Hari senin biasanya menjadi hari yang paling menyebalkan bagi beberapa murid atau mungkin semua. Karena hari senin biasanya selalu ada upacara bendera. Sebenarnya tidak ada yang salah dari sebuah upacara bendera, hanya saja pidato kepala sekolah yang memakan waktu satu jam atau mungkin lebih yang membuat upacara bendera menjadi hal menyebalkan di hari senin.
Tapi untuk kali ini, pertama kalinya hari senin terasa menyenangkan bagi siswa-siswi SMA Nirwana.
Karena bertepat dengan ulang tahun sekolah maka diadakan perayaan sehingga upacara ditiadakan. Sekolah mengadakan beberapa perlombaan, dan yang paling menarik perhatian adalah lomba basket.
Tentu saja ada alasan mengapa lomba basket menjadi pusat perhatian.
"Ri buruan jalannya!" teriak Jane kesal karena Riela berjalan lambat dibelakangnya padahal Jane ingin mendapat tempat duduk dibarisan paling depan. Karena terlalu ramai, Jane takut dia akan mendapat tempat duduk di tribun paling atas.
"Buruan Riela sayang! Nanti gue gabisa liat Edward dari deket" ujar Jane. Itulah alasan kenapa cewek berambut coklat itu sangat ingin duduk dibarisan paling depan. Ya, dia ingin melihat pacarnya. Edward.
"Nyantai aja Jane" ucap Riela.
"Lo bakalan dapet tempat duduk di barisan depan kok" ujar Riela lagi.
"Berani jamin lo? Lo kan tau sendiri kalau setiap ada tanding basket yang nonton bejibun cem dosa lo" ucap Jane pada Riela dan langsung mendapat jitakan di kepalanya dari cewek itu.
"Ih anjrit sakit tau!" seru Jane sambil mengusap kepalanya.
"Rasain lo!" ujar Riela lalu berjalan duluan meninggalkan Jane.
"Ihhh pengen tak hiih" kesal Jane
"Woi tungguin dong!" teriak Jane lalu berjalan cepat menyusul Riela yang sudah berjalan duluan.
SMA Nirwana memiliki Lapangan basket indoor sehingga para siswa-siswi tidak akan kepanasan saat menonton pertandingan. Riela dan Jane baru saja memasuki area Lapangan yang sudah ramai dengan para penonton yang siap menonton pertandingan dan mendukung tim dari sekolah masing-masing. Memang pertandingan basket kali ini pihak dari SMA Nirwana sengaja meminta tim basket dari SMA Abdi Bangsa untuk menjadi lawan tim dari SMA Nirwana.
"Anjrit apa gue bilang. Rame banget kan" ujar Jane.
"Tenang aja" balas Riela santai. Cewek itu menoleh ke kiri dan kanan mencari-cari seseorang.
"Ra!" teriak Riela pada seorang cewek berwajah datar yang sedang berdiri di pinggir lapangan dengan tangan terlipat di depan dada. Cewek itu menoleh pada Riela dan seketika wajah kakunya langsung berubah begitu melihat Riela dan Jane. Xaviera tersenyum lalu berjalan mendekati Reila dan Jane.
"Gue udah siapin tempat duduk buat lo berdua. Seat A2 dan A3 sebelahan sama gue" ujar Xaviera. Tempat duduk di tribun milik SMA Nirwana memang seperti tempat duduk di bioskop yang memiliki kode.
"Lah kok bisa?" tanya Jane heran
"Lo lupa yah? kalo setiap ada acara kayak gini OSIS selalu kerjasama sama Sergios. Kalau cuma nyiapin tempat duduk buat lo berdua mah hal kecil kali" ujar Xaviera menjelaskan.
"Makanya itu gue nyuruh lo nyantai Jane. Gue udah minta Rara siapin tempat buat kita" tambah Riela.
"Iya yah. Kok gue bego sih" kesal Jane
"Nyadar juga akhirnya" ejek Xaviera
"Jan kek setan!" seru Jane menanggapi ejekan Xaviera.
Riela hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya.
"Udah deh. Mending kita langsung duduk" ajak Riela.
Mereka bertiga langsung berjalan menuju tempat duduk mereka dan duduk disana. Menunggu pertandingan dimulai.
Tim dari SMA Abdi Bangsa memasuki lapangan dan supporter dari sekolah itu mulai menyoraki tim dari sekolah mereka memberi semangat.
Kemudian tim dari SMA Nirwana mulai melangkah masuk dan seketika suara siswi-siswi yang bersorak memenuhi gedung itu. Bahkan siswi-siswi dari Sekolah lawan juga ikut berteriak heboh begitu Edward sebagai kapten melangkah masuk diikuti oleh Adriel, Danio, Ilham dan Nobel sebagai starting five di ikuti tujuh orang lainnya.
"Anjir-anjir nikmat mana lagi yang kau dustakan"
"Buset ini cowok-cowok blasteran surga yah?"
"Kak Ilham serbuk berlian"
"Astagfirulloh lengannya kak Adriel! GA KUAT!"
"Danio Addict here!"
"ITU KENAPA SI NOBEL SYUGAR BANGET WOI"
"KAK EDWARD SARANGHAE"
Teriakan terakhir membuat Jane menoleh dan menatap tajam siswi kelas 10 yang meneriaki nama pacarnya tadi.
"Mau gue lulurin pake beling biar gatalnya kurang?!" ujar Jane sadis.
Siswi yang meneriaki Edward tadi langsung terdiam takut. Dia tidak tahu kalau Jane yang adalah pacarnya Edward duduk tepat didepan nya.
"Maaf kak" ujar siswi itu.
"Galak amat lo Jane" ujar Riela tidak tega.
Teriakan siswa-siswa cowok membuat Riela, Jane dan Xaviera menoleh dan menemukan tim cheers SMA Nirwana berjalan memasuki lapangan lalu kemudian disusul oleh tim cheers dari SMA Abdi Bangsa.
"Eh iya. Lo gak gabung Jane?" tanya Xaviera begitu menyadari Jane malah duduk di tribun dan bukan nya berdiri di lapangan sebagai tim penyorak SMA Nirwana.
"Hooh. Mereka cuma bersembilan. Kurang satu" tambah Riela
"Hooh. Gue lagi males gabung" jawab Jane
"Musiman" ujar Riela
"Yah. Nanti kalau tim kita menang, mereka pada nyuri kesempatan buat meluk pacar lo lagi" ujar Xaviera kompor.
"Mana sempat. Keburu telat" ujar Jane
"Keburu tak hiih" ujar Jane lagi
Riela dan Xaviera akhirnya hanya tertawa dan mulai fokus pada pertandingan yang akan dimulai.
Tatapan Riela hanya terfokus pada satu orang. Adriel Alvaraldo Dollan.
Pertandingan pun dimulai. SMA Nirwana menguasai bola. Danio melakukan dribble lalu setelah itu mengover bola kepada Edward dan dengan mudah cowok itu melewati lawan nya lalu berlari dan melakukan lay up. Pertandingan diungguli oleh SMA Nirwana dengan poin 39-27.
Pertandingan terus berlanjut dan sudah sampai pada quarter terakhir. Untuk poin di quarter terakhir, SMA Abdi Bangsa unggul dengan 1 poin di atas SMA Nirwana.
Adriel kembali masuk saat sebelumnya harus digantikan oleh pemain lain. Nobel yang sedang menguasai bola melalukan jump pass kepada Ilham. Waktu semakin menipis, tim cheers setia menyemangati tim masing-masing.
"EDWARD SEMANGAT!" teriakan Jane terdengar menyemangati pacarnya. Edward menoleh singkat lalu tersenyum tipis pada Jane tapi gadis-gadis yang lain ikut ambyar.
"ANJRIT DAMAGENYA GEDE" teriak salah satu siswi yang malah membuat orang lain tertawa termasuk Jane.
Kali ini Edward yang menguasai bola. Waktu tinggal sepuluh detik. Dengan cepat Edward melakukan assist pada Adriel cowok itu langsung melakukan shoot di tiga detik terkahir.
Teriakan senang dari supporter SMA Nirwana menggelegar begitu Adriel berhasil melalukan three point di detik terakhir dan membuat SMA Nirwana keluar sebagai pemenang dalam pertandingan kali ini. SMA Nirwana memenangi pertandingan dengan poin 103-101.
Tim dari SMA Nirwana berjalan menuju tim dari SMA Abdi Bangsa lalu saling menyalami sebagai bentuk respect dalam permainan lalu tim SMA Nirwana bergandengan tangan menghadap ke arah supporter mereka dan membungkuk.
Pertandingan selesai, beberapa penonton mulai turun dari tribun menuju lapangan dan memberikan selamat. Ada juga yang berfoto bersama.
Riela dan Xaviera berjalan mengikuti Jane yang sudah berlari menuju Edward dan memeluk pacarnya itu.
"Uwuw jagoan aku" ujar Jane setelah melepaskan pelukan nya
"Aku keringetan" ujar Edward
"Gapapa. Aku suka" balas Jane riang. Edward hanya tersenyum menanggapi pacarnya.
"Bucin troosss!" seru Danio
"Iri bilang bos!" sambung Nobel mengejek Danio
"Eh kok lo malah ngatain gue sih" balas Danio tidak terima.
"Coba lihat? apa wajah gue terlihat peduli?" ujar Nobel.
"Jangan gitulah sama Danio" ujar Ilham membela Danio.
"Unchh memang cuma babang Ilham seorang yang mengerti akan daku" ujar Danio yang seketika membuat mereka jijik.
"Jorok" cetuk Xaviera.
"Ya ampun Ra. Gitu banget sama gue" seru Danio makin drama.
"Bodo amat"
"Galak banget ra" ujar Danio lalu bersembunyi di balik punggung Ilham.
"Wassap gaes" celetuk Ben yang baru saja datang.
"Lo baru dateng?" tanya Nobel
"Hooh. Gue bareng sama Justin" jawab Ben
"Anjing. Kagak nonton kita tanding dong?!" ujar Danio kasar
"Mulut!" peringat Justin
"Ampun bwang" ujar Danio lalu kembali bersembunyi di balik punggung Ilham
"Trus lo Gas?" tanya Edward pada Zegas.
"Tenang. Gue nonton kok brader" ujar Zegas.
"Adriel mana?" tanya Zegas
"Eh iya. Mana tuh anak?" sambung Ilham.
"Noh lagi mojok" balas Nobel sambil menunjuk Adriel yang sedang berdiri dengan salah satu cewek dari tim cheers.
Riela yang sedari tadi hanya diam menoleh pada arah yang ditunjuk Nobel. Dia melihat Adriel sedang berbicara dengan Stella. Cowok itu sesekali tersenyum bahkan tertawa.
"Tuh anak udah jadian sama Stella?" tanya Zegas
"Gatau deh. Au dehhh" balas Ben
"Pengikut setia Keanu yah lo?" tanya Nobel
"Lo liat aja mukanya. Mirip" ujar Danio
"Bangsat lo! Gue ganteng" ujar Ben pede
"Lagu lo pede. Cakep kali lo. Anjrit muka lo tuh anjrit" ujar Justin.
"ANJIR DEMI CIRENG BU NUNU! MUKJIZAT APA SI JUSTIN NGOMONG KEK GITU?! PANJANG LAGI!" seru Danio heboh. Justin memang tidak banyak bicara jadi jangan heran kenapa Danio sampai begitu.
"Akhirnya kulkas berjalan kurang satu" ujar Zegas.
"Ga" ujar Justin
"Yah balik lagi jadi kulkas" ujar Ben
"Kak Ilham boleh minta foto ga?" tiba-tiba ada beberapa adik kelas cewek yang datang dan meminta foto bersama.
"Boleh" balas Ilham ramah sambil tersenyum ramah
"Sama kak Danio gamau dek?" tawar Danio sambil mengedipkan matanya.
"M..mau kak" balas salah satu cewek malu-malu.
"Dasar fakboi" cibir Jane.
"Paan sih serigala betina. Sirik aja" balas Danio tidak mau kalah.
"Gue tampol lo yah" ujar Jane
Jane dan Danio memang tidak akur padahal tanggal lahir mereka sama.
"Beli minum dulu" ajak Edward supaya menghentikan perdebatan Jane dan Danio
"Ayo"
"Kak boleh foto sama kak Zegas juga gak?" tanya salah satu cewek
"Kak Ben juga" ujar yang lain
"Kak Justin juga" bisik salah satu cewek.
"Justin mereka minta foto bareng" ujar Ilham
"Gak" balas cowok itu
"Yang satu itu skip aja dek. Susah" ujar Zegas
"Kak Adriel nya mana yah kak? mau foto juga" ujar salah seorang cewek rambut pendek
"WOI RIEL. ADA YANG MAU FOTO BARENG NIH!" teriak Danio.
Adriel yang sedang berbicara dengan Stella langsung menoleh, tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Riela tapi cowok itu segera mengalihkan nya dan menatap Danio.
"Oke" balas Adriel lalu mengajak Stella bergabung bersama teman-teman nya.
Stella berdiri di sebelah Riela setelah sebelumnya tersenyum menyapa dan tentu saja Riela membalasnya. Berbeda dengan Xaviera yang hanya menatap Stella datar.
"Justin lo beneran kagak mau foto?" tanya Ilham lagi.
"Gak" jawab Justin.
"Neng Riela kagak mau foto sama abwang Danio?" tanya Danio menggoda Riela karena cewek itu hanya diam daritadi.
Semua yang ada disitu langsung menoleh pada Riela. Kaget karena tiba-tiba menjadi pusat perhatian, Riela hanya tersenyum kikuk lalu menggeleng pelan.
"Sok cantik" ujar Diandra tiba-tiba. Cewek berambut coklat dengan pakaian cheers. Teman nya Stella.
"Diandra" tegur Stella
"Sok cantik banget lo Riela! Semua cewek disini kalau ditawarin foto sama anak-anak Sergios bakalan mau kali. Cuma lo aja yang enggak. Sok cantik banget sih" ujar Diandra tidak peduli dengan teguran Stella.
"Miskin. Belagu lagi" ujar Diandra terus mengata-ngatai Riela.
"Mulut lo jaga!" teriak Jane yang baru saja datang dari membeli minuman bersama Edward. Cewek itu langsung berlari meninggalkan pacarnya dan mendekati Riela begitu melihat Diandra disana. Dan benar saja dugaan Jane. Diandra memang cari masalah.
"Gausah ikut campur lo!" ujar Diandra
"Kenapa kalau gue mau ikut campur? gasuka?!" tantang Jane
Edward berusaha menarik pacarnya tapi tidak bisa. Yang lain hanya bisa diam dan melihat.
"Ngapain sih lo mau temenan sama orang miskin kayak Riela? Lo tuh anak cheers Jane. Main nya sama yang selevel dong kayak kita. Jangan malu-maluin kayak gini lah" ujar Diandra
"Di apaan sih. Udah deh" ujar Stella.
Stella dan Diandra memang bersahabat tapi mereka memiliki sifat yang berbeda.
"Udah miskin belagu lagi" ujar Diandra
"Jaga mulut lo!" balas Riela penuh penekanan
Riela menarik nafas dalam, sebenarnya dia tidak ingin mencari keributan disini.
Anak-anak Sergios menoleh pada Xaviera dengan tatapan panik begitu cewek itu menarik nafasnya kasar. Bahkan Edward langsung memberikan kode pada Justin dan Ben untuk menghalangi Xaviera.
"Mending lo pulang! Urus aja nenek lo yang udah mau mati itu! Gau—"
PLAK
"Ra!" teriak Riela.
Danio dan Zegas meringis pelan sambil mengelus pipi mereka seolah-olah bisa merasakan perihnya tamparan Xaviera yang mendarat mulus di pipi Diandra.
Siswi-siswi cewek yang sedari tadi hanya menonton langsung terkejut. Adriel,Edward,Ben, Ilham dan Justin hanya menghembuskan nafasnya kasar.
"L...lo nampar gue?!" ujar Diandra pada Xaviera.
"Lo baru gue tampar yah. Jangan bikin gue ngelakuin yang lebih" desis Xaviera.
Stella langsung menarik Diandra pergi dari situ sebelum Xaviera melakukan hal yang lebih gila.
"Masih mending ditampar slur" ujar Nobel
"Sumpah galak banget Queen nya Sergios" ujar Zegas sambil meringis ngeri.
Sergios adalah geng di SMA Nirwana. Mereka punya banyak anggota dari kelas sepuluh sampai dua belas tetapi hanya memiliki beberapa anggota inti. Tidak ada tingkatan dalam Sergios namun hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk dalam keanggotaan inti.
Sergios memiliki 9 anggota inti. Adriel sebagai ketua, Edward sebagai wakil lalu ada Danio, Ilham, Nobel, Justin, Ben, Zegas dan yang terakhir Xaviera. Dari banyaknya cewek di SMA Nirwana, hanya Xaviera yang bisa masuk kedalam Sergios. Banyak cewek-cewek yang ingin masuk kedalam Sergios tapi untuk saat ini para anggota inti tidak mau. Lebih tepatnya delapan lelaki itu yang tidak setuju.
"Don't mess up with the wrong people!"