Yoongi melangkahkan kaki nya memasuki kamar Lisa yang bernuansa gelap,adiknya ini sebenarnya tidak suka hitam tapi semenjak 2 tahun yang lalu semua nya berubah dalam satu malam.
Tidak ada lagi Lisa yang ceria
Tidak ada lagi Lisa yang selalu tersenyum
Semua nya benar-benar telah berubah.
Lisa melirik kearah Yoongi. "Kalau kau ingin menceramahiku,lebih baik keluar dari kamarku."ujar nya sedikit ketus.
Pria itu menghela nafas. "Kau mengusirku? Kau tega melakukan itu padaku ya."ujar nya menarik kursi dan duduk di hadapan Lisa.
Gadis itu memilih diam,Ia tidak mungkin mengusir Kakaknya ini. Senakal-nakal nya dia tetap saja dia akan takut apabila melihat Yoongi sudah marah.
"Kenapa Oppa harus menuruti keinginan nya?"tanya nya menatap Yoongi.
Yoongi tersenyum tipis. "Sebagai seorang anak tentu saja aku akan menuruti semua perkataan Ayah,bukankah begitu seharusnya."ujar nya.
Lisa menghela nafas. "Tapi dia bukan Ayah kandungmu."kata nya pelan,Ia sedikit was-was mengucapkannya takut kalau menyakiti perasaan Kakaknya ini.
Yoongi menganggukkan kepalanya. "Aku tau,tapi dia yang berjuang bersama eomma untuk membesarkan aku dan kalian. Dia tetap Ayahku."ujar nya mengelus pipi Lisa.
"Aku tidak ingin kau seperti Leon,aku tidak ingin kehilanganmu seperti kehilangan Leon."ujar nya dengan suara parau.
Pria bermarga Min itu menarik Lisa kedalam pelukannya. "Kau tidak akan kehilanganku,oppa janji."ujar Yoongi mengelus rambut adiknya ini.
Tatapan Yoongi tertuju pada foto polorid yang tergantung di dinding kamar Lisa,foto adiknya ini bersama dengan seorang lelaki bernama Leon. Ternyata Lisa masih menyimpan foto itu dan menggantungkannya di kamar menjadi kenang-kenangan.
Leon.
***
Setelah pertengkaran nya dengan Lisa tadi,Matthew memilih keluar dari rumah dan mengunjungi kantor kepolisian. Sudah lama sekali Ia tidak mengunjungi kantor dan saat ini dia merindukan anak buahnya dulu.
"Hyung-nim."
Matthew membalikkan badannya dan tersenyum kearah seseorang yang baru saja memanggil nya.
"Ya! Berhenti memanggilku Hyung-nim,aku ini sudah tua dan pantasnya di panggil paman."ujar Matthew berpura-pura kesal.
Pria itu terkekeh pelan. "Siapa bilang kau tua,Hyung-nim itu sama sekali tidak tua bahkan muda malahan. Dan pastinya sangat tampan di banding diriku."ujar nya.
Matthew menggelengkan kepalanya. "Kau ini ada-ada saja Taehyung-ya."ujar nya menepuk bahu Taehyung.
Kedua nya memilih untuk duduk santai di Cafe depan kantor,sudah lama sekali Matthew tidak bertemu dengan Taehyung namun komunikasi mereka tetap terjaga sampai sekarang. Dulu Taehyung adalah anak buah kebanggaannya dan sampai sekarang akan tetap begitu.
"Apa kau menikmati jabatan barumu?"tanya Matthew menoleh menatap Taehyung.
Pria itu mendesah pelan. "Ku kira naiknya jabatan akan membuatku lebih santai tapi tidak sama sekali, aku malah semakin sibuk saja."keluhnya.
Matthew tertawa pelan mendengar penuturan Taehyung,memang benar juga yang di katakan oleh mantan anak buahnya ini. Semakin tinggi jabatan kita maka semakin banyak pekerjaan yang akan kita tanggung.
"Aku kan sudah bilang padamu jangan terlalu mencolok,lihatkan kau di pilih menjadi Jendral kepolisian sekarang."ujar Matthew sembari menyeruput kopi panas nya.
Taehyung mendengus kesal. "Aku tidak mencolok, Hyung-nim kan tau kalau sifatku ini adil dan tidak bisa melihat seseorang di tindas."ujar nya.
"Datanglah kerumahku malam ini."ujar Matthew tiba-tiba.
Pria Kim itu mengelus belakang lehernya. "Sepertinya aku tidak bisa,eomma akan memarahiku dan mogok bicara padaku kalau malam ini aku tidak datang menemuinya."kata nya diakhiri sedikit kekehan pelan.
Matthew menghela nafas. "Aku juga sangat merindukan Ayah dan Ibumu,sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka."ujar nya menatap langit,masa-masa yang indah itu kini telah hilang di makan usia senja mereka
"Kalau begitu Hyung-nim datang saja kerumah,mereka pasti senang sekali."ujar Taehyung.
Lelaki paruh baya itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah,aku akan datang kerumahmu nanti malam."
***
Untuk kesekian kali nya Lisa menghela nafas memandangi dirinya di cermin,malam ini Ayahnya ingin mengajak mereka makan malam di rumah teman Ayahnya dan semua anak-anaknya di wajibkan untuk ikut. Kalau saja dia tidak mendapatkan tatapan tajam dari Yoongi mungkin dia tidak akan pernah mau ikut apalagi dia dan Ayahnya saat ini dalam situasi yang kurang menyenangkan.
Tok! Tok!
"Eonni,sudah siap belum?"tanya Lyra sedikit berteriak,adik kecilnya itu tidak bisa masuk karena Lisa mengunci pintu kamarnya dari dalam.
Lisa mendesah pelan dan melangkah membuka pintu kamarnya,di tatapnya Lyra yang tersenyum lebar kearahnya. "Apa aku boleh tinggal saja?"tanya nya.
Lyra menggelengkan kepalanya. "Tidak,hanya makan malam saja eonni."kata nya kemudian menarik tangan Lisa untuk ikut bersamanya.
Sekitar tiga puluh menit di dalam mobil akhirnya mereka tiba di kediaman Keluarga Kim, yang Lisa tau Keluarga Kim adalah sahabat Ayahnya yang juga Mantan kepala di kepolisian. Ayahnya itu memang tidak bisa jauh-jauh dari kata 'Polisi'.
"Hyung-nim,sudah datang."
Lyra membulatkan mata nya menatap sosok yang kini berdiri di hadapan mereka dan dengan akrabnya memeluk Ayahnya.
"Eo-Eonni."panggilnya menyentuh lengan Lisa.
Lisa menoleh menatap Lyra dan mengikuti jemari adiknya yang saat ini tengah menunjuk seseorang yang tengah bercengkrama dengan Ayahnya.
Pria itu lagi.
Lyra mendekatkan sedikit tubuhnya. "Eonni,polisi itu adalah teman Appa."bisiknya.
Matthew membalikkan tubuhnya. "Taehyung-ya,kau harus berkenalan dengan kedua putriku. Selama ini yang kau tau hanya Yoongi saja bukan dan sekarang aku ingin mengenalkanmu secara langsung dengan mereka."ujar Lelaki paruh baya itu.
Taehyung mengerutkan keningnya menatap kearah Lisa kemudian tersenyum. "Kita benar-benar berjodoh ya."ujar nya menaik-turunkan alisnya kearah Lisa.
Lisa mendengus kesal. "Maaf tapi aku sama sekali tidak ingin berjodoh denganmu."ketusnya.
"Lisa."
Gadis itu berdecak kesal mendengar suara Yoongi memanggil namanya penuh penekanan,dia benar-benar tidak bisa berkutik apabila Yoongi sudah mengeluarkan suara nya.
"Kalian sudah saling mengenal?"tanya Matthew melirik Taehyung dan Lisa bergantian.
Pemuda itu menganggukkan kepalanya. "Iya,kami pernah bertemu sebelumnya dan aku tidak menyangka kalau dia adalah Putrimu Hyung-nim."ujar nya.
Lisa mengerutkan keningnya heran. "Hyung-nim? Kau tidak salah memanggil Ayahku dengan sebutan Hyung. Aku akan memanggilmu samchon kalau begitu."ujar nya sedikit meracau.
Lyra tersenyum tipis mendengar penuturan Kakaknya ini,Ia tidak menyangka kalau kakaknya akan ceplas-ceplos seperti ini bahkan tidak takut pada Ayahnya yang saat ini pasti menatap horor kearah Kakaknya ini.
"Jaga sikapmu Lisa."ujar Matthew menatap Lisa.
"Tidak apa-apa Hyung-nim,lebih baik kita masuk sekarang Appa dan Eomma sudah menunggu."ujar Taehyung.
Kim Yongwoo berjalan menghampiri Matthew dan memeluk sahabat lamanya ini. "Akhirnya kita bertemu juga Matthew,aku sangat merindukan wajah tidak bersahabat mu ini."ujar Pria paruh baya ini.
Matthew terkekeh pelan dan melepaskan pelukan mereka. "Kau ini ada-ada saja,Kakak Ipar senang bisa bertemu lagi denganmu."ujar nya menatap Kim Raina Istri dari Yongwoo.
"Senang bertemu denganmu lagi."ujar Raina tersenyum lebar.
Matthew melihat kesana-kemari bingung. "Dimana Jun-ie? Dia tidak ada dirumah ya."tanya Pria itu.
Yongwoo menghela nafas. "Aku sudah menyuruhnya untuk tidak keluar malam ini tapi dia memiliki beribu alasan dan mau tidak mau aku membiarkannya pergi."ujar nya.
"Lebih baik kita makan sekarang,aku yang memasak semua masakannya."ujar Raina mengajak mereka semua ke ruang makan.
Tidak ada pembicaraan yang penting,hanya kedua sahabat lama itu lah yang bercengkrama ria sedangkan anak-anak mereka memilih untuk diam dan menyantap makan malam mereka.
Taehyung sesekali melirik kearah Lisa dan terkadang tersenyum melihat cara makan Gadis yang duduk tepat di hadapannya ini.
"Putra mu sangat hebat Yongwoo-ya,di usia nya yang masih muda dia sudah menjadi seorang Jendral kepolisian."ujar Matthew melirik kearah Taehyung.
Pemuda itu tersenyum tipis. "Jangan terlalu memujiku Hyung-nim."ujar nya mengelus belakang leher nya.
Kedua tangan Lisa mengenggam erat sendok yang ada di tangannya,Ia sangat tidak suka mendengar perkataan Ayahnya tadi. Perkataan yang seolah meremehkan Kakak nya Yoongi,apa tidak ada lagi bahasan lain.
Kenapa harus membahas jabatan lagi?
Yoongi melirik kearah Lisa dan menyenggol pelan lengan nya. "Kendalikan emosimu,aku tidak suka kau membuat keributan Lisa."ujarnya dengan nada pelan.
Lisa menoleh menatap Yoongi. "Selalu saja jabatan yang di bahas,seperti tidak ada pembahasan lain saja."ujar nya.
Yongwoo menatap kearah Yoongi. "Kau juga harusnya bangga pada Yoongi karena dia berhasil menjabat sebagai kepala penyidik,bukan hal yang mudah mendapat jabatan itu. Pekerjaannya pasti semakin bertambah sekarang."ujar Pria paruh baya itu dan Yoongi hanya bisa tersenyum menanggapinya.
"Kau benar,tapi setidaknya Jabatan Putramu lebih tinggi di bandingkan dia. Padahal yang lebih dulu masuk kepolisian adalah Yoongi bukan Taehyung, Yoongi adalah anak buah Taehyung."ujar Matthew.
Taehyung melirik kearah Yoongi kemudian kembali menatap Matthew. "Bukan seperti itu Hyung-nim,aku tidak pernah mengang--"
Baiklah,Lisa tidak bisa menahan nya lagi.
Prang!
Semua yang berada di meja makan sontak terkejut mendengar dentingan suara yang cukup keras dan itu berasal dari Lisa yang baru saja membanting sendok yang di pegangnya.
"Lalisa!"bentak Matthew mendirikan tubuhnya menatap tajam kearah Lisa.
Gadis itu turut mendirikan tubuhnya dan menatap Matthew tak kalah tajam. "Apa segitu pentingnya jabatan di matamu Appa? Yoongi oppa juga sudah berusaha keras agar bisa mendapat jabatan yang lebih tinggi seperti dirimu tapi dia tidak bisa,Kenapa appa selalu menekannya?"ujar Lisa menggebu-gebu,Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya saat ini.
"Lisa-ya,jaga sikapmu."ujar Yoongi mengenggam tangan Lisa.
Lisa memilih mengabaikan perkataan Yoongi dan menghempaskan tangan Pria itu. "Berhenti membandingkan Kakakku dengan orang lain,aku tidak suka!"tambahnya lagi dan kali ini dengan suara sedikit meninggi.
Matthew terdiam,lagi-lagi Ia harus bertengkar dengan Putrinya ini.
Gadis itu menoleh menatap Yongwoo dan Raina bergantian. "Maafkan aku,moodku sudah hancur. Terima kasih untuk makan malam nya."ujar Lisa kemudian melangkah pergi begitu saja.
"Biar aku saja yang mengejarnya."ujar Taehyung berlari menyusul Lisa.
***
"Lisa,tunggu."panggil Taehyung berusaha mengejar Gadis itu.
Lisa menghentakkan kakinya kesal kemudian membalikkan tubuhnya. "Berhenti memanggil namaku,aku tidak suka suaramu dan berhenti mengikutiku."ujar nya dengan nada kesal.
Pemuda itu melangkah mendekati Lisa. "Ini sudah malam,tidak baik anak perempuan sepertimu berkeliaran di luar."ujar Taehyung.
Lisa melipat kedua tangannya didada. "Apa pedulimu? Aku bisa melindungi diriku sendiri jadi jangan mengikutiku lagi."ujar nya dan kembali melanjutkan langkahnya.
Taehyung menghela nafas,ternyata menghadapi Lisa itu membutuhkan tenaga ekstra karena sifat keras kepala Gadis itu.
Kedua kaki Lisa terus melangkah tanpa arah,Lisa sendiri tidak tau dia harus kemana dan lebih sialnya lagi Ia sama sekali tidak membawa dompet bahkan ponsel pun tidak di bawa karena ponselnya tadi Ia titipkan pada Lyra, Ia pergi begitu saja dan sekarang sepertinya dia sudah menyesal.
Lisa melirik kesana kemari,tiba-tiba dirinya tersenyum lebar. "Daerah ini dekat dengan rumah Gyuri,kenapa aku baru sadar sekarang."gumamnya pelan.
"Hei,cantik. Kenapa sendirian di luar?mau di temani."
Gadis itu menoleh dan meringis menatap dua orang pria yang saat ini tengah menggodanya,memang pria brengsek. Dan kalau mereka pikir Lisa akan takut,mereka salah besar karena Ia tidak akan pernah takut.
"Pergilah,moodku sedang tidak baik."ujar nya mengusir kedua Pria itu.
Salah satu Pria itu baru saja hendak menyentuh lengan Lisa namun langsung di tahan oleh temannya yang satu lagi.
"Lebih baik kita pergi dari sini."bisik Pria itu pada temannya.
Pria yang hendak menyentuh Lisa itu berdecak kesal menatap temannya ini. "Kenapa? Aku sudah mendapatkan mangsa baru."ujarnya.
"Lihat itu."ujar temannya menunjuk kearah belakang Lisa.
Seketika itu juga dua pria yang berusaha menganggu Lisa secara perlahan memundurkan langkahnya,di belakang Gadis itu terdapat sosok Pria yang menatap mereka tajam dengan kedua tangan di lipat di dada dan mereka semakin terkejut ketika melihat Pria itu mengeluarkan kartu identitas kepolisiannya.
Jendral?
Astaga! Mereka baru saja masuk ke kandang singa.
Dengan cepat kedua pria itu langsung berlari pergi menjauhi Lisa dan menghilang dalam sekejap. Kedua alis Lisa hampir menyatu menatap heran kearah dua pria yang tadi menganggunya itu,kedua pria itu lari terbirit-birit seolah mereka baru saja melihat hantu.
Hei! Cantik begini masa mirip hantu?
Yang benar saja.
"Kau mau kemana?"
Lisa berjengit kaget mendengar suara dari arah belakangnya,Ia segera membalikkan badan dan menemukan sosok Taehyung masih mengikutinya. Untung saja dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung,kalau tidak bisa-bisa saat ini dia tinggal nama saja.
Pantas saja kedua pria itu langsung pergi.
"Kau masih mengikutiku? Aku kan sudah bilang jangan mengikutiku lagi."ujar Lisa sedikit membentak.
Pria itu terkekeh pelan. "Aku sudah bilang kan,malam hari sangat berbahaya bagi seorang perempuan. Kau lihat tadi kan kau baru saja di ganggu oleh dua pria jahat."ujar Taehyung memasukkan kedua tangannya di saku celana.
Lisa berdecak kesal. "Tanpa bantuan mu pun aku bisa melindungi diriku sendiri,kau lupa Ayahku adalah Mantan kepala Interpol. Kami di bekali beladiri."ujar nya.
"Aku tau,tetap saja kau ini seorang perempuan. Mau bagaimana pun kekuatan Pria lebih besar di bandingkan perempuan."ujar Lelaki itu.
Gadis itu menghela nafas,Ia sudah berusaha untuk mengusir Taehyung agar tidak mengikutinya lagi tapi tidak berhasil sama sekali.
"Rumah temanku ada di sekitar sini,aku akan kesana."
Taehyung menganggukkan kepalanya. "Baiklah,aku akan mengantarmu kesana."ujar Pria itu.
"Tidak perlu,aku bisa sendiri."ujar Lisa menolak.
"Aku antar atau kau pulang bersamaku,aku memaksa Lalisa."ujar Taehyung penuh penekanan.
Apa-apaan ini?
Kenapa ada pemaksaan?
Lisa kembali menghela nafas. "Baiklah,terserah padamu saja."kata nya kemudian kembali melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan Taehyung yang ada di belakang mengikutinya.
To be continued