Chereads / Tiba-Tiba / Chapter 4 - Tiba-tiba Dia Lagi

Chapter 4 - Tiba-tiba Dia Lagi

Lho kok?!

Bukannya dia Pria genit kemarin di taman ya? Bisa-bisa nya dia kesini. Mau tidak mau harus ku layani, kalau tidak? Aku bisa di pecat oleh atasanku karna dia saja.

Akupun menghampiri Pria aneh itu, dia pun heran. Sama seperti ku.

"Silahkan, mau pesan apa?." Tanyaku dengan nada lembut sekaligus sopan yang bisa di bilang terpaksa.

Jujur, aku tidak menyukai Pria yang genit dan so kenal denganku.

Dia yang sedang memainkan handphone nya itu pun melihat ku dengan datar.

"Aku yakin kamu ingat aku." Ucapnya.

"Huh? Eh dimana ya? Maaf aku tidak kenal dengan mu." Jawabku berbohong.

"Kamu berbohong." Ucapnya berusaha meyakinkan ku.

ARGH ! Rasanya aku ingin kabur saja,menyebalkan sekali.

"Apa kau ingin memesan sesuatu?." Tanyaku berusaha sabar.

"Baiklah, capuccino latte satu, dingin." Dia menghembus kan nafas dengan berat dan kembali memainkan handphone nya.

"Cappucino Latte satu, dingin sepertimu." Gumamku.

Akupun mencatat pesanan nya dan menuju dapur untuk memberi tahu pesanan.

"Hey, Leyna!." Panggil teman ku yang bernama Viona, pekerja juga sepertiku, tapi dia bagian kasir.

"Hum?." Jawabku menghampiri nya.

"Dia siapa?." Tanya Vio sembari menunjuk ke arah Pria genit itu.

Aku menaikkan bahu ku untuk mewakili jawaban ku.

"Ganteng banget Ya ampun, pahatan muka nya sempurna." Katanya memuji Pria itu.

"Kenapa sih? Biasa aja ah." Tanyaku.

"Lo kenal dia kan? Tadi aja keliatan nya lo lagi ngobrol sama dia."

Aku langsung saja pergi menghiraukan pertanyaan aneh dari Vio. Kenapa tiba-tiba dunia ini mendadak aneh sih!.

-Writer section-

Pria bertubuh tinggi dan berparas tampan, dengan Hoodie hitam, dan penampilan yang membuat para gadis terkesima. Seorang Ernest Hamilton masih berada di Restoran tempat Nana bekerja.

Ernest menghampiri kasir dan bertanya kepada pekerja kasir yang sekaligus itu adalah temannya, Vio.

"Waiters yang bernama Leyna mana?." Tanya Ernest dengan raut wajahnya yang dingin.

"Uh? Dia sed--."

"Sst.. kasih surat ini ke dia, jangan dibuka." Pesan Ernest dan dia langsung berjalan pergi meninggalkan Restoran tersebut.

Vio gemetar, demi apa pria yang di kaguminya itu tadi berbicara padanya.

Tak lama setelah itu, Leyna keluar dari toilet dan menghampiri Vio, Nana melihat ekspresi Vio yang gemetar sekaligus tersenyum lebar. Aneh katanya.

Leyna menepuk pundak Vio sedikit keras, sontak Vio pun kaget.

"Eh ! Nana ! Ini ada surat tuh." Ucap Vio sembari memberikan surat tersebut kepada Nana.

Nana menerima surat itu dan membacanya.

"Halo pelayan jutek, aku tunggu kamu di Taman tempat kamu biasa membagikan kotak nasi, tidak ada penolakan.

-Ernest "

Huft dasar cowo ini.

----------------------------------------

"Eh ! Gue pulang duluan ya!." Sahut Vio.

Nana hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada Vio. Nana masih merapikan Restoran, tidak sendiri, tapi berdua dengan Zidan. Tampak nya Zidan ingin mengobrol dengan Leyna, tapi Leyna terlihat sibuk.

"Na, gue mau ngomong."

"Apa?." Kata Leyna dengan tangannya yang masih bergerak mengelap meja.

"Hari ini lo free ngga? Jalan yuk? Ya sekalian kenalan lebih deket lagi."

Nana menoleh pada Zidan dan menyimpan lap ke tempat semula dan mengambil tas nya.

"Gimana?." Tanya Zidan yang sedari tadi tengah berdiri dan bersandar di dinding.

Nana berdehem.

"Tapi gue sibuk deh hari ini."

Raut wajah Zidan berubah sedikit murung mendengar penolakan Nana.

"Plis, kali ini aja ya?." Zidan memohon kepada Nana

*****

-Apa yang akan di ucapkan Nana? Zidan atau Ernest? Apakah bersedia? Kita lihat aja nanti.