Chereads / IRIDETH / Chapter 4 - IRIDETH - Chapter 2: Gadis dari Dunia Fantasi

Chapter 4 - IRIDETH - Chapter 2: Gadis dari Dunia Fantasi

"Apa maksudmu? Kau tidak berasal dari dunia ini?" tanya si remaja dengan heran.

"Tanduk itu ..., ras iblis? Jangan-jangan kau ingin mengatakan bahwa kau berasal dari dunia fantasi seperti di anime-anime itu."

"Bagaimana kau bisa tahu bahkan sebelum aku menjelaskannya? Dan apa itu anime? Dari tadi kau selalu menyebutnya, tapi kau tidak menjelaskan artinya kepadaku." Sekarang giliran Irideth yang tampak kebingungan.

"Ah, anime itu film animasi. Semacam drama gitulah," jelas remaja tersebut. "Apa yang kau katakan mirip dengan jalan cerita dari tontonanku."

"Jadi, di dunia ini kalian menonton kisah hidup dan perjuangan kami dan menganggapnya sebagai hiburan? Apa-apaan itu?" Alis Irideth mulai mengkerut, menandakan bahwa gadis itu tersinggung.

"Yang benar saja. Kami susah-payah berjuang di dunia sana dan yang kalian lakukan hanya menontonnya seperti menonton adegan drama?"

"Yah, aku juga tidak tahu apakah anime yang kutonton itu terhubung dengan duniamu atau tidak, tapi intinya jalan cerita dari anime-anime itu mirip dengan apa yang kau katakan tentang dirimu." Sang Remaja menyahut sambil menyilangkan kedua lengannya. "Jadi? Apa kau benar berasal dari dunia fantasi?"

"Ya, seperti yang kubilang tadi."

Si remaja lelaki tertawa kecil. "Kau pikir aku akan percaya? Bodoh."

"Sudah kuduga kau akan bilang begitu," ujar Irideth.

"KAU ADALAH HANTU LEMARI YANG MENYAMAR JADI GADIS DARI ISEKAI, 'KAN?!" Tiba-tiba, remaja itu berdiri dari kursinya, lalu berteriak sambil menatap tajam ke arah Irideth.

'Ayolah, kupikir kau orang yang lebih pintar sedikit.' Irideth kembali terdiam dengan bulir keringat mengaliri dahinya.

"Hei, dengarkan aku. Aku bukan hantu. Lagian isekai itu ap-"

"DIAM!! ATAU PERLU KUPANGGIL PENDETA SEKALIAN SUPAYA KAU CEPAT KEMBALI KE DUNIAMU?! DUNIA LAIN YANG KAU MAKSUD ADALAH NERAKA, 'KAN?! AYO CEPAT MENGAKU!!! SIAL, BESOK-BESOK AKU HARUS MINTA AHLI AGAMA ATAU ORANG PINTAR UNTUK MENYUCIKAN LEMARI ITU!! KAU INGIN MENGHANTUIKU, 'KAN?! KAU INGIN MENAMPAKKAN WUJUD ASLIMU SAAT AKU LENGAH DAN MEMAKAN JIWAKU SAMPAI HABIS, 'KAN?!"

"Hei, bodoh. Sudah kubilang kalau aku bukan han-"

"PERGI SANA!!! PERGI!!! ATAU PERLU KUBACAKAN DOA PENGUSIR SETAN?! APA PERLU KAU MENDERITA DAN TERBAKAR HABIS SEPERTI KUNTILANAK DAN TEMAN-TEMANNYA?!"

"Hei, dengarkan aku. Aku bukan hantu. Lagipula Kuntilanak itu siap-"

"DIAM!! KAU SAUDARINYA, 'KAN?! NGAKU!!! KAU JUGA SETAN, 'KAN?!"

"Hei, 'kan, sudah kubilang-"

"KAU BERUBAH JADI MIRIP MANUSIA GINI KARENA DIPAKU DI DAHI, 'KAN?! NGAKU!! MAU KUCABUT PAKUMU BIAR WUJUD ASLIMU TERLIHAT?!"

'Dia ini bodoh atau apa, sih?' batin Irideth.

————————————————————————————————

[Tak lama kemudian]

"Jadi kau benar-benar berasal dari dunia fantasi, ya ...." Remaja tadi mengangguk-anggukkan kepalanya tanda paham.

"Akhirnya kau percaya juga .... Melelahkan sekali, tahu," keluh Irideth. "Susah sekali meyakinkanmu. Sudah kubilang berkali-kali kalau aku bukan hantu, tapi kau tidak mendengarkan."

"Setelah sadar kembali, kau sudah berada di dalam sana?" Remaja itu menunjuk lemari di mana dia dan Irideth pertama kali bertemu.

"Ya," ujar Irideth.

"Hmm ...." Remaja tersebut meletakkan jari telunjuk dan jempolnya hingga menutupi bagian bawah bibir, layaknya gaya berpikir seorang detektif yang jenius. "Apa kau tidak ingat sama sekali tentang masa lalumu?"

"Aku ingat masa laluku, bahkan aku ingat jelas. Karena aku takkan lupa dendam itu." Irideth mengerutkan dahinya dan menampakkan urat-urat di wajahnya. Tampak jelas bahwa dia sedang marah besar.

"Dendam?"

"Ya, dendam. Aku ini aslinya seorang putri raja, tapi aku dibuang oleh kedua orangtuaku karena aku tidak memiliki kekuatan sihir. Sepuluh tahun kemudian, aku kembali setelah membuat perjanjian dengan iblis demi mendapatkan kekuatan yang luar biasa besar dan bertekad membalas dendam, tapi malah berakhir tewas di tangan kesatria pedang andalan kerajaan."

"Aku ... tewas sebelum berhasil memberitahukan kenyataan dan membongkar kebusukan keluargaku ...." Wajah Irideth mulai memerah karena marah. "Orang-orang berhati busuk itu ..., mereka benar-benar kurang ajar!!!"

"Kau tidak berbohong, 'kan?"

"Apa aku kelihatan sedang berbohong?!" Karena tak bisa mengendalikan kemarahannya, gadis iblis tersebut menoleh ke pemuda yang sedang duduk di sebelahnya dan berujar dengan nada tinggi, membuat sang remaja lelaki terkejut sesaat.

"Aku bisa mengerti ...." Si remaja kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pantas saja kau memiliki tanduk iblis di dahimu. Kisah hidupmu cukup memprihatinkan, ya."

"Jangan berkata seolah-olah kau bisa memahami penderitaanku." Irideth memalingkan wajahnya.

"Memang sulit dipercaya ..., tapi mau tak mau aku harus percaya, karena kau benar-benar ada di sini. Ah, ya. Bukankah kau baru datang ke dunia ini?" Remaja itu mengganti topik, mencoba mencairkan suasana yang mulai memanas.

"Hm? Ya." Irideth berujar sambil kembali menatap wajah remaja itu. Sedikit demi sedikit, amarah lenyap dari wajahnya yang cukup cantik. Ya, sebenarnya dia lumayan menawan. Seandainya dia murah senyum, tentu dirinya akan menjadi incaran banyak pemuda.

"Sulit juga, ya." Si remaja lelaki terlihat sedang berpikir keras. "Kalau dengan penampilan yang seperti ini, sekalinya kau keluar dari sini pasti kau akan langsung membuat heboh seisi dunia dan menjadi incaran para ilmuwan. Kau akan berada dalam bahaya besar kalau sampai itu terjadi."

Remaja itu bertopang dagu di meja dan menatap lurus ke depan sambil terus berpikir keras. Secara tak sengaja, pandangannya menangkap botol minuman berbahan aluminium miliknya yang terletak di antara dirinya dan Irideth. Dia sangat terkejut begitu menyadari kalau bayangan Irideth tak berada di sana.

Sekali lagi, dia menoleh ke arah gadis bertanduk iblis tersebut. 'Ja ..., jangan-jangan ....'

-Bersambung-

Yak seperti biasa jangan lupa vote power stonenya yaa ^^ Btw hari ini author ultah, loh. Ada yang mau ngasih kado gak? *ditampol*

Wkwkwkwk canda kok. Sekian dan sampai jumpa di chapter berikutnya!!