seorang gay, mengerikan," Celetuk Ten sambil menarik kerah baju Yuta.
"Kau cemburu hah ?" Tanya Yuta.
Kun yang sejak tadi hanya diam menghela nafasnya gusar, "Geumanhae, aku masih dihantui anatomi jadi tolong jangan ribut di depanku," Ucapnya.
Pria dengan tubuh paling besar tertawa cukup keras, "Hahahaha penderitaan anak kedokteran memang mengerikan," Ucapnya.
Dia Kang Daniel, salah satu teman satu fakultas Yuta.
Mari berkenalan terlebih dahulu dengan teman-teman Yuta di Kampus, semua temannya lebih muda darinya setahun karena waktu itu Yuta mengulang 1 tahun kuliah akibat kecelakaan yang membuat dia kesulitan berjalan.
Pertama ada Ten dan Kun, si Kembar yang merupakan perpaduan Cina dan Thailand. Ten yang memiliki mulut pedas dan ceplas-ceplos sangat kontras dengan Kun yang kalem dan lebih banyak diam.
Selanjutnya ada Kang Daniel, pemuda Busan yang hobinya tertawa dan mengunyah permen.
Lalu Kim Jaehwan, pemilik pipi paling menawan seantero Korea Selatan.
Dan terakhir ada Kim Doyoung, mantan terindah Anna yang sedang sok sibuk padahal menghindari untuk bertemu dengan Anna.
"Jika nanti kita satu Kampus, kau harus bergabung dengan kita Jeffrey, supaya kau bisa menjadi terkenal," Ucap Jaehwan sambil tersenyum usil.
"Terkenal berandalannya," Celetuk Kun.
-------------
Kkamjagiya : Aku terkejut
Wae-yo : Kenapa (Informal-sebaya-lebih muda)
Geumanhae : Hentikan
cmiiw hehehe